Claim Missing Document
Check
Articles

STUDIES ON CAPTURE PROCESS AND FISH BEHAVIOUR TOWARDS MILLENNIUM GILL NET IN BONDET WATERS, CIREBON Carolina Catur Rakhmadevi; Ari Purbayanto; Muhammad Fedi Alfiadi Sondita
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 14, No 1 (2008): (June 2008)
Publisher : Research Center for Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4687.875 KB) | DOI: 10.15578/ifrj.14.1.2008.1-6

Abstract

The millennium gill net was recently adopted by Cirebon fishermen. lts use has been spread to other areas. Research on this type of gear has been rare. The objectives of this research were to investigate the effects of transparency on the fish behaviour towards net panel of millennium gill net and to obtain the information on catch composition and the capture process of millennium gill net.
PENGARUH MODIFIKASI CELAH PELOLOSAN TERHADAP SELEKTIVITAS BUBU LIPAT DALAM PENANGKAPAN KEPITING BAKAU (Scylla spp.) Ismawan Tallo; Ari Purbayanto; Sulaeman Martasuganda; Gondo Puspito
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 3 (2014): (September 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.207 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.3.2014.183-190

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bentuk dan posisi pemasangan celah pelolosan serta selektivitas pada bubu lipat balok. Penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu penelitian di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di laboratorium dilaksanakan antara Januari - Mei 2012 dan penelitian di lapangan dilaksanakan di Teluk Mutiara Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur antara Juni - November 2012. Data penelitian di laboratorium dan di lapang dianalisis secara deskriptif komparatif. Adapun data untuk selektivitas bubu lipat dianalisis dengan model selektivitas logistik dengan dukungan persamaan metode maximum likelihood dan program Solver dari Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk celah pelolosan yang sesuai untuk meloloskan kepiting bakau adalah celah berbentuk persegi panjang. Posisi celah pelolosan yang paling banyak meloloskan kepiting muda adalah celah pelolosan bagian depan (CP depan). Nilai selektivitas bubu lipat (dengan nilai CW50) untuk posisi CP depan: 6,6 cm, CP sudut bawah: 6,5 cm, CP samping atas: 6,4 cm dan CP sudut atas: 6,2 cm. Celah pelolosan yang lebih selektif terhadap ukuran kepiting bakau adalah CP samping atas. The study was aimed to determine the shape and installed position of escaping gap equipment and the selectivity of the pot based on the escaping gaps. The study was conducted in experimental laboratory from January to May 2012 and the field experiment was carried out in Mutiara Bay, Alor District, Province of Nusa Tenggara Timur between June to October 2012. The data were analysed by using comparative descriptively. The pot selectivity was analysed by using logistic model and it was supported by using formulation of Maximum Likelihood Method and SOLVER of Microsoft Excel. The results showed that the appropriate of escaping gap shape was rectangular escaping gap and the escaped gap at front position of the pot which the escaped of young crabs were higher than the other escaped gaps. The pot selectivity based on CW50 with escaping gap at front position was 6.6 cm, under side position of 6.5 cm, top corner position of 6.4 cm and upper side position of 6.2 cm. The selectivity of escaping gap at front position was higher than the other escaping gap position.
RASIO AREA OTAK DAN ORGAN PENGLIHATAN KERAPU MACAN (Ephinephelus fuscoguttatus) HUBUNGANNYADENGAN POLAMAKAN Aristi Dian Purnama Fitri; Ari Purbayanto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.113 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.4.2008.345-351

Abstract

Otak merupakan cerminan indera-indera yang berfungsi dan berkembang pada ikan. Pemahaman tentang otak ikan akan sangat membantu dalam mempelajari adaptasi tingkah laku ikan. Ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) merupakan jenis ikan yang hidup di wilayah eufotik dengan habitat kompleks, di mana ikan-ikan yang hidup pada habitat yang kompleks memiliki area otak telencephalon yang besar dan organ penglihatan yang lebih baik. Penelitian ini menggambarkan seberapa penting organ penglihatan yang dicerminkan oleh struktur otak Ephinephelus fuscoguttatus dalam hubungan dengan pola aktivitas makan. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium. Ephinephelus fuscoguttatus yang digunakan memiliki panjang total rata-rata 225 sampai dengan 280 mm. Data penelitian meliputi rasio bobot otak dan data fisiologi organ penglihatan serta waktu respon makan Ephinephelus fuscoguttatus. Data diuji secara statistik dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan persentase rasio area optic tectum lebih tinggi dibandingkan dengan persentase rasio area otak yang lain, yaitu 40,87 sampai dengan 49,13%. Hal tersebut, mengindikasikan bahwa indera yang berkembang adalah penglihatan. Kemampuan jarak pandang maksimum (maximum sighting distance) Ephinephelus fuscoguttatus 3,93 sampai dengan 4,74 m untuk benda berdiameter 20 mm, 4,91 sampai dengan 5,92 m untuk benda berdiameter 25 mm, serta 5,89 sampai dengan 7,11 m untuk benda berdiameter 30 mm. Pola makan Ephinephelus fuscoguttatus yang diasumsikan sebagai waktu respon makan antara kondisi siang dan malam hari tidak berbeda nyata (nilai t-hitung 1,37). Dapat diklarifikasi bahwa Ephinephelus fuscoguttatus dikelompokkan sebagai ikan karang dengan pola aktivitas makan crescupular yang menggunakan organ penglihatan untuk mencari makan.  Brain is reflection of senses which is functioning and growing in fish. Understanding about fish brain would hardly assist in studying adaptation of fish behaviour. Ephinephelus fuscoguttatus is a type of fish living in euphotic zone with complex habitat. The fish that lives at complex habitat have a big brain area of telencephalon which indicate better vision organ. This research describes how the important of vision organ that expressed by brain structure of Ephinephelus fuscoguttatus related to its feeding activity pattern. Research was done using laboratory experiment method. Ephinephelus fuscoguttatus used has average total length of 225 to 280 mm. Research data covered brain weight ratio and data of visual organ and response time for feeding of Ephinephelus fuscoguttatus. Data were statistically tested using t student test. The result showed ratio area of optic tectum was higher (40.87 to 49.13%) compared to other brain area. This condition indicates that visual sense of Ephinephelus fuscoguttatus is well developed compared to other senses. The maximum sighting distance of Ephinephelus fuscoguttatus was 3.93 to 4.74 m for visual object of 20 mm diameter, 4.91 to 5.92 m for object of 25 mm and 5.89 to 7.11 m for object of 30 mm. The feeding pattern of Ephinephelus fuscoguttatus assumed as response time for feeding between noon and night time condition was not significantly (t-test was 1.37). It can be clarified that Ephinephelus fuscoguttatus grouped as reef fish with crescupular activity pattern that use their visual organ for feeding activity.
PERCOBAAN PENANGKAPAN IKAN KARANG DENGAN MENGGUNAKAN FYKE NET MODIFIKASI DI PERAIRAN SELAYAR Syawaluddin Soadiq; Ari Purbayanto; Indra Jaya
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.714 KB) | DOI: 10.15578/jppi.17.4.2011.293-300

Abstract

Fyke net umumnya dioperasikan di sungai dan danau memerangkap ikan yang tergiring oleh jaring pemandu disaat ikan berusaha berenang melawan arus. Fyke net yang dioperasikan di terumbu karang disesuaikan dengan sifat ikan yang secara sukarela masuk kantong fyke net sehingga modifikasi bagian-bagiannya perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas fyke net modifikasi untuk menangkap ikan target dan menganalisis hasil tangkapan terkait dengan aspek keramahan lingkungan. Penelitian dilakukan dengan uji coba penangkapan ikan menggunakan 2 tipe disain fyke net modifikasi yaitu tipe A (sayap dengan serambi) dan tipe B (sayap tanpa serambi). Jumlah individu ikan hasil tangkapan total (ekor) berbeda sangat nyata antara fyke net tipe A dan tipe B (A > 2,96*B). Berat total (gram) ikan hasil tangkapan juga berbeda sangat nyata antara tipe fyke net A dan tipe B (A > 5,19*B). Jumlah individu hasil tangkapan ikan karang target berbeda sangat nyata antara fyke net tipe A dan tipe B (A > 15,50*), demikian pula berat ikan karang hasil tangkapan berbeda sangat nyata antara tipe fyke net A dan tipe B (A > 10,56*B), akan tetapi hasil tangkapan ikan non-target antara fyke net tipe A dan B tidak menunjukkan perbedaan. Modifikasi bagian sayap fyke net dengan menambahkan serambi telah meningkatkan hasil tangkapan secara nyata baik dari segi jumlah (ekor) maupun berat (gram). Rancangan fyke net sayap dengan serambi telah meningkatkan hasil tangkapan berdasarkan jumlah individu dan berat ikan karang target namun tidak menunjukkan peningkatan secara nyata terhadap jumlah hasil tangkapan ikan non-target yang merupakan komponen tangkapan sampingan (by-cacth). Penggunakan fyke net modifikasi efektif menangkap ikan karang target dan selektif terhadap ikan non-target. Fyke net as a passive gear is commonly operated stationary or moved in river, lake and estuarin waters. Fish to become entrapped by using net leader that guiding fish when swimming againts currentand finally move into bunt end of fyke net. Reef fish have different characteristic on fyke net interaction which was voluntary trapped on gear, then for this reason the modification of fyke net to catch reef fish is properly needed. This research is to determine effectiveness of modified fyke net on target catch of reef fish and to analyze catch of modified fike net in order to achieve friendly environmental level. This experiment was using two designs of modified fyke net (type-A of chambered wing, type-B of nonchambered wing). Both fyke nets used was simultaneously operated at 25 m distance to sample reef fish in two locations. The fyke nets fished 24 hours then repeated 7 times for each location. The result showed that the reef fish as the target catch was dominant in their weight. While, the reef fish as the non-target catch was dominant in their number. Total catch of fyke net A was significantly higher (2.96 times) than that fyke net B. Moreover, the number of reef fish as the target catch of fyke net A was significantly higher (15.50 times) than that fyke net B. The weight of reef fish as the target catch of fyke net A was significantly higher (10.56 times) than fyke net B. But, there was no significantly different between fyke net A and B on reef fish as non-target catch. Design of modified fyke nets A was effective to catch reef fish as target catch and selective to catch non-target reef fish.
RESPONS PENCIUMAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) TERHADAP UMPAN BUATAN Mochammad Riyanto; Ari Purbayanto; Budy Wiryawan
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.402 KB) | DOI: 10.15578/jppi.16.1.2010.75-81

Abstract

Penggunaan umpan pada alat tangkap dalam operasi penangkapan ikan berfungsi sebagai pikatan atau stimulasi ikan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas penangkapan. Studi respons tingkah laku ikan khususnya pada fungsi organ penciuman memiliki peranan penting untuk mengetahui efektivitas umpan. Tujuan penelitian ini adalah formulasi umpan buatan dengan komposisi yang berbeda dan menganalisis respons penciuman ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) terhadap umpan buatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Formula umpan buatan menunjukan bahwa umpan B (komposisi 35% minyak ikan) memiliki efektivitas tertinggi. Perbedaan umpan buatan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap waktu arousal dan finding, tetapi berbeda nyata pada waktu ikan mencari lokasi umpan (searching). The use of bait in fishing operation attached to a fishing gear has function to attract or stimulate fish, so as to increase the fishing effectiveness. Response study on fish behavior especially for olfactory organ function represents the important roles in order to know the effectiveness of bait. The objectives of this study are to formulate the artificial bait in different composition, and to analysis olfaction response of grouper (Epinephelus fuscogutattus) to artificial baits. The laboratory experiment methods were used in this study. The artificial bait that showed a high effectiveness was the bait of B (composed of 35% fish oil). The effect of different bait indicated insignificantly different to the time of olfaction response for arousal and finding, but significantly different for searching response.
KEMAMPUAN TANGKAP JARING TRAWL TERHADAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN TARAKAN DAN SEKITARNYA Asep Priatna; Ari Purbayanto; Domu Simbolon; Totok Hestirianoto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.951 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.1.2014.19-30

Abstract

Estimasi potensi sumber daya ikan merupakan informasi penting untuk pengembangan usaha perikanan tangkap. Pada saat ini estimasi potensi sumber daya ikan demersal umumnya dihitung dengan mererapkan metode swept area dengan alat jaring trawl dasar. Permasalahan yang muncul adalah akurasi berapa banyak ikan demersal yang benar-benar tertangkap oleh jaring trawl tersebut. Upaya untuk mengurangi bias dalam estimasi densitas ikan demersal adalah dengan melakukan pengamatan melalui metode akustik yang dilakukan secara bersamaan dengan pengoperasian jaring trawl. Penelitian dilakukan pada periode Mei, Agustus dan November 2012 di perairan Tarakan, Kalimantan Utara dan sekitarnya. Echosounder Simrad EY60-120 kHz dan jaring trawl dasar dengan panjang ris atas 26 meter digunakan untuk mengestimasi densitas ikan demersal. Perbedaan nilai densitas yang dihasilkan oleh kedua metode pendekatan tersebut, menghasilkan koefisien kemampuan tangkap (catchability) jaring trawl sebesar 0,3 sehingga diperkirakan jaring trawl hanya mampu menangkap 30% ikan demersal yang berada di jalur sapuan jaring trawl tersebut. Fish stock estimation is very important information as basis for developing fisheries. Until now, estimation of demersal fish stock is usually used swept area method by using trawl net fishing. However, there was the problem related to accuracy of fish abundant estimation that is how much the demersal fish could be accurately caught by the trawl net. To solve this problem, an approach estimation of dmersal fish stock using acoustic survey conducted simultaneously with demersal trawl fishing. Research activities were conducted on May, August and November 2012 in Tarakan waters, North Kalimantan using echosounder Simrad EY60-120 kHz and bottom trawl net with 26 m headrope. The result show that the catchability coefficient of trawl net estimated  0,3, it means that the trawl net could be able to catch 30% of demersal fish during swept area trawl fishing.
KEBERLANJUTAN PERIKANAN PELAGIS KECIL DI TELUK PALU Umar Alatas; M. Fedi A Sentosa; Ari Purbayanto; Anwar Bey Pane
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.278 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.2.2014.105-111

Abstract

Kegiatan perikanan tangkap di wilayah teluk umumnya memiliki tantangan dari berbagai kegiatan ekonomi lain yang berintensitas tinggi. Tantangan ini juga dialami oleh perikanan pelagis kecil di Teluk Palu, yaitu semakin terdesaknya kegiatan penangkapan ikan sehingga daerah penangkapan ikan produktif semakin sempit. Penelitian ini bertujuan menentukan status keberlanjutan perikanan pelagis kecil dan faktor yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Rapfish yang diterapkan pada informasi terkait perikanan pancing, bagan, jaring insang dan sero di Teluk Palu. Berdasarkan dimensi ekologi sumber daya ikan, unit penangkapan ikan, sosial dan ekonomi nelayan, perikanan pelagis kecil di Teluk Palu “kurang berkelanjutan”. Faktor-faktor terpenting dari setiap dimensi yang diteliti adalah perubahan daerah penangkapan, penggunaan jenis alat tangkap, hubungan antar nelayan/frekuensi konflik, dan pendapatan nelayan dari penangkapan ikan. Faktor-faktor ini perlu ditangani oleh pengelola perikanan setempat.  Capture fisheries in the coastal waters generally conduct with some other economic activities that concentrated in the bay and its catchment area. Such condition is also experienced by the capture fisheries in Palu Bay with the result in reduction of productive fishing ground. This study is aimed to determine sustainability status of the small pelagic fisheries in Palu Bay and the important factors affecting its sustainability.The study applied Rapfish analyze some information on the local fisheries represented by handline, liftnet, gillnet, and guding barrier traps fisheries operated in the bay. Based on the pre-defined dimenssions of ecological aspect of fish resources, technical aspect of fishing units, social and economic aspects of the fisheries, the small pelagic fisheries in the bay is in “less sustainable” status. The most important factors for each studied dimension are reduction in productive fishing ground, use of fishing units, interaction among fishermen/conflicts, and fishermen income from fishing. These factors need to be addressed by local fisheries authorities.
TIGA JENIS ALAT TANGKAP KEKUAK UNTUK TUJUAN KOMERSIAL DI BANGKA Studi Kasus Pebuar (Bangka Barat) dan P.Nangkabesar (Bangka Tengah) YULIAN FAKHRURROZI; JOHN HALUAN; ARI PURBAYANTO; SOEWARNO T. SOEKARTO
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 3 No 2 (2009): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.741 KB)

Abstract

This paper describes the research result about catching gears in traditional-commercial kekuak catch fishery in Bangka at two production centres, Pebuar and Nangkabesar. The objectives is exploring and comparing the gears which used for catching kekuak. Data were collected by observation at fishing activities and interview with key informans. The research found there are three kinds of gear: cucok, rangkang dan serampang. Cucok is the gear came from ancient tradition, but rangkang, and serampang came from fishermen innovation. The cucok is used at all of regions in Bangka, but the rangkang is used only at Pebuar, and the serampang only at Nangkabesar
TEKNIK PENANGKAPAN DALAM PERIKANAN KEKUAK KOMERSIAL-TRADISIONAL DI BANGKA YULIAN FAKHRURROZI; JOHN HALUAN; ARI PURBAYANTO; SOEWARNO T. SOEKARTO
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 4 No 2 (2010): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.573 KB)

Abstract

This paper describes the research result on kekuak catching technique applied by Bangka fishermen at two production centres, Pebuar and Nangkabesar. The objectives is exploring and comparing the commercial kekuak catching techniques. Data were collected by observation at fishing activities and interview with key informans. This research found there are three kinds of technique: nyucok, ngerangkang, and nyerampang. Nyucok is the technique came from ancient tradition, but ngerangkang and nyerampang came from fishermen innovation. The nyucok applied at all of regions in Bangka, but the ngerangkang is applied only at Pebuar, and the nyerampang only at Nangkabesar. All of the techniques are not affect to the dry kekuak qualities, and the ngerangkang is the technique that produce the best wet (fresh) kekuak quality.
Peran Negara Pelabuhan Berdasarkan Hukum Internasional dan Implementasinya di Indonesia Akhmad Solihin; . Darmawan; Mohammad Fedi Alfiadi Sondita; Ari Purbayanto
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v12i2.11145

Abstract

Indonesia telah meratifikasi kesepakatan Agreement on Port State Measure to Prevent, Deter and Eliminate Illegal, Unreported and Unregulated Fishing 2009 (PSMA 2009) pada tahun 2016. Kesepakatan internasional tersebut mewajibkan Indonesia untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum di pelabuhan-pelabuhan perikanan nasional. Kesiapan Indonesia sangat penting untuk dapat melaksanakan kewajiban yang tercantum dalam kesepakatan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kewajiban-kewajiban yang dimuat dalam PSMA 2009 dan (2) memetakan pemenuhan kewajiban Indonesia yang dimuat dalam peraturan. Penelitian ini menggunakan metode analisis yuridis normatif dan yuridis komparatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat tujuh hal utama yang harus menjadi perhatian Indonesia, yaitu kewajiban penegakan hukum, kewajiban memperhatikan hukum internasional lain, kewajiban tukar informasi, kewajiban pelaksanaan pengelolaan konservasi dari organisasi pengelola perikanan regional, kewajiban penetapan pelabuhan perikanan, kewajiban kapasitas sumber daya untuk pemeriksaan dan pelatihan, dan kewajiban pemeriksaan. Salah satu kewajiban yang belum terpenuhi adalah kapasitas sumber daya manusia. Kewajiban lainnya sudah dimuat dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 39/Permen-KP/2019 tentang tentang Pelaksanaan Ketentuan Negara Pelabuhan Untuk Mencegah, Menghalangi, dan Memberantas Penangkapan Ikan secara Ilegal, Tidak Dilaporkan, dan Tidak Diatur serta Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) Nomor 52/Kepmen-KP/2020 tentang Pelabuhan Tempat Pelaksanaan Ketentuan Negara Pelabuhan untuk Mencegah, Menghalangi, dan Memberantas Penangkapan Ikan secara Ilegal, Tidak Dilaporkan, dan Tidak Diatur.Title: Port State Role Based on International Law and its Implementation in IndonesiaIndonesia has ratified the Agreement on Port State Measures to Prevent, Deter and Eliminate Illegal, Unreported and Unregulated Fishing 2009 (PSMA 2009) in 2016. The international agreement requires Indonesia to carry out surveillance and law enforcement at national fishing ports. Indonesia’s readiness is crucial to carry out the obligations contained in the agreement. The aims of this study are (1) to identify the obligations contained in the 2009 PSMA; and (2) to map the fulfillment of Indonesia’s obligations contained in the regulations. This research uses normative juridical and comparative juridical analysis methods. The results of this study reveal that there are seven main concerns of Indonesia, e.g. obligations to enforce the law, obligations to pay attention to other international laws, obligations to exchange information, obligations to implement conservation management from regional fisheries management organizations, obligations to determine fishing ports, obligations for human resource capacity for inspection and training, and inspection obligations. One of the obligations that has not been fulfilled is the capacity of human resources. Other obligations have been contained in the Regulation of the Minister of Marine Affairs and Fisheries (Permen KP) Number 39/Permen-KP/2019 concerning the Implementation of Port State Provisions to Prevent, Deters, and Elliminate Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing and Decree of the Minister of Marine Affairs and Fisheries of Number 52/Kepmen-KP/2020 on the designation of Ports for the Implementation of Port State to Prevent, Deter and Eliminate Illegal, Unreported and Unregulated Fishing.
Co-Authors . Darmawan Abdul Hafidz Olii Abdul Rokhman Adi Susanto Adi Susanto Adriman, Adriman Ahmad Fauzi Akhmad Solihin Alfi Sahri Remi Baruadi Am Azbas Taurusman Anwar Bey Pane Arif Satria Arik Permana Ario Damar Aristi Dian Aristi Dian P Fitri Aristi Dian Purnama Fitri Asep Priatna Asep Priatna Asep Priatna Ba’diah Nuraini Berbudi Wibowo Budhi H. Iskandar Budhi Hascaryo Budhi Hascaryo Iskandar Budianto, Sahono Budy Wiryawan Carolina C. Rakhmadevi Haluan Carolina Catur Rakhmadevi Charles Parningotan Haratua Simanjuntak D S.S. Natsir D. Ernaningsih Daniel Monintja Daniel R Monintja Daniel R. Monintja Daniel R. Monintja Darmawan Delly Dominggas Paulina Matrutty Delly Dominggas Paulina Matrutty Deni Achmad Soeboer Soeboer Desrial Didit Eko Setiawan Domu Simbolon Domu Simbolon Dwi Ernaningsih Eddi Husni Eko Sri Wiyono Eko Sulkhani Etty Riani Fedi Alfiadi Sondita Feni Aprilias Dewi Fernando Dayandri Willem Dangeubun Fis Purwangka Gondo Puspito Gugun Gunawan Harald Asmus Hestirianoto, Totok Himelda Himelda Husni, Eddi I Wayan Nurjaya Iin Solihin Indra Jaya Irfan Yulianto Irma Dwi Maulina Ismawan Tallo Ita Djuwita Ita Djuwita John Haluan JOHN HALUAN JOHN HALUAN Joko Santoso Julia E. Astarini Kartodihardjo, Hariadi Khairul Amri Linda, Fitra Lucien Pahala Sitanggang M Fedi Sondita M Riyanto M. Fedi A Sentosa M. Fedi A Sondita M. Fedi A. Sondita Mario Limbong Mita Wahyuni Mochammad Riyanto Mochammad Riyanto Mohammad Fedi Alfiadi Sondita Mohammad Imron Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Muhammad Johar Rudin Muhammad Marzuki Mulyono S. Baskoro Muslim Tadjuddah Mustaruddin N adiarti Nadiarti Nurdin Nazori Djazuli Nono Sampono Noveldesra Suhery Regi Darmawan Ronny I. Wahju Roza Yusfiandayani Ruslan Husen Saban Tawari Sani, Ndaru Narulita Saputra, Rahmad Surya Hadi Shafira Bilqis Annida Siti Radarwati SOEWARNO T. SOEKARTO SOEWARNO T. SOEKARTO Sonja Kleinertz Sugeng Budiharso Sugeng Budiharso Sugeng Budiharsono Sugeng Budiharsono Sugeng Hari Wisodo Sulaeman Martasuganda Sulaeman Martasuganda Sulaeman Martasuganda Sulaeman Martasuganda Suparman Sasmita Supriyono, Supri Sutomo Sutomo Sutomo Sutomo Syawaluddin Soadiq Tjahjo Tri Hartono Totok Hestirianoto Tri Wiji Nurani Umar Alatas Victor P.H. Nikijuluw Victor Ph. Nikijuluw Vita Rumanti Vita Rumanti Kurniawati Wazir Mawardi Welem Waileruny Wesley Simanungkalit YULIAN FAKHRURROZI YULIAN FAKHRURROZI Zulkarnain Zulkarnain