Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

HUBUNGAN KERASIONALAN PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI DENGAN OUTCOME KLINIS TERHADAP PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Suciati, Endang; Luthfiyanti, Niken; Listyani, Tiara Ajeng
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33520

Abstract

Stroke iskemik adalah gangguan aliran darah yang terhenti di otak karena adanya pembekuan darah menjadi tidak normal. Outcome klinis pasien stroke iskemik harus sesuai dengan acuan dari Joint National Commite yaitu dengan tekanan darah <140/90mmHg. Hipertensi merupakan penyakit penyerta pada kejadian stroke iskemik. Rasionalitas peresepan obat antihipertensi sesuai dengan empat parameter yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis. Pengobatan yang tepat dapat memengaruhi keberhasilan terapi dan pencapaian tekanan darah yang diinginkan. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rasionalitas peresepan obat antihipertensi dengan outcome klinis pada pasien stroke iskemik. Penelitian ini dirancang berdasarkan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, bersifat retrospektif menggunakan metode purposive sampling pada sampel pasien stroke iskemik rawat inap yang menerima resep obat antihipertensi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pada pasien stroke iskemik rawat inap di RSUD Dr. Moewardi dengan sampel 100 pasien. Hasil dari penelitian ini adalah tepat obat 100%, tepat pasien 100%, tepat dosis 96% dan tepat 100%. Hasil uji chi square didapatkan nilai expected <5 yaitu terdapat hubungan antara rasionalitas peresepan obat antihipertensi dan outcome klinis terhadap pasien stroke iskemik rawat inap di RSUD dr. Moewardi surakarta dengan nilai p-value 0,001
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN GEL FACIAL WASH EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN METODE DPPH (1,1-Dyphenil-2-Picrylhydrazyl) Suwardi, Nisa Aura Rizky; Listyani, Tiara Ajeng; Pratama, Kharisma Jayak
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33934

Abstract

Alpukat (Persea americana Mill.) adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan salah satunya adalah sebagai antioksidan. Kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada bagian tanaman alpukat merupakan senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antioksidan alami. Penggunaan bahan alami seperti alpukat tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk mencegah timbulnya efek samping yang tidak diinginkan pada penggunaan facial wash yang biasanya mengandung bahan sintetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat dalam sediaan gel facial wash yang dilihat berdasarkan nilai IC50.  Pada penelitian ini ekstraksi daun alpukat dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% sebagai pelarut. Ekstrak daun alpukat diformulasikan dalam sediaan gel facial wash dengan tiga variasi konsentrasi yaitu F1 0,06% F2 0,08% dan F3 0,10%. Basis gel facial wash digunakan sebagai kontrol negatif. Keempat formulasi dilakukan evaluasi mutu fisik yang terdiri dari uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya busa, uji hedonik dan uji iritasi. Ekstrak dan semua formula gel facial wash dilakukan uji antioksidan dengan metode DPPH (1,1-Dyphenil-2-Picrylhydrazyl). Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, ekstrak daun alpukat memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 sebesar 70,97 ppm. Ekstrak daun alpukat dapat diformulasikan dalam sediaan gel facial wash dengan aktivitas antioksidan terbaik pada konsentrasi 0,10% yang memiliki nilai IC50  sebesar 85,01 ppm (kuat). Formula 1 dan 2 memiliki nilai IC50 berturut-turut sebesar 113,23 ppm dan 103,71 ppm yang masing-masing tergolong dalam antioksidan sedang. Formulasi sediaan gel facial wash ekstrak daun alpukat dapat memenuhi standar mutu fisik yang baik.
KARAKTERISASI DAN FORMULASI SEDIAAN SERUM NANOPARTIKEL EMAS(AU) BIOREDUKTOR EKSTRAK BIJI BUNGA MATAHARI (HELIANTHUS ANNUUS L.) Zanjabila, Chanida; Tatiana, Siska Wardani; Tiara, Ajeng Listyani
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34530

Abstract

Serum merupakan sediaan kosmetik yang dapat menghantarkan lapisan tipis bahan aktif dengan konsentrasi bahan yang tinggi dan viskositas yang rendah. pengembangan nanopartikel terdapat nanoemulsi yang memiliki partikel koloid padat dengan diameter 1-1000nm. biji bunga matahari (Helianthus annuus L.) mengandung senyawa flavonoid yang mampu mereduksi Au³? menjadi Au?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi nanopartikel dan bioreduktor nanopartikel emas ekstrak biji bunga matahari (Helianthus annuus L.) yang dapat dibuat dalam sediaan serum sesuai dengan standar mutu fisik. Metode green synthesis energy menggunakan bioreduktor ekstrak tumbuhan untuk mereduksi nanopartikel sangat efektif, dibantu dengan ultrasonikasi selama 15 menit dengan 20 kali denyut pada suhu 30?C. Hasil karakterisasi nanopartikel emas memiliki nilai absorbansi antar formulasi yaitu 0,948; 1,049; 1,422 pada panjang gelombang 493; 521; 559. Memiliki ukuran masing-masing 276,2nm; 661,1nm; 897,2nm, dengan masing-masing polidispersi indeks sebesar 0,188; 0,860; 0,678. Pada tahap berikutnya dilakukan uji mutu fisik dilakukan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas dan daya sebar, uji pH, uji viskositas, uji iritasi dan uji hedonik. Data diolah menggunakan uji Kruskall-Wallis dan diperoleh hasil Asymp.sign sebesar 0,027, sehingga dapat disimpulkan sediaan serum nanopartikel bioreduktor emas (Au) ekstrak biji bunga matahari (Helianthus annuus L.) dapat digunakan sebagai sediaan serum yang baik sesuai standar mutu fisik.
FORMULASI GEL EKSTRAK ETANOL 96% DAUN BAYAM BATIK (AMARANTHUS TRICOLOR L.) SEBAGAI TERAPI LUKA BAKAR PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE Nur Azmi, Tasya Nabila; Ajeng Listyani, Tiara; Septiarini, Anita Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34713

Abstract

Luka bakar adalah kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas seperti api, bahan kimia, dan listrik. Kandungan yang berfungsi sebagai peyembuhan luka bakar yaitu flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun bayam batik (Amaranthus tricolor L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan gel yang sesuai dengan standarisasi mutu fisik serta konsentrasi terbaik dalam proses penyembuhan luka bakar pada kelinci New Zealand White. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pembuatan sediaan gel dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% dengan uji mutu fisik meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji iritasi, dan uji hedonik. Aktivitas penyembuhan luka bakar dinilai berdasarkan pengamtan pelepasan keropeng selama 11 hari. Data penyembuhan luka bakar dianalasis menggunakan SPSS yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji One Way Anova. Hasil uji statistik aktivias penyembuhan luka bakar pada kosentrasi 5%, 7,5%, dan 10% menunjukan data normal dikarenakan (p=>0,05), data terdistribusi homogen dikarenakan (p=>0,05), dan memberikan efek signifikan dalam penyembuhan luka bakar pada kelinci p=0,001 (p=<0,05). Sehingga dapat ditarik kesimpulan formulasi gel ekstrak etanol daun bayam batik (Amranthus tricolor L.) memenuhi standart mutu fisik dan aktivitas penyembuhan luka bakar pada kelinci New Zealand White dengan konsetrasi sebesar 10% dalam waktu 11 hari.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK INFUSA DAUN LEUNCA ( Solanum nigrum L ) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH Sari, Cantyka Eka Viemala; Listyani, Tiara Ajeng; Fitriawati, Anna
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34770

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi potensi ekstrak infusa daun leunca (Solanum nigrum L.) dalam formulasi granul effervecsent dan melakukan pengujian aktifitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH untuk mencari nilai IC50 pada sediaan maupun ekstrak infusa daun leunca (Solanum nigrum L.). Penelitian aktivitas antioksidan ini menggunakan metode DPPH. Metode ekstraksi yang digunakan adalah infusa. Formulasi sediaan menggunakan metode graulasi basah dengan beberapa konsentrasi ekstrak yaitu 1,5%, 2%, 3%. Evaluasi sediaan granul effervescent pada penilitian ini meliputi uji organoleptis, uji waktu alir, uji waktu larut, uji pH, uji sudut diam, uji kadar air, uji densitas massa, dan uji aktifitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak infusa daun leunca (Solanum nigrum L.) memiliki nilai IC50 dalam kategori kuat dengan nilai sebesar 68,78µ/ml, sehingga ekstrak infusa daun leunca (Solanum nigrum L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan granul effervescent. Formulasi granul effervescent dengan konsentrasi ekstrak infusa daun leunca (Solanum nigrum L.) 3% menunjukan nilai IC50 paling kuat dibanding dengan konsentrasi lainnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ekstrak infusa daun leunca (Solanum nigrum L.) memiliki potensi dalam formulasi granul effervescent dengan nilai aktivitas antioksidn kuat dengan menggunakan metode DPPH . Konsentrasi ekstrak infusa daun leunca (Solanum nigrum L.) sebesar 3% memberikan hasil terbaik dalam aktivitas antioksidan.
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK SEDIAAN TONER EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM X AFRICANUM L) TERPURIFIKASI SEBAGAI ANTI PROPIONIBACTERIUM ACNES ATCC 6919 ningsih, endang wahyu; Fitriawati, Anna; Listyani, Tiara Ajeng
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34796

Abstract

Jerawat adalah suatu kondisi inflamasi umum pada bagian organ kulit yang disebut unit polisebaseus yang terjadi pada remaja dan dewasa muda yang ditandai dengan komedo, papul, pustul, dan nodul. Salah satu bakteri pemicu peradangan adalah Propionibacterium acnes. Daun kemangi (Ocimum x africanum L) memiliki kandungan senyawa yaitu flavonoid, saponin, steroid dan alkaloid. Flavonoid merupakan senyawa yang memiliki sifat antibakteri. Purifikasi ekstrak dilakukan untuk menghilangkan adanya zat ballast yang tidak dapat menghasilkan efek terapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak daun kemangi terpurifikasi dan untuk mengetahui sediaan toner memenuhi mutu fisik yang baik serta uji antibakteri sediaan toner ekstrak daun kemangi terpurifikasi sebagai anti Propionibacterium acnes. Penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan etanol 96%, selanjutnya dilakukan purifikasi menggunakan pelarut n-Heksan dan etanol 96%, kemudian membuat sedian toner dan uji mutu fisik serta uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan berbagai konsentrasi. Hasil uji antibakteri ekstrak daun kemangi terpurifikasi terhadap Propionibacterium acnes didapatkan hasil 20% 15,6mm, 25% 21mm dan 30% 22,83mm. Hasil uji mutu fisik sediaan toner memiliki warna coklat dan aroma green tea, uji pH dengan rata-rata 4,54-6,21, viskositas dengan rata-rata 4,3 cPs, tidak terjadi iritasi, uji hedonik dengan rata-rata menyukai formula 1. Uji aktivitas sediaan toner didapatkan hasil 20% 19mm, 25% 20,83mm dan 30% 25,5mm. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa ekstrak daun kemangi terpurifikasi memiliki aktivitas kategori kuat pada konsentrasi 30% dan formulasi sediaan toner sesuai dengan standar uji mutu fisik yang baik dan aktivitas antibakteri terbaik pada formula 3.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI DAUN KENIKIR (COSMOS CAUDATUS K) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT PROPIONIBACTERIUM ACNES ATCC 6919 Yuliana, Silvia; Hidayat, Rahmat; Listyani, Tiara Ajeng
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45310

Abstract

Jerawat merupakan suatu kondisi kulit yang ditandai dengan tersumbatnya pori-pori dan munculnya bintik-bintik di wajah. Penggunaan obat sintetik dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya iritan dan kerusakan organ. Tanaman obat tradisional mulai banyak diminati karena minim efek samping, salah satu tanaman obat yang dapat digunakan yaitu daun kenikir (Cosmos caudatus K) yang memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol, fraksi dari daun kenikir (Cosmos caudatus K) yang memiliki aktivitas antibakteri paling aktif dalam proses menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian berikut diklasifikasikan menjadi penelitian eksperimental laboratories. Ekstraksi yangmana digunakan yakni metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, selanjutnya akan difraksi memakai pelarut n-heksan, etil asetat, serta air. Ekstrak etanol dan fraksi digunakan untuk uji aktivitas antibakteri metode difusi cakram dengan konsentrasi yang telah dipilih yaitu 30%, 40%, dan 50%. Hasil penelitian aktivitas antibakteri ini menegaskan bahwasanya ekstraksi etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, serta fraksi air dari daun kenikir (Cosmos caudatus K) dapat menjadi penghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes ATCC 6919. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya zona bening pada sekitar cakram. Fraksi etil asetat merupakan fraksi yang paling aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dimana konsentrasi 30%, 40%, dan 50% mempunyai rata-rata diameter zona hambat 4.40 mm; 5.63 mm; dan 6.53 mm diklasifikasikan sedang.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK DI DUSUN JETIS PERMAI, GENTAN, SUKOHARJO Achsantya, Raden Roro Karyna Cindy; Listyani, Tiara Ajeng; Septiarini, Anita Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45420

Abstract

Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yaitu penyakit infeksi. Antibiotik menjadi terapi utama dalam penanganannya, namun resistensi antibiotik dapat terjadi akibat penyalahgunaan dan penggunaan tidak tepat hingga berdampak pada meningkatnya morbiditas, biaya pengobatan, serta risiko kematian. Pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan antibiotik menjadi faktor penting dalam mencegah resistensi ini. Metode penelitian deskriptif digunakan karena berbersifat observasional dengan pendekatan cross-sectional terhadap 141 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu Tingkat pengetahuan Masyarakat dusun Jetis permai termasuk kategori (63,12%) Tinggi, cukup (19,86%), kurang (17,02%); untuk tingkat kepatuhan pada Masyarakat dusun jetis permai termasuk kategori sangat patuh (13,48%), patuh (82,02%), dan tidak patuh (4,49%) serta terdapat hubungan yang signifikansi antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan obat antibiotik di dusun jetis permai dengan nilai p value (0.000<0,05).
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN FACE MIST EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (MURRAYA PANICULATA [L.] JACK) DENGAN METODE DPPH Kusumasedya, Willyana Pratiwi; Listyani , Tiara Ajeng; Rohmana, Vivin Marwiyati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48575

Abstract

Kulit memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari berbagai faktor lingkungan. Kerusakan kulit akibat radikal bebas dapat dicegah dengan meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya antioksidan. Tanaman kemuning (Murraya paniculata [L.] Jack) merupakan salah satu sumber antioksidan alami, dengan daun yang mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid. Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan yang mampu mencegah atau menunda reaksi oksidasi radikal bebas pada proses oksidasi lipid. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan face mist berbahan ekstrak etanol daun kemuning serta menguji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH (2,2 dipenyl-1-picrylhidrazyl). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%, kemudian ekstrak diformulasikan dalam tiga konsentrasi: 5% (F1), 10% (F2), dan 15% (F3), dengan kontrol negatif tanpa ekstrak (F0). Evaluasi mutu fisik meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, daya semprot, waktu kering, viskositas, uji iritasi, dan uji hedonik. Aktivitas antioksidan diukur berdasarkan nilai IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh formula face mist memenuhi persyaratan mutu fisik yang baik, tidak menimbulkan iritasi, dan diterima panelis pada uji hedonik. Nilai IC50 ekstrak daun kemuning adalah 18,56 µg/mL (kategori sangat kuat), sedangkan face mist dengan konsentrasi 15% (F3) menunjukkan aktivitas antioksidan terbaik dengan nilai IC50 sebesar 103,43 µg/mL tergolong kategori sedang. Dengan demikian, face mist ekstrak daun kemuning berpotensi dikembangkan sebagai produk kosmetik alami dengan aktivitas antioksidan.
HUBUNGAN INTERAKSI OBAT ANTIBIOTIK DENGAN LENGTH OF STAY PASIEN DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT “X” KARANGANYAR Hafalika, Aviv; Listyani, Tiara Ajeng; Pratama, Kharisma Jayak
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49429

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi . Penelitian ini bertujuan mengetahui pola jenis dan mekanisme interaksi obat antibiotik dengan obat lain serta hubungan interaksi obat antibiotik dengan lama rawat inap pada pasien demam tifoid. Penelitian non-eksperimental ini menggunakan metode total sampling. Penilaian interaksi dilakukan menggunakan Stockley's Drug Interaction Ninth Edition 2010 & 2015, Medscape, Drug.com , dan dianalisis menggunakan SPSS. Durasi Kunjungan diamati berdasarkan lamanya pasien melakukan rawat inap. Hasil menunjukkan, jumlah pasien perempuan lebih dominan sebanyak 55,6% dengan usia 18-45 tahun sebanyak 52,8%. Kombinasi terbanyak ceftriaxone + ranitidine 9,87%. Interaksi ditemukan 59 pasien, mekanisme tidak ditemukan interaksi antar obat 63,2%, farmakokinetik 30,6%, dan farmakodinamik 6,3%. Interaksi tingkat keparahan tidak ditemukan interaksi antar obat 63,5%, sedang 28,3%, minor 8,2%, mayor 0%. Hasil uji Chi-Square yang diperoleh, tidak ada hubungan signifikan antara potensi interaksi obat antibiotik dengan lama rawat inap pasien (P > 0,05). Kata Kunci : Antibiotik, Interaksi Obat, Lama rawat, Demam Tifoid