Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Pertumbuhan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) pada Pemberian Pakan dengan Frekuensi yang Berbeda Ivan Rihardi; Sadikin Amir; Zaneal Abidin
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.24

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali yaitu satu kali pemberian (F1), dua kali pemberian (F2), tiga kali pemberian (F3), empat kali pemberian (F4), dan lima kali pemberian (F5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan frekuensi 2 kali sehari menghasilkan pertumbuhan yang cenderung lebih tinggi meskipun tidak berbeda (p>0,05) dibandingkan frekuensi pemberian pakan 1 kali, 4 kali, dan 5 kali sehari, sedangkan pemberian pakan 3 kali memberikan pertumbuhan yang lebih rendah (p<0,05) jika dibandingkan dengan pemberian pakan 2 kali. Frekuensi pemberian pakan yang berbeda tidak menghasilkan pertambahan panjang karapaks, frekuensi molting, dan tingkat kelangsungan hidup lobster yang berbeda (p>0,05).
Pengaruh Pemotongan Dactylus Bergesk terhadap Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Sistem Pemeliharaan Isolasi dan Tanpa Isolasi Putra Satria Timur; Sadikin Amir; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.29

Abstract

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan krustase bernilai ekonomi tinggi yang saat ini mulai banyak dibudidayakan. Sifat kanibalismenya yang tinggi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapai oleh pembudidaya kepiting. Alternatif untuk mengatasinya adalah dengan melakukan pemotongan ujung capit yang dapat bergerak fleksibel (dactylus bergesk) sepanjang 1-2 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemotongan dactylus bergesk terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting bakau pada sistem pemeliharaan isolasi dan tanpa isolasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2012 di tambak tradisional kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap terdiri atas tiga perlakuan yaitu kepiting dengan pemotongan dactylus bergesk yang dipelihara tanpa sistem isolasi (non soliter), kepiting dengan pemotongan dactylus bergesk yang dipelihara dengan sistem isolasi (soliter), dan kepiting tanpa pemotongan dactylus bergesk yang dipelihara dengan sistem isolasi (soliter). Setiap perlakuan diulang enam kali. Selama percobaan, kepiting uji diberi pakan berupa ikan rucah setiap sore hari sebanyak 10% dari bobot tubuh. Data bobot tubuh kepiting uji diamati setiap 10 hari selama 40 hari masa pemeliharaan (empat periode), sedangkan tingkat kelangsungan hidup ditentukan pada akhir percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan spesifik dan nisbi kepiting uji antar perlakuan tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan tingkat kelangsungan hidup 100%. Teknik pemotongan dactylus bergesk berpeluang untuk diaplikasikan pada budidaya kepiting secara massal menggunakan kepadatan tinggi yang dilakukan dalam karamba maupun dalam tambak
PENGARUH ABLASI MATA TERHADAP PERIODE PEMIJAHAN DAN LAMA WAKTU PENGERAMAN TELUR PADA KEPITING BAKAU (Scylla Serrata) Mohammad Syakiran; Sadikin Amir; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Unram Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v3i2.32

Abstract

Permasalahan yang dihadapi pada budidaya kepiting bakau adalah ketersediaan benih yang kurang. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah melakukan percobaan pembenihan dengan perangsangan pematangan gonad melalui ablasi mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ablasi mata terhadap periode pemijahan dan lama waktu pengeraman telur kepiting bakau. Penelitian dilakukan mcnggunaka nmetode eksperimental pola Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas dua perlakuan yaitu P1 (Ablasi mala) dan PII. (Tanpa ablasi) dan setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Januari sampi 28 Maret 2013, di Tambak Dusun Serumbung, Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil analisis keragaman menggunakan uji-t menunjukkan bahwa ablasi mata tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap periode pemijahan namun berbeda nyata terhadap periode pengaraman telur. Periode pemijahan PI adalah 34,5+4,1 hari, sedangkan PII adalah 27,81+4.54 hari sementara itu pengeraman telur PI adalah 9,751+1,98 sedangkan PII adalah 9,75+1,98 sedangkan PII adalah 16,60+3,13 hari. Tingkat kelangsungan hidup semua perlakuan adalah 100%.
TlNGKAT PENETASAN TELUR DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA SUHU YANG BERBEDA Nurul Rahmatia Ardianti; Sadikin Amir; Zaenal Abidin
Jurnal Perikanan Unram Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v3i2.37

Abstract

Ikan guramy (Osphronemus gouramy) merupakan komoditas perikanan air tawar yang memiliki pertumbuhan lambat, salah satunya dipengaruhi oleh suhu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penetasan telur dan pertumbuhan benih ikan gurami pada suhu yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2012 di Laboratorium Program Studi BudidayaPerairan Universitas Mataram. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan suhu yaitu A (19-21oC), B (22-24oC), C (25-27oC), D(28-30oC) dan E (31-33oC), dengan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu penetasan semakin singkat seiring dengan peningkatan suhu media pemeliharaan sampai suhu 33oC.Suhu 19oC-33oC tidak mempengaruhi tingkat penetasan telur dengan tingkat penetasan adalah 96,67 – 100%. Rata-rata pertambahan berat ikan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya suhu sampai suhu 30 oC.Tingkat kelangsungan hidup pada ikan yang dipelihara selama 30 hari pada suhu 19-21oC lebih rendah dibandingkan dengan yang dipelihara pada suhu 22- 33oC. Bcnih yang dipelihara pada suhu 19-21oC dapat menyebabkan terjadinya kecacatan sedangkan pada suhu 25oC sampai 33oC tidak mengakibatkan kecacatan. Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa suhu memberikan pengaruh yang nyata terhadap lama waktu inkubasi telur, pertumbuhan, kelangsungan hidup dan persentase kecacatanbenih ikon gurami, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat penetasan telur ikan gurami.
PENGARUH DOSIS NATRIUM CHLORIDA (NaCI) YANG BERBEDA SEBAGAI MEDIA PENETASAN TELUR DAN SINTASAN LARVA BAWAL AIR TAWAR(Colossoma macropomum) Prawita Anggeni; Sadikin Amir; Nanda Diniarti
Jurnal Perikanan Unram Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v3i2.39

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis (NaCI) yang berbeda terhadap derajat penetasan telur dan sintasan larva bawal air tawar (Colossorna macropomum). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari satu faktor yaitu dosis NaCI dengan 6 perlakuan dan empat ulangan. Dosis yang digunakan adalah 0 ppt, 0,2 ppt, 0,4 ppl, 0,6 ppl 0,8 ppl dan 1 ppt. NaCI digunakan untuk menyeimbangkan tekanan osmotik media penetasan dengan tekanan osmotik dalam sel telur. Derajat penetasan dengan dosis larutan NaCI berbeda memberikan pengaruh yang nyata. Pemberian larutan NaCI pada media penetasan telur mempengaruhi lama waktu penetasannya. Perlakuan dengan dosis larutan NaCI 1 ppt menetas lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu 24.5 jam setelah fertilisasi. Selain perbedaan waktu penetasan, dengan penambahan NaCI. Perbandingan diameter kuning telur dari perlakuan dosis NaCl 1 ppt juga lebih besar dibandingkan perlakuan 0 ppt. Hal ini terjadi karena pada dosis NaCI 1 ppt, energi yang digunakan untuk osmoregulasi lebih sedikit, sehingga energi untuk pembentukan sel embrionya lebih maksimal. Penambahan NaCI pada penetasan telur memberikan perbedaan yang nyata, namun tidak demikian dengan sintasannya. NaCI tidak memberikan pengaruh yang nyata. Penambahan NaCI pada proses penetasan dan pemeliharaan larva ini sangat bagus dijadikan lahan bisnis, karena keuntungan (laba) dengan menggunakan metode ini mencapai 59,98%.
PENGARUH PERBEDAAN JENIS PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN NUTRISI Artetnia salina Hariansyah Hariansyah; Sadikin Amir; Bagus Dwi Hari Setyono
Jurnal Perikanan Unram Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v3i2.41

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan Artemia salina serta untuk mengetahui kandungan nutrisinya. Penelitian dilakukan pada Bulan April-Mei 2012 di Laboratorium Kultur Pakan Alami Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok Sekotong dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) empat perlakuan pakan yang berbeda, yaitu Nannochloropsis sp., Tetraselmis chuii, Isochrisys sp., dan dedak padi yang sudah dihaluskan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian jenis pakan yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup serta kandungan nutrisi Artemia salina (p<O,05). Secara umum Tetraselmis chuii memberikan nilai yang tertinggi terhadap pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup serta kandungan Artemia salina
PENGARUH KONSENTRASI ZOOSPORA TERHADAP PREVELENSI INFEKSI Saprolegnia spp. PADA lKAN NILA Oreochromis niloticus Kadek Juniati; Sadikin Amir; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi zoospora Saprolegnia spp. terhadap prevalensi infeksi Saprolegnia spp. dan tingkat kelangsungan hidup ikan Nila (0.niloticus). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Bioekologi Perairan Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram. Bagian punggung Benih ikan Nila (berat rata-rata + SD = 9,9 + 1,2 g /ekor; n = 5) digores menggunakan skalpel kemudian 10 ekor ikan dimasukkan ke dalam media 10 L air yang telah diinokulasi dengan zoospora Saprolegnia dengan konsentrasi berbeda yaitu 0 sel/mL (kontrol), 102 se/mL, 103 sel/mL, 104 sel/mL,dan 105 sel/mL. Hewan uji dipelihara selama 14 hari dengan pemberian pakan secara ad libitum dan dilakukan pergantian air setiap tiga hari sebanyak 30% setiap tiga hari tanpa penambahan zoospora. Hewan uji yang mati selama percobaan diamati secara mikroskopis yang dilanjutkan dengan uji Postulat Koch untuk memastikan isolat jamur Saprolegnia yang tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi zoospora memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap prevalensi infeksi Saprolegnia pada Ikan Nila (0.niloticus) dimana semakin tinggi konsentrasi zoospora maka rata-rata tingkat prevalensi infeksi akan semakin tinggi. Prevalensi infeksi Saprolegnia yang mencapai minimal 50% diperoleh pada konsentrasi zoospora 105 sel/mLyaitu 73,2%. Tingkat kelangsungan hidup Ikan Nila selama 14 hari percobaan menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap kontrol (p>0,05). Parameter kualitas air yang diukur selama 14 hari percobaan yaitu suhu 27, 1-28,5 0C, pH = 8, dan DO = 4 - 4,2 mgIL menunjukkan dalam batas yang dapat ditolerir oleh hewan uji. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dasar untuk pengujian lethal dosis (LD50%) dan pengembangan metode penanggulangan penyakit Saprolegnosis seperti penggunaan bakteri kitinolitik atau bahan alami anti jarnur
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KOMERSIL YANG MENGANDUNG Bacillus sp. TERHADAP KELANGSUNGAN HID UP LARVA UDANG VANNAMEI Litopenaeus vannamei Joni Tibun; Sadikin Amir; Dewi Nuraeni Setyowati
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.66

Abstract

Perkembangan kegiatan budidaya perikanan saat ini semakin berkembang. Salah satunya yang memiliki potensi untuk budidaya adalah budidaya udang vannamei. Umumnya budidaya memiliki permasalahan pada rendahnya tingkat kelangsungan hidup yang dapat diatasi dengan aplikasi probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan probiotik Bacillus sp. terhadap kelangsungan hidup larva udang vannamei Litopenaeus vannnamei. Penelitian ini dilaksanakan selama 14 hari di PT. Bibit Unggul Gangga Lombok Utara. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RancanganAcak Lengkap dengan menggunakan faktor tunggal yang terdiri atas 4 (empat) aras perlakuan meliputi dosis probiotik 0 ml (PO), 10 ml (PI), 20 ml (P2), dan 30 ml (P3). Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Pemberian probiotik dilakukan setiap hari selama penelitian mulai fase naupli sampai dengan post larva. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat kelangsungan hidup larva dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik dengan dosis berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terbadap kelangsungan hidup larva Litopenaeus vannamei. Pemberian probiotik dengan dosis berbeda juga tidak memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas air media pemeliharaan larva udang vannamei (Litopenaeus vannameii) karena kandungan amoniak dan nitrit yang melebihi ambang batas maksimalnya.
PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN PEPAYA (Carica papaya) DAN DAUN SIRIH (Piper betle) TERHADAP EKTOPARASIT PADA IKAN KARPER (Cyprinus carpio) Rossy Hardhini; Sadikin Amir; Dewi Nuraeni Setyowati
Jurnal Perikanan Unram Vol 8 No 1 (2018): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v8i1.76

Abstract

Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk di dalamnya adalah ikan. Upaya penanggulangan terhadap serangan penyakit dapat dilakukan melalui tindakan pencegahan maupun pengobatan. Beberapa bahan kimia yang biasa digunakan oleh para pembudidaya tidak mudah terurai secara alami, sehingga dikatagorikan tidak ramah lingkungan. Tanaman yang berpotensi untuk mencegah penyakit yaitu daun jambu biji dengan kandungan tannin, daun sirih dengan kandungan minyak atsiri dan daun pepaya dengan kandungan papain. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh perendaman dari ekstrak daun jambu biji, sirih dan pepaya terhadap ektoparasit pada ikan karper. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Juli hingga Agustus 2016 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor, yaitu jenis daun dan konsentrasi. Faktor jenis daun terdiri dari daun jambu biji, daun sirih dan daun pepaya, sedangkan faktor konsentrasi terdiri dari0,0 g/l, 1,0 g/l dan 1,5 g/l. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 unit percobaan. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalis menggunakan sidik ragam pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman ikan karper menggunakan ekstrak daun pepaya 1,0 g/l dapat menurunkan tingkat serangan ektoparasit pada ikan karper.
THE EFFECT OF THE INTERVAL TIME IMMERSION IN THE NATURAL FEED TANK OF Chaetoceros simplex ON GROWTH AND SURVIVAL RATE OF PEARL OYSTER (Pinctada Maxima) Septiani, Ninda; Amir, Sadikin; Mukhlis, Alis
Journal of Fish Health Vol. 3 No. 1 (2023): Journal of Fish Health
Publisher : Aquaculture Department, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jfh.v3i1.2117

Abstract

Pearl oysters are a fishery commodity with a high economic value because all parts of its body have a sale value. However, many problems of pearl oyster hatcheries are low survival rates and pearl oyster growth is not uniform. The research objective is to determine the effect of the interval time immersion in the natural feed tank in the feed concentrate of Chaetoceros simplex and to determiinterval time best immersion is duced the grey growth and survival rate of (Pinctada maxima). The method in this research is the experimental method and with a completely randomised design (CRD), with five treatments andthree3 replications. The A treatment) : control/without immersion, B (Interval time 24 hours immersion every one day, C (Interval time 48 hours immersion every two days, D (Interval time 72 hours): Immersion every three days and E treatment (Interval time 92 hours): immersion-furry for four days. The research result is interval time immersion spat of pearl oysters in the natural feed tank significantly affects the shell growth of the dorso ventral of pearl oyster Pinctada maxima (p<0,05). The highest growth was achieved in treatment B with an absolute growth value of 1.68 mm, a relative growth of 122,06% from the initial size, and a daily specific growth rate of 0,59% per day.
Co-Authors Abidin, Z Abidin, Zaneal Agung, Wahyu Alis Mukhlis Andre Rachmat Scabra Anggeni, Prawita Aprilya, Nabilah Ardianti, Nurul Rahmatia Ariana, Septian Dwi Ashari, Rowi Astutiwati Ayu Adhita Damayanti Bachri, Syaeful Bagus Dwi Hari Setyono Baiq Hilda Astriana, Baiq Hilda Bambang Hari Kusumo Chandrika Eka Larasati Chandrika Eka Larasati, Chandrika Eka Dewi Nuraeni Setyowati Dewi, Amalia Sartika Dietriech Geoffrey Bengen Edwin Jefri Fredinan Yulianda Gigentika, Soraya Hamzah, Hamzah Hardhini, Rossy Hariansyah Hariansyah Hariansyah, Hariansyah Hasbullah, Lalu Heldy Sardianto Ibadur Rahman Iryanto Ivan Rihardi Joni Tibun Juniati, Kadek Kadek Juniati Khaldun, Muhammad Hafidz Ibnu Kholilah, Nenik Lalu Ferdi Alfarisi Murdin lestariningsih, Wiwid Lolita Endang Susilowati Mahardika Rizqi Himawan Mahendra, Putra Ivan Martanina, Martanina Mennofatria Boer Mohammad Syakiran Muh. Marwan Murdin, Lalu Ferdi Alfarisi Nanda Diniarti Nanik Tri Purwaningsih Niechi Valentino Nunik Cokrowati Nurliah Nurliah Buhari, Nurliah nurlinda, lindabp nur Nurul Rahmatia Ardianti Nyoman Widi Artha Putra Paryono Prawita Anggeni Purwaningsih, Nanik Tri Putra Satria Timur Rahman, Ibadur Ramdini Zakrah, Intan Rhojim Wahyudi Rihardi, Ivan Rosady, Tomy Rossy Hardhini Rusmin Nuryadin Sahrul Alim Sakina, Sholihati Lathifa Saopiadi Saopiadi Saopiadi, Saopiadi Saptono Waspodo Septiani, Ninda Setyowati, Dewi Nuraeni Sholihati Lathifa Sakina Sitti Hilyana Sitti Hilyana Soraya Gigentika Sukartono Syakiran, Mohammad Syawalina Fitria Tahir, Ahdiat Mardelaga Tibun, Joni Timur, Putra Satria Tomy Rosady Umam, Misbahul Wahbi, Wahbi Wiwid Andriyani Lestariningsih Zaenal Abidin Zaenal Abidin Zaneal Abidin Zuhdiyah Matienatul Iemaaniah