Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN WBP MENJELANG BEBAS DI LP WANITA KELAS IIA BANDUNG Salim, Shalha Ubaid; Komariah, Maria; Fitria, Nita
KEPERAWATAN Vol 4, No 1 (2016): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.942 KB)

Abstract

ABSTRAKUsia, lama hukuman, waktu menjelang bebas, dukungan keluarga dan dukungan sosial adalah faktor yang mempengaruhi kecemasan warga binaan menghadapi masa bebas yaitu menghadapi masa depan setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentasi gambaran faktor yang mempengaruhi kecemasan warga binaan menjelang masa bebas. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi warga binaan pemasyarakatan yang sedang menjalani hukuman 1/3-2/3 dari total hukuman dan mengalami kecemasan menggunakan teknik sampel total sampling dengan jumlah responden 49 orang. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi teori Jacobson dan Sarafino. Analisis data menggunakan rumus mean. Hasil penelitian menunjukkan persentase faktor yang paling besar  mempengaruhi kecemasan warga binaan pemasyarakatan menjelang masa bebas  adalah faktor dukungan sosial yakni 77,66% dan 70,25% dipengaruhi oleh faktor dukungan keluarga. Usia warga binaan pemasyarakatan antara 18 – 40 tahun yakni 61,23%, lama hukuman >3 tahun yaitu 46, 95% dan waktu menjelang bebas 1 bulan sebelumnya sebanyak 30,62%. Dukungan sosial mempengaruhi hampir sebagian besar warga binaan pemasyarakatan yang mengalami kecemasan daripada dukungan keluarga, saran bagi institusi Lembaga Pemasyarakatan bagian Pembinaan dan Pendidikan diharapkan membuat program konsultasi bagi keluarga untuk mengetahui perkembangan warga binaan selama berada di Lembaga Pemasyarakatan agar dukungan keluarga dapat lebih dirasakan oleh warga binaan.Kata Kunci : Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan, Menjelang Bebas,  WBP Wanita Kelas II A Bandung. ABSTRACTThe age, length of the sentence, the period nearing to the release schedule, the family support and social support are the factors which influence such an anxiety  of facing the future after being free of the prison. This study aims at described percentage the different factors that affect the anxiety of the inmates preparing for release.The method used was a descriptive quantitative. The population is the inmates who has been punished 1/3-2/3 all of sentence used sample technique a total sampling with 49 respondents. The instrument used is modification of Jacobson and Sarafino theory. Data analysis using mean.The results showed that the greatest factor, with highest percentage, that affects the inmates’ anxiety approaching their release period in 2014 is the social support, i.e., 77.66% and 70.25% is affected by the family support. The age bracket of 18 – 40 years old: 61.23%; with >3years sentence period: 46.95%, and 1 (one) month period nearing to the release time: 30.62%.Social support affects most of the prisoners are experiencing anxiety than family support, for Imprisonment at the Sukamiskin Prison in Development and Education section is expected to make a consultation program for family to know the progress of inmates while in prison in order to be perceived family support. Keywords: Factors Influence of Anxiety, Release Period, WBP Wanita Kelas II A Bandung.
Prediktor Adekuasi Dialisis pada Pasien Haemodialisis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Chayati, Nur; Ibrahim, Kusman; komariah, Maria
Majalah Kedokteran Bandung Vol 47, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.232 KB)

Abstract

Keadaan umum lemah, badan kurus, tekanan darah tinggi, anemia, gatal di kulit, warna kulit menjadi lebih gelap, mual adalah tanda tidak adekuatnya hemodialisis secara klinis. Berdasarkan telaah literatur didapatkan sembilan faktor yang berpengaruh langsung terhadap adekuasi dialisis yaitu body mass index (BMI), jenis akses vaskular, lama hemodialisis, frekuensi hemodialisis, kecepatan aliran darah, ultrafiltrasi rata-rata, luas permukaan dializer, jenis heparinisasi, dan hematokrit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui prediktor dominan terhadap adekuasi dialisis pada pasien hemodialisis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berlangsung dari bulan Mei–Juni 2013. Studi potong lintang dilakukan pada 90 responden secara purposive sampling. Adekuasi dialisis dihitung dengan rumus Kt/V. Semua data diambil pada sesi kedua hemodialisis. Data dianalisis menggunakan uji regresi linier ganda. Diperoleh adekuasi dialisis rata-rata 1,36±0,377. Terdapat hubungan yang bermakna adekuasi dialisis dengan BMI dan jenis heparinisasi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna jenis akses vaskular, kecepatan aliran darah, ultrafiltrasi rata-rata, hematokrit, lama hemodialisis, frekuensi hemodialisis, dan luas permukaan dializer dengan adekuasi dialisis. Simpulan, faktor dominan yang memengaruhi adekuasi dialisis pada pasien hemodialisis adalah BMI dan jenis heparinisasi. [MKB. 2015;47(1):29–34]Kata kunci: Adekuasi, body mass index, hemodialisis, prediktorPredictor of Dialysis Adequacy in Hemodialysis Patients in PKU Muhammadiyah Hospital YogyakartaWeakness, thin appearance, , high blood pressure, anemia, itches, darkened skin color and nausea are the clinical signs of inadequate hemodialysis. Based on literature reviews, there are 9 factors that directly influence the adequacy of hemodialysis; body mass index (BMI), vascular access, length and frequency of hemodialysis, blood flow rate, ultrafiltration rate, dialyzer surface area, heparinization, and hematocrit. This study aimed to study the dominant predictor of dialysis adequacy in hemodialysis patients in PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta. Cross sectional study was done involving 90 respondents through purposive sampling method. The hemodialysis adequacy was assessed using the Kt/V formula. All data were collected during the second session of hemodialysis. Data were examined using double linier regression. The ,ean dialysis adequacy was 1.36±0.377. The statistic test result revealed a significant correlation between dialysis adequacy and BMI and the type of heparinization. There was no significant correlation with the type of vascular access, blood flow rate, ultrafiltration rate, hematocrit, length and frequency of hemodialysis, and dialyzer surface area with dialysis adequacy. In conclusion, the dominant factors influencing dialysis adequacy on hemodialysis patients are  BMI and type of heparinization. [MKB. 2015;47(1):29–34]Key words: Adequacy, body mass index, hemodialysis, predictors DOI: 10.15395/mkb.v47n1.410   
INTERVENSI NON-FARMAKOLOGIS PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL PADA LANSIA: SEBUAH KAJIAN LITERATUR Komariah, Maria; Pratiwi, Zulfa Syafiyah; Budhiyani, Hanny; Adithia, Andi
JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH BENGKULU Vol 9, No 1 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH BENGKULU
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jkmb.v9i1.1484

Abstract

The physical changes that occur in the elderly are closely related to their psychosocial changes. The effects that arise due to various changes in the elderly, if not properly resolved, tend to affect the overall health of the elderly. The purpose of this literature review is to identify interventions to meet the psychosocial needs of the elderly. Researchers conducted the review and search on several search engines such as Pubmed, EBSCO. After sorting using the specified keywords, inclusion, and exclusion criteria, four articles were obtained that were appropriate and used in the literature study. The results of the literature review found several types of non-pharmacological interventions to meet the psychosocial needs of the elderly, namely horticultural therapy, physical exercise and listening to the Al-Qur'an, group work, and dance movement interventions. Keywords: elderly, interventions, needs, psychosocial
STUDI KASUS PERILAKU PENOLAKAN VAKSIN COVID-19 DI INDONESIA: ANALISIS PENYEBAB DAN STRATEGI INTERVENSI BERDASARKAN PERSPEKTIF TEORI PLANNED BEHAVIOR Maulana, Sidik; Musthofa, Faizal; Komariah, Maria
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 6, No 3 (2021): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v6i3.20178

Abstract

AbstrakVaksinasi merupakan salah satu solusi dalam penekanan kasus dan kematian akibat COVID-19, namun penolakan vaksinasi sejumlah kelompok menyebabkan strategi eliminasi vaksin di Indonesia menjadi tantangan. Sehingga studi ini bermaksud melakukan analisis penyebab dan intervensi berdasarkan perspektif teori planned behavior.  Studi kasus berdasarkan kajian pustaka dari berbagai database dan search engine dilakukan menggunakan teknik snowball. Data dari literatur dianalisis berdasarkan kerangka teori planned behavior secara deskriptif dengan pendekatan tematik. Kepercayaan yang menyebabkan perilaku penolakan vaksin disebabkan karena faktor individu atau kelompok terhadap kepercayaan perilaku, normatif, dan kontrol. Faktor tersebut diantaranya kecemasan terhadap efek samping vaksin, riwayat penerimaan vaksin sebelumnya, penolakan dari tokoh publik, kampanye penolakan vaksin, kehalalan vaksin, ketidakyakinan terhadap program pemerintah, dan kesediaan membayar. Intervensi dengan meningkatkan keterbukaan terhadap publik terkait keamanan dan efektivitas vaksin; mengantisipasi penyebaran hoaks; menjadikan “percaya” sebagai unsur utama dalam penerimaan kebijakan publik terkait vaksinasi; melibatkan tokoh peran individu penting dan organisasi masyarakat dalam proses meningkatkan cakupan vaksinasi; komunikasi efektif; serta menerapkan kebijakan vaksin gratis khusus untuk masyrakat miskin dan rentan merupakan intervensi strategis dalam mencegah dan mengurangi perilaku penolakan vaksin. Upaya pemerintah dalam meningkatkan cakupan vaksinasi perlu memperhatikan kepercayaan masyarakat dalam tiga aspek utama yakni kepercayaan perilaku, normatif, dan penerimaan kontrol perilaku. Kata Kunci : Penolakan vaksin; planned behavior; vaksin COVID-19
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH SULIT MAKAN PADA ANAK BALITA DI KELURAHAN CIBANGKONG KOTA BANDUNG Permatasari, Leya Indah; Lukman, Mamat; Komariah, Maria
Jurnal Ilmu Kesehatan UMC Vol 7 No 1 (2017): Edisi : Januari - Juni 2017
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sulit makan merupakan gangguan makan pada anak yang dapat di akibatkan dari beberapa faktor diantaranya anak tidak menyukai terhadap pemberian secara memaksa dalam makan atau tidak menyukai cara pemberiannya atau tidak menarik perhatian anak. Sulit makan pada anak terkadang bisa menyebabkan anak menjadi picky eater (pilih-pilih makanan) yang banyak dialami balita, karena pada usia ini anak memang tengah mengalami penurunan nafsu makan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian desktiptif korelasi. Sementara instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket atau kuesioner tertutup. Sumber data yang dijadikan populasi penelitian yaitu sebanyak 1369 orang sementara untuk penarikan sampel penelitian yang ditetapkan yaitu sebanyak 53 orang ibu anak balita yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel “Propotionate Random Sampling”. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah sulit makan pada anak balita di Kelurahan Cibangkong. Yaitu faktor anak, faktor orang tua dan faktor pengaturan makanan. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor yang berhubungan signifikan dengan masalah sulit makan adalah faktor orang tua dengan subvariabel melatih makan. Dan diperoleh kesimpulan bahwa pada masalah sulit makan dikategorikan ringan, sedang, dan berat. Ringan 28,30%, sedang 62,26%, berat 9,43%. Diharapkan adanya peningkatan pengetahuan pada masyarakat dengan memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan masalah nutrisi sehingga bisa diterapkan untuk masyarakat. Kata kunci : balita, sulit makan
Pemberdayaan Orang Hidup dengan HIV melalui Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kerajinan Tangan Kusman Ibrahim; Ermiati Ermiati; Urip Rahayu; Laili Rahayuwati; Maria Komariah
Media Karya Kesehatan Vol 3, No 2 (2020): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v3i2.28619

Abstract

Orang hidup dengan HIV (ODHIV) tidak jarang menghadapi stigma dan diskriminasi dari keluarga, masyarakat, bahkan tenaga kesehatan yang menyebabkan mereka terkendala mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan, pekerjaan, dan fasilitas sosial kemasyarakatan lainnya. Hal ini menyebabkan ODHIV tidak berdaya dan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya jadi sulit untuk diatasi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberdayakan ODHIV melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan hidup agar bisa menjalani hidup sehat, produktif, dan berkualitas.  Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan partisipatif dan pendampingan. Khalayak sasaran yaitu para ODHIV, pendamping, dan aktivis LSM di bawah pembinaan KPA Sumedang dan Puskesmas Situ sejumlah 17 orang. Hasil terdapat peningkatan persentase kategori pengetahuan tinggi (11,7% ke 88,3%) dan rerata pengetahuan (73,53 ke 82,94) secara bermakna (p < 0.05).  Peserta menunjukkan antusiasme dan mampu mendemonstrasikan pembuatan kerajinan tangan tas dari bahan bekas bungkus kipi. Peserta menunjukkan antusiasme dan mampu mendemonstrasikan pembuatan kerajinan tangan tas dari bahan bekas bungkus kipi. Kegiatan ini perlu ditindaklanjuti dengan mengintegrasikan gerakan berbasis masyarakat dan budaya yang sudah ada seperti “rampak polah”, dan dimasukan ke salah satu program pemberdayaan masyarakat dibawah koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang bekerjasama dengan Perguruan Tinggi setempat. Kata kunci : Keterampilan, ODHIV, pemberdayaan, pengetahuan.
Persepsi Keluarga terhadap Skizofrenia Suryani S; Maria Komariah; Wiwi Karlin
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.724 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v2i2.75

Abstract

Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia mengalami isolasi sosial karena stigma yang melekat pada penderita. Oleh karena itu, penderita skizofrenia sering kali disembunyikan dan dikucilkan agar tidak diketahui oleh masyarakat. Padahal persepsi keluarga yang positif sangat dibutuhkan dalam perawatan pasien skizofrenia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi keluarga terhadap skizofrenia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 80 responden, yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner persepsi keluarga mengenai skizofrenia yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan hasil uji reliabilitas sebesar 0.70. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dalam bentuk analisis nilai mean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (62,5%) memiliki persepsi positif terhadap skizofrenia, sedangkan sisanya sebanyak 30 responden (37,5%) memiliki persepsi negatif terhadap skizofrenia. Hal ini menunjukkan masih terdapatnya persepsi keluarga yang negatif terhadap skizofrenia. Salah satu cara yang dapat dilakukan perawat untuk merubah persepsi keluarga tersebut adalah dengan melakukan penyuluhan kepada keluarga tentang skizofrenia. selain itu, rumah sakit jiwa perlu mengembangkan promosi kesehatan di masyarakat agar terciptanya persepsi yang positif terhadap skizofrenia. Kata kunci: Deskriptif kuantitatif, keluarga, persepsi, skizofrenia AbstractFamilies who have a family member suffering from schizophrenia experience social isolation related stigma. Therefore, people with schizophrenia often hide and isolated in order to be not known by the public, whereas positive perception of the families towards schizophrenia is needed in the treatment of schizophrenia. The purpose of this study was to determine the perception of the families about schizophrenia. This research used descriptive quantitative method. Samples in this study amounted to 80 respondents using consecutive sampling. The data was collected for one week by using the questionnaire. The reliability test results of the questinnaire obtained for 0.70. Analysis of the data used descriptive statistical analysis in the from of a mean. The results showed that most of the respondents have a positive perception of schizophrenia by 50 respondents and the remaining 30 respondents had negative perceptions toward schizophrenia. This shows there is still a negative perception of families towards schizophrenia . One of the ways that can be done to change the familie’s perception is by giving health education to the families and psychiatric hospitals need to develop health promotion in the community to creat a positive perception towards schizophrenia. Key words: Family, perception, quantitatif study, schizophrenia
Career anxiety and covid-19 phobia in students of the faculty of nursing of Universitas Padjadjaran Lumban Raja, Ofni Stephany; Mediawati, Ati Surya; Eriyani, Theresia; Komariah, Maria; Shalahuddin, Iwan
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.728 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1345

Abstract

Covid-19 is a global pandemic that is still happening today, the spread of the virus affects aspects of education that are closely related to students. Nursing students are one of the individuals affected by Covid-19, especially professional students who are undergoing clinical practice education. Professional students can experience problems such as career anxiety and  phobia of Covid-19 which can trigger career anxiety. This study aimed to discover the description of career anxiety and Covid-19 Phobia among professional students of class 41 and 42 of the Faculty of Nursing, Universitas Padjadjaran during the Covid-19 pandemic era. The design of this study is quantitative descriptive using hypothetical statistical data analysis and sampling technique using the total sampling (n=176). The instruments used in this study were Career Anxiety Scale (CAS) and Covid-19 Phobia Scale (C19P-S). The results showed that the description of career anxiety and Covid-19 Phobia among professional students of class 41 and 42 of the Faculty of Nursing, Universitas Padjadjaran during the Covid-19 pandemic era was in the moderate category (49.4%) and (55.1%). The conclusion in this study is professional students of class 41 and 42, experience career anxiety and Covid-19 Phobia in the moderate category. Therefore the results of this study may be used as advice for educational institutions to pay attention to students who experience career anxiety and Covid-19 Phobia and support students to reduce anxiety disorders by designing special programs such as counseling and career guidance.
Level of Satisfaction and Confidence After Using Virtual Reality Simulation of Wound Care Skills in Nursing Students Regita Suryadi, Yasmina Dwi; Komariah, Maria; Eriyani, Theresia
Journal of Nursing Care Vol 7, No 1 (2024): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v7i1.44891

Abstract

Virtual laboratory practice using virtual reality provides conveniences and increases learning outcomes, beside physical laboratories requires expensive costs, ineffective and efficient, and limited space causes a decrease in learning levels and impacted to satisfaction and confidence. This study aims to identify satisfaction and confidence of nursing students in learning using Virtual Reality of Wound Care Skills. The research design using descriptive quantitative. In this study, 56 nursing students used as samples using quota sampling technique. Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning Scale (SCSL) is the instrument used in this study. Meanwhile, data analysis was performed using IBM SPSS software version 26 with univariate analysis method and presented in the form of distribution frequency tables, yield percentages, mean, and deviations standard. This study shows that students are very satisfied (M = 4.400; SD = 0.670) and very confident (M = 4.357; SD = 0.622) in learning using Virtual Reality of Wound Care Skills. Results obtained from the use of virtual reality learning simulations on student satisfaction and confidence obtained high scores. Therefore, this learning method can used as an alternative to learning and support student skills and knowledge in another nursing skills.
Efforts to Reduce Headache in Grade II Tuberculosis Meningitis Patients: A Case Study Suhendar, Ryzka Fridekia; Hartati, Sri; Komariah, Maria
Journal of Nursing Care Vol 7, No 1 (2024): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v7i1.46224

Abstract

Tuberculous meningitis is a life-threatening disease and can cause severe manifestations and neurological disorders. Headache is one of the symptoms that occurs in patients with tuberculosis meningitis. An 18-year-old woman was admitted with complaints of unilateral headache in the holocranial region with a description of throbbing pain on a scale of 6 (0-10), which decreases when she closes her eyes and sleeps. The pain is felt continuously and slightly interferes with activities. This case study aim to describe intervention that can reduce headache in Grade II Tuburculosis Meningitis. Nursing actions are given to minimize the pain experienced by patients with tuberculosis meningitis, namely carrying out pharmacological and non-pharmacological pain management by collaborating in giving paracetamol 500 mg and teaching non-pharmacological pain management by facilitating patient rest, teaching deep breathing relaxation. In addition, immediate treatment is needed by administering anti-tuberculosis drugs (OAT) and corticosteroids. Corticosteroids are given to minimize complications and death rates by suppressing the inflammatory response in the subarachnoid space. After being given care, the problem of acute pain is partially resolved so that further treatment is needed with participation of the patient and family for the success of nursing care. It is necessary to improve pain management in treating patients with TB meningitis headaches.