Claim Missing Document
Check
Articles

THE DEVELOPMENT OF KAMPUNG ARAB AS A TOURISM KAMPUNG IN SURABAYA Feti Mayasari; Happy Ratna Santosa; Muhammad Faqih
Journal of Architecture&ENVIRONMENT Vol 11, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.983 KB) | DOI: 10.12962/j2355262x.v11i2.a490

Abstract

Kampung Arab, known as a religious tourism kampung in Surabaya offers historical tourism concept, culture, and commercial activity to society in which is always crowded with tourists. Over time, the area of religious tourism is increasingly and well managed, which can be viewed in terms of area functions as a commercial area cum residential Kampung. Thus, in indirect way, tourism brings a significant impact on this region. Residents of this Kampung mostly work as merchands and open businesses in the area (residential), enabling them to expand their own business further. This change as a form of adaptation to adjust their needs. Some buildings (residential) are converted to warehouse and shops or else being reformed into a modern building, thus diminish the original character of this area. This is a quali-tative study which is focussed on the social condition of the residents. The resear-cher uses in-depth interview and observation methods. Related variables in this research is non-physical variables, include historical aspects, culture, and socio-economic, whereas physical variables include settlement patterns, land use, hierarchy of space and facade. Data analysis technique used is FGD which netting opinion technique to explore public opinion and data reduction. The results of this research is to generate criteria over tourism kampung development which combines historical, cultural (ethnical) and socio-economic (non-physical) and physical development of the Kampung Arab so that it can be sustainable tourism kampung in Surabaya which can reflect the image of the region.
INHABITANT’S SENSE OF PLACE IN THE CONTEXT OF TOURISM KAMPUNG Annisa Nur Ramadhani; Muhammad Faqih; Arina Hayati
Journal of Architecture&ENVIRONMENT Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Department of Architecture, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1407.79 KB) | DOI: 10.12962/j2355262x.v17i2.a3894

Abstract

Kampung improvement program in Surabaya is considered successful in enhancing the qualty of housing and settlement-based on sustainable development. Recently, several kampungs develop based on tourism thematic (Thematic Tourism Kampung Programme) that adopts cultural conservation value both tangible and intangible. The development of this tourism kampung has a positive purpose to improve the socio-economic prosperity of its people. On the other hand, there is a change of function and meaning of the kampung from an urban kampung to a tourism kampung. It means that the kampung settlement becomes more accessible to the public visitors, ie tourists who want to visit and feel the experience of place within the kampung. In this case, the changes that occur have affect both kampung’s dimensions physically and non-physically, because sense of place is closely related to the level of community participation and the sustainability of a development. This paper aims to enrich the model of sense of place in the smaller context which is tourism kampung development in developing county through an approach based on an in-depth literature review of relevant studies and official documents of institutions. The main dimensions and elements have been identified to measure community’s sense of place level in tourism kampung. The different theories of sense of place are reviewed to show the need of a shared definition of what constitutes a sense of place, its features, and its performance in the specific context (tourism kampung). The result of this research explain that variables of sense of place consist of form, activity, and meaning which has sub variable namely place attachment and bonding. Furthermore, the identified variables will be used to form a questionaire in the next sense of place study especially in the tourism kampung context.
Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau Gumuk di Lingkungan Perumahan Formal (Studi Kasus Real Estate di Kota Jember) Heri Prasetyo; Purwanita Setijanti; Muhammad Faqih
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i1.59314

Abstract

Ekosistem gumuk merupakan bentang alam yang unik dan khas di Kabupaten Jember. Gumuk berfungsi sebagai penyangga kekayaan keragaman hayati, area konservasi dan hu- tan lingkungan. Saat ini sebagian gumuk sudah mulai ditambang dan dialih fungsikan menjadi lahan bangunan properti, sehingga sangat dimungkinkan akan terjadi kerusakan lingkungan dan bah kan hilangnya gumuk itu sendiri. Sebagian kecil lagi ada di ling- kungan perumahan dan menjadi bagian dari persyaratan adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik perumahan. Sayangnya kebe radaan gumuk belum dimanfaatkan dan diolah secara optimal, baik bahkan cenderung dibiarkan terlantar. Tujuan penelitian adalah merumuskan konsep yang tepat dalam mengoptimalkan penataan RTH gumuk di lingkungan. Perumahan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif yang memakai triangulasi untuk metode sintesa data, dengan pendekatan aspek ekologi, sosial dan estetika lingkungan. Dari analisis yang dilakukan, diperoleh jenis gumuk dengan ukuran menengah dengan puncak relatif datar adalah gumuk yang paling sesuai dan optimal untuk ungsi RTH perumahan. Kosep Taman lingkungan gumuk yang optimal adalah taman berkonsep eco-park yang berbasis rekreatif-edukatif, harmonis- terintegrasi, aman dan unik. Konsep tersebut akan lebih optimal apabila pengelolaan dan pemeliharaan dilaksanakan secara terpadu, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dan menjadi prioritas dalam perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.
OLAP Berbasis Spasial pada Data Transaksi Booking di "Koperasi Sehati" Depok Muhammad Asna Faqih; Budi Setiyono
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.723 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v8i1.37662

Abstract

Koperasi Sehati Depok memiliki data transaksi booking yang diantaranya berisi data-data pembiayaan. Data-data ini diolah untuk mendapatkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan analisis. Informasi tersebut dibuat pelaporan agar pengguna khususnya bagian manajemen dapat lebih memahami data-datanya. Salah satu metode analisis dalam memperoleh berbagai informasi adalah menggunakan metode OLAP. Seiring dengan berkembangnya koperasi maka diperlukan model pelaporan yang lebih detail dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Selain itu, pelaporan terkait spasial juga sangat dibutuhkan  untuk mengetahui daerah-daerah yang mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini  dibuat aplikasi OLAP berbasis spasial yang menghasilkan  informasi strategis, serta memberikan gambaran analisa data sesuai kebutuhan pengguna dalam meningkatkan hasil usaha di Koperasi Sehati depok. Berdasarkan dari uji coba yang dilakukan dengan menggunakan metode OLAP, didapatkan berbagai informasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Operasi-operasi OLAP seperti slicing, dicing, roll up dan drill down yang telah dilakukan uji coba juga menghasilkan informasi dari berbagai sudut pandang yang sesuai dengan kebutuhan manajeman.
Gaya Art Deco Pada Revitalisasi Stasiun Selatan Bandung Priska Paramita Pradipta; Muhammad Faqih
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.228 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.12572

Abstract

Stasiun – stasiun lama yang ada di Indonesia merupakan bangunan peninggalan  Belanda yang menyimpan nilai sejarah. Setiap stasiun memiliki ciri khasnya sendiri. Stasiun Bandung, khususnya Stasiun Selatan Bandung memiliki kekhasan gaya art deco. Art deco merupakan gaya yang berkembang di era modern, dan  banyak digunakan untuk seni dekorasi. Perancangann revitalisasi bangunan kolonial dilakukan dengan mempertahankan ciri khas yang menjadikannya bangunan cagar budaya dan mengembangkan karakter art deco pada bangunan baru. Bagian bangunan yang dipertahankan adalah bangunan hall utama dengan kaca patri yang dominan pada fasad bangunan. Sedangkan untuk desain fasad bangunan baru mengacu pada ciri gaya art deco. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan teknologi saat ini.
Pendekatan Vernakular Kontemporer dalam Desain Pasar Wisata Apung Surabaya di Area Mangrove Wonorejo Annisa Nur Ramadhani; Muhammad Faqih
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.438 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.17850

Abstract

Surabaya merupakan kota yang kaya akan potensi perdagangan mikro dan perkembangan ekonomi kerakyatan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya program bertemakan pengembangan ekonomi kerakyatan yang diprakarsai pemerintah Kota Surabaya. Diantaranya adalah penyediaan sentra PKL, pengembangan dan pembinaan UMKM, sampai tambahan suntikan modal bagi pelaku bisnis mikro. Namun dibalik banyaknya potensi tersebut, tersimpan banyak ancaman terhadap perkembangan perekonomian kerakyatan di Surabaya. Mulai dari kurangnya akses pasar untuk produk-produk mereka, persaingan dengan sektor ekonomi makro, sampai tantangan pasar global dan MEA. Dalam hal ini diperlukan fasilitas pasar yang dapat menjadi wadah dan sarana pedagang bagi pelaku ekonomi mikro sekaligus fungsi wisata sehingga dapat menarik minat pengunjung. Pendekatan vernakular kontemporer digunakan dalam desain pasar wisata ini, dengan tujuan menggali eksotisme lokalitas budaya yang dipadu dengan selera kontemporer masa kini, sehingga desain dapat menjadi destinasi wisata belanja khas Kota Surabaya. Penggunaan material lokal pada bangunan seperti bambu, kayu, batu-bata, dipadukan dengan elemen konstruksi kontemporer seperti beton dan baja juga membuat aksen tersendiri dalam desain bangunan. Selain lokalitas, pendekatan vernakular kontemporer memiliki nilai responsif dan adaptif terhadap lingkungan eksisting, sehingga desain bangunan sejauh mungkin meminimalisir kerusakan pada lingkungan eksisting dan memaksimalkan penggalian potensi tapak eksisting dalam desain yang ada. Hal ini sesuai dengan tapak terpilih yang berlokasi di area Mangrove Wonorejo. Bangunan didesain dengan struktur panggung sehingga meminimalisir kerusakan site eksisting yang berupa bozem atau waduk mangrove. Elemen ekosistim mangrove pun dipertahankan dan dimanfaatkan sebagai elemen pendukung yang mengintervensi desain bangunan.
Hunian Vertikal Sewa dengan Konsep Eko-modular Arsitektur Nilla Ardya Prihatanti; Muhammad Faqih
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.896 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.18095

Abstract

Sebuah kawasan akan menjadi tidak ideal ketika kerusakan lingkungan semakin meluas. Kerusakan lingkungan yang paling disorot adalah kondisi fisik lingkungan. Terdapat banyak kawasan yang menjadi permukiman kumuh dan mengganggu kualitas hidup manusia. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tingginya angka urbanisasi, pertumbuhan kepadatan penduduk dan berkurangnya area tempat tinggal manusia. Oleh karena itu, hal tersebut harus ditangani melalui sektor permukiman dan sektor lingkungan. Dengan merespon tingginya angka urbanisasi di area industri maka Surabaya Industrial Estate Rungkut adalah kawasan paling potensial untuk ditangani. Sehingga objek arsitektural yang diusulkan adalah hunian vertikal sewa bagi pelaku urbanisasi dan penduduk musiman di Surabaya. Metode desain yang digunakan berdasarkan pada metode pencarian masalah. Fakta-fakta menentukan perfomance requirements dan konsep desain. Objek arsitektural ini menggunakan pendekatan ekologi arsitektur sehingga objek seharusnya mampu menjawab masalah permukiman di kawasan Rungkut Industri. Hunian vertikal sewa ini menerapkan konsep modular arsitektur pada setiap unitnya. Jenis modul berdasarkan pada skala manusia dan kebutuhan ruang gerak manusia. Sehingga terbentuk modul dengan ukuran 2,4 meter x 2,4 meter x 2,4 meter. Modul tersebut dapat diproduksi secara fabrikasi. Konsep ekologi arsitektur yang diterapkan adalah sustainable constraction, green living environment dan social cohesion.
Perancangan Destination Spa Mandalika sebagai Objek Wisata yang Paling Diminati Maharani Maharani; Muhammad Faqih
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.699 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.19609

Abstract

Destination Spa merupakan hotel resort berbintang 4 dengan fokus pelayanan fasilitas spa dan fasilitas kebugaran. Pengunjung objek ini sangat spesifik yaitu wisatawan penggemar spa dan olahraga yoga. Hotel Resort dengan fasilitas tersebut sangat potensial untuk direalisasikan karena sangat diminati. Mandalika Resort merupakan kawasan Ekonomi Khusus (KEK) jenis pariwisata di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Area ini memiliki potensi wisata bahari yang memikat wisatawan, khususnya Pantai Tanjung Aan. Saat ini belum tersedia hotel resort dengan fasilitas spa dan fasilitas kebugaran di kawasan Pantai Tanjung Aan. Melihat peluang ini, Destination Spa dirancang di Pantai Tanjung Aan, Mandalika Resort dengan tujuan menjadi objek wisata yang rekreatif dan juga menyehatkan bagi wisatawan. Objek ini sangat berkaitan dengan eksplorasi lokasi sehingga perancangan ini menggunakan strategi meng-kini-kan arsitektur Nusantara yang memadukan rupa Indonesia dan pola global dalam rangka menunjukkan ke-khas-an lokal. Melalui pendekatan studi preseden dan studi lapangan, rancangan ini cukup banyak merujuk pada karakteristik lokasi dan arsitektur tradisional suku Sasak untuk mewujudkan objek wisata yang memiliki daya tarik tinggi dan berdaya saing.
Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Fadhila Amani Hardiyanti; Muhammad Faqih
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.19862

Abstract

Pantai Kenjeran, merupakan salah satu wilayah pesisir yang membatasi kota Surabaya dan juga merupakan salah satu daya tarik wisata bagi kota Surabaya. Pantai yang terletak di kecamatan Bulak ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan yang berasal dari dalam kota Surabaya maupun wisatawan yang datang dari luar kota Surabaya. Oleh sebab itu, pengembangan dan pembangunan oleh pemerintah di wilayah Kenjeran ini dilakukan secara intensif demi meningkatkan kualitas sektor wisata di kota Surabaya. Berdasarkan RDTRK, wilayah kenjeran memiliki pembagian area yang terdiri dari area wisata pantai Kenjeran (Kenpark) dan area kampung nelayan Kenjeran. Pada pengembangan dan pembangunan oleh pemerintah yang dilakukan saat ini lebih terfokus pada area wisata Kenjeran. Padahal di sepanjang wilayah pesisir pantai Kenjeran memiliki banyak sekali potensi sumber daya alam. Pengembangan yang dilakukan pada area wisata pantai Kenjeran menyebabkan terjadinya ketimpangan atau ketidakseimbangan antara area wisata dengan area kampung nelayan sekitarnya. Padahal area kampung nelayan Kenjeran selain memiliki potensi sumber daya alam juga memiliki potensi sumber daya manusia yang siap untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik potensi tersebut, untuk menghasilkan suatu ikon baru di wilayah tersebut. Perancangan kawasan permukiman dan wisata ini menghasilkan kawasan terpadu yang berkelanjutan. Rancangan ini menggabungkan potensi permukiman untuk mendukung kawasan wisata yang menjadi ikon Surabaya.
Kompleks Masjid Penampung Balita Terlantar Vashti Andini; Muhammad Faqih
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.572 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25959

Abstract

Penelantaran balita memberi dampak besar pada pertumbuhan dan perkembangan saat dewasa kelak. Diantara berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, Gresik memiliki jumlah kasus balita terlantar terbanyak. Hal ini diperburuk dengan area penyebaran balita terlantar yang tidak merata dan sulit terlacak. Oleh sebab itu, desain difokuskan pada area perkampungan di Gresik untuk mendekatkan solusi rancang terhadap subjek penelitian. Di sisi lain, terdapat dampak signifikan dari fasilitas umum sebagai arena pertumbuhan watak dan perilaku balita terlantar. Diantara fasilitas umum lingkungan, masjid memiliki potensi besar dalam menumbuhkan moral dan perilaku positif mereka. Dengan demikian, tujuan penulisan ini adalah memberdayakan masjid sebagai kompleks penampungan balita terlantar di area perkampungan Gresik. Teknik pengumpulan data berupa hasil observasi dan kajian literatur terkait balita terlantar dan potensi lingkungan. Data dianalisis melalui pendekatan arsitektur perilaku dengan konsep utama berupa “Lingkungan Terapi Terpadu”. Metode desain yang digunakan ialah teori kontekstualime milik Kari Jormakka. Kajian lokasi didasarkan pada teori Site Analysis milik Edward T. White. Adapun hasil rancangan berupa desain pemberdayaan masjid sebagai kompleks penampungan berkonsep terapi terpadu bagi balita terlantar dalam kampung di Gresik.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Aan, Aan Adam, Farhan Adi Susetyaningsih Afriza, Muhamad Rizky Ahmad Syukri Ainah, Nur Ainun Nurin Sharvina Amelia, Nonny Rifka Rizky Amien, Muchammad Amirulhaq, Rama Mohammad Anggun Fresiani Anwari, M Riadi Firdaus Al Ari Kusumaningsih Arief Rahman Hakim Arik Kurniawati Arina Hayati Arina Hayati Asep Nurjaman As’ad, As’ad Azizi, Kemal Bambang Soemardiono Briantito Adiwena Budi Setiyono Cindy Alisia Artanty Defrianto, M. Donny Derta Nur Anita Dwita Hapsarie Riandhini Edith Abram Rochdi Efrianto, Dias Reza Eldine, Achyar Ellandra, Athallah Zahran Endang Titi Sunarti BD Fadhila Amani Hardiyanti Fajrin, Akhmad Raditya Maulana Farizan Putri Andini Feti Mayasari Happy Ratna Santosa Happy Ratna Santosa Hasyim Hasanah Heri Prasetyo Hikmal, Fauzan Ilahi, fitrah shafran Ispurwono Soemarno Istiqamah, Farida Istiqomah, Wardah Jaka Prima Kamaludin, Ali Kartono, Kartono Kurniawan, Hari Kurniawati Fadhilah Laya, Putri Maharani Maharani Mahfuz Hadi Matnin Maulana, Muhamad Farhan Mehdia Iffah Nailufar Mehdia Iffah Nailufar, Mehdia Iffah Mimin Aminah Yusuf Mohamad Muhajir Mujakki, Akmal Mujiburrahman . Mulianti, Etik Muniroh, Leny Murni Rachmawati Natasya Z, Nazwa Nilla Ardya Prihatanti Noer Aisyah Barlian, Noer Aisyah Nordin Nurendah, Siti Poetra, Bilal Ambara Herlando Poppy Reza Hamanda Pramudia, Yogha Prasetyo, Hascaria Budi Priska Paramita Pradipta Purwanita Setijanti Putra, Royan Zanuar Putri Nur Sakinah Rahmah Rahman, Khairur Ramadhani, Ani Ramadhani, Annisa Nur Randhana, Destria Ratri Wahyuningtyas Rina Djunita Pasaribu Rismansyah, Tendi Risti, Lutfi Zulvia Rizka, Muhammad Arief Rochani, Titis Sobri Safutri, Mahardieani Rida Sandy, Trio May Sarbini Shafira Zulfa Audina Sri Maryati Suciyana, Gina Supriatna, Salsabilla Feby Syadza, Tiara Aulia Asy Vashti Andini Widyanto, Sadewa Yudhitya Wulandari, Pristya Any Yumassik, Abdul Mahmud