Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN PENERAPAN 5 PILAR SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DAN KEJADIAN DIARE DI DESA TAMAN BARU KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Monica, Deta Zalva; Ahyanti, Mei; Prianto, Nawan
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 14 No 2 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v14i2.2183

Abstract

Diarrhea affects the death of several people around the world. In Lampung Province, the morbidity rate for all age groups tended to increase in 2005-2014. The increase in cases also occurred in South Lampung Regency from 2016-2018, and the most in Taman Baru Village, Penengah District.The study used a cross-sectional design with a sample of 267 households, which are all households in Taman Baru Village. Primary data were collected through a survey using a questionnaire and checklist. The collected data were processed and analyzed in a bivariate manner with the help of a computer program.The results showed a relationship between knowledge and application of the five pillars of STBM and the incidence of diarrhea. Community leaders and village officials fully support STBM activities. The people of Taman Baru Village have not carried out liquid waste management and household waste management, this factor can be the cause of the increasing incidence of diarrhea.
EFEKTIVITAS DAUN ZODIA (Evodia suaveolens) SEBAGAI REPELLENT NYAMUK AEDES AEGYPTI Sudiarti, Made; Ahyanti, Mei; Yushananta, Prayudhy
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 15 No 1 (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v15i1.2190

Abstract

Dengue fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus through the Aedes aegypti mosquito vector. The use of repellents is an effort to prevent mosquito bites. One of the potential natural ingredients used as a repellent is zodia leaves (Evodia suaveolens) because they contain up to 46% linalool. This study aims to measure the effectiveness of the essential oil from zodia leaves as a repellent. The study was conducted on a laboratory scale following WHOPES recommendations. A total of 960 adult Ae.aegypti mosquitoes (aged 2-5 days) from the rearing process were used in this study. Five volunteers participated as probands. The essential oil is distilled from fresh azola leaves with 70% ethanol as solvent. The repellent lotion is made using an essential oil, lanolin, stearic acid, and other substance. The experiment used an arm-in-cage with two replication and 20 mosquitoes for each treatment. The concentrations tested were 1%, 2%, 3%, with 0% control. The number of mosquitoes that arrived was recorded after using the repellent for 15, 30, 60, 120, 240, and 360 minutes. The study found a significant effect of concentration (p-value <0.0001) and contact time (p-value <0.0001) on the number of mosquitoes that landed. Zodia leaf lotion (Evodia suaveolens) with a concentration of 3% can protect 50% up to 360 minutes after use. Further research is needed to get a concentration that can provide 95% protective power after 30 minutes of use and 90% after 360 minutes
GAMBARAN SANITASI PEMUKIMAN DI DESA ROWOREJO KECAMATAN NEGERI KATON KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020 Melani, Dian Septi; Ahyanti, Mei; Ginting, Daria Br
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 15 No 2 (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v15i2.2617

Abstract

An unhealthy environment can lead to environmental-based disease transmission. Based on the preliminary survey, many houses still do not meet health requirements, such as having no ceiling, closed sewerage, and no latrine. This study aims to determine the description of residential sanitation, including the components of the house, the components of sanitation facilities, and the occupants' behavior. This research is descriptive with the survey method. The population is all houses in Roworejo Village, as many as 1,244 houses. Data collection is done by visiting people's homes, conducting an assessment using a checklist guide. Interviews were conducted to support the required data. The data that has been collected is scored, processed with a computer program, and presented in tabular form. The results of the study found that the majority of the sanitation components had met the requirements. However, there are still physical components of the house (30%), components of sanitation facilities (34%), and unhealthy behavior of residents (30%). Increasing public knowledge is an action that must be taken in order to change public health behavior.
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA HANURA KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG Putri, Esterina Tiara; Ahyanti, Mei
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 16 No 1 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v16i1.3147

Abstract

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan berdampak pada estetika dan penyebaran penyakit. Salah satu permasalah yang dihadapi Desa Hanura sebagai desa terbaik nasional dan desa percontohan adalah pengelolaan sampah. Penelitian bertujuan melakukan analisis optimalisasi pengelolaan sampah di Desa Hanura dengan pendekatan analisis SWOT. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada Maret 2020, di Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran. Populasi penelitian adalah seluruh sampah yang dihasilkan dari perumahan, pertokoan, sekolah dan instansi lain di Desa Hanura. Analisis SWOT digunakan untuk melihat kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang pengelolaan sampah. Uji litmus digunakan untuk merumuskan strategis yang akan diterapkan dalam pengelolaan sampah. Timbulan sampah dari pasar dan pemukiman penduduk Desa Hanura melebihi standar. Jumlah sampah pasar berat 2,40 kg/m² dan volume 4,80m³/m² dan jumlah sampah pemukiman berat 0,40 kg/orang dan volume 2,54 liter/orang. Pengelolaan yang dilakukan belum masuk katagori baik, belum adanya kajian tentang pembiayaan pegelolaan sampah dan masih banyak keluhan masyarakat terkait pengangkutan sampah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa optimalisasi pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan sebagai kekuatan. Isu strategis diterapkan dengan mengoptimalkan potensi desa, bekerja sama dengan dinas terkait dalam pembuatan TPS, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Rekomendasi diberikan berdasar pada strategi program, strategi institusi dan strategi sumber daya 
ANALISIS POTENSI EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) SEBAGAI REPELEN NYAMUK Oktari, Femi; Ahyanti, Mei; Yushananta, Prayudhy
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 16 No 2 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v16i2.3490

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang terinfeksi. Kasus DBD meningkat 30 kali lipat dengan peningkatan ekspansi geografis ke negara-negara baru dan dalam dekade ini, dari kota ke lokasi pedesaan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan penularan, salah satunya dengan repellent anti nyamuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai repellent semprot nyamuk Aedes aegypti. Eksperimen menggunakan 100 ekor nyamuk Ae. aegypti dewasas (usia 2-5 hari) yang dikembangkan di Laboratorium Entomologi Lokalitbang Kementerian Kesehatan Baturaja. Pengujian dilakukan terhadap lima orang probandus (relawan berusia 18-25 tahun) yang dipaparkan dengan ekstrak daun cengkeh pada lima konsentrasi (3%, 5%, 7%, 9%, dan 12%), selama enam jam. Pengumpulan data dilakukan setiap jam, selanjutnya dianalisis dengan ANOVA. Penelitian mendapatkan bahwa ekstrak daun cengkeh mampu menolak nyamuk hinggap secara signifikan (p-value=0,010). Rerata terendah nyamuk hinggap pada konsentrasi 12% (1,5 ekor), dengan trend selama enam jam sebanyak 2,5 ekor. Namun, hasil perhitungan daya proteksi baru mencapai 43,7%., sehingga belum masuk kategori efektif (80%). Penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan aplikasi spray, dapat menjadi alternatif repellent nyamuk Ae.aegypti. Perlu penelitian lanjutan untuk mendapatkan konsentrasi yang efektif.
KOMBINASI EKSTRAK DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata) SEBAGAI BIO-LARVASIDA Ahyanti, Mei; Yushananta, Prayudhy
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 16 No 3 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v16i3.3611

Abstract

Saat ini, pengendalian penyakit DBD masih mengutamakan cara kimia. Selain resistensi, pestisida kimia berdampak negatif terhadap kesehatan manusia, serangga non-target, dan lingkungan. Penelitian bertujuan mengembangkan larvasida dari ekstrak daun tapak dara (Catharanthus roseus) dan daun sirsak (Annona muricata). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, dengan dua kali ulangan. Ekstraksi ekstrak daun tapak dara (DTD) dan daun sirsak (DS) dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut ethanol, selanjutnya dilakukan analisis kandungan flavonoid. Total 1.000 ekor larva Aedes aegypti instar-III digunakan selama percobaan, untuk menilai pengaruh formula (5 level), dosis (5 level), dan waktu paparan selama 48 jam. Keseluruhan data (total 250 data) dianalisis dengan Two-way ANOVA pada alpha=5%. Penelitian mendapatkan kandungan flavonoid tertinggi pada ekstrak DS (11,85 Mg QE/g eks). Analisis statistik menunjukkan ketiga variabel penelitian berpengaruh signifikan terhadap mortalitas larva Ae. aegypti (p-value
KANDUNGAN SAPONIN DAN FLAVONOID PADA TANAMAN PEKARANGAN SERTA POTENSINYA SEBAGAI BIOINSEKTISIDA LALAT RUMAH (Musca domestica) Ahyanti, Mei; Yushananta, Prayudhy
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 17 No 1 (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v17i1.3763

Abstract

Beberapa studi telah melaporkan efektifitas tanaman sebagai bioinsektisida, namun tidak menjelaskan hubungannya dengan kandungan kimiawi bahan. Penelitian bertujuan menganalisis kandungan saponin dan flavonoid dari 14 jenis tanaman yang dilaporkan berpotensi sebagai bioinsektisida, serta mengaplikasikannya pada lalat rumah (Musca domestica). Ekstraksi dengan maserasi menggunakan etanol 96% selama 24 jam. Analisis kandungan saponin dan flavonoid dengan metode Thin Layer Chromatography (TLC) scanner dan spektrofotometri. Ekstrak diencerkan dengan aquades untuk mendapatkan dosis uji (25, 30, 35, 40, 45%). Sebanyak 5.600 ekor lalat rumah (usia 4-5 hari) dari kolonisasi generasi pertama (F-1) digunakan untuk uji mortalitas. Percobaan dengan metode semprot dilakukan pada dua replikasi untuk setiap dosis dan empat variasi waktu kontak (15, 30, 60, 120 menit). Uji Two way-ANOVA (alpha=5%) diterapkan untuk mengetahui perbedaan mortalitas lalat berdasarkan dosis dan waktu kontak. Keseluruhan tanaman (n=14) memiliki kandungan saponin dan flavonoid yang bervariasi. Saponin tertinggi ada pada daun sirsak (0,96%), terendah daun salam (0,38%). Flavonoid tertinggi pada daun sirsak (0,47%), terendah daun labu siam, sirih hijau, delima dan asam jawa (0,01%). Hasil bioassay-test mendapatkan mortalitas tertinggi pada daun cengkeh (100%), terendah daun delima (63,3%). Analisis statistik menunjukkan perbedaan mortalitas yang signifikan berdasarkan jenis tanaman dan waktu kontak (p
Gambaran Penerapan Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Wilayah Risiko Stunting Kota Bandar Lampung Utama, Susan Renda; Rosita, Yeni; Ahyanti, Mei
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 17 No 3 (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v17i3.4218

Abstract

Sanitasi lingkungan berkaitan erat dengan infeksi berulang yang berdampak pada stunting. Penelitian bertujuan menganalisis penerapan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di wilayah risiko stunting Kota Bandar Lampung. Penelitian menggunakan desain kualitatif, dilaksanakan di Kelurahan Sumberagung Kota Bandar Lampung, selama bulan Agustus hingga September 2023. Informasi diperoleh dari informan utama, informan kunci, dan informan triangulasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan pendekatan snowball, serta Focus Group Discussion (FGD) terhadap informan kunci dan triangulasi. Hasil wawancara pengumpulan data dibuat dalam bentuk transkrip dan dilakukan content analysis. Secara umum, masyarakat belum memahami penerapan kelima pilar STBM. Informasi dominan diperoleh orang tua secara turun temurun. Namun begitu, masyarakat telah melaksanakan pilar pertama (stop buang air besar sembarangan/SBS), pilar kedua (cuci tangan pakai sabun/CTPS), dan pilar ketiga (pengolahan air minum dan makanan rumah tangga/PAMMRT), walaupun belum sepenuhnya memenuhi syarat kesehatan. Rendahnya pengetahuan menyebabkan belum dilakukannya penerapan pilar keempat (pengelolaan sampah rumah tangga/PSRT) dan pilar kelima (pengelolaan air limbah domestik rumah tangga/PALDRT) dari STBM. Penerapan pilar keempat (PSRT) dan pilar kelima (PALDRT) dari STBM belum dilaksanakan karena rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat, dampak dari minimnya informasi. Melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan menjadi upaya penting yang harus dilakukan untuk mencegah stunting dan meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Efek Kombinasi Tanaman Dengan Variasi Konsentrasi Terhadap Mortalitas Larva Culexsp. (Diptera: Culicidae) Ahyanti, Mei; Yushananta, Prayudhy
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 18 No. 1 (2024)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v18i1.4455

Abstract

Insektisida nabati menjadi pilihan terbaik untuk mengendalikan nyamuk vektor penyakit, setelah pemahaman dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia sintetis jangka panjang. Penelitian bertujuan mengevaluasi efek larvasida dari kombinasi empat jenis tanaman terhadap Culex sp. Penelitian menggunakan rancang acak lengkap faktorial (dengan dua ulangan), dilakukan selama bulan Maret – Juli 2023. Empat jenis tanaman (Catharanthus roseus, Annona muricata, Psidium guajava, dan Averrhoa bilimbi) dikombinasikan berpasangan dengan variasi konsentrasi campuran bertingkat, dan diamati selama 24 jam. Ekstraksi tanaman dengan maserasi menggunakan Ethanol (24jam), dievaporasi hingga pekat, dan diencerkan dengan akuades untuk konsentrasi diinginkan. Larva Culex sp. dipelihara dari fase telur hingga turunan pertama (F1). Dua puluh larva instar-III digunakan pada setiap pengujian, dengan kontrol. Data dianalisis dengan ANOVA two-way (Confidence Level= 95%). Hasil penelitian mendapatkan bahwa tiga dari empat tanaman memberikan efek mortalitas (5-20%) sejak satu jam setelah paparan, yaitu A. muricata, P. guajava, dan C. roseus. Setelah enam jam paparan, A. muricata dan P. guajava memberikan efek mortalitas tertinggi (70%). Setelah 24 jam paparan, seluruh larva mengalami kematian pada semua perlakuan. Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan mortalitas larva berdasarkan waktu paparan (P = 0,0001), namun tidak signifikan berdasarkan jenis tanaman (P = 0,084) dan konsentrasi campuran (P = 0,858). Dari empat yang diperiksa, dua jenis tumbuhan menunjukkan efek larvasida terbaik terhadap Culex sp., yaitu A. muricata dan P. guajava. Walaupun menunjukkan hasil yang menjanjikan, penggunaan konsentrasi tinggi masih menjadi kendala untuk diaplikasikan secara luas. Rekayasa senyawa bioaktif disarankan untuk meningkatkan aktivitas dan menurunkan konsentrasi larvasida.
Household Waste Management Strategy in Upper Middle Housing Utama, Susan Rendra; Ahyanti, Mei
Jurnal Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v14i2.3783

Abstract

The growing volume of waste poses a significant challenge, with implications for environmental contamination, health, and aesthetics. While participatory waste management practices have been adopted in some areas, others resort to dumping on vacant land, leading to potential long-term repercussions. The focus on waste source management, particularly within households, becomes imperative. A descriptive study was conducted in the Sukabumi Sub-district, with the most residences. Targeting households with heads of families as respondents, the research encompassed a sample of 120 housing units selected through systematic random sampling. Instruments developed by the researcher were employed for data collection. Analysis was anchored on a univariate approach and the SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) method. The community's education, knowledge, and occupation profiles were categorized as 'good'. Despite this, a gap in waste governance was identified. Community knowledge about waste management emerged as a strength, while the unrealized potential of converting organic household waste into compost was recognized as an opportunity. To address waste management effectively, it is recommended to prioritize community strengths and harness available opportunities, like independent composting through suitable technology for limited land areas. Emphasizing household waste reduction through the 3R+P model, tailored for upper-middle-class housing, and bolstering community waste management awareness through continuous campaigns is essential.