Claim Missing Document
Check
Articles

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DI SEKOLAH Musa Pelu; Achmad Dardiri; Darmiyati Zuchdi
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 3, No 2 (2015): Desember
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.126 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v3i2.9820

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggambarkan pemberdayaan modal sosial dan modal budaya dalam pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Budi Pekerti di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dan SMP Kasatriyan 1 Surakarta.Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dan SMP Kasatryan 1 Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri sebagai pengumpul data. Untuk memperoleh derajad validitas tinggi, digunakan teknik trianggulasi, recheck, dan peerdebriefing. Analisis penelitian dilakukan dengan teknik analisis interaktif yang meliputi tahapan pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan verifikasi/menarik kesimpulan. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Jaringan kerjasama yang sinergis dilandasi rasa percaya dan kesamaan nilai/norma merupakan modal sosial yang telah dimanfaatkan dan diberdayakan dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan kurikulum pendidikan budi pekerti di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dan SMP Kasatriyan 1 Surakarta. (2) Kultur sekolah berbasis budi pekerti dan agama di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dan kultur sekolah berbasis budi pekerti dan multikultural serta kultur komunitas merupakan modal budaya utama yang dimanfaatkan dan dikelola dalam pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Budi Pekerti.
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PENGUATAN MODAL SOSIAL BAGI MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA Sri Sumarni; Achmad Dardiri; Darmiyati Zuchdi
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 3, No 1 (2015): Juni
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.8 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v3i1.7811

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model pendidikan karakter yang sesuai dalam membangun karakter mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh merosotnya karakter mahasiswa yang disebabkan oleh city syndrome, belum siapnya mahasiswa hidup mandiri, dan kondisi yang “terkotak-kotak” karena visi spiritualitas keagamaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perguruan tinggi membutuhkan “jembatan” untuk mengatasi pandangan yang merasa berbeda, yaitu melalui modal sosial yang substansinya adalah menjalin, membangun, memperkuat, dan memperkaya hubungan sesama manusia. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R D), menggunakan analisis data model mixed method, dengan memberikan bobot lebih besar pada analisis kualitatif. Hasil implementasi model ini secara kualitatif dapat dilihat dari peningkatan aktualisasi nilai-nilai karakter para mahasiswa, baik nilai ketaatan beribadah, kepedulian, kerjasama, tanggungjawab, maupun kejujuran. Secara kuantitatif, model ini sangat efektif untuk membangun karakter kepedulian dan kerjasama, cukup efektif untuk membangun karakter ketaatan beribadah dan tanggungjawab, serta kurang efektif untuk membangun karakter kejujuran.
PENANAMAN NILAI-NILAI DASAR HUMANIS RELIGIUS ANAK USIA DINI KELUARGA PERKOTAAN DI TK ISLAM TERPADU Seniati Sutarmin; Darmiyati Zuchdi; Siti Partini Suardiman
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.54 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v2i2.2656

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrepsikan penanaman nilai-nilai dasar humanis religius di TK Islam Terpadu Full Day School dengan metode kualitatif naturalistik. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, karyawan, orang tua peserta didik, dan pengurus yayasan. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) tujuan penanaman nilai-nilai dasar humanis religius, yaitu mewujudkan generasi berakhlak mulia yang kuat iman dan ilmu; (2) metodenya BCM (bermain, cerita, menyanyi), tausyiah, pemberian nasihat pekanan, pembiasaan, dan keteladanan; medianya barang, orang, situasi sosial, dan permainan interaktif nonelektronik; (3) partisipasi orang tua  dengan memberikan materi, memantau, mengevaluasi nasihat pekanan, dan melalui Pokja POMG (komite sekolah) dengan bersama-sama mencari solusi saat terjadi hambatan penanaman nilai-nilai dasar humanis religius; (4) keselarasan pemaknaan antara orang tua dan sekolah tentang nilai-nilai dasar humanis religius didukung kesamaan agama, etnis, dan filosofi Jawa; (5) perilaku anak di sekolah dan di rumah semakin baik setelah mendapatkan penanaman nilai-nilai dasar humanis religius. Kata kunci: nilai humanis religius, akhlak mulia, TK Islam Terpadu
PENDAYAGUNAAN MODAL SOSIAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER Kurotul Aeni; Zamroni Zamroni; Darmiyati Zuchdi
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 4, No 1 (2016): Juni
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.261 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v4i1.9819

Abstract

Penelitian kualitatif dengan pendekatan naturalistik studi kasus ini bertujuan menganalisis bentuk, perbedaan, dan ciri khas pendayagunaan modal sosial dalam pendidikan karakter di  SD Sapen dan SD Budi Mulia Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan konfirmasi hasil observasi, wawancara, dokumen wawancara. Uji kredibilitas data dilakukan dengan memperpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi data, analisis kasus negatif, member check, dan referensi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles Huberman. Hasil penelitian menunjukkan pendayagunaan modal sosial dalam pendidikan karakter yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, budaya sekolah, dan program karakter melalui inkulkasi nilai karakter dan keteladanan secara integral memperkuat karakter. Pendayagunaan modal sosial pada kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh sangat kuat terhadap pembentukan karakter dibandingkan kegiatan intrakurikuler.Kata kunci: pendidikan karakter, modal sosial, program afektif, kedisiplinan, penugasan, living value, happy learning EMPOWERING THE SOCIAL CAPITAL IN THE CHARACTER EDUCATIONAbstractThe qualitative study by means of naturalistic case study approach was to analyze the form, the difference and the peculiarity of empowering the social capital in the character education conducted in the Muhammadiyah Sapen Elementary School and the Budi Mulia Dua Elementary School Yogyakarta. The data gathering was conducted by implementing observation, interview and documentation. The data validity was measured by confirming the results of observation, interview and interview document. The data credibility test was conducted by lengthening the observation, increasing the persistence, triangulating the data, analyzing the negative case, performing member checking and finding references. For the data analysis, the researcher made use of Miles Huberman interactive model. The results of the study showed that empowering the social capital in the character education that had been implemented in the form of learning activities, school culture and character programs by means of inculcation toward the character values and the role modelling integrally strengthened the students’ characters. Empowering the social capital in the extracurricular activities influenced heavily the character formation than in the intracurricular activities.Keywords: character education, social capital, affectiv programs, discipline, assignment, living value, happy learning
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP NEGERI 8 DAN SMP NEGERI 9 PURWOKERTO Tutuk Ningsih; Zamroni Zamroni; Darmiyati Zuchdi
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 3, No 2 (2015): Desember
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v3i2.9811

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan; (1) implementasi pendidikan karakter (IPK) di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto; (2) peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK; dan (3) aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif-naturalistik.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan berikut ini. (1) Implementasi pendidikan karakter yang lakukan melalui pola kegiatan terpadu antara kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler. (2) Implementasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan siswa mempunyai peranan yang positif dalam pembentukan kultur sekolah yang berkarakter. Peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK diwujudkan dalam: (a) peran kepala sekolah sebagai motivator, pemberi contoh keteladanan, pelindung, penggerak kegiatan, perancang kegiatan, pendorong, dan pembimbing; (b) peran guru sebagai pendidik, pengasih, dan pengasuh; dan (c) peran siswa sebagai subjek didik dan pelaksana kegiatan di sekolah. (3) Aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK cenderung mengacu pada prinsip ABITA (Aku Bangga Indonesia Tanah Airku) berbasis kebangsaan dan religius yang meliputi 18 nilai karakter, yaitu: (a) nilai religius, (b) kejujuran, (c) demokratis, (d) tanggungjawab, (e) disiplin, (f) peduli lingkungan, (g) peduli sosial, (h) kerja keras, (i) mandiri, (j) cinta tanah air, (k) semangat kebangsaan, (l) rasa ingin tahu, (m) gemar membaca, (n) menghargai prestasi, (o) cinta damai, (p) bersahabat/komunikatif, (q) toleran, dan (r) kreatif. (4) Terdapat persamaan dan perbedaan dalam IPK di kedua SMP tersebut, persamaannya adalah mengacu pada nilai-nilai yang ada pada prinsip ABITA, perbedaannya kalau di SMP Negeri 8 melaksanakan 12 nilai karakter dan kegiatan pelajaran sekolah setiap pagi diawali dengan baca Alquran pada jam ke-0, sedangkan SMP Negeri 9 Purwokerto melaksanakan 18 nilai karakter sesuai prinsip ABITA sebagai pilot projek Kemdikbud yang kegiatan pelajaran dimulai setiap pagi diawali dengan “Salam ABITA”, menyanyikan lagu kebangsaan, dan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah.
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PEMBELAJARAN BIDANG STUDI DI SEKOLAH DASAR Darmiyati Zuchdi
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 3 (2010): Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.716 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i3.224

Abstract

Abstract: The Development of a Character Education Model Integrated intoSubject Matters in Elementary School. This article is based on the results of thefirst year study of a three-year study aiming to develop a character educationmodel using a comprehensive approach integrated into the learning of theIndonesian language, science, and social studies in elementary school, togetherwith the development of a school culture. The research subjects comprised fourelementary schools in the Province of Yogyakarta, Indonesia. The results of thisstudy revealed that an effective model of character education is one implementinga comprehensive approach integrated into subject matters, using multimethods i.e.inculcation, modeling, value facilitation, and soflt skills development, accompaniedby the development of a positive school culture; the school principal and staffmembers, teachers, and parents should be involved in the practice of charactereducation; and the activities should be conducted in class, out of class, and athome.Keywords: character education, comprehensive approach, integrated learning, school culture
CULTURE BASED TEACHING AND LEARNING FOR INDONESIAN AS A FOREIGN LANGUAGE IN YOGYAKARTA Darmiyati Zuchdi; Nurhadi Nurhadi
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOL. 38, NO. 3, OCTOBER 2019
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v38i3.26297

Abstract

The practice of culture-based teaching and learning Indonesian as a foreign language (TLIFL) has not been well managed and standardized. Therefore, this study attempted to investigate TLIFL at six universities in Yogyakarta. The investigation consisted of some cultural aspects in terms of program management, learning material, learning media, teaching approaches, methods, and strategies, learning assessment, and program evaluation. The research design was a mix method design. To collect data, it used questionnaires, interviews, and observations. The data then were analysis quantitatively and qualitatively. The research results were (1) TLIFL program management had not been culture-based, (2) TLIFL learning material had not been entirely culture-based, (3) there were not enough learning media reflected on culture, (4) approaches, methods, and strategies had not used learning models including language learning, language awareness, cultural awareness, and cultural experience, (5) the assessment of culture-based learning had not been carried out with process assessment, but some have already packed it in cultural festivals at the end of the program, and (6) there was no evaluation on TLIFL programs that explicitly evaluated program achievements on aspects of  culture awareness, and experience.
PEMBENTUKAN SIKAP Darmiyati Zuchdi
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 3,1995,TH.XIX
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.4 KB) | DOI: 10.21831/cp.v3i3.9191

Abstract

Theory ofReasoned Action menempatkan sikap pada posisi sentraldalam kaitannya dengan tindakan manusia. Sikap sebagai fungsi keyakin- .an tindakan manusia ditentukan olch keyakinan pribadi dan keyakinankelompok.Sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, afektif, dan konatif.Komponen kognitifberupa persepsi dan keyakinan. Komponen afektifmenyangkut aspek emosional, sedangkan komponen konatif merupakanaspek kecenderungan bertindak. Komponen afektif biasanya berakarpaling dalam, paling dapat bertahan terhadap berbagai pengaruh.Komponen kognitiftidak selalu akurat.Scbagai halnya karakteristik afektif yang lain, sikap memilikitarget, arah, dan intensitas. Sikap berkaitan dengan kebutuhan individu(fisiologis, keselamatan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri). Adapribadi yang mengutamakan kcbutuhan tingkat rendah (fisiologis), adapula yang mengutamakan kebutuhan tinggi (aktualisasi diri).Sikap sosial terbentuk oleh adanya interaksi sosial. Faktor-faktoryang mempengaruhi pembentukan sikap ialah pengalaman pribadi,kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembagapendidikan dan Iembaga agama, dan faktor emosi dalam diri individu.Berbagai faktor tersebut, dalam mcngajarkan sikap harus dimanipulasisecara sendiri-sendiri atau bersama-sama demi terbentuknya sikap positifyang bersifat persuasif sehingga dipahami dan diterima oleh penerimainformasi. Pendckatan untuk mengukur sikap yaitu laporan diri, laporanolch orang-orang lain, sosiometrik dan catatan. Apabila memungkinkan,prosedur laporan diri sebaiknya digunakan. Prosedur laporan oleh orangoranglain baik digunakan untuk memperoleh laporan tentang tingkahlaku. Sosiometri digunakan untuk memperolch informasi mengenai struktursosial suatu kelompok. Yang terakhir, catatan digunakan untukmelaporkan kejadian schari-hari secara sistematis.
PENGAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MEDIA, ' PENGEMBANGAN BUDAYA PROGRESIF Darmiyati Zuchdi
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,1992,TH.XII
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.575 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.8790

Abstract

Demi tercapainya keadaan yang lebih maju,·diperh,.lkanpandangan baru yang berakar p~da pemahaman manusiaseca.ra utuh dan mendalam. Dengan demikian, masalah-masa-'lah global dapat diaiasi secara mendasar sehingga timbultanggung jawab dan kegotongroyongan sosial budaya. Kete'"rampiIan .mena'nggulangi, dan mengatasi masalah periu dikem- .bangkan lewat jalur pendidikan, yakni lewat;, isi dan proseskegiatan belajar":mengajar setiap bidang studio Memp.ertlmbangkan'adanya hubungan poIigenik dan ontogenik 'antarabahasa dan kebudayaan. pengembangan budaya progresif, yang.. salah satu cirinya adalah berkembangnya nilai teoretis ilmu.dapat diIaksanakan melalui isi. dan proses pengajaran BahasaIndonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia dengan st1'ategi pem"ecahanmasalah kiranya tepat untuk tujuan pengembanganbudaya p1'ogresif. Penggunaan strategi ini 'mernberikanpeluang yang sangat besar kepada pelajar untuk mengembangkanketerampiIan be1'bahasa dan .keterampilan memeca,hkanmasalah.
HUMANISASI PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENGATASI KONFLIK Darmiyati Zuchdi
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 2 (2004): CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI JUNI 2004, TH. XXIII, NO. 2
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.234 KB) | DOI: 10.21831/cp.v2i2.4848

Abstract

Educational institutions have the responsibility ofdesigning apro­ gramto help individuals become society members ofsufficient intelli­ gence and praiseworthy character. These two criteria make it pos­ sible to bring about an ideal social life colored with a spirit ofdevel­ oping the self-potential to achieve prosperity and happiness in the world and in the hereafter. An educational system suitable for the development of a society ofindividuals with such intelligence and character is one which is humanistic in nature, treating the educational participant as an indi­ vidual as well as a member ofthe community who needs to be helped and encouraged in order to have effective habits based on an inte­ gration ofknowledge, skills, and will. Such an integration makes it possible for an individual or a community to leave a condition ofde­ pendence and move to that ofself-dependence and interdependence. Interdependence is extremely important in modern society because a more complex life can only be handled collaboJ;1ltively. Itmeans that skills ofestablishing hannonious relationships are needed and skills of resolving conflicts are among those which should be mastered well though they are not easy to master. In relation to the Indonesian con­ text, any conflict resolution skill is really important for everybody to have in order to be able to manage various conflicts coming to exist­ ence in society. Such humanization ofeducation should as soon as possible be the mission ofevery level ofeducational institution in Indonesia in order that basic values for achieving success are really put in the foun­ dations ofthe character building ofthe nation. Among those values are integrity, modesty, loyalty, courage, fairness, honesty, patience, industriousness, politeness, and consistency. Key words: humanization ofeducation, effective habits, conflict resolution skills.