Claim Missing Document
Check
Articles

Incident of Mucositis and The Factors that Influence it on Children with Cancer Who Received Chemotherapy Sri Hendrawati; Ikeu Nurhidayah; Henny Suzana Mediani; Ai Mardhiyah
Jurnal Keperawatan Vol. 10 No. 2 (2019): Juli
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.793 KB) | DOI: 10.22219/jk.v10i2.5498

Abstract

Chemotherapy shows high effectiveness, but also has side effects, including mucositis. Mucositis can cause pain, difficulty sleeping, eating disorders, mood, and activity, which has implications for the quality of life of children. The purpose of this study was to identify the incidence of mucositis and the factors that influence the incidence of mucositis in cancerous children receiving chemotherapy treatment. This research method is descriptive correlational analysis with cross sectional design. Consecutive sampling technique was used to establish respondents as research samples so as to get 60 respondents. Data were analyzed univariately and bivariately. Bivariate analysis was performed with Chi square test and 2 mean difference test to see differences in the mean values of mucositis before and after chemotherapy. The results showed that almost all cancer children who received chemotherapy had 53 people (88.3%) and a small portion, 7 people (11.7%) had no mucositis. There was a significant difference in the mean value (p = 0,000) between before and after chemotherapy with an increase in the average mucositis value of 3.12. The research shows that there is a significant relationship (p <0.05) between previous mucositis experience (p = 0,000), type of cancer (p = 0.025), type of chemotherapy (p = 0.010), and duration of therapy (p = 0.027) and the incidence of mucositis. Meanwhile nutritional status was not related to the incidence of mucositis (p = 0.077). Nurses, as health workers who most often contact with patients, should be able to improve nursing care in cancer children who get chemotherapy in minimizing the occurrence of mucositis by conducting routine mucositis and oral care assessments.
PEMBERDAYAAN SOCIAL SUPPORT GROUP DALAM ADAPTASI NORMALISASI PADA ORANGTUA DENGAN ANAK KANKER DI KOTA BANDUNG BANDUNG Ikeu Nurhidayah
Dharmakarya Vol 7, No 2 (2018): Juni
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.761 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i2.19495

Abstract

Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan kronis pada anak yang semakin meningkat, termasuk di Jawa Barat. Kota Bandung merupaka kota tempat dimana terdapat rumah sakit rujukan pelayanan kanker anak di Jawa Barat, sehingga jumlah orangtua dengan anak kanker yang bermukim di Kota Bandung semakin meningkat terutama di area sekitar fasilitas rujukan. bupaten Bandung. Kanker anak memerlukan proses pengobatan yang panjang, yang akan berdampak bukan hanya pada anak, namun juga pada orangtua dan keluarga. Keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami sakit kanker akan mengalami berbagai perubahan yang dipandang sebagai situasi krisis yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan keluarga. Fokus grup diskusi dengan orangtua  anak dengan kanker menunjukkan bahwa stres yang sangat luar biasa dirasakan semua orangtua pada saat mendapati kabar bahwa anaknya mengalami penyakit yang membutuhkan pengobatan sepanjang waktu, dan mengganggu keseimbangan keluarga, baik dari segi fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi. Orangtua harus dapat melakukan berbagai penyesuaian serta membantu anak untuk beradaptasi dengan penyakitnya. Normalisasi merupakan suatu proses dimana keluarga mencoba untuk menormalkan kehidupan sehari-hari walaupun memiliki anak dengan penyakit kronis, melalui proses adaptasi. Proses normalisasi keluarga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dukungan melalui social support group yang bisa didapatkan oleh keluarga dari peer group, tenaga profesional dan kader kesehatan. Kegiatan ini berupa pemberdayaan social support group dalam adaptasi dan normalisasi keluarga dengan kanker di rumah singgah Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia cabang Bandung. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah peer group (sesama orangta dengan anak penyandang kanker), volunteer yayasa dan kader kesehatan sejumlah 38 orang. Luaran kegiatan ini adalah peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor orangtua, kader kesehatan dan volunteer dalam memberikan dukungan keluarga dengan kanker untuk melakukan adaptasi dan proses normalisasi. Metode kegiatan ini dilakukan dengan ceramah, simulasi, small group discussion dan praktikum. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan partisipan sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 65,20 (SD: 0,2), dan rata-rata skor pengetahuan setelah dilakukan kegiatan adalah 87,4 (SD: 0,2), dengan rata-rata peningkatan skor 22,2 (SD: 0,12), dan kemampuan psikomotor peserta 100% dalam kategori baik. Hasil kegiatan ini merekomendasikan yayasan YKAKI untuk membentuk social support group untuk mendukung orantua dan keluarga dengan anak kanker. 
Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Anak Bronchopneumonia yang diberikan Kompres Hangat di Axilla dan Frontal Rahmawati R; Sari Fatimah; Ikeu Nurhidayah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.21 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.62

Abstract

Bronchopneumoniapada anak saat ini menjadi penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Masalah keperawatan utama yang terjadi pada anak dengan pneumonia adalah terjadinya demam yang sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan penurunan suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumonia yang diberikan intervensi kompres hangat di axilladan frontaldi Ruang Anak RS “X”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan pretest and posttest two group before after design. Sampel berjumlah 30 orang dengan usia 0–12 bulan, diambil secara purposivesampling. Alat ukur yang digunakan termometer digital. Analisis data dilakukan dengan dependent sample t testdan independent sample t test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumoniasebelum diberikan intervensi kompres hangat di daerah axilla38,51ºC sedangkan di frontal38,34ºC. Rata- rata suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla37,89ºC dan di frontal37,98ºC. Rata-rata penurunan suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla0.62ºC sedangkan di daerah frontal0.36ºC (nilai p=0.000; α=0.05), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara pemberian kompres hangat di axilladan di frontalterhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam. Saran berdasarkan hasil penelitian, pemberian kompres hangat di axilladapat dijadikan intervensi dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Kata kunci: Axilla, bronchopneumonia, demam, frontal, kompres hangat AbstractBronchopneumonia is the most common diseases in children. The primary nursing problems occurred in children with bronchopneumonia is fever. This could be danger if could not treated appropriately. The aimed of this study was to identified the differences between warm compress intervention in axilla and frontal to reduce fever in children with bronchopneumonia in hospital X in Bandung. The method used in this study was quasi experiment with two group pre and post test design. Purposive sampling was used as sampling technique in this study, with 30 respondents were participated in this study. Data was analysed using dependent t test and independent t test. Result of this study showed the average of body temperature in febrile children with bronchopneumonia before warm compress intervention in axilla is 38.51 º C , while in the frontal 38.34º C. The average of body temperature after a given intervention in the axilla is 37.89º C, while in the frontal is 37.98ºC. There was a significant temperature’s decreases between frontal and axilla after intervention (p = 0.000; α = 0.05). There was a significant difference between giving a warm compress in the axilla and in the frontal the decrease in body temperature in febrile children. Based on this study, it can be concluded axillary warm compress can be used as an effective intervention to reduce fever in children.Key words:Axilla, bronchopneumonia, fever, frontal, warm compresses
Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Adiksi Bermain Game Onlinepada Anak Usia Sekolah Harvien Amellia Hardanti; Ikeu Nurhidayah; Siti Yuyun Rahayu
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.66 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.65

Abstract

Adiksi bermain game onlinemerupakan aktivitas bermain yang dilakukan secara berlebihan dan cenderung mengganggu kehidupan sehari-hari. Kecamatan Jatinangor, Sumedang memiliki angka adiksi bermain game onlineyang tinggi pada sebagian besar anak usia sekolah yang bermain di warung internet penyedia game online. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku adiksi bermain game online pada anak usia sekolah. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik konsekutif dengan 52 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 51 butir pertanyaan. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan faktor motivasi melatarbelakangi perilaku adiksi pada 56%, sedangkan faktor atraksi penghargaan sebanyak 60%. Oleh karena itu, diperlukan penanganan baik dalam mengatasi maupun mencegah adiksi bermain game onlineoleh keluarga, sekolah, dan tenaga kesehatan terkait.Kata kunci:Adiksi, anak, game online, usia sekolah AbstractOnline games addiction is an activity to excess playing online games tend to give a negative influence to daily life. District Jatinangor, Sumedang has a high rates in addiction of online games among school-age children. The purpose of this study was to identify the determinant factors that influence the behavior addiction toward the game onlie among children in the school age. This study design used descriptive method. The sample are 52 respondent. It’s were taken by consecutive sampling. The data collection used a questionnaire of 51 questions. The data was analysed by distributive frequencies. The results showed that 56% and 60% addiction behavior influenced by motivational factor and attraction factors. Based on this finding, it is recommended to treated and prevent games addiction behavior in children based on collaboration between family, school and health provider.Key words:Addiction, children, game online, school age
Hubungan Persepsi dengan Perilaku Ibu Membawa Balita ke Posyandu Dian Palupi Kusuma; Sheizi Prista Sari; Ikeu Nurhidayah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.503 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i1.93

Abstract

Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung teratur ke posyandu. Di Kabupaten Bandung, Posyandu Desa Cimekar memiliki angka kunjungan balita yang terendah yaitu 70,3% pada Bulan Oktober– Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku membawa balita ke posyandu dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu (nilai p=0,000; α=0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang posyandu belum merata dengan baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar puskesmas memberikan pembinaan terhadap para ibu balita bukan hanya penyuluhan, namun diberikan pengarahan dan bimbingan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu. Kata kunci: Balita, Health Belief Model, perilaku, persepsi, posyandu The Relationship between Mother’s Perception and Behavior on Attending Posyandu Abstract Community health post as well known as posyandu provide as center to monitor growth in children under five years old. Data showed that the number of mother’s attendance behavior to Posyandu in Cimekar’s Village was very low, only 70.5% from October to December 2013. The aimed of this study was to identify the relationship between mother’s perception and parents behavior on taking their children to posyandu based on Health Belief Model Theory. The method of this study was descriptive with cross sectional study. Simple random sampling was used as sampling technique with 97 mothers who has child under five years old among 10 Posyandu in Cimekar was taken in this study. Data was analyzed by chi-square. The result of this study showed that there was significant relationship between mother’s perception and mother’s behavior to attend Posyandu (p=0.000; α=0.05). Data showed that 52.25% respondents had a positive perception about posyandu and 59.5% respondents had positive behavior to take their child to posyandu. The recommendation for Puskesmas is to give further information and motivation to mother to attend posyandu frequently.Key words: Behavior, child under five years old, Health Belief Model, perception, posyandu.
Kebutuhan Spiritual pada Pasien Kanker Aan Nuraeni; Ikeu Nurhidayah; Nuroktavia Hidayati; Citra Windani Mambang Sari; Ristina Mirwanti
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.306 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i2.101

Abstract

Spiritual care merupakan hal yang penting bagi pasien kanker. Namun pelayan keperawatan masih terfokus pada aspek fisik, sehingga data mengenai kebutuhan spiritual pasien kanker di Indonesia belum komprehensif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kebutuhan spiritual pada pasien kanker serta tingkat kebutuhannya. Penelitian deskriptif kuantitatif ini melibatkan 76 pasien kanker yang sedang menjalani perawatan di salah satu RS di Bandung yang diambil dengan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Spiritual Needs Questionaire 2.1 (SPNQ 2.1) yang meliputi aspek religi, kedamaian dan eksistensi diri. Analisa data kebutuhan spiritualitas menggunakan distribusi frekuensi dan persentase, sedangkan nilai rerata digunakan untuk mengidentifikasi seberapa kuat kebutuhan spiritual tersebut bagi responden dengan kategori 1 – 1,9  agak dibutuhkan; 2 – 2,9 dibutuhkan; 3 sangat dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek religi, berdoa dengan orang lain dan seseorang berdoa untuk responden memiliki persentase paling tinggi (96,05%). Pada aspek kedamaian, tinggal di tempat yang tenang dan damai serta menemukan kedamaian batin memiliki persentase paling tinggi (89,47%). Pada aspek eksistensi diri, menemukan makna dalam sakit dan penderitaan memiliki persentase paling tinggi (94,74%). Adapun pada kebutuhan untuk memberi, beralih menjadi orang yang penuh cinta kasih memiliki persentase paling tinggi (89,47%). Kebutuhan tersebut masuk ke dalam kategori dibutuhkan dengan nilai rerata sebagai berikut : kebutuhan religi (2,28±0,47); kedamaian (2,19±0,47); eksistensi diri (2,11±0,76); dan kebutuhan untuk memberi (2,08±0,55). Penelitian ini menunjukkan bahwa semua dimensi kebutuhan spiritual sangat dibutuhkan oleh responden, dan kebutuhan religi merupakan kebutuhan yang paling banyak dipilih dan dirasakan paling dibutuhkan. Kata kunci: Kanker, kebutuhan spiritual, pasien.Spiritual Needs of Patients with CancerAbstractCancer affects a patient’s various life aspects, physical, psychological, as well as spiritual. However, more often than not, nursing care focuses only on the physical aspect, and neglects the spiritual side. This study aimed to identify the types and levels of spiritual needs affecting cancer patients. This quantitative descriptive study involved 76 cancer patients, selected using accidental sampling method, who were undergoing treatment in a hospital in Bandung, West Java. Data were collected using Spiritual Needs Questionnaire 2.1 (SPNQ 2.1) consisting of Religious, Inner Peace, Existential, and Actively Giving aspects. To analyse data of spiritual needs, the study used distribution of frequency and percentage. Mean value was used to identify how important those spiritual needs were to respondents (1-1.9: somewhat needed, 2-2.9: fairly needed, 3: strongly needed). The results showed that on Religious aspect, “praying with others” and “having someone pray for me” have the highest percentage (96.05%). On Inner Peace, “living in a calm and peaceful place” and “finding inner peace” have the highest precentage (89.47%). On Existential aspect, “finding meaning in pain and suffering” has the highest percentage (94.74%). On Actively Giving, “becoming a loving person” has the highest percentage (89.47%). Those needs were identified as “fairly needed”, with the following mean values: Religious (2.28±0.47), Inner Peace (2.19±0.47), Existential (2.11±0,76), and Actively Giving (2.08±0,55). This study indicated all dimensions of spiritual aspects were needed by respondents and religious aspects were most needed. Key words: Cancer, patient, spiritual needs.
Upaya Pencegahan Penularan TB dari Dewasa terhadap Anak Eni Noviyani; Sari Fatimah; Ikeu Nurhidayah; Fanny Adistie
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.679 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i2.105

Abstract

TB (TB) pada anak mencerminkan transmisi TB yang terus berlangsung di populasi. Laju penularan TB pada anak tidak terlepas dari penderita TB dewasa Basil Tahan Asam(BTA) positif yang tinggal disekitarnya sebagai sumber penularan utama. Perilaku penderita TB dewasa sangat berpengaruh besar terhadap jumlah penderita TB anak yang semakin meningkat, karena TB merupakan penyakit yang mudah ditularkan melalui udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pencegahan penularan TB dari dewasa terhadap anak di wilayah puskesmas DTP Rancaekek. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan responden 54 orang dan menggunakan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang dikembangkan dari teori J. Gordon mengenai pencegahan penularan TB yang meliputi lingkungan, kepatuhan pengobatan, memutus transmisi serta status nutrisi dengan menggunakan skala guttman. Analisis data yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif kuantitatif melalui distribusi frekuensi. Penelitian dilakukan di Puskesmas DTP Rancaekek. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa pencegahan penularan TB dari dewasa terhadap anak di wilayah Puskesmas DTP Rancaekek seluruh responden 54 orang (100%) tidak mendukung pencegahan penularan TB. Sebelumnya telah ada penyuluhan yang dilakukan oleh puskesmas DTP Rancaekek. Saran peneliti adalah mengevaluasi penyuluhan yang telah dilakukan agar memperoleh metode penyuluhan yang tepat dan menjalankan strategi DOTS.Kata kunci: Pencegahan, penularan, TB, TB anak.Prevention of Tuberculosis Transmission from Adults to Children AbstractTuberculosis (TB) in children reflects the continuing TB transmission in the population. The transmission rate of TB in children cannot be separated from adult TB patients who live near the children and are a major source of transmission. The behavior of adult patients has a big influence on the increasing number of pediatric TB patients because TB is a disease that is easily transmitted through air. The purpose of this study was to describe the prevention of TB transmission from adults to children in the area around Puskesmas (Primay Health Clinic) DTP Rancaekek.  This research used quantitative descriptive method with 54 respondents collected using total sampling technique. Data were collected by distributing questionnaires developed from J. Gordon theory which contained matters concerning the environment, treatment compliance, preventing transmission, and nutritional status using Guttman scale. Data were analysed with descriptive quantitative method using the frequency distribution. The study was conducted at the region of Puskesmas DTP Rancaekek.  The results of the study showed that all 54 respondents (100%) did not support the prevention of tuberculosis transmission from adults to children around the region of Puskesmas DTP Rancaekek. Previously there have been health education sessions carried out by the Puskesmas DTP Rancaekek. However, researchers suggest evaluating the methods of health education in order to find the right TB prevention techniques and effectively implement DOTS strategy.Key words: Transmission prevention, tuberculosis, tuberculosis children.
Kualitas Hidup pada Anak dengan Kanker Ikeu Nurhidayah; Sri Hendrawati; Henny S. Mediani; Fanny Adistie
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 1 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.46 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i1.136

Abstract

Kanker anak merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan dan perawatan berkelanjutan. Pengobatan kemoterapi yang berkelanjutan pada anak dengan kanker, selain memiliki efek terapeutik juga menyebabkan berbagai efek samping. Hal ini dapat berdampak terhadap kualitas hidup anak, meliputi fungsi fisik, emosi, sosial, psikologis, sekolah, dan kognitif. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kualitas hidup pada anak dengan kanker. Penelitian ini menggunakan mixed method dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Sampel penelitian kuantitatif dengan 60 responden. Kualitas hidup pada anak diukur dengan menggunakan instrumen PedsQoL Generic 4.0 dan PedsQoL Cancer Module 3.0. Analisis data dilakukan menggunakan nilai mean. Penelitian kualitatif menggunakan 10 partisipan dan pengumpulan data dengan pedoman wawancara. Analisis data menerapkan teknik analysis interactive model dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian menunjukkan 32 orang (53,3%) anak kanker memiliki kualitas hidup buruk, dengan nilai terendah pada fungsi sekolah dan kekhawatiran anak dalam menghadapi pengobatan dan penyakit.Kualitas hidup yang buruk ini berpengaruh terhadap fungsi fisik, emosi, sosial, psikologis, sekolah, dan kognitif sehingga tumbuh kembang anakpun terganggu. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pada anak dengan menyediakan kesempatan bagi anak untuk tetap belajar dan saling berinteraksi dan dukungan dari perawat.Kata kunci: Anak, kanker, kualitas hidup. Quality of Life of Children Living with CancerAbstractCancer in children is an illness that needs continuous medication and treatment so that it has to be managed with high quality care. Continuous chemotherapy treatment in children with cancer, besides giving therapeutic effect, it also causes various side effects. These side effects could have negative effect for quality of life of the children, including physical, emotional, social, psychological, school, and cognitive functions. The aim of this study was to identify quality of life of children living with cancer. This study used mixed method design with sequential explanatory strategy. The quantitative study recruited 60 samples of children living with cancer. The quality of life of the children was measured using PedsQol Generic 4.0 and PedsQoL Cancer Module 3.0. Data were analyzed using mean score. The qualitative study recruited 10 participants and the data were collected using semi-structured interview. Qualitative data analysis used interactive analysis model which consisted data collection, data reduction, data presentation, and conclusion phases. Both of the studies were conducted at Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung. The results showed that based on PedsQol Generic 4.0, most of the children (53.3%) has low quality of life, with the school function as the lowest score. Based on PedQoL Cancer Module 3.0, most of children (61.7%) also has low quality of life, particularly in children’s worriedness aspect when dealing with treatment and their illness which has lowest score. This low quality of life would have negative impact towards children’s physical, emotional, social, psychological, school and cognitive function, so that it disturbed the children’s growth and development. One of efforts that can be done is to provide opportunities for children to continue studying and interaction in hospital, as well as an additional schedule for psychology therapies to help children overcome the negative emotion during their treatment.Keywords: Cancer, children, quality of life.
pengaruh akupresur titik Nei Guan terhadap mual muntah akibat kemoterapi emetogenik tinggi pada penyandang kanker anak usia sekolah Triliana Purwadesi Yuliar; Susi Susanah; Ikeu Nurhidayah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 1 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1740.024 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v7i1.657

Abstract

Salah satu pengobatan penyakit kanker pada anak adalah kemoterapi yang memiliki  efek samping mual muntah. Mual muntah pada penyandang kanker anak usia sekolah dapat mengakibatkan gangguan nutrisi, emosional, bermain dan fungsi sekolah. Hal ini dapat menurunkan kualitas hidup anak. Salah satu terapi adjuvan yang dapat menurunkan mual muntah setelah pemberian kemoterapi adalah akupresur yang bersifat non invasif dan tidak membahayakan. Akupresur titik Nei guan menggunakan metode penekanan pada pergelangan tangan.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian akupresur Nei Guan terhadap mual muntah kemoterapi emetogenik tinggi pada penyandang kanker anak usia sekolah.            Desain penelitian adalah kuasi eksperimen melalui pendekatan pre-post test design study with control dengan single blind. Responden terbagi atas kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang masing-masing berjumlah 15 orang. Kedua kelompok mendapatkan antiemetik yang sama. Pengukuran mual dilakukan 3 kali pada pagi dan malam hari menggunakan instrumen Pediatric Nausea Assessment Tools (PeNAT), sedangkan interval muntah didokumentasikan setiap muntah dan retching. Data dianalisis dengan uji Mann Whitney dan uji t independent.            Hasil analisis pada kelompok kontrol menunjukkan rerata nilai mual cenderung mengalami kenaikan dan interval muntah yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok intervensi. Hasil kesimpulannya adalah secara klinis terdapat pengaruh akupresur titik Nei Guan terhadap mual muntah akibat kemoterapi emetogenik tinggi pada penyandang kanker  anak usia sekolah meskipun secara statistik belum bermakna (nilai p>0,05). Perawat diharapkan dapat melakukan monitoring mual muntah berkelanjutan dan akupresur dapat dipertimbangkan sebagai terapi adjuvan selain pemberian terapi farmakologi untuk menurunkan mual muntah.
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA SEBAGAI CAREGIVER DENGAN KUALITAS HIDUP ANAK KANKER DI YAYASAN KASIH ANAK KANKER INDONESIA (YKAKI) BANDUNG Anisa Saraswati; Ikeu Nurhidayah; Depi Lukitasari
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v6i2.12

Abstract

Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian 90.000 anak setiap tahunnya di dunia.  Pada  saat  anak  terdiagnosa  kanker  sampai  dengan  anak  menjalani  program pengobatan  akan  berpengaruh  besar  terhadap  kualitas  hidup  anak  secara  keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapatnya hubungan peran orang tua sebagai caregiver dengan kualitas hidup anak kanker di YKAKI Bandung. Jenis penelitian ini  adalah  deskriptif  kuantitatif  dengan  rancangan cross  sectional.  Populasi  sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 30 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner peran orang tua sebagaicaregiver serta  kuesioner  pedsQL  4.0  (Parents  Report).  Hasil  penelitian  menunjukkan bahwa 53,3% responden dinyatakan menjalankan perannya sebagai caregiver dengan baik,50% responden dinyatakan kualitas hidup anaknya baik, serta hubungan peran orang tua sebagai caregiver dengan   kualitas   hidup   anak   kanker   memiliki p-value 0,000. Kesimpulannya  terdapat  hubungan  antara  peran  orang  tua  sebagai caregiver dengan kualitas hidup anak kanker di YKAKI Bandung. Diharapkan untuk para orang tua agar lebih meningkatkan perannya lagi sebagai caregiver dalam merawat anak kanker dengan cara tidak  melewatkan  jadwal  pengobatan  anak  yang  sudah  ditentukan,  selalu bertanya akan perasaan anak sebelum dan sesudah pengobatan, mengawasi aktivitas anak sehari- hari anakmengingat  pengobatan kanker membutuhkan jangka waktu  yang panjang dan berdampak pada banyak hal termasuk fungsi-fungsi dari kualitas hidup anak kanker.
Co-Authors Aan Nuraeni Aan Nuraeni Aat Sriati Aat Sriati Achadiyanti, Destia Adistie, Fanny Ai Mardhiyah Ai Mardhiyah AI MARDHIYAH, AI Allenidekania Allenidekania Amelia, Vira Anggraeni, Anggoro Susan Anisa Saraswati Asti Oktovianti Atmadiyanti, Ayu Lita Ayu Lita Atmadiyanti Cabanes, Ria C Citra Windani Mambang Sari Depi Lukitasari Dewi Gayatri Dewi, Syafira Dian Palupi Kusuma Dyah Setyorini Eka Puspita Eni Noviyani Eva Nurlaela Fadilah, Tria Nurhayyu Fanny Adistie Fatimah, Sari Gusgus Ghraha Ramdhanie Guztap Jabarul Haq Harvien Amellia Hardanti Henny S. Mediani Henny Suzana Mediani Hidayati, Nuroktavia Ihda Al Adawiyah Mz Indriana, Vivi Vitriani Isna Hanifah Ita Vusfita Iwan Suhendar Julvia Nurvitasari Kana Wadu, Novita Marcelina Karti Nur Aryanti Kusman Ibrahim Laili Rahayuwati Ligina, Neng Lani Lilis Lusiani Lukitasari, Depi M. Randi Gentamandika Putra, M. Randi Gentamandika Mamat Lukman Maria komariah Mediani , Henny Suzana Mega Tamara Mentari, Vanessa Zian Mufaj, Elda Nurfadila Nani Nurhaeni Nenden Nur Asriyani Maryam Nur Maziyya Nur Oktavia Hidayati Nur Oktavia Hidayati Nuroktavia Hidayati Nurvitasari, Julvia Poddar, Sandeep Pratama, Oktarian Pratiwi, Yayu Prawesti, Sabrina Junieta Rahmawati R Ramdhona, Dinyatul Arba Ratih Kusuma Dewi Ristina Mirwanti Saraswati, Anisa Sari Fatimah Sheizi Prista Sari Siti Yuyun Rahayu Fitri Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati Susi Susanah Sutini, Tititn Teti Sholehati Titin Sutini, Titin Triliana Purwadesi Yuliar Wafa Fida Az-zahra Waluya, Jajang Ganjar Wiwi Mardiah