Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAYAK ASLI (KANAYATN) MELALUI MPLEMENTASI PENDAMPINGAN DESA SIAGA, AKSES PENDIDIKAN DAN SOSIAL EKONOMI Elly Trisnawati
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 15, No 1 (2018): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.984 KB) | DOI: 10.29406/br.v15i1.1126

Abstract

ABSTRACTLandak is one of the district with some area still far from optimal conditions, either  health, education, nor economic sectors. Most of the people of Landak has graduated on elementary school (>50%), PHBS (Clean and Healthy Living Behaviour)  problems become priority in health field. The economic conditions is in middle to lower category . One of the area in Landak, which still require efforts to improve human resources is Mempawah Hulu District which is dominated by Dayak Kanayatn tribe. The purpose of KKN-PPM activities in Kecamatan (Sub District) Mempawah Hulu is to empower the community in health, education and socio-economic sectors . The method implemented in order to  empower the society ,  by a trigger role form and community , institutional reinforcement and community mobilization. Third partys  in this activity is Kecamatan Mempawah Hulu along with three villages in the region districts and Puskesmas (Public Helath Center) Karangan. Through these activities, Alert village  could be activated again. Establishment of PHBS (Clean and Healthy Living Behaviour) cadres, cadres Alert , pioneer of GENRE as well as an initiation of ODF hamlet can implemented . In the fields of education, it is formed reading house thet has the synergy with  green school  and formation  learning group. In field of entrepreneurship, it is formed a catfish cultivation group and chicken boiler cultivation group  as well formed group of  entrepreneurship that has a society priority within its products originated from ingredients local . The expectation is that from  the whole program has initiated, will be able to be applied on sustainable in three villages, namely Pahokng Village , Caokng and TunangKeyword : empowerment, alert village, entrepreneurship , Dayak Kanayatn
Pemetaan dan Pemberdayaan Dhua’fa – Mustad’afin Melalui Kemitraan PCM Pontianak Timur Dalam Gerakan Toss TBC dan Melawan Covid-19 Elly Trisnawati; Otik Widyastutik; Sovie Nautica Angela; Amaliya Irmayanti
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i1.3733

Abstract

Pontianak Timur merupakan kecamatan yang cukup tinggi menyumbangkan kasus baru TBC dan Covid-19. Temuan kasus baru TBC di Pontianak Timur pada awal tahun 2020 sebanyak 49 kasus, sedangkan data Covid-19 di wilayah tersebut juga meningkat, yaitu sebaran ODP sebanyak 115 orang, PDP sebanyak 34 orang, konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 18 orang, positif dirawat (isolasi) sebanyak 5 orang dan kasus meninggal sebanyak 9 orang.  Pontianak Timur masih menjadi salah satu wilayah potensial dalam penularan TBC. Peluang bagi PCM dalam mengembangkan ranting – ranting baru sebagai bentuk perluasan area dakwah. Pemetaan kelompok Dhu’afa/Mustadh’afin juga belum terdeteksi di wilayah ini, sehingga program ini mentargetkan untuk dapat melakukan pemetaan kelompok-kelompok Dhu’afa/Mustadh’afin sebagai upaya prevensi penularan kasus TBC dan pencegahan Covid-19.Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah sebagai berikut : (1) melaksanakan pemetaan kelompok Dhu’afa/Mustadh’afin; (2) melaksanakan penguatan edukasi ; (3) monitoring PMO; (4) melaksanakan Ta’awun social ; dan (5) Inisiasi pengembangan Ranting (PRM).Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadi inisiator dalam program pengendalian TBC dan Lawan Covid-19 di wilayah Kecamatan Pontianak Timur. Luaran yang diharapkan adalah terbentuknya ranting (PRA), peta sebaran kelompok kaum Dhu’afa/Mustadh’afin, dan peningkatan pemahaman bagi masyarakat sasaran tentang TBC dan Covid-19.Rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Banjar Serasan telah terlaksana dengan baik. Berdasarkan evaluasi kegiatan diperoleh adanya peningkatan pemahaman dan awareness kelompok sasaran terhadap materi yang disampaikan. Diharapkan kegiatan ini menjadi stimulasi positif dan pengembangan Kesehatan masyarakat di wilayah Pontianak Timur.
PERAWATAN PAYUDARA SEBAGAI TREATMENT KELANCARAN ASI Elly Trisnawati; Amanda Distrilia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 15, No 2 (2018): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.354 KB) | DOI: 10.29406/br.v15i2.1337

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi, yang merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan mineral. Kolostrum yang terkandung dalam ASI pada hari pertama sampai dengan hari ke-7 setelah ibu melahirkan, terbukti bermanfaat meningkatkan kadar antibodi pada bayi. Besarnya manfaat ASI tidak sebanding dengan eviden based yang muncul. Permasalahan yang terjadi justru banyak ditemukan ibu-ibu yang gagal dalam memberikan ASI eksklusif. Permasalahan lain terkait pemberian ASI yang sering dialami oleh ibu menyusui adalah kurang maksimalnya jumlah ASI yang masuk ke tubuh bayi, hal ini dikarenakan tidak lancarnya ASI pada awal periode pemberiannya, sehingga berat badan bayi tidak mengalami peningkatan secara signifikan. ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah yang terdiri dari perempuan-perempuan produktif menjadi kelompok potensial yang diharapkan mampu sebagai motor penggerak dalam mewujudkan masyarakat peduli ASI di Kalimantan Barat, khususnya dalam melakukan transfer knowledge tentang perawatan payudara sebagai treatment kelancaran ASI. Kegiatan ini difokuskan pada masyarakat Kelurahan Mariana, yang merupakan salah satu kelompok kader-kader ‘Aisyiyah Kota Pontianak dan bekerjasama dengan MPM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat) PW Muhammadiyah Kalbar. Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah sebagai berikut : (1) melaksanakan penyuluhan tentang ASI dan manfaat perawatan payudara kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah; (2) melaksanakan pelatihan perawatan payudara sebagai treatment kelancaran ASI ; dan (3) pembentukan kader ASI ‘Aisyiyah. Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadi inisiator dalam program kaderisasi ASI pada masyarakat. Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah terlaksanakannya edukasi pada kelompok sasaran serta terbentuknya skill ibu-ibu kader Áisyiyah dalam melakukan treatment perawatan payudara. Selain itu luaran konkret lain dari program ini adalah terbentuknya kader ASI ‘Aisyiyah sehingga bisa berlanjut sebagai trainer bagi masyarakat sekitarnya.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAYAK ASLI (KANAYATN) MELALUI IMPLEMENTASI PENDAMPINGAN DESA SIAGA, AKSES PENDIDIKAN DAN SOSIAL EKONOMI Elly Trisnawati; Andri Dwi Hernawan; Dini Hadiarti
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 14, No 2 (2017): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.932 KB) | DOI: 10.29406/br.v14i2.896

Abstract

Mempawah Hulu, which is predominantly populated by indigenous Dayak Kanayatn tribe, is one of underdeveloped sub-district in Landak Regency. The main issues are in health, education, and economic sectors, for instances: low educated villagers (the majority of the villagers do not graduate from secondary school); urgent clean and healthy living behavior (PHBS); economic condition in the middle to the low category. Therefore, the community service in this area was focused on empowering the community in those problematic sectors. To solve the issues, we heightened public role in society and enforced the authority institution which including Mempawah Hulu Regency Administration along with three local villages authorities and Puskesmas (Public Health Center) Karangan. Through these activities, not only ‘Alert Village’ was activated but also PHBS agents, ‘Alert Village’ agents, Healthy Generation (Genre) ambassador, as well as initiation of ODF hamlet were established. In the education sector, the local library was built which was associated with the establishment of the green school and study group. In the social-economic sector, a catfish cultivation group and chicken boiler cultivation group were formed as well as few entrepreneurs manufacturing products from local commodities. It was expected that the whole initiated programs would be sustainable in three villages, namely Pahokng, Caokng, and Tunang. Keywords: empowerment, alert village, entrepreneurship, Dayak Kanayatn
PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENGUATAN DESA SIAGA, AKSES PENDIDIKAN DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Elly Trisnawati; Andri Dwi Hernawan; Sri Nugroho Jati
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 14, No 1 (2017): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.291 KB) | DOI: 10.29406/br.v14i1.596

Abstract

Sambas district is the district with the lowest HDI among the 14 districts in West Kalimantan. The highest education level of most people is only Elementary School, while public health issues are very complex, while most families are poor. Those facts show that Kabupaten Sambas is one of the districts that need attention in development in all sectors, including health, education, and economy. Sebawi, one of the region in Sambas district, still requires efforts to improve the human resource. The aim of KKN-PPM in Sebawi is to have a community empowerment in the areas of health, education, and socio-economic. The activities included strengthening 'desa siaga', increasing access to education, and intensive mentorship for the home industry in three selected villages, namely Sepuk Tanjung, Rantau Panjang and Sebawi. The results showed that the major program such as 'desa siaga' and entrepreneurship run very well. We successfully revitalized management and operational team of 'Desa Siaga'. and also convinced the villagers to provide ambulance facility in their village. We also established a new group of entrepreneurs consisted of housewife and dropout students. We hope that the new entrepreneur group can promote economic growth in the villages.  Hopefully, the program can be sustainable and will be monitored periodically. Keywords: community empowerment, alert village, poor families
“Penelek Kitak Kituk” Sebagai Motor Penggerak Masyarakat Dalam Penanggulangan DBD di Komunitas Dayak Elly Trisnawati; Winda Kartika Sari; Suriana Suriana; Magdalena Kandari
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 18, No 1 (2021): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v18i1.2160

Abstract

Penyakit menular masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Kalimantan Barat, terutama penyakit menular berbasis lingkungan, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Dusun Sangku merupakan wilayah yang didominasi oleh Suku Dayak menjadi salah satu dusun yang memiliki kasus DBD tertinggi di Puskesmas Lingga, Kabupaten Kubu Raya. Data menunjukkan bahwa sebanyak 27 kasus baru DBD terjadi di Dusun Sangku. Determinan Faktor yang di intervensi dalam kegiatan pengabdian ini adalah keberadaan jentik pada tempat-tempat penampungan air serta terdapatnya tempat perindukan nyamuk. Faktor tersebut terjadi karena kondisi lingkungan Dusun Sangku yang berisiko, seperti topografinya berupa tanah gambut dan tidak terdapatnya akses air bersih perpipaan sehingga masyarakat Dusun Sangku mengandalkan air hujan sebagai sumber air bersih keluarga (100%). Penggunaan penampungan air hujan tanpa menggunakan tutup semakin memicu besarnya risiko perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai vector penyebab DBD. Salah satu upaya dalam penanggulangan DBD yang disebabkan oleh karena adanya potensi lingkungan rumah tangga adalah optimalisasi peran anggota masyarakat sebagai kader peduli DBD. Melalui kegiatan ini, tim pelaksana menginisiasi terbentuknya kelompok kader peduli DBD yang diberi nama berdasarkan bahasa lokal, yaitu “Penelek Kitak Kituk”. Kelompok kader ini merupakan bagian dari anggota masyarakat di Dusun Sangku yang berperan penting dalam penyebarluasan informasi tentang DBD kepada masyarakat sekitarnya. Dengan adanya kelompok kader “Penelek Kitak Kituk”, diharapkan permasalahan DBD di Dusun Sangku dapat diminimalisir dan perhatian masyarakatnya bisa semakin meningkat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD secara mandiri.
Analisis Determinan Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki : Analysis of Determinants of Stunting Toddlers in the Sebangki Puskesmas Work Area Emelia Agustina Mila; Elly Trisnawati; Otik Widyastutik
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 1: JANUARY 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.841 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v5i1.1999

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia masih belum terselesaikan. Stunting dapat berdampak panjang bagi perkembangan fisik, mental, intelektual serta kognitif pada anak. Prevalensi kejadian stunting tertinggi di Kalimantan Barat salah satunya adalah Kabupaten Landak yaitu sebesar 42%. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor kejadian stunting pada usia 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki. Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Teknik analisa data menggunakan univariat dan bivariat. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita (0-59 bulan) yang masuk dalam penjaringan berdasarkan data tahun 2021 yaitu sebanyak 1.173 balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 110 orang. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah penyakit infeksi (p=0,000;PR=2,250), frekuensi ASI (p=0,035;PR=2,331), peran nakes (p=0,046;PR=0,622), dan pertolongan persalinan (p=0,004;PR=1,863). Variabel yang tidak berhubungan adalah tinggi badan ibu, riwayat ANC, dan usia ibu hamil. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara penyakit infeksi, frekuensi ASI, peran nakes, dan pertolongan persalinan dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki. Sehingga orang tua dan peran tenaga kesehatan diharapkan dapat lebih meningkatkan pencegahan stunting pada anak dengan mengajak kerjasama lintas sektor seperti pihak desa, tokoh agama, dan komunitas atau organisasi yang terdapat di masyarakat.
Determinan Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD DR. Soedarso Pontianak: Determinants of Work Fatigue on Nurses in Inpatient Room DR. Soedarso Pontianak Feby Surantri; Elly Trisnawati; Iskandar Arfan
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 7: JULY 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v5i7.2249

Abstract

Latar Belakang: Perawat merupakan salah satu bagian penting dalam perawatan pasien hingga tidak jarang perawat dituntut untuk memberikan pelayanan optimal yang dapat menyebabkan kelelahan. Penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan pada 10 orang perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Soedarso menunjukkan bahwa 50% perawat mengalami kelelahan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kelelahan kerja pada perawat di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 67 orang di ruang rawat inap yang diambil dengan teknik proporsional random sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner KAUPK2 dan PSQI. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariate (uji chi-square) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia (pvalue 0,037<0,05), lama kerja (pvalue 0,013<0,05), masa kerja (pvalue=0,048<0,05), kualitas tidur (pvalue 0,003<0,05) dengan kelelahan kerja pada perawat. Variabel yang tidak berhubungan yaitu jenis kelamin (pvalue 0,081) shift kerja (pvalue=0,127). Kesimpulan: Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk mengevaluasi manajemen shift work, melakukan rotasi kerja berdasarkan ruang rawat inap secara periodik serta merencanakan program recuperation. Dan untuk para perawat sebaiknya tertib dalam penerapan shift work dan mengatur pola tidurnya sehingga saat bangun tidur tubuh terasa lebih bugar.
Emotional Experience Writing to Increase Resilience to Stress in Adolescents Tengku Haqy Nurmaliza; Sri Nugroho Jati; Elly Trisnawati
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.73566

Abstract

Based on the results of initial interviews at the Tunas Harapan and Tunas Melati Orphanages, information was obtained that the problems of the orphaned youth were difficulty adapting at the beginning of their existence in the orphanage, emotional behavior problems, lack of self-confidence, keeping their problems to themselves, and not being able to solve problems that trigger feelings of depression and anxiety cause stress. It indicated the need for an effort to assist adolescents in overcoming problems that cause stress; one of which is through writing activities as a form of conveying ideas. This study aimed to determine the effectiveness of the emotional experience writing (EXPRIT) intervention on the stress resilience of adolescents. The study used a mixed-method approach, with a pre-experimental design and research pattern one-group pretest-posttest. Participants (15 adolescents; 8 boys and 7 girls) were selected using purposive sampling method and stress resilience screening instrument. The results showed that there was no effect of the emotional experience writing (EXPRIT) intervention on stress resilience as indicated by the t count greater than t-table (men: 2,037 > 1,895; women: 2,117 > 1,943), but qualitatively there was a change in the level of stress resilience during the intervention treatment was indicated by an increase in the score of the stress resilience indicator.
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu dalam Deteksi Dini Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sukabangun Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang Tri Eko Sumarto; Elly Trisnawati
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 17 No. 02 (2022): Avicenna: Jurnal Ilmiah
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v17i02.3376

Abstract

Background: Lack of understanding of Posyandu cadres and lack of measuring instruments (anthropometry) can affect the precision of measurement and interpretation in children with nutritional problems, particularly stunting. This study intends to examine if Posyandu cadres' knowledge of early stunting detection in the Sukabangun Public Health Center working region. Method: This study employs a quasi-experimental approach with a pre-test and post-test for a single group. This study's population consisted of 81 Posyandu cadres, and the sample size was 37. Results: The data were analyzed using a frequency test, specifically the paired sample t-test if the data were normal and the Wilcoxon test if they were not. The knowledge level of Posyandu cadres increased from 48.6% to 81.1% as a result. The proficiency level of Posyandu cadres in reading MCH books increased from 40.5% to 78.4%. In the meantime, the proficiency of Posyandu cadres in anthropometric measurements increased to 73% from 21% for infants and to 91% from 54% for children. Based on the bivariate analysis, there were disparities in the level of knowledge among Posyandu cadres ranging from 2.59 to 7.84. In addition, the degree of proficiency in reading MCH books increased from 5.27 to 11.46, stunting detection skills in toddlers increased from 2.03 to 6.73, and early detection skills of child stunting increased from 5.81 to 13.46. Therefore, the training was deemed effective overall. Conclusion: The training method for early detection of stunting at the research site is effective.