Claim Missing Document
Check
Articles

Found 57 Documents
Search
Journal : Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)

PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANAN DARI PATI UMBI PORANG (AMORPHOPHALLUS MUELLERI BLUME) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN EDIBLE FILM Zakenia Khairunnisa Falah; Suryati Suryati; Novi Sylvia; Meriatna Meriatna; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.5064

Abstract

Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas. Bahan pengemas dari plastic banyak digunakan dengan pertimbangan ekonomis dan memberikan perlindungan yang baik dalam pengawetan. Penggunaan material sintetis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan, sehingga dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang dapat diuraikan. Alternative penggunaan kemasan yang dapat diuraikan adalah menggunakan edible film. Edible film didefinisikan sebagai lapisan yang dapat dimakan yang ditempatkan di atas atau di antara komponen makanan, dapat memberikan alternative bahan pengemas yang tidak berdampak pada pencemaran lingkungan karena menggunakan bahan yang dapat diperbaharui dan harganya murah. Kandungan glukomanan pada umbi porang memiliki kemampuan   membentuk lapisan film yang baik, biocompatibility yang baik, biodegradable  serta memiliki kemampuan membentuk gel. Oleh karena itu umbi porang dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan biopolimer atau biodegradable polimer.    Edible film Glukomanan dan plasticizer gliserol dengan penambahan kitosan dibuat dengan proses pemanasan pada suhu 50oC dan pengeringan pada suhu 60oC. hasil terbaik edible film biodegradable diperoleh pada konsentrasi gliserol 3 ml dan glukomanan 3 gram dan memiliki nilai ketebalan 0,59 mm, nilai ketahanan air 25,229% dan nilai kemampuan terdegradasi 100%. Hasil spektrum FTIR terhadap edible film menunjukkan tidak adanya perubahan bilangan gelombang dari spektrum glukomanan, kitosan dan gliserol dengan gugus fungsi O–H, N–H dan C=O. Hal ini menunjukkan bahwa edible film yang dihasilkan hanya berinteraksi secara fisik.
PENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK JARAK KEPYAR (Castor Oil) TERHADAP METIL ESTER DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Lidya Permata Lestari; Meriatna Meriatna; Suryati Suryati; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5478

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang terdiri dari alkil monoester dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Minyak jarak kepyar (Castor Oil) adalah minyak  nabati yang diperoleh dari ekstrak biji tanaman jarak kepyar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan minyak jarak kepyar dalam pembuatan biodiesel dengan menggunakan  katalis  heterogen  yang  berasal  dari  tandan kosong kelapa sawit  yang dikalsinasi pada suhu 600 °C selama 6 jam. Proses transesterifiksi mereaksikan minyak dan metanol untuk menghasilkan metil ester dan gliserol. Metil ester yang dihasilkan pada lapisan atas dipisahkan dari gliserol dan kemudian dimurnikan. Pengaruh dari berbagai variabel proses seperti pengaruh suhu dan waktu reaksi diamati dalam percobaan ini. Sifat-sifat biodiesel seperti Yield paling tinggi diperoleh pada suhu 65 °C selama 100 menit dengan katalis 3 (m/m)%.. yaitu sebesar 76,62%, kemudian untuk densitas diperoleh hasil terbaik 0,863 mg/l pada suhu 55°C selama 80 menit dengan katalis 3 (m/m)%, selanjutnya untuk viskositas diperoleh 5,25 mm2/s pada suhu 65°C selama 100 menit dengan katalis 3 (m/m)%, kemudian kadar air diperoleh 0,038%vol pada suhu 60°C dan selama 80 menit dengan katalis 3 (m/m)%. dan bilangan asam  diperoleh 0,48 Mg-KOH/g pada suhu 50°C selama 100 menit dengan katalis 3 (m/m)%. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa katalis yang berbasis tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel.
PEMANFAATAN BUAH BELIMBING WULUH (Averhoa blimbi.L) SEBAGAI PENGAWET DALAM PEMBUATAN SAUS SAMBAL R.A Nita Rosalinda Muttaqin; Dr. Suryati ST MT; Dr. Masrulita S.Si MT; Novi Sylvia; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5054

Abstract

Saus adalah gabungan dari beberapa bahan yang diolah baik dari bahan utama maupun bahan tambahan lainnya yang dicampurkan, Sehingga didapatkan nya sebuah poduk dalam berbentuk cairan yang kental, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan saus sambal antara lain cabe merah segar, bawang putih, garam, tomat, gula, asam cuka, air dan bahan pengental seperti tepung maizena. Sedangkan bahan tambahan lain yang digunakan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan saus sambal ini yaitu: belimbing wuluh sebagai pengawet alami, labu kuning sebagai bahan yang meningkatkan volume dari hasil olahan saus, wortel sebagai pewarna dalam kategori alami, dan Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, dalam pembuatan saus sambal, buah belimbing wuluh yang dipakai ada dua jenis yaitu buah belimbing wuluh yang masih segar dan buah belimbing wuluh yang sudah dijemur atau dikeringkan (belimbing wuluh kering). Untuk mengetahui pengaruh penambahan buah belimbing wuluh dan berapa lama umur daya simpan saus sambal tersebut, maka diperlukan analisa kadar air, analisa derajat keasaman (pH), analisa viskositas, analisa jamur (angka kapang dan khamir) dan analisa bakteri (angka lempeng total). Jenis pengawet yang memliki kandungan kadar air terbaik terdapat pada buah belimbing wuluh segar dengan massa 80 gram sebesar 49,87%. Jumlah derajat keasaman (pH) terbaik terdapat pada buah belimbing wuluh segar dengan massa 80 gram yakni 3,21. Perlakuan terbaik pada analisa angka kapang dan khamir yakni pada buah belimbing wuluh kering dengan massa 80 gram yaitu sebanyak 1 koloni/gr
PENGARUH KONDISI EKSTRAKSI GLUKOMANAN DARI UMBI PORANG (Amosrphopallus muelleri blume) Mutia Sukma; Suryati Suryati; Meriatna Meriatna; Nasrul ZA; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6427

Abstract

Porang yang termasuk dalam family Araceae merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi ekonomi tinggi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Porang memiliki kandungan glukomanan yang bernilai guna tinggi dan dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan bernilai jual tinggi.ada 3 metode yang biasanya diterapkan dalam pembuatan tepung glukomanan yaitu, metode ekstraksi, proses pemisahan secara fisik, dan enzimatis. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perbandingan tepung porang dan mengkaji pengaruh waktu ekstraksi proses tepung porang menjadi tepung glukomanan dan menganalisa kandungan kadar air, abu dan pH pada tepung glukomanan. Adapun prosedur kerja pada penelitian ini adalah umbi porang segar dikupas kemudian dicuci sampai bersih, kemudian daging umbi dipotong secara acak, potongan umbi direndam menggunakan NaCl selama 20 menit untuk menghilangkan kandungan asam oksalat, setelah itu umbi dibilas hingga getah tidak lagi menempel pada daging umbi. Daging umbi yang sudah bersih kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 8 jam 2 (dua) hari, selanjutnya dikeringkan lagi didalam oven dengan suhu 800C selama 24 jam. Umbi yang sudah kering dihaluskna kemudian diayak menggunakan mesh ukuran 80. Dari penelitian ini diperoleh kadar air dari sampel tepung porang 6,2% - 14,3%, kadar abu  0,2% - 1%, kadar glukomanan 6,90% - 72,38%, kadar pH 7 dan hasil analisa gugus fungsi (FTIR) menunjukkan gugus yang terkandung pada tepung glukomanan yaitu O-H, C-H, dan C-O. tinggi rendahnya kadar glukomamam dapat dipengaruhi oleh bagian umbinya, perlakuan pendahuluan menjelang pengeringan. Untuk memperoleh kadar glukomanan, diperlukan untuk mengetahui glukosa standar yang diperoleh dari kurva standar tersebut. Diperoleh jumlah glukosa dalam ekstrak  dan hidrolisat tepung glukomanan yang selanjutnya dengan menggunakan rumus kadar glukomanan.
Pengaruh Komposisi Ekstrak Mengkudu (Morinda citrifilia L.) Sebagai Antibakteri Pada Shampo Herbal Berbasis Methyl Ester Sulfonat (MES) Syafira Dara; Suryati Suryati; Meriatna Meriatna; Nasrul ZA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 1 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i1.2717

Abstract

Shampoo is a preparation that contains surfactants in a suitable form and is useful for removing dirt and grease attached to the hair and scalp so as not to harm the hair and scalp. In this study the ingredients used were noni fruit extracts and surfactants using Methyl Ester Sulfonate (MES). The purpose of this study was to analyze the effect of time when making herbal shampoo, the effect of adding noni fruit extract to the quality of shampoo. To obtain the noni fruit extract maceration process is used by using distilled water. Noni ripe fruit is cut and then blended and then added 2 liters of aquadest, evaporated in a rotary evaporator. The processing of herbal shampoo is done by the influence of the volume of noni fruit extract and time by comparison: 5 ml: (1,2,3,4) minutes, 10 ml: (1,2,3,4) minutes, 15 ml: (1, 2,3,4) minutes, 20 ml (1,2,3,4) minutes. Tests carried out pH testing, foam stability test (%), foam height test (cm), viscosity (cps) and anti-bacterial test (colony, cm2). Based on the research results obtained high foam with 88 mm, foam stability 92.04%, Viscosity 2.31, antibacterial 31.7 colonies / cm2, and pH 4.2. The research results are expected to meet Indonesian National Standards.
PENURUNAN KADAR FFA (FREE FATTY ACID ) PADA CPO DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN DARI KARBON AKTIF CANGKANG BUAH KETAPANG Adriyan Jondra; Azhari Azhari; Sulhatun Sulhatun; Zulnazri Zulnazri; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage Vol 1, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage - April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i4.6409

Abstract

AbstrakMinyak Kelapa Sawit dikenal dengan CPO (Crude Palm Oil) yang mengandung sejumlah komponen diantaranya asam lemak bebas atau dikenal dengan FFA (Free Fatty Acid). Tingginya FFA sangat mempengaruhi tingkat kualitas dari minyak sawit. Salah satu pemurniannya adalah dengan cara Adsorpsi menggunakan Adsorben. Penelitian ini menggunakan Adsorben Cangkang Buah Ketapang. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh massa adsorben cangkang buah ketapang dan waktu adsorpsi terhadap penurunan kadar FFA pada CPO minyak kelapa sawit.Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah massa Adsorben (0,6; 0,8; 1; dan 1,2) gram dan waktu kontak (2, 3, 4) jam. Hasil terbaik diperoleh pada Adsorben 1,2 gram dengan waktu kontak 3 jam dengan persen penurunan kadar FFA 15,51 % dan dengan efisiensi penyerapan 35,18 % dari  Kandungan FFA awal adalah sebesar 23,93 %. Dengan efisiensi penyerapan 35,18 %. Semakin lama waktu adsorpsi maka semakin sedikit kadar air yang terakandung. Model isotherm Langmuir paling baik menggambarkan yang menunjukkan lapisan adsorbat yang terbentuk pada permukaan adsorben adalah monolayer dengan nilai R2 0,9711. Pengujian FTIR sesudah Aktivasi menunjukkan vibrasi ulur gugus (C=O) dan gugus ( C=C). Hasil menunjukkan bahwa penurunan kadar FFA pada CPO meningkat dengan banyaknya massa adsorben dan didapatkan bahwa semakin lama waktu kontak akan menyebabkan proses Adsorpsi mengalami kejenuhan pada Adsorben.Kata kunci:Adsorben, Crude palm oil, Free fatty acid.
EKSTRAKSI BIJI OROK-OROK (CROTALARIA JUNCEA) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN PELARUT N-HEKSAN Mahyuni Marito Harahap; Azhari Azhari; Meriatna Meriatna; Suryati Suryati; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.5635

Abstract

AbstrakTanaman orok-orok (crotalaria juncea) adalah tanaman leguminosa yang termasuk kedalam keluarga perdu dan semak. Biji orok-orok dapat digunakan sebagai obat insomnia dan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel karena mengandung 12,6 % minyak dengan 46,8 % asam linoleate. 4,6 % asam linolenat, 28,3 % asam oleat dan 20,3 % asam jenuh. Untuk mendapatkan minyak dari biji orok-orok yang akan digunakan sebagai bahan baku biodiesel dapat dilakukan dengan metode ekstraksi padat-cair menggunakan pelarut N-Heksan. Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan adalah biji orok-orok dan N-Heksan. Biji orok-orok dihaluskan menggunakan blender, kemudian dimasukkan dalam labu leher tiga untuk proses ekstraksi menggunakan pelarut N-Heksan. Ekstraksi dilakukan dengan memvariasikan suhu ekstraksi dan volume pelarut dengan waktu ekstraksi 5 jam dan bahan baku sebanyak 100 gr. Setelah selesai ekstraksi larutan disaring menggunakan kertas saring. Selanjutnya dilakukan pemisahan antara minyak dan pelarut dengan proses destilasi. Pengujian yang dilakukan adalah uji densitas, yield, kadar FFA, viscositas, densitas dan uji komposisi dengan alat GC-MS. Densitas terendah dihasilkan pada suhu 500C, berat sampel 100 gr, waktu ekstraksi 5 jam dan volume pelarut sebanyak 400 ml sebesar 1 g/ml. Yield tertinggi dihasilkan pada suhu 600C, berat sampel 100 gr, volume pelarut 700 ml dan waktu ekstraksi 5 jam sebesar 35,52 %. Kadar FFA terendah dihasilkan pada suhu 500C, berat sampel 100 gr, volume pelarut 500 ml dan waktu 5 jam sebesar 1,39 %. Viscositas hasil terbaik yang didapatkan adalah pada volume 700 ml dengan waktu ekstraksi 5 jam menggunakan pelarut N-Heksan pada suhu 600c sebesar 1 cp. Dari hasil uji GC-MS diketahui bahwa minyak biji orok-orok mengandung methyl ester of undecanoic acid, 2-methylpentanoic acid, myristic acid methyl ester, methyl linolelaidate, 2-cyclopentylacetohydrazide dan 2-methylpentanoic acid. 
Efektivitas Waktu Dan Berat Serbuk Cengkeh Terhadap Komposisi Senyawa Asap Cair Menggunakan Adsorben Serbuk Cengkeh ( Syzygium Aromaticcum) Hanifah Hanifah; Sulhatun Sulhatun; Lukman Hakim; Meriatna Meriatna; Suryati Suryati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6614

Abstract

Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh bau terhadap asap cair, Mengkaji pengaruh waktu terhadap cengkeh dan asap cair yang dihasilkan, dan Menentukan karakteristik asap cair hasil percampuran. Variabel yang di variasikan adalah Waktu perubahan bau 20 menit, 30 menit, dan 40 menit, 50 menit dan Massa cengkeh 0,20 gram, 0,25 gram, dan 0,30 gram, 0,35 gram. Cengkeh dibersihkan dengan air, lalu dikeringkan menggunakan oven dengan temperature 60 0C selama 120 menit. Cengkeh yang telah dikeringkan selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah dihaluskan kemudian cengkeh dilakukan pengayakan dengan ukuran mesh 80 mesh. Kemudian Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan rendemen yang dihasilkan di pengaruhi oleh waktu dan berat serbuk cengkeh, Nilai densitas terkecil terdapat pada sampel 5 yang memiliki nilai 3,5545 gr/ml dan nilai densitas tertinggi terdapat pada sampel 16 yang memiliki nilai 3,5563 gr/ml, Persentase rendemen tertinggi terdapat pada sampel 1 yaitu 52% dan persentase rendemen terendah terapat pada sampel 16 yaitu 30%, Viskositas pada asap cair yaitu 0,0041 dan Berdasarkan hasil uji GC-MS diperoleh senyawa yang dominan dalam ada 2 yaitu : 3-Allylguaiacol dan Benzenol dengan masing-masing area sebesar 31,30% dan 20,05%.
Penurunan Kadar FFA (Free Fatty Acid) Minyak Kelapa Sawit Menggunakan Adsorben Pencampuran Bentonit Dan Tanah Liat (Lempung) Melalui Proses Adsorpsi Ayu Sutia Amanda; Azhari Azhari; Sulhatun Sulhatun; Suryati Suryati; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.4676

Abstract

Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit yang kemudian diolah lagi menjadi minyak goreng sawit (MGS). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (mesocarp) dan inti (kernel). CPO memiliki kandungan asam lemak bebas (FFA) yang merupakan penentu dari kualitas CPO, karena hal ini memberi pengaruh pada sifat fisik dan kimianya. Dalam penelitian ini, adsorpsi asam lemak bebas (FFA) dari CPO dengan Bentonit Ujong Pacu dan tanah liat Krueng Geukueh sebagai adsorben diteliti dalam serangkaian studi skala laboratorium secara batch. Parameter operasi yang efektif seperti suhu adsorpsi, berat adsorben, ukuran serbuk adsorben telah diselidiki dan Isoterm Langmuir dan Freundlich. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyerapan adsorpsi asam lemak bebas (FFA) menggunakan bentonit dan tanah liat meningkat, %FFA setelah adsorpsi menurun setelah dilakukannya adsorpsi dan ditemukan bahwa adsorben dengan berat 10 gr, suhu 60oC, ukuran serbuk 80 Mesh dan waktu 30 menit adalah perlakuan optimal untuk %FFA. Nilai optimum efisiensi penyerapan adsorpsi pada kesetimbangan sebesar 67,77%. Model isoterm Langmuir paling baik menggambarkan data kesetimbangan yang mengindikasikan permukaan pori-pori adsorben yang bersifat homogen dan menunjukkan lapisan adsorbat yang berbentuk pada permukaan adsorben adalah monolayer.
PENURUNAN KADAR FFA ( FREE FATTY ACID) MENGGUNAKAN ADSORBEN DARI TEMPURUNG KELAPA Afifa Luthfia; Azhari Azhari; Suryati Suryati; Sulhatun Sulhatun; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5034

Abstract

Crude palm oil atau CPO merupakan minyak kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian. Tempurung kelapa memiliki komposisi kimia mirip dengan kayu, yang mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Karbon aktif adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang mempunyai luas permukaan yang sangat besar yaitu 300 - 2000 m2/gram. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui faktor-faktor pengaruh penurunan FFA (free fatty acid) menggunakan adsorben dari tempurung kelapa dan mengetahui pengaruh dari banyak adsorben yang digunakan dan waktu adsorpsi terhadap penurnan FFA (free fatty acid) pada CPO (crude palm oil). Kandungan FFA (free fatty acid) awal adalah sebesar 16,00 %  dan waktu adsorpsi yang digunakan adalah 30, 35, 40, dan 45 menit, pada waktu 30 menit terjadi penuruan asam lemak bebas sebesar 10,25%, 9,84% dan 8,97%. Untuk waktu 35 menit, penurunan asam lemak bebas sesebesar 7,84%, 7,69%, dan 7,59%. Untuk waktu 40 menit, penurunan asam lemak bebas sebesar 7,17%, 6,92%, dan 6,56%. Untuk waktu 45 menit,  penurunan asam lemak bebas sebesar 6,20%, 6% dan 5,64%. Variasi berat adsorben yang digunakan adalah 3 gram, 5 gram, dan 7 gram. Pada variasi berat adsorben 3 gram, penyerapan paling maksimal sebesar 6,20 %. Pada variasi berat adsorben 5 gram, penyerapan paling maksimal sebesar 6,00 %. Pada variasi berat adsorben 7 gram, penyerapan paling maksimal sebesar 5,64 %. Semakin lama waktu adsorpsi, maka kandungan FFA setelah proses adsorpsi semakin kecil. Makin banyak adsorben yang digunakan maka semakin besar luas permukaan kontak antara adsorben dengan CPO.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Abubakar Dabet Adriyan Jondra Afifa Luthfia Agam Muarif Ahmad Alwi Hasibuan Ahmad Roihan Sinaga Alifnur Alifnur Amri Aji Amri Aji, Amri Amri Amri Andrie Kurniawan Indra Anisma Fahmi Anisyah Padang Anita Sari Ferani Annisa Aulia ARDIANSYAH ARDIANSYAH Ariski Saina Ariski Saina Asnadia Asnadia Aulia Fahri Aulia, Muhammad Rifki Aulia, Yeni Auliani Auliani Auliani Auliani, Auliani Ayu Sutia Amanda Azhari Azhari Azhari Azhari Chairunnisa Chairunnisa Chalisna Wildani Cut Khairunnisa Cut Mauliza Utary Daud, Eva Darnila Dhea Riski Ananda Dina Nasution, Zukhrufi Dion Aidil Putra Dr. Masrulita S.Si MT dwi ayu lestari, dwi ayu Eddy Kurniawan Edy Kurniawan Efri Marnelisa Eka Intan Kumala Putri Eka Sri Astuti Eni Suryani Eva Diana Evana Evana Faisal Faisal Faisal Faisal Fajar Sidiq Seregar fatimah Fatimah Fatnia, Fatnia Ferri Safriwardy Ferri Safriwardy Fibarzi, Wiza Ulfa Fikri Hafita Fikri Hasfita Fitria, Lisa Fitriani Fitriani Frandika Darma Ginting, Ledy Mahara Gusti Indah Sari Hajijah Hajijah Hanie, Nawardah Hanif, Hanif Haslina Haslina Ika Pratiwi Berliana Sitorus Iqbal Kamar Iqbal Kamar Ishak Ibrahim Ishak Ishak Ishak Ishak Ishak Ishak Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Kamar, Iqbal Khairunnisa Kurniawan, Meutia Laksita Ika Paksi Leni Maulinda Leni Maulinda, Leni Leni, Maulinda Lidya Permata Lestari Lidya Permata Lestari Lis Ayu Widari, Lis Ayu Lisa Andriani Lukman Hakim Lukman Hakim Lukman Hakim Luthfi Mughni Anisa Haryono Luthfi Mughni Anisa Haryono Lutvia, Faiza Mahyuni Marito Harahap Marlina Marlina Maryana Maryana Maryana Maryana, Maryana Maryanti Maryanti Masrullita Masrullita Masrullita Masrullita Masrullita Masrullita, M Masrullita, Masrullita Maulana, Muhammad Zikri Mawaddah Fitria Melan Amanah, Ananda Mhd Azrin Muazzinah Muazzinah Muhammad Fazlunnazar Muhammad Ifan Abrar Muhammad Muhammad Muhammad Safrijal Muhammad Sayuthi Muhammad Zakaria Muhammad, Muhammad Mulyawan, Rizka Munawar Khalil Mutia Sukma Nadia Prisca Putri Nadrakhilla, Yayang Narul ZA Nasrul ZA Nasrul ZA Nasrul ZA, Nasrul Nasution, Fahrizal Nia Afriani Nia Sagita Lestari Novi Sylvia Nur Asiah Indah Rahayu Nurdin Nurdin Nurlaila, Rizka Nurlian Nurlian Nurlian Octaviani Pasaribu Panjaitan, Muhammad Ishak Idrus Pradesti, Salsa Purwoko, Agus Putri Sara Fhariza R.A Nita Rosalinda Muttaqin Rahma Yanti Rahmadhani, Rahmadhani Raihan Putri Reza Abdillah Harahap Reza Dwi Fani Rianda, Rizki Ridha Prasatia Rina Afriani Rina Lestari Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rozanna Dewi Safriani, Siti Widya Safriwardy, Ferri Safriwardy Safwan Azlani Salim, Muhammad Yahdi Samsul Bahri Sanda Mulia Utari Sari, Riska Kumala Sinaga, Selvi Sundari Sinta Morina Sofiyani, Nurwardina Sofyan Sofyan Sofyan, Diana Khairani Sri Awalin Marpaung Sulahatun, Sulhatun Sulhatun Sulhatun Suri Atika Suryani Suryani Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati, S Syafira Dara Syamsul Bahri Syamsul Bahri Syamsul Bahri Syarifah Yulisa Syukriah Syukriah, Syukriah Tasya Maidayanti Tata Tirani Trisna Trisna, Trisna Ulfa, Raudhatul Veithzal Rivai Zainal Wiza Ulfa Fibarzi Wiza Ulfa Fibarzi Wusnah Wusnah Wusnah, Wusnah Yani, Firda Tirta Yudistira Yudistira Zainuddin Ginting Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulnazri, Z Zuraida Zuraida