Ova Emilia
Department Of Obstetrics And Gynecology, Faculty Of Medicine, Public Health And Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 130 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PERILAKU BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II TAMBAK, PUSKESMAS BANYUMAS DAN PUSKESMAS I KEMRANJEN Sumiyati, Sumiyati; Emilia, Ova; Dasuki, Djaswadi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.897 KB) | DOI: 10.22146/jkr.5347

Abstract

PERILAKU BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II TAMBAK, PUSKESMAS BANYUMAS DAN PUSKESMAS I KEMRANJEN Sumiyati1, Ova Emilia2, Djaswadi Dasuki3 ABSTRACT Background: Early Initiation of Breastfeeding (EIB) is important because it can increase the success of exclusive breastfeeding and infant survival. However, the implementation of the EIB is still not optimal in Banyumas. One of the factors that support the success of EIB is the support of health workers, especially midwives. Central Bureau of Statistics of Banyumas regency in 2012 said that most of deliveries in Banyumas 78.52% in 2011 attended by midwives.Objective: To determine the behavior of midwives in the implementation of Early Initiation of Breastfeeding at Work Area of Tambak Public Health Center Banyumas. Public Health Center and Kemranjen Public Center.Methods: The study was cross sectional complemented with qualitative data. The experiment was conducted at the Working Area of Tambak II, Banyumas and Kemranjen I public healh centers with 38 midwives as subjects. In-depth interviews conducted to 6 midwives and 4 postpartum mothers.Results and Discussion: There were a significant association between knowledge and attitudes of midwives to practice implementation of EIB, knowledgeable midwife tent to practice E.I.B 1.79 times higher than less knowledgeable midwife. Good attitude midwives 1.62 times more likely to support EIB practice.Conclusion: The behavior of midwife in the implementation of the EIB practices is influenced by a good knowledge and attitudes that support the EIB. Factors that inhibit the EIB, included flat nipples exhaustment of postpartum mothers and lack of rest among health professionals when encountered prolong labor. Keywords: knowledge, attitude, practice, midwife, early initiation of breastfeeding  ABSTRAK Latar Belakang: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) penting karena dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif dan kelangsungan hidup bayi. Namun pelaksanaan IMD masih belum optimal di Kabupaten Banyumas. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan IMD adalah dukungan tenaga kesehatan terutama bidan. Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Banyumas tahun 2012 menyatakan sebagian besar penduduk Kabupaten Banyumas sekitar 78,52% pada tahun 2011 menggunakan tenaga kesehatan bidan untuk menolong persalinan.Tujuan: Untuk mengetahui perilaku bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas II Tambak, Puskesmas Banyumas dan Puskesmas I Kemranjen.Metode: Penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas II Tambak, Puskesmas Banyumas dan Puskesmas I Kemranjen dengan subjek penelitian 38 bidan dan wawancara mendalam dengan 6 bidan serta 4 ibu postpartum.Hasil dan Pembahasan: Hasil analisis bivariabel terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap bidan dengan pelaksanaan praktik IMD, bidan yang berpengetahuan baik 1,79 kali lebih besar untuk melakukan praktik IMD dengan baik dibandingkan dengan bidan yang berpengetahuan kurang. Sikap bidan yang mendukung IMD 1,62 kali lebih besar untuk melakukan praktik IMD dengan baik dibandingkan dengan sikap bidan yang tidak mendukung IMD.Kesimpulan: Perilaku bidan dalam pelaksanaan praktik IMD dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dan sikap yang mendukung terhadap IMD. Faktor yang menghambat IMD antara lain bentuk puting yang mendatar sehingga bayi kesulitan untuk menghisap, ibu postpartum merasa capai dan lelah karena kurang istirahat serta faktor tenaga kesehatan, apabila menolong persalinan dengan kala II lama sehingga pelaksanaan IMD kurang dari satu jam. Kata kunci: pengetahuan, sikap, praktik, bidan, inisiasi menyusu dini1    Poltekkes Kemenkes Semarang2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UGM
PERBANDINGAN ANTARA PEMBERIAN PROGESTERON VAGINAL DAN ALLYLESTRENOL ORAL PADA PENANGANAN ABORTUS IMINENS Dhani, Umar; Emilia, Ova; Siswosudarmo, Risanto
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.909 KB) | DOI: 10.22146/jkr.7120

Abstract

Umar Dhani1, Ova Emilia2, Risanto Siswosudarmo3 ABSTRACTBackground: Abortion is still the most common complication of pregnancy. Inadequate secretion of progesterone in early pregnancy has been associated with one of the cause of miscarriage. Progesterone supplementation has been used to prevent abortion but it is still debatable.Objective: To compare the success rate of vaginal progesterone vs oral allylestrenol in the treatment of threatened abortion and duration of maintaining pregnancy.Method: Randomized Clinical Trial. The study was conducted at four affiliated hospitals of Sardjito hospital Yogyakarta from November 2013 to May 2014. Subjects with the diagnosis threatened abortion meeting the following criteria were included: 8-16 weeks gestational age, hemoglobin content eH 10 g/dL, and live fetus. The following patients were excluded: there was a history of induced abortion, hormonal treatment, associated with IUD use, uterine anomaly and gynecology tumor. A total of 60 patients were recruited to obtain 0.6 times proportion difference and 80% power of study. Eligible subjects consisting of 30 and 29 were randomly allocated into vaginal progesterone and oral allylestrenol groups. Ability to maintain, duration of pregnancy and side effects were outcomes of interest. Chi-square, t-test, Fisher exact test and survival analysis were used for statistical analysis.Result & Discussion: Abortion rate in vaginal progesterone was 23.3% compared 37.9% with oral allylestrenol group (RR=0.61; 95% CI 0.27-1.36). Duration of maintaining pregnancy was 16.57 days vs 9.82 days in vaginal progesterone and oral allylestrenol respectively (mean difference 6.75 days; 95% CI 2.30-11.20). There was no difference in term of gestational age on the abortion rate (p>0.05). One case undergoing nausea was found in oral allylestrenol group.Conclusion: There was no difference between vaginal progesterone and oral allylestrenol in term of abortion rate. Vaginal progesterone could maintain pregnancy longer than oral allylestrenol.Keywords: Threatened abortion, Vaginal progesterone, Oral allylestrenol, Abortion rate, Side effect. ABSTRAKLatar Belakang: Abortus masih merupakan komplikasi kehamilan yang sering terjadi. Sekresi progesteron yang tidak memadai pada awal kehamilan telah dikaitkan dengan salah satu penyebab abortus. Suplementasi progesteron digunakan untuk mencegah keguguran spontan walaupun masih diperdebatkan.Tujuan: Membandingkan keberhasilan terapi progesteron vaginal vs. allylestrenol oral dalam hal kejadian abortus dan lama terjadinya abortus pada kasus abortus iminens.Metode: Randomized Clinical Trial. Penelitian dilakukan dibagian Obstetrika dan Ginekologi di RS Kabupaten yang merupakan afiliasi RS Sardjito dari bulan November 2013 sampai dengan Mei 2014. Subyek yang memenuhi kriteria berikut ini: hamil 8-16 minggu, terdiagnosis abortus iminens, kadar hemoglobin > 10 g/dL, dan janin hidup. Pasien berikut ini tidak dimasukkan dalam penelitian: riwayat abortus provokatus, riwayat penggunaan terapi hormonal, abortus imminens karena kegagalan IUD, anomali uterus dan tumor ginekologis. Sebanyak 60 pasien diikutsertakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan beda proporsi kejadian abortus sebesar 0,6 kali dengan kekuatan penelitian sebesar 80%. Subjek dibagi menjadi dua kelompok secara random yaitu kelompok yang mendapat progesteron vaginal dan allylestrenol oral masing-masing sebanyak 30 dan 29. Keberhasilan mempertahankan kehamilan, lama hari bertahan dan efek samping adalah hasil yang dinilai. Uji Chi-square, t-test, uji Fisher dan analisis survival adalah uji statistik yang dipakai.Hasil & Pembahasan: Kejadian abortus pada kelompok progesteron vaginal adalah 23,3% dibanding, 37,9% pada kelompok allylestrenol oral (RR=0,61; 95% CI 0,27-1,36). Lama bertahan pada kelompok progesteron vaginal rata-rata 16,57 hari dibanding rata-rata 9,82 hari pada kelompok allylestrenol oral (beda rata-rata 6,75 hari; 95% CI 2,30-11,20). Tidak ada perbedaan bermakna pengaruh umur kehamilan terhadap kejadian abortus pada kedua kelompok (p>0,05). Efek samping berupa perasaan mual hanya dijumpai pada kelompok allylestrenol oral.Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan kejadian abortus pada kedua kelompok meskipun kemampuan bertahan lebih lama pada kelompok progesteron vaginal.Kata Kunci: Abortus iminens, progesteron vaginal, allylestrenol oral, angka abortus, efek samping. 1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS SardjitoYogyakarta
Analisis Hubungan Clinical Autonomy Terhadap Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Dalam Tindakan Seksio Sesarea Pada Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Mappaware, Nasrudin Andi; Emilia, Ova; Hadijono, Soerjo; Malinta, Umar; Hakimi, Mohammad; Soetrisno, Soetrisno; Tiro, Eddy
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.454 KB) | DOI: 10.22146/jkr.49209

Abstract

Background: In Indonesia, the National Health Insurance System (NHIS) is an implementation of law No. 40 of 2004 on the National Social Insurance System in health sector with universal health coverage (UHC) concept. Therefore, the satisfaction of specialist’s work will be very influence towards hospital works. The previous research (Nasruddin, 2017) about factor analysis related to job satisfaction of doctor specialist for obstetrics and gynecology (SpOG) toward Sectio Caesarea (SC) on NHI showed that medical service (transparency and remuneration) and working condition have significant correlation towards work satisfaction of doctor SpOG in SC on NHI.    Objective: to analyze the correlation of clinical autonomy on job satisfaction of doctor SpOG on Sectio Caesarea on National Health Insurance system.Method: A quantitative research by applying analytic observational study with cross sectional design.Materials and Research: This research was conducted in Makassar. A number of sample was 73 doctors SpOG. Data was obtained by clinical autonomy questionnaire having been tested its validity and reliability. The result of the research was analyzed by using chi-square test.  Result: Based on the correlation of characteristics towards work satisfaction of doctor SpOG in SC on National Health Insurance system found that age category between 36 – 45 years old is satisfied, female is satisfied, working duration more than 5 years is dissatisfied and public hospital status is dissatisfied. There is no correlation between clinical autonomy in this case is control overwork (p = 0.170) and prerogative obtain need service (p = 0.240) on job satisfaction of doctor SpOG in Sectio Caesarea on National Health Insurance System.Conclusion: There is no relation between clinical autonomy on job satisfaction of doctor SpOG in Sectio Caesarea on National Health Insurance System. Even though the doctors SpOG are not satisfied with NHI (medical service and working condition) but the doctors are able to work professionally with clinical autonomy. Keywords: clinical autonomy, doctor SpOG, National Health Insurance System 
Gambaran Faktor Risiko Prolaps Organ Panggul Pasca Persalinan Vaginal di Daerah Istimewa Yogyakarta Pangastuti, Nuring; Sari, Dwi Cahyani Ratna; Santoso, Budi Iman; Agustiningsih, Denny; Emilia, Ova
Majalah Kedokteran Bandung Vol 50, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.733 KB) | DOI: 10.15395/mkb.v50n2.1321

Abstract

Prolaps organ panggul merupakan salah satu bentuk disfungsi dasar panggul pada perempuan. Disfungsi dasar panggul adalah keadaan terganggunya fungsi dasar panggul merupakan salah satu kondisi kesehatan yang banyak dikeluhkan perempuan. Lebih dari 46% perempuan dengan riwayat persalinan vaginal mengalami disfungsi dasar panggul,dan peningkatan jumlah paritas berkorelasi dengan peningkatan kejadian prolaps organ panggul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik faktor risiko prolaps organ panggul pasca persalinan vaginal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada Januari–Maret 2018. Hasil penelitian didapatkan 51 subjek penelitian dengan persalinan vaginal yang dapat dilakukan pemeriksaan POPQ pada 3 bulan pascapersalinan. Prolaps organ panggul didapatkan pada sebagian besar pasien pascasalin, yaitu sejumlah 46 orang, prolaps uteri 33 orang, sistokel 44 orang, serta rektokel pada 46) orang. Hanya 5 orang yang tidak memiliki gambaran prolaps organ panggul pada 3 bulan pascapersalinan.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor risiko prolaps organ panggul pascapersalinan vaginal di Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas faktor intrinsik (usia ibu, panjang genital hiatus maupun perineal body), dan ekstrinsik (paritas, indeks massa tubuh overweight dan obes, kenaikan berat badan selama hamil >15 kg, serta dilakukan episiotomi dan terjadi robekan perineum). Upaya pencegahan terutama edukasi, perbaikan gaya hidup, pengendalian indeks massa tubuh, pengaturan diet, olahraga penguatan otot dasar panggul, pembatasan jumlah kehamilan dan persalinan, serta pertolongan persalinan sesuai Asuhan persalinan normal. Kata kunci: Disfungsi dasar panggul, faktor risiko, persalinan vaginal, prolaps organ panggul Risk Factors for Pelvic Organ Prolapse in Women with History of Vaginal Delivery in YogyakartaPelvic organ prolapse is one form of pelvic floor dysfunctions in women that impairs the pelvic floor function and also one of the most frequently conditions complained by women. More than 46% women with history of vaginal delivery have experienced pelvic floor dysfunction where higher number of parity correllates to increased pelvic organ prolapse incident. The aim of this study was to understand the  characteristic risk factors of pelvic organ prolapse incident post vaginal delivery in Special Region of Yogyakarta. The study ws performed during the period of January to March 2018 on 51 subjects with history of vaginal delivery evaluated using POPQ in 3 months postpartum. Pelvic floor dysfunction was present in most postpartum patients, i,e, 46 people while 33 experienced uterine prolapse, 44 experienced cystocele, and 46 experienced rectocele. Only 5 subjects had no pelvic floor dysfunction in any form. Risk factors for pelvic organ prolapse in post vaginal delivery in the Special Region of Yogyakarta consist of intrinsic factors (maternal age, genital length of hiatus, and perineal body), and extrinsic factors (parity, overweight status and obese status based on body mass index, weight gain during pregnancy exceeding 15 kg,  episiotomy and the occurrence of perineal rupture). Prevention actions include  education followed by lifestyle improvement, control of body mass index, dietary regulation, exercise, restrictions on the number of pregnancies and childbirth, and safe delivery according to normal birth care standard.Key words: Pelvic floor dysfunction, pelvic organ prolapse, risk factors, vaginal delivery
Validation test of Indonesian pelvic floor distress inventory-20 (Indonesian PFDI-20) Pangastuti, Nuring; Iman, Santoso Budi; Denny, Agustiningsih; Emilia, Ova
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 52, No 2 (2020)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.145 KB) | DOI: 10.19106/JMedSci005202202004

Abstract

The pelvic floor distress inventory-20 (PFDI-20) questionnaire is one of the questionnaires used to help find out complaints of pelvic floor dysfunction. The questionnaire is also frequently used in studies related to pelvic floor dysfunction. The validation test results of the questionnaire have not been obtained from Indonesian population.This study aimed to obtain an Indonesian PFDI-20 questionnaire that is in accordance with the original questionnaire and valid as well as reliable use for the Indonesian population.The validation test series were conducted through several stages: forward translation, back-translation, expert panel, pre-testing, and cognitive interviewing, final version and documentation. Data of 77 female respondents of reproductive age in the Yogyakarta Special Region were collected from January to March 2018.The statistical test result of questionnaire validity from the corrected item-total correlation of each question item has value more than 0.30 (0.385-0.781) indicating that the Indonesian PFDI-20 questionnaire was valid. Test reliability of the questionnaire using Cronbach’s alpha with a high significant result of 0.911 (0.902-0.913)> r table was obtained. In conclusion, the Indonesian PFDI-20 questionnaire is valid and reliable, thereforeit can be used in Indonesian population.
Keefektifan SMS Reminder Sebagai Media Promosi Kesehatan Ibu Hamil di Daerah Terpencil Herlina, Sri; Sanjaya, Guardian Yoki; Emilia, Ova
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) SNIMed IV (2013)
Publisher : Magister Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komplikasi selama kehamilan menyebabkan lebih dari 530.000 kematian perempuan di dunia. Kondisiinidiperparah akibat terlambatnya penanganan, malnutrisi dan anemia. Strategi promosi kesehatan masih menjadi strategi penting penurunan morbiditas dan mortalitas akibat kehamilan. Termasuk memanfaatkan teknologi Mobile (mHealth). Penelitian ini bertujuan untuk melihat manfaat teknologi SMS sebagai media promosi kesehatan, khususnya terhadap pengetahuan ibu hamil tentang komplikasi dan asupan gizi. Rancangan penelitian quasi eksperimental onegrouppreposttestdesign dilakukan pada 49 ibu hamil trimesterI dan II di Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Hasil pre-test dan post-testmenunjukkan adanya peningkatan pemahaman ibu hamil terhadap komplikasi kehamilan dan asupan gizi setelah dilakukan intervensi promosi berbasis SMS (p<0,05). SMS reminder ini dipersepsikan mudah, menarik dan inovatif. Media SMS terbukti bermanfaat untuk menyampaikan informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan rutin (Antenatalcare) pada tenaga medis.
Pengaruh Pemberian Parasetamol Intravena untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Sitorus, Juli; Emilia, Ova; Nurdiati, Detty Siti
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.53482

Abstract

Background: Labor was a physiological process, labor pain appeared from regularly uterine contraction, cervix distention and pressure to pelvic floor that stimulate free end nerves. Pain labor can influenced the mother, fetus and the progress of labor. There are various of effort to decrease pain labor by pharmacological or non pharmacological. The best therapy must be safe, effective, and minimal adverse effect to mother and fetus.Objective: To evaluate the effect of paracetamol intraveneous for pain relief in active labor versus saline water.Methods: In randomized controlled trial, with single blinded, 66 primigravid in active labor at RSUD Hj. ANNA LASMANAH Banjarnegara and RSUD Banyumas from November 2016 to January 2017. Sampels divided in two groups, paracetamol group (n=33) and normal saline group (n=33). The primary  outcome was the efficacy of paracetamol to relief pain. Intensity of the pain measure by VAS (visual analogue scale), pain measured before drug administration, after 30 minutes, at 1, 2, 3, and 4 hours in both groups. The secondary outcomes include the adverse effect to the mother and baby in both group.Results: The reduction in pain score was significantly greater in paracetamol group than normal saline after 30 minutes, 1, 2, 3, and 4 hours after adiministration of the drug (p<0.05). There was no adverse effect to mother and baby in both groups.Conclusion: Paracetamol intravenous statistically significant decreasing mean pain score than normal saline and safe in active labor.Keywords: Paracetamol, analgesia, active phase in labor
Pemulihan Kesuburan Pasca Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Wanita Usia Subur di Indonesia Setyaningsih, Reni Dwi; Wilopo, Siswanto Agus; Emilia, Ova
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 1 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i1.1684

Abstract

The issue of return of fertility after discontinuation of contraceptive use is one of the important studies related to the efficacy and safety of various contraceptive methods, both hormonal and non-hormonal. Indonesian Demographic and Health Survey Data from 2002-2003 revealed that 34 percent of women in childbearing age who discontinued using the contraceptive was due to pretension to have the next pregnancy. The mechanisms of action for a variety of contraceptives would be related to the varying duration of post-use fertility return. This study was aimed to see how long it takes for women in childbearing age to stop using the contraceptive until the next pregnancy occurs. This study was an observational study using secondary data from the Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) data from 2002-2003. The samples of this study were 5,223 women in childbearing age who discontinued using the contraceptive. Every interest in this study was the occurrence of pregnancy after stopping using the contraceptive. Determination of the samples was limited to ever pregnant women who stopped using hormonal contraceptive and IUD, which could be observed during the survey period.The results showed that the probability of  reaching 50 percent pregnancy required 7 and 6 months after the discontinuation of injection and implant use as well as 4 months after pill and IUD use. Keywords: Return of fertility, Contraceptive, Childbearing Age      
Komplikasi Bedah, Luaran Fungsi Seksual dan Menstruasi dari Prosedur Vaginoplasti Sigmoid pada Pasien dengan Agenesis Vagina Sinaga, Roy Jansen; Pangastuti, Nuring; Emilia, Ova
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.52149

Abstract

Background:  Vaginal agenesis is one form of abnormality found in the uroginecology with a prevalence of 1: 4000 births. Various reconstruction techniques, both non-surgical and surgical, have been introduced, one of which is sigmoid vaginoplasty. Research on the complications and outcomes of sigmoid vaginoplasty procedure is still limited.Objective: To assess surgical complications, sexual and menstrual function outcomes of sigmoid vaginoplasty procedure.Method: This is a prospective study. A total 11 patients with a variety of genital tract malformations have been performed for sigmoid vaginoplasty during January 2017 to January 2019. Data are described descriptively-analytically. All patients were assessed for surgical complications, menstrual and sexual function after surgery.Results and Discussion: A total of 10 cases (90.9%) were diagnosed with vaginal agenesis and 1 case (9.1%) was diagnosed with Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) syndrome. Durante surgery complications are severe bleeding and rectum injury, occurred in 2 cases (18.2%). Postoperative complication is surgical wound dehiscence, occurred in 2 cases (18.2%). All patients who have uterus (100%) showed good menstrual function outcomes. Of the 3 married patients, all patients (100%) showed good postoperative sexual function outcomes (FSFI score 27-30.4). Conclusion: The sigmoid vaginoplasty procedure is an effective procedure for patients with agenesis vaginal. This procedure has low surgical complications with good outcomes of menstrual and sexual function. Keywords: Sigmoid vaginoplasty; vaginal agenesis; menstrual function; sexual function.
Hubungan peningkatan kadar progesteron pada saat pengambilan oosit terhadap keberhasilan Fertilisasi In Vitro Silitonga, Martha Chaterince; Widad, Shofwal; Emilia, Ova
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.64359

Abstract

Latar belakang:Fertilisasi In Vitro (FIV) semakin banyak digunakan dalam penanganan infertilitas di Indonesia. Banyak penelitian yang mempelajari pengaruh peningkatan kadar progesteron saat pengambilan oosit dalam keberhasilan FIV, namun hasil yang diperoleh masih bersifat kontroversi.Tujuan: Mengetahui hubungan peningkatan kadar hormon progesteron saat pengambilan oosit dengan keberhasilan FIV.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif melibatkan 210 siklus FIV dari Januari 2014 sampai Desember 2016. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kadar progesteron saat pengambilan oosit. Kelompok pertama dengan kadar progesteron < 12 ng/ml sebanyak 151 subyek, sedangkan 59 lainnya masuk dalam kelompok dengan kadar progesteron ≥12 ng/ml. Luaran kehamilan dinilai dengan mengukur kadar hormon β-hCG.Hasil dan Pembahasan: Didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan bermakna untuk luaran kehamlan antara kelompok dengan kadar progesteron rendah dan kadar progesteron tinggi (25,8% VS 23,7%; RR 0,67 IK 0,29-1,56, p>0,05). Pada analisis bivariat, terdapat peningkatan signifikan dari kadar estradiol pasca stimulasi dan jumlah folikel (RR 2,00 IK 1,57-2,55, p<0,0001 dan RR 1,86, IK 1,47-2,36, p<0,0001);  jumlah oosit (RR 1,99, IK 1,61-2,48, p<0,0001), dan jumlah embrio (RR 1,99 IK 1,62-2,43; p<0,0001) pada kelompok dengan kadar progesteron tinggi. Dari analisis multivariat, peningkatan jumlah oosit merupakan satu – satunya faktor yang secara signifikan meningkatkan rasio kehamilan pada FIV (RR 3,36 IK 1,04-10,87; p<0,05).Kesimpulan:Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan signifikan rasio kehamilan pada FIV dengan peningkatan kadar hormon progesteron pada pengambilan oosit. Jumlah oosit yang dipanen secara signifikan meningkatkan keberhasilan kehamilan pada FIV, dan jumlah oosit juga signifikan meningkat pada kelompok dengan kadar progesteron tinggi.Kata kunci: progesteron; oosit; Fertilisasi In Vitro
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abbas, Marwan Abdul Wahab Abdul Wahab Abdul Wahab Abu Bakar Adi Ariffianto Akifah Fatimah Albertina Bata, Verayanti Amiruddin Amiruddin Amitya Kumara Amitya Kumara Amitya Kumara Anis Widyasari Aria Kekalih Arif Tirtana Armaijn, Fadhilah Armis Armis Asep Novianto Astuti, Andari Wuri Augustine D. Sukarlan Ayub Irmadani Anwar B P Suryosubianto Bahari, Rafidah Bernadetta Esti Chrismawaty Budi Iman Santoso Daulian, Fika Denny Agustiningsih Detty Siti Nurdiati Devi Hartati Dewi Matindas Dharmayati B. Utoyo Diannisa I E Sangun Dicky Moch Rizal Dicky Moch Rizal Djaswadi Dasuki Djaswadi Dasuki Djaswadi Dasuki Djauhar Ismail Djauhar Ismail Donal Donal Donal Donal Dwi Andayani Dwi Cahyani Ratna Sari Dwi Juwartini Dwi Rahma Wati Eddy Hartono Eddy Hartono Eddy Tiro Eddy Tiro Edi Patmini Edi Patmini Edi Patmini Siswanti Efrayim Suryadi Efrayim Suryadi Eti Poncorini Pamungkasari Eugenius Phyowai Ganap Eugenius Phyowai Ganap Eugenius Phyowai Ganap Evi Septiani Fadhilah Armaijn Fatwa Sari Tetradewi Febe, Ester Fielda Djuita Ganap, Eugenius Phyowai Gandes Retno Rahayu Guardian Yoki Sanjaya Hamid, Noor Aini Abdul Handayani, sri Hari Kusnanto Hari Kusnanto Harsono Mardiwiyoto Harsono Mardiwiyoto Hartono Hartono Hartono Hartono Helen Try Juni Asti Hepta Lidia Herlin Fitriani Kurniawati Heru Pradjatmo Hidayat, Asri Ibrahim, Juliani Ika Dewi Ana Ika Parmawati Iman, Santoso Budi Irwan Taufiqur Rachman Ismail Joko Sutresno Iwan Dwiprahasto Iwan Dwiprahasto Iwan Dwiprahasto Juli Sitorus Kartini, Farida khusnul khotimah Khusnul Khotimah Kirubashni Mohan Koheresto G. Liufeto Ksyatria, Yudhistya Ngudi Insan Leo Prawirodihardjo Lia Dewi, Vivian Nanny Lidia, Hepta Lili Ratnawati Lilie Fransiska Lilie Fransiska Lionita, Widya Magdalena Paunno Malik, Ummu Kalzum Malik, Ummu Kalzum Mappaware, Nasrudin Andi Maria Magdalena Purba, Maria Magdalena Martha Chaterince Silitonga Martinus Martinus Marwan Abbas Maryanto, Budi Mayae Hugo Mayae Hugo Mei Neni Sitaresmi Mia Kusmiati Michael Andreas Leman Moch. Anwar Mohammad Hakimi Mohammad Hakimi Mohammad Hakimi Mohammad Hakimi Mohammad Hakimi Mora Claramita Mubasysyir Hasanbasri Mubasysyir Hasanbasri Muhammad Hakimi Muhammad Nurhadi Rahman Mursyidah Khairiyah Murti Mandawati Nani Emma Nani Emma Nasrudin Andi Mappaware Ni Putu Widarini Novriana, Riska Nuraini, Laila Afiliasi Puji Nuraliah Nuraliah Nuraliah, Nuraliah Nuring Pangastuti Nuring Pangastuti Nuring Pangastuti, Nuring Nurlaila Marasabessy Nurlina Ina Nurlina Ina, Nurlina Nurrahma Wahyu Fitriyani Nurul Hikmah Petrana Petrana, Nurul Hikmah Phyowai Ganap, Eugenius Poedji Rochjati Poedji Rochjati Popy Irawati Popy Irawati Pratiwi, Cesa Septiana Pratiwi, Putu Irma Puspasari Puspasari Raharja, Supanji Rahmi Surayya Ramani, Subha Ratih Kumalasari Ratnawati, Lili Reni Dwi Setyaningsih Risanto Siswosudarmo Rizka Aries Putranti Rochmanita Sandya Afindaningrum Roy Jansen Sinaga Rukmono Siswishanto Sangun, Diannisa I E Sanip, Suhaila Sari, Sylvia Mustika Shinta Prawitasari Shofwal Widad Shulhana Mokhtar Silitonga, Martha Chaterince Sinaga, Roy Jansen Siswanto Agus Wilopo Sitorus, Juli Soehartati Soehartati Soerjo Hadijono Soerjo Hadijono Soerjo Hadijono Soerjo Hadijono Soerjo Hadijono Soetrisno Soetrisno Soetrisno Soetrisno Solly Aryza Sri Handayani Sri L. Menaldi Sri Linuwih Susetyo Wardhani, Sri Linuwih Susetyo Sukamdi Sukamdi Sumiyati Sumiyati SUMIYATI SUMIYATI Sunarko Sunarko Supanji Raharja Sutresno, Ismail Joko Titik Kuntari Tri Wibawa Trisasi Lestari Umar Dhani Umar Dhani, Umar Umar Malinta Umar Malinta Vella Dwi Yani Vella Dwi Yani Verayanti Albertina Bata Verayanti Albertina Bata Wahab, Abdul Wenny Artanty Nisman, Wenny Artanty Widyandana Widyandana Widyawati Widyawati Wiwin Lismidiati Yakayum Yanti Yanti Yati Soenarto Yayi S. Prabandari Yayi Suryo Prabandari Yayi Suryo Prabandari Yayi Suryo Prabandari Yekti Satriandari Yoyo Suhoyo Yudhistya Ngudi Insan Ksyatria Yuliana Yuliana Yundari, Yundari Zulfa, Siti Zakiah