Demam berdarah tetap menjadi tantangan kesehatan utama di Indonesia, yang semakin diperburuk oleh iklim tropis dan urbanisasi, sehingga menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes. Vaksinasi merupakan strategi pengendalian vektor yang efektif. Namun, faktor psikologis dan sosiokultural, termasuk sikap, keyakinan, dan religiositas, memengaruhi tingkat penerimaan vaksin. Studi ini meneliti faktor-faktor yang memengaruhi minat masyarakat Indonesia terhadap vaksinasi dengue serta hubungannya dengan kepercayaan, persepsi manfaat, kehadiran teknologi, religiositas, dan risiko. Survei potong lintang dilakukan terhadap 100 responden melalui metode snowball sampling secara daring. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi mengenai risiko, manfaat, kepercayaan, religiositas, penerimaan teknologi, sikap, dan minat terhadap vaksinasi. Analisis Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) digunakan dengan metode bootstrap untuk pengujian signifikansi. Sikap, persepsi manfaat, dan kepercayaan muncul sebagai prediktor positif yang signifikan terhadap minat vaksinasi dengue, dengan sikap menunjukkan pengaruh terkuat. Persepsi risiko, teknologi, dan religiositas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat vaksinasi. Temuan ini menekankan peran sikap, kepercayaan, dan persepsi manfaat dalam mendorong minat vaksinasi. Hal ini mengimplikasikan perlunya strategi kesehatan masyarakat yang spesifik untuk meningkatkan penerimaan vaksin dengan membangun sikap positif, menonjolkan manfaat, dan meningkatkan kepercayaan publik.