p-Index From 2020 - 2025
11.276
P-Index
This Author published in this journals
All Journal International Journal of Public Health Science (IJPHS) Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia MEDIA MEDIKA INDONESIANA Media Kesehatan Masyarakat Indonesia JURNAL GIZI INDONESIA Jurnal Kesehatan Lingkungan indonesia JURNAL PROMOSI KESEHATAN INDONESIA Jurnal Kesehatan Masyarakat Journal of Nutrition College Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia VISIKES Jurnal Kesehatan Masyarakat Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Jurnal Bidan Prada Jurnal Keolahragaan JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN (Journal of Environmental Health) Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Journal of Health Education Paediatrica Indonesiana Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) AcTion: Aceh Nutrition Journal Jurnal Gizi Klinik Indonesia Jurnal Keperawatan Silampari Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Journal of Health Promotion and Behavior Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health Amerta Nutrition Jurnal Kreativitas PKM Manuju : Malahayati Nursing Journal International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Public Health Perspective Journal Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati Jurnal Kesehatan Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesian Journal of Global Health research Jurnal Kebidanan Indonesia Jurnal Pengabdian Kesehatan MAHESA : Malahayati Health Student Journal Interdisciplinary Social Studies Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Journal of Social Research Jurnal Multidisiplin Madani (MUDIMA) Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Jurnal Indonesia Sosial Teknologi International Journal of Integrative Sciences Eduvest - Journal of Universal Studies International Journal of Health and Medicine Jurnal Info Kesehatan
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

Analysis on Nutrition Replacement Therapy Program for Undernourished Children in Jombang District Miftahul Mualimah; Apoina Kartini; Ayun Sriatmi
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 2, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.24 KB) | DOI: 10.14710/jmki.2.1.2014.%p

Abstract

AbstrakPrevalensi status gizi balita di Kabupaten Jombang (2008-2011) yang dinilai dari BB/U, TB/U dan BB/TB cenderung turun. Pada tahun 2009 PemKab Jombang membuat suatu kebijakan dalam penanggulangan masalah gizi dengan tema “BERTABUR BINTANG”. Salah satunya dibentuk TPG, dalam 2 tahun TPG yang sudah terbentuk 102 TPG. Survey pendahuluan menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan kader terkait TPG sehingga kader kurang aktif, sikap cenderung positif tetapi partisipasi masyarakat masih kurang, dukungan dari keluarga sebagian besar hanya mengingatkan saja, tidak ada anggaran lebih dari desa, supervisi dari puskesmas belum rutin. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa bagaimana pelaksanaan TPG yang ditinjau dari variabel pengetahuan, sikap, persepsi tentang supervisi, ketersediaan sumber daya dan dukungan serta dari aspek pelaksana maupun pembina.Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Populasi terbagi menjadi 2 yaitu bidan desa sebagai pembina dan kader kesehatan sebagai pelaksana. Informan utama 8 bidan desa dan 8 kader dari 4 puskesmas terpilih dengan kriteria puskesmas yang mempunyai angka prevalensi gizi kurang yang tinggi dan rendah dan juga berdasarkan wilayah geografis. Informan triangulasi tingkat pembina yaitu 8 perangkat desa, 4 petugas gizi puskesmas dan Kasie Gizi Dinas Kesehatan, sedangkan informan triangulasi tingkat pelaksana yaitu 8 ibu balita. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi sedangkan analisisnya dengan content-analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kader terkait TPG masih kurang karena belum ada pelatihan bagi kader terkait TPG, pelatihan terkait positif deviance hanya untuk bidan itupun belum semua bidan dan juga petugas gizi. Sikap kader positif dalam mendukung TPG karena dapat membantu menanggulangi balita dengan masalah gizi, tidak ada juknis dan juklak untuk TPG. Dana untuk program TPG sudah berasal dari swadaya masyarakat yang berupa donatur, jimpitan dan ADD tetapi dalam pelaksanannya dana masih menjadi kendala utama. Sarana prasarana dari Dinas Kesehatan hanya berupa peralatan masak, makan dan minum serta papan TPG selebihnya memakai peralatan posyandu. Pelaksanaan supervisi selama ini tidak terjadwal begitu juga dengan materi tidak terstruktur serta lebih bersifat insidentil, dukungan baik dari keluarga maupun masyarakat lebih berupa informasi verbal dan masyarakat masih kurang berpartisipasi. AbstractPrevalence of under-five nutritional status in Jombang district (2008-2011), measured by BB/U, TB/U, and BB/TB tended to decrease. In 2009, Jombang district government developed a policy for controlling nutritional problems with the theme: Bertabur Bintang (scattered stars). One of activities for controlling nutritional problems was to build therapeutic feeding center (TPG); in the last two years, 102 TPGs have been established. Preliminary survey indicated that cadres knowledge related to TPG were insufficient; as a consequence, cadres were non active. Attitude of the cadres was positive, however, community participation was low; supports from members of the family were mostly only reminding the people; no village spare funding was available; routine supervision from a primary healthcare center (puskesmas) was not available. Objective of this study was to analyze the implementation of TPG viewed from knowledge, attitude, perception on supervision, availability of resources, support variables; and also viewed from executor and supervisor aspects.This was a descriptive-qualitative study. Study population was divided into two: village midwives as supervisors and health cadres as executors. Main informants were eight village midwives and eight cadres from four selected puskesmas. These Puskesmas were selected based on selection criteria: puskesmas with high and low prevalence of moderate malnutrition, and based on geographical area. Triangulation informants from supervisor level were eight village government office staffs, four puskesmas nutrition workers, and a head of nutrition section of district health office. Triangulation informants from the executor level were eight mothers of under-five children. Data were collected through in-depth interview and observation. Content analysis was applied for data analysis.Results of the study showed that cadres knowledge related to TPG were insufficient due to no TPG related trainings for cadres; training related to positive deviance was only for midwives, and not all midwives and nutrition workers received the training. Cadres attitude were positive in supporting TPG, they believed that what they did would help controlling nutritional problems for under-five children. No technical and implementation guidelines for TPG. Funding for TPG program was from the community, it was in the form of donation, ‘jimpitan’, and ADD. However, in the implementation of TPG funding was still a main problem. Facilities from district health office were in the form of cooking and eating wares and TPG notification board; the rest of facilities for TPG was using posyandu facilities. Supervision was not scheduled or incidental and materials for supervision were not structured. Supports from family members and community were mostly in the form of verbal information; community participation was low.
Pengaruh Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin Terkait Pencegahan Risiko Kehamilan di Kabupaten Pemalang Heni Irawati; Apoina Kartini; Sri Achadi Nugraheni
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 7, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.495 KB) | DOI: 10.14710/jmki.7.2.2019.124-131

Abstract

One of the causes of a high maternal mortality rate is the low knowledge of women's reproductive health, especially about the prevention of pregnancy risks. This can be overcome by increasing the knowledge of prospective brides, one of them is by providing health education with booklet media. The purpose of this study was to determine the effect of booklets on the knowledge and attitudes of reproductive health of brides related to the prevention of the pregnancy risks.       This type of research is quasi-experimental with a non-equivalent control group design. The study population was the future brides who attended the course of Future Bride and Groom at the Religious Affairs Office in Pemalang Regency. The samples were 50 brides for the intervention group and 50 brides for the control group. The instruments were questionnaires and booklets. An intervention group and a control group were compared based on the result of pre and post intervention. Statistical analysis used t-test and mann whitney test.       The results showed that there is a differentiation in reproductive health knowledge after intervention between intervention group and control group (p = 0,000 <0,05) and there is a differentiation in reproductive health attitudes after intervention between intervention group and control group (p = 0,008 <0,05). The knowledge average of future brides increased by 4.28 points and the attitude average increased by 1.84 points after intervention.       It can be concluded that the booklet can be used to increase the reproductive health knowledge and attitudes of future brides in prevention of pregnancy risks, especially in the case of anemia causing bleeding, chronic energy deficiency, and puerperal danger signs. It is recommended that the booklet can be developed as a media for reproductive health education in the course of Bride and Groom at the Religious Affairs Office.Key Words: Reproductive health; Knowledge; Attitudes; Booklet; Brides
Supplementary Feeding Program Evaluation Restoration Malnourished In Children Under Five In The District Wonogiri Seen From Input and Process Aspects Ratna Indriati; Sri Achadi Nugraheni; Apoina Kartini
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.747 KB) | DOI: 10.14710/jmki.3.1.2015.%p

Abstract

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah kurang gizi di Kabupaten Wonogiri adalah dengan program PMT-P. Program ini sudah dilakukan sejak tahun 2007 namun belum menunjukkan hasil yang bermakna. Hasil studi pendahuluan menunjukkan masih ada kendala dalam aspek input dan proses dalam pelaksanaan program ini. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pelaksanaan program PMT-P balita kurang gizi. Jenis penelitian observasional analitik dengan metode kualitatif untuk mengevaluasi pelaksanaan program PMT-P oleh TPG dan kuantitatif untuk membandingkan pelaksanaan program PMT-P oleh bidan desa antara puskesmas yang mengalami peningkatan dan penurunan kasus balita kurang gizi. Informan utama 4 TPG dari 4 puskesmas yang mengalami peningkatan dan penurunan kasus balita kurang gizi. Informan triangulasi yaitu 4 kepala puskesmas, Kasi Kesga dan Gizi DKK, 4 bidan desa, 4 kader posyandu, dan ibu balita penerima PMT-P. Subjek penelitian kuantitatif adalah 60 bidan desa yang dipilih secara purposif dari puskesmas tersebut. Pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan kuantitatif dengan angket. Analisis data kualitatif dengan contentanalysis dan kuantitatif dengan uji statistik Mann Whitney. Pelaksanaan PMT-P di puskesmas yang mengalami penurunan kasus kurang gizi lebih banyak yang optimal (83,3%) dibandingkan puskesmas yang mengalami peningkatan kasus (56,7%). Perbedaan mencolok pada pelaksanaan meliputi sosialisasi ke masyarakat, registrasi sasaran, pemantauan daya terima makanan tambahan, penggunaan kartu pemantauan serta pendampingan bidan terhadap kader lebih banyak dilakukan oleh puskesmas yang mengalami penurunan kasus balita kurang gizi. Pemberian paket PMT-P di puskesmas yang mengalami peningkatan kasus dilakukan pada semua balita dengan rata-rata pemberian selama satu bulan. Selain itu puskesmas kurang melibatkan perangkat desa dan kecamatan dalam PMT-P. Penentuan sasaran dengan tepat dan peningkatan peran serta masyarakat dapat menurunkan kasus kurang gizi. One of efforts to solve undernourishment problems in Wonogiri district was a recovery food supplement distribution (PMT-P) program. This program has been implemented since 2007. However, it had not shown significant results. Preliminary studies showed that there were problems in input and process aspects in the implementation of this program. Objective of the study was to evaluate the implementation of PMT-P program for undernourished under-five children (balita). This was an observational-analytical study. A qualitative method was applied to evaluate the implementation of PMT-P program by TPG. A quantitative method was used to compare the implementation of PMT-P program by midwives in the primary healthcare centers (puskesmas) with increasing and decreasing numbers of undernourished under-five children cases. The main informants were four TPG from four puskesmas that experienced the increase and decrease numbers of undernourished under-five children cases. Triangulation informants were four heads of puskesmas, a head of Kesga and nutrition section of the district health office, four village midwives, four posyandu cadres, and mothers of under-five children who received PMT-P. Subject of the quantitative study were 60 midwives selected purposively from each puskesmas. Qualitative data were collected through in-depth interview; quantitative data were collected using questionnaire. Content analysis was applied for qualitative data analysis, and Mann-Whitney statistic test was applied for quantitative data analysis. Implementation of PMT- P in puskesmas that experienced the decrease of the number of undernourished cases was more optimal (83.3%) than in puskesmas that experienced the increase of the cases (56.7%). Distinct difference that was shown in the implementation included socialization to the community, target registration, monitoring of PMT absorption ability, monitoring card usage. Midwives accompaniment to cadres was conducted more frequent by puskesmas that experienced the decrease of the number of undernourished under-five children cases. PMT-P packages were distributed continually to all under-five children in the puskesmas that experienced the increase of the cases for a month in average. Additionally, puskesmas did not optimally involve village staffs and sub district office staffs in the PMT-P program activities. The implementation of PMT- P in puskesmas that experienced the decrease of undernourished cases is better. Accurate determination of the target and improvement of community involvement should be able to decrease undernourished cases.
Analysis on the Implementation of Clinical Performance Management Development in the Obstetric Inpatient Ward of Belu District General Hospital East Nusa Tenggara Yusfina Modesta Rua; Apoina Kartini; Septo Pawelas Arso
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 3, No 2 (2015): Agustus 2015
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.529 KB) | DOI: 10.14710/jmki.3.2.2015.%p

Abstract

ABSTRAKPMKK adalah upaya pengembangan kemampuan manajerial dan kinerja Bidan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan di institusi pelayanan kesehatan yang bermutu. Beradasarkan surat keputusan Kep. Menkes RI. No 836/MENKES/SK/VI/2005 tentang Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) maka program tersebut selanjutnya di jalankan oleh RSUD Atambua pada tahun 2006 namun kenyataannya program tersebut sulit dilaksanakan dengan hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa program PMKK belum berjalan dengan baik. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan kualitatif. Informan utama yaitu 7 orang bidan yang bertugas di ruang rawat inap kebidanan RSUD Atambua. Sedangkan informan triangulasi adalah kepala ruang rawat Inap kebidanan, kepala seksi pelayanan, kepala bidang pelayanan dan pasien. Struktur birokrasi secara khusus terkait PMKK misalnya SK petugas tidak ada, sehingga kejelasan bentuk dan tanggung jawabnya sulit diketahui dan dipahami oleh petugas PMKK. Telah tersedia SOP, uraian tugas, dan indikator kinerja namun pelaksanaannya hanya berdasarkan rutinitas. Tidak ada DRK maupun monitoring dan evaluasi yang disusun sesuai dengan standar PMKK, akan tetapi pelaksanaan diskusi, monitoring dan evaluasi selalu dilakukan secara bersamaan dan terjadwal. umumnya komunikasi antara petugas dengan pimpinan kurang baik khususnya PMKK dilihat dari tidak adanya sosialisasi program PMKK kepada bidan selaku pelaksana sehingga ada beberapa bidan yang tidak mengetahui program PMKK. Tidak ada tim khusus yang dibentuk secara resmi untuk pelaksanaan program PMKK, sarana dan prasarana dalam program PMKK belum tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan. RSUD Atambua Perlu membentuk tim PMKK, untuk meningkatkan pemahaman bidan terhadap program PMKK perlu dilakukan sosialisasi kebijakan dengan meningkatkan intensitas forum interaktif antara DKK dengan RS serta pelatihan tahunan khusus program PMKK, Demi kesinambungan program, sebaiknya diskusi refleksi kasus, monitoring dan evaluasi program lebih ditingkatkan dan terjadwal dengan baik dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan daftar tilik.Kata kunci : Program PMKK, Implementasi Kebijakan, Rawat Inap KebidananABSTRACTDevelopment of clinical performance management (PMKK) was an effort to develop managerial ability and performance of midwives in implementing obstetric care service in the qualified health service institution. Based on the Indonesian Health Minister Decree no. 836/MENKES/SK/VI/ 2005 regarding PMKK, accordingly, that program would be implemented by Atambua District General Hospital (RSUD) in 2006 but in the reality that program was difficult to be implemented.The result of an evaluation showed that PMKK program had not run well. This study used applied observational design and qualitative approach. The main informants were 7 midwives working at the obstetric inpatient wards of RSUD Atambua. Triangulation informants were the head of the obstetric inpatient wards, head of the service unit, head of the service department and patients. Bureaucracy structure was specifically related to PMKK such as no workers decree, consequently clarity of their task form and responsibilities were difficult to know and understood. Standard operating procedure, job description and performance indicator had been provided however the implementation was based only on the rutinity. No DRK or monitoring and evaluation that were designed according to PMKK standard, but the implementation of discussion, monitoring and evaluation were done together and scheduled. In general, there was poor communication between workers and their leaders specifically on PMKK. It could be seen that there was no PMKK program socialization to midwives and as a results several midwives have no knowledge on PMKK program. No special team formed formally to implement PMKK program. Facilities for PMKK program had not been provided according to the need.Atambua district general hospital needs to assemble PMKK team. To improve midwives understanding on PMKK program, the hospital needs to do socialization of the policies by increasing the intensity of interactive forum between District Health Office and Hospital and also conducting special training on PMKK program annually. For program continuity, it is better to increase the frequency of case reflection discussion, program monitoring and evaluation. It has to be scheduled properly and using check list when conducting evaluation.Keywords : PMKK program, policy implementation, obstetric inpatient
Pengaruh Film Pendek melalui Peer Educator terhadap Perilaku Remaja SMA terkait Kesehatan Reproduksi di Kota Semarang Wahyu Ratri Sukmaningsih; Sri Achadi Nugraheni; Apoina Kartini
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.6.1.2018.50-59

Abstract

Permasalahan seksualitas pada remaja terjadi karena rendahnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan umur berpacaran pertama kali pada umur 15-17 tahun, sehingga dikhawatirkan mereka berisiko melakukan perilaku seks pranikah yang berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular seksual, dan HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh film pendek melalui peer educator terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik remaja SMA terkait kesehatan reproduksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental, pendekatan kuasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group Design. Populasi yaitu seluruh siswa kelas XI SMA Negeri di Kota Semarang berdasarkan kriteria. 100 sampel kelompok perlakuan dan 100 sampel kelompok tanpa perlakuan diambil secara Purposive Sampling. Variabel bebas adalah pemberian film pendek melalui peer educator dan variabel terikat adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik. Uji Mann Whitney digunakan sebagai analisis data. Diperoleh hasil ada perbedaan tingkat pengetahuan (p= 0,001), sikap (p= 0,023), dan praktik (p= 0,001) remaja SMA terkait kesehatan reproduksi setelah diberikan media antara kelompok perlakuan dan kelompok tanpa perlakuan. Ada perbedaan perubahan tingkat pengetahuan (p= 0,004), sikap (p= 0,019), dan praktik (p= 0,001) remaja SMA terkait kesehatan reproduksi antara kelompok perlakuan dan kelompok tanpa perlakuan. Nilai rata-rata pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelompok tanpa perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian film pendek melalui peer educator dan leaflet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik remaja SMA terkait kesehatan reproduksi dibandingkan dengan pemberian leaflet. Perubahan praktik responden dapat dilihat dalam waktu minimal dua bulan. Metode dalam upaya pencegahan perilaku seksual berisiko ini diharapkan dapat diterapkan di sekolah.
Determinant Factors of Formula Milk Feeding to Infant of 0-6 months (A Study to the Mothers of the Infants of 7-12 months in the Area of Public Health Centers in Demak Regency) Ida Nurmawati; Sri Achadi Nugraheni; Apoina Kartini
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.104 KB) | DOI: 10.14710/jmki.3.1.2015.%p

Abstract

Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Demak sebesar 41,3% masih di bawah Standar Pelayanan Minimal Provinsi Jawa Tengah. Rendahnya cakupan ASI Eksklusif dikarenakan masih banyak ibu yang memberikan susu formula pada bayi usia 0-6 bulan. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor determinan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan. Jenis penelitian ini merupakan Explanatory Survey dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Subyek 77 ibu bayi usia 7-12 bulan yang dipilih dengan Clustered Random Sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 72,7%. Karakteristik ibu : 55,8% berpendidikan dasar, 64,9% tidak bekerja, 50,6% berpendapatan keluarga tinggi. Sebagian besar ibu berpengetahuan kurang (92,2%), bersikap negatif (50,6%), melaksanakan IMD (80,5%), tidak memiliki fasilitas untuk pemberian ASI (51,9%), akses yang jauh (64,9%), petugas kesehatan tidak mendukung (50,6%), keluarga mendukung (50,6%), dan teman tidak mendukung (57,1%). Ada hubungan pengetahuan (p=0,005), status bekerja (p=0,038), pendapatan keluarga (p=0,034), sikap (p=0,002), dukungan petugas kesehatan (p=0,013), dan dukungan keluarga (p=0,0001) dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan. Tidak ada hubungan pendidikan (p=0,690), pelaksanaan IMD (p=0,215), ketersediaan fasilitas (p=0,185), akses susu formula (p=0,942), dan dukungan teman (p=0,438) dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan. Variabel yang berpengaruh  secara bersama-sama terhadap pemberian susu formula adalah dukungan keluarga  (ExpB=41,863) dan sikap ibu (ExpB=6,996) terhadap pemberian susu formula. Dinas Kesehatan Kabupaten Demak perlu meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga ibu dengan memberikan informasi tentang ASI Eksklusif dan dampak negatif susu formula. Coverage of Exclusive Breastfeeding in District of Demak was 41.3% below the Minimum Service Standards in Province of Central Java. It was due to most of the mothers preferred to provide formula milk for their babies aged 0-6 months. This research aimed to analyze determinant factors of providing formula milk for babies aged 0-6 months. This was Explanatory Survey with cross-sectional approach. Data were collected by interview using a structured questionnaire which had been tested validity and reliability. Number of respondents were 77 mothers of babies aged 7-12 months selected using Clustered Random Sampling. Furthermore, data were analysed using bivariate analyses consisted of Chi Square test and multivariate analyses (Logistic Regression test). The result of this research showed that most of the respondents had provided formula milk to their babies aged 0-6 months (72.7%). Most of them had basic education (55.8%), did not work (64.9%), had high family income (50.6%), had low knowledge (92.2%), had negative attitude (50.6%), did early initiation of breastfeeding (EIB) (80.5%), and did not have facilities for providing breastfeeding (51.9%). In addition, most of them had far access (64.9%), did not have health worker support (50.6%), had family support (50.6%), and did not have friend support (57.1%). Factors of knowledge (p=0.005), work status (p=0.038), family income (p=0.034), attitude (p=0.002), health worker support (p=0.013), and family support (p=0.0001) had significant relationship with providing formula milk aged 0-6 months. Otherwise, factors of education (p=0.690), implementing EIB (p=0.215), availability of facilities (p=0.185), access to formula milk (p=0.942), and friend support (p=0.438) were not significant. Furthermore, factors of family support (ExpB=41.863) and attitude (ExpB=6.996) jointly influenced providing formula milk. As suggestions, Demak District Health Office needs to improve knowledge of mothers and their families regarding information of exclusive breastfeeding and adverse effects of formula milk.
Pengaruh Media Booklet dan Film Pendek terhadap Perilaku Orangtua Balita Usia 6-24 Bulan dalam Pemberian MP-ASI Nurul Laili Hidayati Rizqie; Apoina Kartini; Zahroh Shaluhiyah
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 6, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.6.3.2018.179-186

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan gizi buruk pada balita adalah pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Upaya promosi dan edukasi tentang MP-ASI merupakan salah satu tindakan efektif untuk mencegah gizi buruk pada balita. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh media booklet dan film pendek terhadap pengetahuan, sikap dan praktik orangtua balita usia 6-24 bulan dalam pemberian MP-ASI. Metode penelitian ini adalah Eksperimental-Semu dengan Nonequivalent pretest-posttest with control group design. Populasi penelitian: orangtua balita usia 6-24 bulan (istri dan suami) di Kabupaten Kudus dengan penyesuaian kriteria inklusi. Terdapat 61 orangtua pada kelompok perlakuan (mendapatkan booklet, film pendek, dan leaflet) dan kelompok tanpa perlakuan (hanya mendapatakan leaflet). Variabel bebas: pemberian media booklet dan film pendek kepada orangtua balita usia 6-24 bulan dan variabel terikat: perilaku orangtua balita usia 6-24 bulan (pengetahuan, sikap, dan praktik) dalam pemberian MP-ASI. Analisis data menggunakan Uji Mann Whitney. Tidak terdapat perbedaan perubahan (kelompok perlakuan dan kelompok tanpa perlakuan) pada variabel pengetahuan istri (p=0,517), pengetahuan suami (p=0,531), sikap istri (p=0,325), sikap suami (p=0,062), praktik istri (0,052), dan praktik suami (0,151) tentang pemberian MP-ASI. Nilai rerata lebih tinggi pada kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan jika pemberian booklet dan film pendek lebih efektif dibandingkan dengan kelompok tanpa perlakuan.
Analisis Mutu Pelayanan Nifas Pertama (Kf1) oleh Bidan di Puskesmas di Kabupaten Pemalang Tahun 2018 Ragil Sri Pamungkas; Chriswardani Suryawati; Apoina Kartini
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 7, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.715 KB) | DOI: 10.14710/jmki.7.2.2019.115-123

Abstract

Maternal Mortality Rate (MMR) in Pemalang Regency in 2017 is still high and happens a lot during childbirth time period (72%). One of the efforts for reducing MMR is the quality service of childbirth for the process of mother and baby recovery, early detection of complications, taking care of and referral of complications. The aim of the study is to determine and analyze the quality of the first childbirth service (KF1) and factors related to the service quality of first childbirth (KF1) by midwives at Health Centres in Pemalang Regency.Quantitative research method used cross sectional research type, sample selection by simple random sampling at 100 civil servant of midwives working period of at least three years in 14 health centres in each sub-district in Pemalang Regency. Data collections were done by questionnaires and observations, data analysis with chi-square statistical tests and multivariate with multiple logistic regression.Research results showed that the service quality of the first childbirth (KF1) is lacking (53%), lacking motivation (54%), less reward (65%), less supervision (50%) and workload according to the standard (57%). Variables related to the service quality of the first childbirth (KF1) are motivation (p-value = 0.018) and rewards (p-value = 0.003). While the variables not related to the service quality of the first childbirth (KF1) are supervision (p-value = 0.229) and workload (p-value = 0.774). The factors that influence the service quality of the first childbirth (KF1) are rewards (value p = 0.031 and OR = 3,466).Suggestions for improving the service quality of the first childbirth (KF1) are midwives have to be more optimal in giving childbirth care and health education, head of health centres can divide the tasks equally among all midwives, midwives in working have to create a positive attitude, the head of the health centres praises the success of childbirth care, the head of the health centres can allocate funds for the transportation of home visits, the implementation of supervision is carried out on a scheduled and routine for all midwives.
Evaluation on the Implementation of Integrated Health Service Post in Decreasing Underfive Protein Energy Malnutrition Cases in Baubau, Southeast Sulawesi Province Wa Ode Asma Isra; Chriswardani Suryawati; Apoina Kartini
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 2, No 3 (2014): Desember 2014
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.637 KB) | DOI: 10.14710/jmki.2.3.2014.%p

Abstract

 Tahun 2010 di Kota Baubau kasus gizi  buruk mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.Posyandu merupakan salah satu upaya untuk mendeteksi awal gizi buruk. Sejak tahun 2001 kegiatan posyandu direvitalisasi agar terjadi peningkatan  fungsi dan kinerja posyandu, sehinggas status gizi anak dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan revitalisasi posyandu dalam penurunan prevalensi balita gizi buruk sebagai upaya peningkatan kinerja posyandu.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pemilihan subyek dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam pada informanutama: ketua kader dan informan triangulasi: petugas puskesmas dan Kabid Pelayanan Medik,Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat serta Focus Group Discussion (FGD) kepada informant triangulasiibu balita. Analisa data menggunakan metode content analysis. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kegiatan pemenuhan jumlah kader sudah cukup yaitu 4-5 orang tetapi yang hadir hanya 3-4 orang/posyandu. Kader lama yang sudah dilatih banyak yang drop out dan kader baru belum dilatih.Pemberian insentif diberikan kepada semua kader tanpam memperhitungkankehadiran sehingga tidak efektif mengaktifkan kader. Pemenuhan sarana danp prasaranabelum lengkap, tidak tersedia KMS dan buku KIA, sehingga hanya digunakan fotocopy KMS buku atau kertas untuk mencatat berat badan balita. Meja I dan Meja IV belum dilaksanakan dengan baik karena kader tidak mampu melaksanakan penyuluhan. Kegiatan pembinaan danp pengawasandari petugas puskesmas bersifat insidentil, tidak ada pembinaan dan pengawasan darip pengurusPKK Kelurahan.Disimpulkan bahwa pelaksanaan revitalisasi posyandu belum berjalan dengan baik karena pelatihan kader terhenti, keterbatasan sarana dan prasarana, pembagian insentif yang tidak tepat, sertak kurangnyapembinaan dan pengawasan. Severe malnutrition cases in Baubau city in 2011 increased compared to the related number in the previous year. Posyandu was one of efforts to detect early severe malnutrition. Posyandu activity had been revitalized since 2001 with the intention of improving function and performance of posyandu, and nutritional status of children could be maintained and improved. Objective of this study was to evaluate the implementation of posyandu revitalization to decrease severe malnutrition prevalence, and this was an effort of improving posyandu performance. This was a descriptive-qualitative study with case study approach. Data were collected through in- depth interview to the main informant namely head of cadres. Triangulation informants were puskesmas workers, head of medical service unit, head of family health and community nutrition unit. Focus group discussion was conducted to the mothers of under-five children. Content analysis was applied in the data analysis. Results of the study showed that the number of cadres listed for each posyandu was enough, 4-5 cadres. However, the number of cadres who attended in each posyandu was only 3-4 cadres. Many of old cadres who had been trained did not participate again in posyandu activities (drop out); new cadres had not received training. Incentives were given to all cadres without considering the number of attendance in the posyandu activities; this was not an effective way to activate cadres. Facilities were still inadequate; KMS and KIA book were not provided. Therefore only copy of KMS was used, and a book was used to record the body weight of under-five children. Activities in table 1 and IV were not properly performed due to lack of skilled cadres in giving health education. Supervision activities by puskesmas workers were not done periodically (incidental), and no supervision and assistance from village PKK were done. In conclusion, the implementation of posyandu revitalization was inadequate due to no training for cadres, facility limitation, unfair incentive distribution, and inadequate assistance and supervision.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN GABUNGAN MODEL EVALUASI SISTEM INFORMASI GIZI TERPADU Diwian Jaya Putra, I Putu Okta; Purnami, Cahya Tri; Kartini, Apoina
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 12, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.12.1.2024.79-89

Abstract

Information systems that have been used for a long time should receive an evaluation of their use, one of which is SISFO Gizi Terpadu e-PPGBM. To evaluate an information system, several evaluation models can be used which have their focus on evaluation. Because these evaluation models have their focus, this research tries to combine a few evaluation models that will later be used to evaluate the e-PPGBM Integrated Nutrition SISFO. Before being used for evaluation, the newly formed combined information system evaluation model must first pass validity and reliability tests. Testing was carried out on 89 e-PPGBM users in Bali Province in a cross-sectional manner. Based on convergent validity, discriminant validity, and composite reliability testing, which was carried out using SmartPLS 4, it was found that all indicators in the e-PPGBM Integrated Nutrition SISFO evaluation model were declared valid and reliable. Structural model testing was also carried out and obtained an R-square value for the intention variable to use e-PPGBM of 0.627. This means that the influence of technology, human, and social influence variables on the intention to use the e-PPGBM variable is 62,7%, while other factors influenced the 36.9% remaining of it. Also, using e-PPGBM is only 4,1% influenced by the variable intention to use e-PPGBM. So, it can be interpreted that many other factors that are thought to influence the use of e-PPGBM.
Co-Authors - Mukhfi - Suyatno Adriana Rizki Novita Agnes Styfani Meko Ahmad Syauqy Alfan Afandi Alfi Fairuz Asna Anggray Duvita Wahyani Ani Margawati Anies Anies Anna Herdina Ari Suwondo Ari Yulistianingsih Aulia Medina Sulistyowati Ayu Silvia Ayun Sriatmi Azkia, Bardiatul Bagoes Widjanarko Baju Widjasena Bintang Agustina Pratiwi Budhi R, Kamilah Budiyono Budiyono Cahaya Asdhany Cahya Tri Purnami Cahya Tri Purnami Cahya Tri Purnami, Cahya Cahyo Setiawan Camelia Nurjannah Chairunnisa, Syifa Al Janna Christin Desi Anggreyenti Dea Indartanti Dewi, Putu Lina Paramitha Dhea Salisa, Merisha Dian Fajriyah Pangestika Dian Ratna Sawitri Dina Rahayuning Pangestuti Dina Rahayuning Pangestuti, Dina Dini Indah Fauziah Distrika Philani Diwian Jaya Putra, I Putu Okta Donny Kristanto Mulyantoro dr. Antono Suryoputro, MPH., Ph.D Dwi Sutiningsih Dyah Krisnawati Dyah Primasari Dyah Umiyarni Purnamasari Efa Nugroho Eka Putri Rahmadhani Elisa Henny Eni Rumiyati Erizka Marwita Triyonate, Erizka Marwita Etika Hasna Dina Putri Etika Ratna Noer Eva Novianingsih Farid Agushybana Ferdian, Nizaar Ferry Ardhiansyah Fifiantyas Amalia Fillah Fithra Dieny Firmansyah Kholiq Pradana PH Fitry, Febriana Ramadhani Fristiwi, Pingkan Ghodiq Ufthoni Gunawan, Novia Riansari Habibah Abidin Hapsari, Kanya Hapsari, Rani Ayu Hendrawati, Menik Hendrixus Eko Surani Putro Heni Irawati Heri Gunawan Hermawati, Bertakalswa Hertanto Wahyu Subagio Hesti Ardini Rakhmiditya Hidayati Hidayati Ida Nurmawati Ilmiati, Fatia Indri Mulyasari Intan Claudina Jamhari Jamhari Jasman - - Jatu Safitri Cahyahati Jauharany, Firdananda Fikri Jayawarsa, A.A. Ketut Kamilah Budhi Rahardjani Karisma, Putu Ayu Khikmah Wati Kusworo Adi LA MANI, LA Laksmi Widajanti Latifahanun, Este Lidiyawati Lidiyawati Liyana Putri Afifah Lu lu atul Khodijah M. Zen Rahfiluddin Ma&#039;rifah Tri Citra Mahalul Azam Mandati, Dewi Anjani Mardiana Mardiana Mardiana Mardiana Martha Irene Kartasurya Martini - - Martini Martini Maya Erisna Meliati, Linda Merisha Dhea Salisa Mexitalia Setiawati Miftahul Mualimah Mochamad Abdul Hakam Mohammad Zen Rahfiludin Muflihatul Muniroh Muhtar, Muhammad Solihuddin Muniroh, Muflihatul Mursid Raharjo Naila Fauziatin Naili Farida Naintina Lisnawati Natalia Kristiani Nidya, Indriana Rahma Nizaar Ferdian Novia Luthviatin Novie Susanto Nunung Wulandari Nurjazuli Nurjazuli Nurul Dewi Anggraeni Nurul Laili Hidayati Rizqie Olivionita, Vita Onny Setiani Oqi Bintang Hapsari Ossie Happinasari Prastika Yulianasari Putra, I Putu Okta Diwian Jaya Putri Tiara Nur Mahardika Putu Ayu Karisma Rafika Farianita Ragil Sri Pamungkas rahmuniyati, merita eka Rasipin Rasipin Rasnasuri, Dita Ratna Indriati Retno Widyaningsih, Retno Rhisma Nasita Sianti Rhosidatus Salamah Rieny, Elzha Geniz Rizki Putri Anjani Rizky Aprilianti Lestari Rohma Yuanita Rohmatul Bariroh Al Faiqoh Ronny Aruben Rudi Pangarsaning Utami Rukman, Pingkan Fristiwi Runjati S. A. Nugraheni S. Fatimah Pradigdo S.A Nugraheni S.A. Nugraheni Safitri, Vania Arthamevia Sania Lailatul Rahmi Saraswati, Rizki Septia Sarman Sentha Kusuma PJ Septo Pawelas Arso Sianti, Rhisma Nasita Silvia Agus Widyaningtyas Sinta Lestari Sinta Wati SITI FATIMAH Siti Fatimah Siti Fatimah Siti Fatimah Siti Fatimah Muis Siti Fatimah Pradigdo Siti Fatimah-Muis, Siti Soakakone, Minnalia Sofwan Indarjo Solly Aryza Sophia Rose Sri Achadi Nugraheni Sri Achadi Nugraheni Sri Djokomoeljanto Sri Winarni Suhartono Suhartono Suhartono Suhartono, Suhartono Suharyo Hadisaputro Sulistyawati Sulistyawati Supriyana Supriyana Suroto Suroto Susi Yunita Haryanti Sutopo Patria Jati Suyatno Suyatno Suyatno Suyatno Suyatno Suyatno Syamsul Arifin Syamsulhuda BM Talitha Rahma Nur Aini Thomas Triadi Putranto, Thomas Triadi Tri Joko Vania Retno Nurastrini Wa Ode Asma Isra Wahyu Ratri Sukmaningsih Widya Widya Wulandari, Nunung Yusfina Modesta Rua Yusniar Hanani Darundiati Zahroh Shaluhiyah Zhafira, Shabrina Nuril