Claim Missing Document
Check
Articles

Determinan Insomnia pada Anggota POLRI Direktorat Sabhara POLDA KALBAR Oda Susanto; Elly Trisnawati; Ottik Widyastutik
Jumantik Vol 7, No 1 (2020): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v7i1.2150

Abstract

Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang seringkali ditemukan pada masyarakat baik remaja, dewasa, maupun usia lanjut. Anggota Polri merupakan bagian dari masyarakat juga memiliki risiko mengalami kejadian insomnia dikarenakan beban kerja, gaya hidup, dan shift kerja. Berdasarkan survey pendahuluan pada 11 anggota Polri dan 3 perawat Rumkit Bhayangkara. Direktorat Sabhara memiliki nilai hasil survey tertinggi pada kejadian insomnia, stress kerja, merokok, serta konsumsi kafein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kejadian insomnia pada anggota Polri Direktorat Sabhara Polda Kalbar. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitic dengan desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 74 orang yang diambil melalui tekhnik propotional sampling. Uji statistik yang digunakan Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan insomnia pada anggota Polri Direktorat Polda Kalbar. adalah kebiasaan merokok (p value = 0,002 : PR = 3,109), dan tingkat konsumsi kafein (p value = 0,000 : PR = 7,948). Disimpulkan bahwa determinan insomnia pada anggota Polri Dit. Sabhara Polda Kalbar adalah kebiasaan merokok dan mengkonsumsi kafein
Health and safe behavior of traditional market traders in minimizing the risk of Covid-19 in Pontianak Elly Trisnawati; Maria Yolan Sukemi
Riset Informasi Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v12i1.723

Abstract

Background : Implementation of health protocols must pay attention to the point of transmission of Covid-19. The market is an active place every day. This study measures the implementation of healthy and safe behavior by market traders as assessed by 2 main indicators, namely implementation of health protocols and participation in the Covid-19 vaccination. The results of initial observations made by researchers showed that as many as 30% of market traders wore masks during their activities in the market, most traders did not apply physical distancing. As many as 45% of traders who have just joined the vaccination program. This study aims to identify factors related to the healthy and safe behavior of traditional market traders in Pontianak. Method : The design of this research is analytic observational with cross sectional approach. The sample in this study were 105 traditional market traders in 7 selected markets. Samples were taken through accidental sampling technique. Research data was collected using the KoboCollect application. Research outputs will be published in Sinta accredited journals as a form of dissemination of research results. Results : The data shows that the factors associated with the healthy and safe behavior of traditional market traders are knowledge, attitude, availability of hand washing facilities, workplace social support, availability of educational media in the market. While the factors of age, gender, education, income and family support are not factors related to the healthy and safe behavior of traditional market traders in Pontianak. Conclusion : It is hoped that the results of this research can be additional support for the policy of implementing health protocols in the market and increasing awareness of market traders in increasing healthy and safe behavior while working and following complete vaccinations because Covid-19 has not completely ended.
PERBEDAAN EMOTIONAL HANDLING DITINJAU DARI HASIL INTERVENSI EMOTIONAL EXPERIENCE WRITING (EXPRIT) ANTARA REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI PANTI ASUHAN Resi Raf Sanjani; Sri Nugroho Jati; Elly Trisnawati; Widya Lestari
JIP (Jurnal Intervensi Psikologi) Vol. 14 No. 2 (2022): JIP: Jurnal Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/intervensipsikologi.vol14.iss2.art1

Abstract

The differences in emotional handling between male and female adolescents lead to differences in the way of thinking, feeling, and behaving. This experimental research used the Emotional Experience Writing (EXPRIT) model as an intervention for 15 orphans (8 male adolescents from the Tunas Melati Orphanage and 7 female adolescents from Tunas Harapan Orphanage in Pontianak City aged 12-18 years). There were rapport-building sessions at the start of the study as well as five intervention sessions. Qualitative data were collected by coding techniques on the subject's writing, and The Emotional Handling Scale was used to collect quantitative data. The data analysis is using paired t test. This study revealed differences in emotional handling abilities between the two groups of adolescents based on gender. The t test scores were higher than the t table in both orphanages. This result shows that the EXPRIT model as an intervention, affects the ability to deal with emotions for both genders in the form of different models of emotional control.
Faktor yang berhubungan dengan kecemasan terinfeksi covid-19 pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Pontianak Amaliya Irmayanti; Elly Trisnawati; Ismael Saleh
Riset Informasi Kesehatan Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Background : Covid-19 is still a health problem in West Kalimantan. One of the cities with the highest contributor to Covid-19 cases is Pontianak City. Covid-19 sufferers in Pontianak City have spread to various groups including health workers who are at the forefront of handling Covid-19. Health workers, especially doctors and nurses, are the group most at risk of contracting Covid-19 during their activities in health care facilities (fasyankes). The increasing number of Covid-19 cases in the general public can trigger anxiety in health workers. This anxiety can have an impact on work productivity and decrease the immunity of health workers. This study aims to determine the factors associated with anxiety about Covid-19 infection among health workers at the Pontianak City Health Center.Method : This type of research is a quantitative (analytic observational) study with a cross sectional design. The number of samples was 87 health workers (doctors and nurses) in Pontianak City puskesmas who were taken through accidental sampling technique. Data collection is done by retrieving data online using google formular. Data were analyzed bivariately with the Ch-Square test.Results : The results showed that there was no relationship between the age of the respondent (p value = 0.183 and the gender of the respondent (p value = 0.197) and the anxiety of being infected with Covid-19 among health workers at health centers in Pontianak City. ), the application of 3M (p value = 0.006) and a history of illness (p value = 0.039) with anxiety about being infected with Covid-19 among health workers at the Pontianak City Health Center.Conclusion : Based on the results of research that has been done, it proves that the factors associated with anxiety about Covid-19 infection in health workers at Pontianak City puskesmas are completeness of PPE, application of 3M and history of disease. It is hoped that there will be an evaluation of PPE provided for health workers and there is a need for monitoring in the use of PPE and consistency in the application of 3M during working time.Key words: Covid-19, Anxiety, Health Workers, Puskesmas
Riwayat KEK Ibu dan Pemberian MP-ASI Sebagai Penentu Utama Stunting di Kabupaten Kubu Raya: History of Mother Care and Giving MP-ASI as the Main Determinant of Stuntig in Kubu Raya District Aprillia Krisnawaty; Elly Trisnawati; Otik Widyastutik; Dedi Alamsyah
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 9: SEPTEMBER 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i9.3606

Abstract

Latar belakang: Chilhood stunting atau tubuh pendek pada masa anak-anak merupakan akibat dari riwayat kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak (Kementerian Kesehatan, 2015). Angka prevalensi balita stunting (tinggi badan menurut umur) pada kabupaten/kota di Kalimantan Barat pada tahun 2021 berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencapai 31,46% dan pada tahun 2022 mencapai 27,8%. Dari 14 Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat, Kabupaten Kubu Raya menjadi kabupaten tertinggi kasus stunting pada tahun 2021, yaitu sebesar 40,35%. Disusul oleh Kabupaten Sintang dan yang terendah adalah Kota Singkawang (Kemenkes RI, 2021). Pada tahun 2022 berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten Kubu Raya menjadi kabupaten ke-8 tertinggi kasus stunting, yaitu sebesar 27,6%. Tujuan: Mengetahui riwayat KEK ibu dan pemberian MP-ASI sebagai penentu utama stunting di Kabupaten Kubu Raya pada balita. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian case-control. Penelitian dilaksanakan di 3 Desa yaitu Desa Sungai Malaya, Desa Mega Timur dan Desa Jawa Tengah di daerah Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya pada bulan September – Desember 2022. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang memiliki balita. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 136 rumah tangga, yang terdiri dari 68 kasus dan 68 kontrol. Sampel diambil secara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar kuesioner dan lembar observasi dalam bentuk aplikasi KoboCollect. Data dianalisis dengan menggunakan 3 langkah analisis yaitu analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan potensial kejadian stunting di Kabupaten Kubu Raya adalah riwayat KEK ibu (p value = 0,007 dan OR = 9,791) dan pemberian MP-ASI (p value = 0,000 dan OR = 13,158). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan pada variabel riwayat KEK ibu dan riwayat MP-ASI terhadap kejadian stunting. Kedua variabel tersebut merupakan determinan potensial kejadian stunting di Kabupaten Kubu Raya.
Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Al-Mukhlishin Kabupaten Mempawah Weni Selvianty; Dedi Alamsyah; Elly Trisnawati; Indah Budiastutik
Jumantik Vol 10, No 1 (2023): JUMANTIK : Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Muhammadiyah Pontianak University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v10i1.5796

Abstract

Skabies penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes scabiei var. Hominis betina.. Tungau skabies dapat bertahan selama 2-6 jam pada suhu ruangan dan masih tetap mampu berpenetrasi. Skabies menular dengan dua cara yaitu secara kontak langsung dan tidak langsung.Dari data survey awal 10  santriwati, untuk pemeriksaan skabies dengan cara pengerokan kulit, 40% santriwati  positif mengalami skabies, personal hygiene  80% santriwati sering bertukar pakaian dan menggunakan alat tidur bersama, 30% santriwati menggunakan alat mandi bersamaan.Untuk sanitasi lingkungan terhadap 5 kamar santriwati, hasil kepadatan hunian100% kamar tersebut kurang dari persyaratan minimum 8m²/orang.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dan personal hygiene dengan kejadian skabies pada santriwati di Pondok Pesantren AlMukhlishin.Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian crosssectional study. Populasi pada penelitian ini berjumlah 380 santriwati dengan total sampel 75 santriwati menggunakan rumus lemeshow. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan teknik pengumpulan data dengan cara pengerokkan di bawah kulit, laboratorium, observasi dan wawancara. Hasil penelitian didapatkan variabel yang  memiliki hubungan  luas ventilasi (p value = 0,031), kebiasaan mandi ( p value = 0,000), kebersihan handuk (p value = 0,002), kebersihan pakaian (p value = 0,008), kebersihan tempat tidur dan sprei (p value = 0,008 ), variabel yang tidak memiliki hubungan, kepadatan hunian (p value = 0,710), suhu ruangan ( p value = 0,541).Diharapkan dari hasil penelitian ini pondok pesantren dapat memberikan santriwati fasilitas yang lebih baik lagi seperti kepadatan hunian yang sesuai persayaratan 8m²/orang serta kamar yang memiliki ventilasi yang cukup agar sinar matahari dan udara dapat bebas masuk.
KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA IBU DALAM PROSES PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KOMUNITAS MADURA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURUN KECIL KABUPATEN MEMPAWAH Otik Widyastutik; Elly Trisnawati
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 1 (2018): Hilirisasi & Komersialisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat untuk Indonesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ASI merupakan sumber makanan tunggal untuk bayi sampai 6 bulan pertama kehidupannya. Pada tahun 2014 cakupan ASI eksklusif sebesar 86%, tahun 2015 sebesar 77%, dan tahun 2016 terus menurun sebesar 28% di Puskesmas Purun Kecil Kabupaten Mempawah. Terjadinya penurunan tren tersebut menandakan bahwa kurangnya dukungan dari keluarga ibu mengenai pemberian ASI eksklusif.Keluarga dalam hal ini suami atau orang tua dianggap sebagai pihak yang paling mampu memberikan pengaruh kepada ibu untuk memaksimalkan pemberian ASI eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status pekerjaan dan tingkat pendidikan ibu, mengetahui gambaran pengetahuan ibu mengenai waktu yang tepat untuk perawatan payudara, mengetahui gambaran pengetahuan ibu mengenai ASI yang diperah/disimpan, dan mengetahui dukungan keluarga dalam memberikan ASI saja kepada bayi tanpa tambahan makanan lain hingga bayi berumur 6 bulan.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi analitik deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan oleh peneliti adalah ibu di komunitas Madura yang mempunyai bayi 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Purun Kecil Kabupaten Mempawah. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 162 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak bekerja (74,1%), mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan rendah (66,7%), mayoritas responden memiliki pengetahuan yang kurang baikmengenai waktu perawatan payudara yang tepat (66,7%), mayoritas responden mempunyai pengetahuan mengenai ASI diperah/disimpan yang baik (88,3%), dan mayoritas responden yang memiliki dukungan keluarga yang tidak memberikan makanan tambahan apapun selain ASI kurang baik (72,2%).
Perilaku Nenek dalam Praktik Pemberian Makan pada Balita Stunting di Wilayah Komunitas Dayak Kabupaten Landak: Grandmother’s Behavior in Feeding Practices for Stumted Toddlers in Dayak Community Area, Landak Regency Arswendy Irene Fioresta; Elly Trisnawati; Marlenywati
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 1: JANUARY 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i1.4275

Abstract

Latar belakang: Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita didunia saat ini. Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya stunting, salah satunya yaitu disebakan karena praktik pemberian makanan yang buruk dan kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi. Faktor penentu dari kejadian stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor orangtua melainkan juga dapat disebabkan oleh faktor keluarga sebagai lingkungan pengasuh yang turut berperan dalam beberapa aspek penting perkembangan bayi/balita. Dalam hal ini nenek menjadi orang terdekat oleh keluarga dalam mengasuh balita, sehingga nenek menjadi faktor penting dalam peningkatan risiko stunting. Tujuan: Mengidentifikasi pemahaman nenek tentang pencegahan stunting dan perilaku nenek dalam praktik pemberian makan pada balita stunting di Komunitas Dayak Kabupaten Landak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan crosssectional yang dilakukan di 5 desa yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Senakin Kabupaten Landak. Sampel dalam penelitian ini adalah nenek yang tinggal bersama dengan keluarga balita stunting yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara langsung untuk menggali informasi pemahaman nenek tentang pencegahan stunting dan menggali peran nenek dalam pemberian makanan pada balita yang diasuhnya. Hasil:Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar perilaku nenek dalam pemberian jenis menu makanan masuk dalam kategori kurang baik yaitu sebesar 62,5%. Perilaku nenek dalam menentukan jadwal dan frekuensi makan masuk dalam kategori baik yaitu sebesar 55%. Perilaku nenek dalam mengolah makanan masuk dalam kategori kurang baik yaitu sebesar 52,5%. Perilaku nenek dalam menyajikan makanan masuk dalam kategori kurang baik yaitu sebesar 75%. Perilaku nenek dalam memberi makan pada balita stunting masuk dalam kategori baik yaitu sebesar 52,5%. Tingkat pengetahuan nenek masuk dalam kategori kurang baik yaitu sebesar 57,2%. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku nenek dalam praktik pemberian makan pada balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Senakin sebagian besar perilaku dalam pemberian jenis menu makanan kurang baik, jadwal dan frekuensi pemberian makan baik, melakukan pengolahan makanan dengan kurang baik, dalam hal penyajian makanan kurang baik, dan cara memberi makan baik.
Determinan Balita Stunting di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat: Studi Potong Lintang: The Stunting Determinants in Toddlers from Landak Regency, West Kalimantan: A Cross-Sectional Study Trisnawati, Elly; Widyastutik, Otik; Suryadi, Edy; Alamsyah, Dedi; Budiastutik, Indah; Ruhama', Ufi
Amerta Nutrition Vol. 8 No. 1SP (2024): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v8i1SP.2024.61-69

Abstract

Background: Stunting is a nutrition problem that can slow down the growth. With prevalence at 32.5%, Landak Regency in West Kalimantan has been designated as a stunting hotspot. The lack of a maximum penalty for the stunting case in Landak Regency is not based on factors causing the stunting itself, because there is no identifiable factor causing the stunting in certain area due to narrow roads and sharp curves. Objectives: The objective of this study was to identify causes and distribution of the stunting case in Landak Regency. Methods: A total of 330 households in Meranti, Sebangki, and Senakin were included in this cross-sectional study because they were at a risk of the stunting. Toddlers, mothers, health care, and environmental factors were among the found variables. The researchers employed a basic random sampling strategy for the sampling and used the secondary health center data to find out whether or not toddlers were stunted. Researchers in this study collected data on the independent variables by observing and interviewing participants. Using the chi-square test, the data was analyzed. Results: The results showed that determinants of the stunting in Landak Regency were the history of early breastfeeding initiation (p-value=0.032), exclusive breastfeeding (p-value=0.042), frequency of exclusive breastfeeding (p-value=0.040), the continued breastfeeding (p-value=0.024), complementary feeding (p-value=0.042), immunization history (p-value=0.007), infectious disease history (p-value=0.000), maternal height (p-value=0.046), delivery assistance (p-value=0.000), access to health services (p-value=0.004), the role of health workers (p-value=0.002), and family latrine ownership (p-value=0.000). Conclusions: Several factors were found to be associated with incidence of the stunting among toddlers in Landak Regency.
Increasing Knowledge And Attitudes Towards Organic Waste Processing Through Demonstration Of BSF (Black Soldier Fly) Maggot Cultivation Practices At Darul Fikri Islamic Boarding School, Sungai Belidak Diki Fahrozi Almuharami; Selviana, Selviana; Elly Trisnawati
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 04 (2024): Jurnal EduHealt (inpres), Year 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Darul Fikri Islamic Boarding School, as an Islamic educational institution andreligious tourism destination, produces a large amount of organic waste, impropermanagement of organic waste can have a negative impact on the environment. BSF maggot cultivation offers a potential solution to overcome the problem oforganic waste, this study aims to measure the effectiveness of BSF maggotcultivation practices in improving students' knowledge and attitudes towardsorganic waste management at Darul Fikri Islamic Boarding School, this study used a quasi-experimental one-group pretest-posttest design, A total of 30 students became respondents and were given questionnaires before and afterparticipating in the BSF maggot cultivation practice. Data were analyzed using a paired t-test to test the difference in scores between the pretest and posttest. The results showed a very significant increase (p value <0.05) in the knowledge andattitudes of students after participating in the BSF maggot cultivation practice, this indicates that the demonstration method is an effective approach in increasingstudents' awareness and skills in managing organic waste. The practice of BSF maggot cultivation has proven effective in improving students' knowledge andattitudes towards organic waste management. This approach can be a model thatcan be applied in other educational institutions to encourage environmentallyfriendly behavior.