Claim Missing Document
Check
Articles

GAMBARAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA Natalina, Natalina; Rochmawati, Rochmawati; Elly, Trisnawati
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 2, No 4 (2015): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.609 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v2i4.344

Abstract

The percentages of the village-based healthy home at work area of Puskesmas Sungai Durian in 2012 encompassed a scope of 23032 houses. There have been 2303 houses (10%) inspected along this period. The total number of healthy homes are 1705 houses (74,03%) with 396 houses (78,57%) in Arang Limbung as the highest number of healthy homes. The lowest number of healthy homes are found in Desa Madu Sari with 62 houses (63,96%). The aim of this study was to find out an overview of the healthy home ownership at work work area of Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya. This study was conducted by using descriptive method with univariate analysis as the technique of data collecting. The findings of the research taken from 100 respondents showed some compelling ideas. There were found 47,0% of ineligible ventilation condition and 53,0% of eligible ventilation condition. Subsequently, of 46.0% were found to be ineligible lighting at home and 54,0% for eligible lighting. The ineligible condition of humidity was 48,0%, and its eligible humidity was 52.0%. The problem of residential density issue emerged as there were found 33,0% ineligible residential density and 67,0% which fullfilled the eligibility of good residential density. The followings come closer to present that there were 84.0% of ineligible clean water and 16.0% of eligible clean water. The disposal of excreta was found to be 69.0% for its ineligibility and 31.0% for its eligibility. The disposal of wastewater also showed the highest percentege of its ineligibility with 74.0%; the eligibility was only 26.0%. The next issue of waste disposal showed the lowest percentage of the ineligibility among the preceded findings with 11.0% and 89,0% of its eligibility. Based on the findings, the local public health centers are encouraged to raise the awareness of the society concerning on the environmental issue particularly on the concept of healthy homes. One of which is how to improve knowledge and understanding in order to create a healthy home for their living.Keywords: ventilation, lighting, humidity, residential density, healthy home
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERSONAL HYGIENE DAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN KUSTA (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara) Rochmawati; Trisnawati , Elly; Radiantini , Yuyun Pramita
JURNAL BORNEO AKCAYA Vol 1 No 1 (2014): Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Publik
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51266/borneoakcaya.v1i1.10

Abstract

Leprosy is a chronic infectious disease caused by mycobacterium leprae. This bacteria attacks the nervous edge, skin, mucosa, respiratory tract, reticuloendothelial system, eyes, muscles, bones, and testicles. In Indonesia, in 2012, Case Detection Rate (CDR) of this disease amounted to 6.30 per 100,000 population. In West Kalimantan, the CDR is 1.50 per 100,000 population. While the CDR in Kabupaten Kayong Utara was 24.4 per 100,000 population. Surprisingly, the number of CDR at Puskesmas Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara was 90,2 per 100,000 population. This study is aimed at figuring out the correlation of personal hygiene, home condition, and leprosy cases (a case study at work area of Puskesmas Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara). An observational analytic method and case control design were carried out in this study. The number of the respondents was 57 respondents, consisting of 19 case group and 38 control group. Both case and control group sampling were selected by using matching technique which included age, sex and residence area. Then, the data was analyzed by using univariate and bivariate analysis, and chi square test. The study revealed two findings. First, there were correlation of behavior of sharing a single towel (p value = 0,007 ; OR =10,500), natural light of the bed rooms (p value = 0,001 ; OR =9,022), natural light of the living room (p value = 0,001 ; OR =9,022), humidity of the bedrooms (p value = 0,000 ; OR =18,417), temperature of the living rooms (p value = 0,002; OR =0,046), density of the bedroom occupancy (p value = 0,006 ; OR =6,067) and the incidence of leprosy. Second, there were no correlation of bed room ventilation, living room ventilation, bed room temperature, and the incidence of leprosy. Based on the findings, the local health workers are encouraged to organize team and program in order to break the chain of leprosy, including early detection, treatment, and rehabilitation. Besides, the people are recommended to have regular check up, keep the healthy personal hygiene, and increase the house condition healthily.
ANALISIS KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PENGOLAHAN MAKANAN DI INSTALASI GIZI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK Nurul Bariyah; Elly Trisnawati; Linda Suwarni
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 5, No 4 (2018): Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.097 KB) | DOI: 10.29406/jkmk.v5i4.1757

Abstract

Kecelakaan kerja merupakan  kejadian yang tidak dikehendaki dapat mengganggu proses aktivitas dan terjadi karena tindakan tidak aman (unsafe action) dan lingkungan tidak aman (Unsafe Condition) Data ILO  terdapat  13,7%  dikarenakan  kecelakaan  kerja,di  Indonesia80.392 kasus kecelakaan kerja .Salah satunya di bagian instalasi  giziRSUD DR.Soedarso Pontianak tempat pengolahan makanan terdapat7 kasus kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab kecelakaan kerja pada pekerja bagian pengolahan makanan di Instalasi Gizi RSUD dr. Soedarso Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif (descriptive) atau menguraikan faktor unsafe action dan unsafe  condition  yang  melatarbelakangi  kecelakaan  kerja  pada bagian pengolahan makanan di Instalasi Gizi RSUD dr. Soedarso Provinsi Kalimantan Barat. Sampel penelitian sebanyak 37 orang, dengan  total  sampling  dimana  semua  popuasi  berhat  dijadikan sampel berdasarkan karakteristik pekerja  pada bagian pengolahan makanan di Instalasi Gizi RSUD dr. Soedarso Provinsi Kalimantan Barat.  Sebagian  besar  pengetahuan responden  dikatagorikan baik sebesar 54,1%,  perilaku kerja responden dikatagorikan kurang baik sebesar 56,8%, kepatuhan penggunaan APD tidak menggunakan sebesar 81,1%,  pernah mengikuti pelatihan  sebesar 56,8%, desain Stasiun Lingkungan Kerja   di Instalasi Gizi   RSUD Dr. Soedarso Pontianak       sebagian  besar  responden  menyatakan  tidak  aman sebesar 89,1%, serta  identifikasi Upaya Pencegahan sebagian besar responden menyatakan tidak ada upaya pencegahan  sebesar 70,3%. Promosi K3  merupakan sarana  pencegahan terjadinya  kecelakaan kerja di rumah sakit dan  menyediakan APD sesuai standar.
ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS PADA PEKERJA NURSERY DI PT.X SANGGAU TAHUN 2018 Leo Leo; Tedy Dian Perdana; Elly Trisnawati
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 6, No 4 (2019): Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jkmk.v6i4.1932

Abstract

Pekerja Nursery merupakan kelompok kerja yang berisiko tinggi terhadap keluhan MSds. Pola kerja yang tidak benar, fasilitas kerja yang tidak sesuai, dan faktor lingkungan kerja yang kurang mendukung, Akan berdampak terhadap produktivitas, efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Data dari Bureau of Labor Statistics (USA) 2015 Gangguan Musculuskeletal (MSDs), seperti keseleo atau ketegangan akibat kegiatan berlebihan. Mengangkat menyumbang 31% (356.910 kasus) dari total kasus untuk semua pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko ergonomi kerja dan keluhan ototo ( kuesioner NBP) pada pekerja nursery di PT.X. Jenis Penelitian ini adalah Deskriptif dengan cara observasi secara langsung. Sampel Penelitian ini sebanyak 46 pekerja dengan dilakukan teknik total sampling. Hasil Penelitian Menunjukkan Frekuensi janggal > 2x/menit sebesar 41 orang (89,1%), Normal(≤ 2x/menit) sebesar 5 orang. Durasi janggal > 10 detik sebesar 26 orang (56,5%), ≤ 10 detik sebesar 20 orang (43,5%). Tingkat Keluhan MSDs Rendah (29-49) : 14 orang (30,4%), Sedang (50-70) : 18 orang (39,1%), tinggi (71-91) : 12 orang (26,1%), sangat tinggi (92-112) : 2 orang (4,3%). Tingkat Risiko Postur kerja,Normal : 2 orang (4,3%), Sedang: 17 orang (37%), Tinggi : 9 orang (19,6%) dan Sangat Tinggi : 18 orang (39,1%). Disarankan kepada perusahaan untuk dilakukan perbaikkan peralatan kerja dan merancang desain stasiun kerja yang lebih ergonomis.
HUBUNGAN KADAR DEBU PM10 DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PABRIK CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT.X PROVINSI KALIMANTAN BARAT Anselma Anselma; Elly Trisnawati; Ismael Saleh
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.591 KB) | DOI: 10.29406/jkmk.v6i2.1768

Abstract

Debu PM10 sebagai jenis debu lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja, merupakan bahan partikel (particulate matter) yang apabila masuk ke dalam organ pernafasan manusia dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Penyakit obstruksi paru menduduki peringkat ke 5 sebagai penyebab kematian di tahun 2018 dan diperkirakan meningkat menjadi peringkat 4 pada tahun 2030 (WHO, 2018). Di Indonesia prevalensi gangguan fungsi paru obstruktif kronik sebesar 3,4% (Riskesdas, 2018). Pabrik CPO (Crude Palm Oil) PT.X Provinsi Kalimantan Barat mempunyai kadar debu 220 μg/Nm3. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar debu PM10  dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pabrik CPO (Crude Palm Oil) PT.X Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan observasi data sekunder (time series). Sample penelitian sebanyak 70 responden diambil menggunakan teknik purpose sampling. Menggunakan analisis regresi dengan tingkat kepercayaan 95% . Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara kadar debu PM10  dengan gangguan fungsi paru menunjukan terjadi hubungan terbalik, dimana semakin meningkat kadar debu maka kapasitas vital paru-paru akan semakin menurun, begitu pula sebaliknnya. Hubungan yang terjadi kadar debu PM10  dengan gangguan fungsi paru adalah hubungan yang lemah. Bagi PT.X diharapkan untuk menambah dan memasang local exhaust di area produksi, menyediakan masker berstandar SNI untuk pekerja dan melakukan KIE tentang bahaya lingkungan kerja serta paparan hazard di tempat kerja.
FAKTOR RISIKO RHEUMATOID ARTHRITIS PADA PASIEN RAWAT JALAN POLI BEDAH TULANG RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK Adetria Heristi; Elly Trisnawati; Andri Dwi Hernawan
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.67 KB) | DOI: 10.29406/jkmk.v5i2.1571

Abstract

Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit peradangan kronis yang disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Di Poliklinik Bedah Tulang RSUD Dr. Soedarso Pontianak untuk pasien rawat jalan, pada tahun 2011 periode Januari-Desember terdapat 614 kunjungan dengan insidensi 76 kasus, pada tahun 2012 terdapat 515 kunjungan dengan insidensi 76 kasus, dan pada tahun 2013 terdapat 345 kunjungan dengan insidensi 46 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui  faktor  risiko  kejadian RA di  RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak 76 orang (38 kasus dan 38 kontrol) yang diambil dengan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat obesitas (p value=0,038, OR=2,979, CI 95%=1,164-7,622) dan riwayat hipertensi (p value=0,001, OR=8,485, CI 95%=2,214-32,517) dengan kejadian Rheumatoid Arthritis. Variabel yang tidak berhubungan yaitu riwayat merokok pasif (p value=0,062) dan riwayat diabetes mellitus (p value=1,000). Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan upaya konseling dan edukasi bagi pasien RA serta upaya peningkatan kesehatan dan gaya hidup sehat bagi masyarakat.
RISIKO INFEKSI KECACINGAN PADA PEKERJA PETERNAKAN AYAM DI SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA Elly Trisnawati; Rochmawati Rochmawati
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : penyakit kecacingan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhipenurunan kualitas sumber daya manusia, serta produktivitas kerja. Kecacingan secarakumulatif dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein sertakehilangan darah/anemia. Seekor cacing dapat menghisap darah 0,2-0,3ml/hari. Faktor yang mempengaruhi infeksi kecacingan yaitu personal hygiene, pemakaian APD dansanitasi. Penyakit kecacingan pada ayam ditemukan di peternakan yang kotor, banyaksiput air dan minuman kotor yang dapat memungkinkan pekerja peternakan terinfeksikecacingan. Berdasarkan survai awal pada pekerja peternakan ayam ditemukan 41,67%positif kecacingan, 16,67% positif Ascaris, 16,67% positif Ascaris dan Trichurisdan 8,33%positif Ascaris, Trichuris dan Ancylostoma.Tujuan : penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan personal hygiene, penggunaanAPD dan sanitasi kandang dengan infeksi kecacingan pada pekerja peternakan ayam diSungai Ambawang Kab. Kubu Raya.Metode : jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desaincross sectional.Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja peternakan ayam dengan jumlah 47responden. Analisis data mencakup analisa univariat dan bivariat. Uji statistik yangdigunakan yaitu uji chi square (α=5%).Hasil : penelitian menunjukkan ada hubungan antara personal hygiene (p value = 0,017),penggunaan APD (p value = 0,035) dan sanitasi kandang (p value = 0,011) dengan infeksikecacingan pada pekerja peternakan ayam di Sungai Ambawang Kab. Kubu Raya.Saran : kepada pimpinan PT. Sumber Satwa Pertiwi untuk melakukan peningkatan upayapreventif, seperti menyediakan APD lengkap (masker, sarung tangan, baju lengan panjang,celana panjang dan sepatu bot). Melakukan pemeriksaan rutin pada pekerja (pemeriksaandarah/Hb dan fases), serta meningkatkan sanitasi kandang. Kata kunci : personal hygiene, APD, sanitasi kandang, kecacingan, peternakan
DETERMINAN KEGAGALAN ASI EKSKLUSIF PADA KOMUNITAS MADURA Otik Widyastutik; Elly Trisnawati
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 14 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v14i2.10460

Abstract

Exclusive breastfeeding is the first intake that is very important for infants aged 0-6 months. Exclusive breastfeeding achievement in the Madurese community in the working area of ​​the outpatient Puskesmas Purun Kecil is 29%. This is due to several things including the habit of giving honey to babies, therefore in giving ASI exclusively is interrupted. This study aims to analyze the relationship between the habit of giving honey to infants aged 0-6, the support of biological mothers from the baby's mother, the support of mother-in-law from the mother's baby, the support of health officers, the working status of a mother, the knowledge of lactation management, the effort to use the independent exclusive breastfeeding, and the exclusive breastfeeding failure. This study uses a cross sectional design. The study sample was 162. The statistical test used was the Chi-square test (X2). The results showed that the determinants of exclusive breastfeeding failure in infants in Peniraman Village and Nusapati Village were the support of biological mothers from the baby's mother, mother-in-law's support of the baby's mother, health worker support, lactation management knowledge, efforts to use independent ASI dairy equipment.
FACTORS RELATED TO BREASTMILK PRODUCTION ON POSTPARTUM MOTHERS IN EAST PONTIANAK, WEST KALIMANTAN Otik Widyastutik; YUWAN CHARTASIM; ELLY TRISNAWATI; SELVIANA SELVIANA
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 16 No. 2 (2021): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.021 KB) | DOI: 10.20473/ijph.v16i2.2021.297-314

Abstract

ABSTRACTProducing breastmilk is a mother’s ability for the next six weeks after giving birth. Based on data from the Health Office of Pontianak City, exclusive breastfeeding coverage is 25% in East Pontianak District. A preliminary study conducted in East Pontianak Sub district, seven out of ten respondents who underwent breastfeeding, their breastmilk was not running well. There are 70% of babies experienced weight increment below 500 grams/month. In addition, 70% mothers drinking less than twelve glasses/day, 70% mothers do not receive support from their husbands in breastfeeding process, 60% mothers have never been exposed to breastfeeding information, and 50% mothers experienced moderate anxiety levels after giving birth. The research aimed to determine the determinants of postpartum mother's milk production in East Pontianak District. This research is observational research with a cross-sectional approach, and the research subject is 48 postpartum mothers. The results showed that the determinant factor could be seen from the relationship of fluid intake (p-value = 0.000), husband's support (p-value=0.000), information exposure (p-value=0.010), supplement (p-value=0.000), and energy intake (p-value=0.000), to breast milk production. Recommendations addressed to the community health center such as work more active in providing counselling, activating cadres by providing practices. Therefore, they can assist in providing knowledge about breastfeeding and making creative promotional media.Keywords : breast milk production, postpartum, nutrition intake
Quality Control Mandiri Pada Industri Cincau Hitam Untuk Meningkatkan Higiene Produk Dan Potensi Pemasaran Produk Andri Dwi Hernawan; Fenni Supriadi; Elly Trisnawati
Al-Khidmah Vol 1, No 2 (2018): AL-KHIDMAH (Desember)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1228.604 KB) | DOI: 10.29406/al-khidmah.v1i2.1321

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk melakukan upaya komprehensif dalam industri grassjelly melalui pelatihan pengendalian diri berkualitas dengan memperkenalkan HACCP (poin-poin kontrol kritis analisis bahaya), dan setelah itu pelatihan tentang prosedur untuk membuat lisensi industri rumah tangga dan mengemas produk-produk cincau, dan kemudian menyediakan bantuan untuk mengusahakan pemasaran untuk memasarkan pangsa yang baru.Hasil dari kegiatan setelah beberapa pelatihan diberikan kepada industri grassjelly menemukan dampak berikut dari kegiatan, pemahaman dan pengetahuan industri grassjelly meningkatkan kebersihan makanan yang dibuktikan dengan penilaian awal ketidaktahuan tentang potensi paparan kimia dan mikrobiologi di awal sebelum kegiatan diubah menjadi kesadaran untuk menciptakan makanan higienis yang lebih baik. Ketertarikan pada pangsa pasar baru di supermarket juga terbukti setelah pengemasan dan prosedur pelatihan untuk produk lisensi rumah tangga telah dilakukan, tetapi fasilitasi lebih lanjut diperlukan untuk membantu manajemen produk lisensi.Pengabdian masyarakat selanjutnya dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan industri supermarket untuk berkolaborasi dengan industri cincau kecil dalam menyediakan stok cincau di supermarket. Sektor pemerintah juga perlu dilibatkan untuk lebih serius melakukan pemantauan keamanan pangan industri cincau.