Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

The Effect of Apium graveolens (Linn) Extract on Reepithelialization of Incision Wounds: In Vivo Study Muhammad Avicenna Abdul Syukur; Endang Mahati; Vega Karlowee; Hermawan Istiadi; Indah Saraswati; Najatullah; Muflihatul Muniroh
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 6 No. 18 (2023): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v6i18.735

Abstract

Background: A wound is a disorder of the continuity of the epithelial layer of the skin or mucosa and can result from physical or thermal damage. Proliferation and remodeling processes are important phases in incision wound healing. Celery is believed to have the potential to regulate the inflammatory phase and accelerate the process of proliferation and remodeling of wound tissue. This study aims to evaluate the potency of celery extract (Apium graveolens (Linn)) on incision wound healing in vivo. Methods: This study was an in vivo experimental study. A total of 24 rats were used in this study and divided into 4 treatment groups (2 control and 2 treatment groups). Analysis of epithelial thickness ratio and epithelial length was performed using SPSS using univariate and bivariate. Results: The control group had the lowest epithelial thickness ratio, followed by 50% extract, 75% extract, and finally, the gentamicin group. The length of newly formed epithelium in wounds treated with Apium graveolens (Linn) extract group 70% (mean 1.461 mm) was similar to that treated with gentamicin 0.1% (mean 1.457 mm) and much better than those treated without extract (0.869 mm). Conclusion: Celery extract (Apium graveolens (Linn)) has the potential to accelerate the process of reepithelialization of incision wounds in vivo studies.
The Effect of Apium graveolens (Linn) Extract on Reepithelialization of Incision Wounds: In Vivo Study Muhammad Avicenna Abdul Syukur; Endang Mahati; Vega Karlowee; Hermawan Istiadi; Indah Saraswati; Najatullah; Muflihatul Muniroh
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 6 No. 18 (2023): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v6i18.735

Abstract

Background: A wound is a disorder of the continuity of the epithelial layer of the skin or mucosa and can result from physical or thermal damage. Proliferation and remodeling processes are important phases in incision wound healing. Celery is believed to have the potential to regulate the inflammatory phase and accelerate the process of proliferation and remodeling of wound tissue. This study aims to evaluate the potency of celery extract (Apium graveolens (Linn)) on incision wound healing in vivo. Methods: This study was an in vivo experimental study. A total of 24 rats were used in this study and divided into 4 treatment groups (2 control and 2 treatment groups). Analysis of epithelial thickness ratio and epithelial length was performed using SPSS using univariate and bivariate. Results: The control group had the lowest epithelial thickness ratio, followed by 50% extract, 75% extract, and finally, the gentamicin group. The length of newly formed epithelium in wounds treated with Apium graveolens (Linn) extract group 70% (mean 1.461 mm) was similar to that treated with gentamicin 0.1% (mean 1.457 mm) and much better than those treated without extract (0.869 mm). Conclusion: Celery extract (Apium graveolens (Linn)) has the potential to accelerate the process of reepithelialization of incision wounds in vivo studies.
HIBISC RICE: Beras Analog Berbahan Umbi Garut (Maranta Arundinacea L.) dan Bunga Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis L.) Sebagai Inovasi Makanan Pokok Fungsional Antari Arlita Leniseptaria; Indah Saraswati; Eva Annisaa; Anfa Adnia Fatma
TheJournalish: Social and Government Vol. 4 No. 5 (2023): Special Issue
Publisher : CV The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/tsg.v4i5.600

Abstract

Tingginya konsumsi beras sebagai bahan makanan pokok sumber karbohidrat memicu terjadinya peningkatan konsumsi dan ketergantungan terhadap beras, sehingga diperlukan upaya diversifikasi pangan. Beras analog merupakan beras tiruan (artificial rice) yang bentuk maupun komposisi gizinya mirip seperti beras padi yang dibuat dengan menambahkan bahan baku dan tambahan dengan formulasi yang tepat untuk mencukupi kebutuhan gizi dan menekan dampak negatif penggunaan beras padi yang tinggi indeks glikemik (IG) sebagai pemicu diabetes melitus (DM). Garut (Maranta arundinacea L.) merupakan tanaman pangan lokal, sumber karbohidrat, kaya serat, dan rendah IG. Penambahan bahan lain yang mendukung sifat fungsional dapat berasal dari bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.), yang terbukti tidak bersifat toksik, meningkatkan aktivitas makrofag penderita DM, dan menurunkan kadar glukosa darah, sehingga kondisi hiperglikemia dapat ditekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menganalisis stabilitas, efektivitas, dan toksisitas formulasi beras analog berbahan umbi garut dan bunga sepatu. Penelitian ini dilakukan secara in vivo pada sampel uji darah manusia (relawan) untuk menentukan IG pada perlakuan konsumsi glukosa murni (standar), nasi padi, dan formula nasi analog. Selanjutnya dilakukan uji identifikasi, evaluasi, dan analisis stabilitas, efektivitas, serta toksisitas formulasi beras analog. Hasil penelitian membuktikan bahwa F5 (dengan formula umbi garut 57.8%, bunga sepatu 5.1%, mocaf 12.6%, GMS 0.6%, dan air 23.9%) memiliki komposisi dan tekstur beras analog terbaik, serta efektif menurunkan kadar glukosa darah (mg/dL), menekan efek hiperglikemi, tidak bersifat toksik, serta mempertahankan berat badan dan meringankan derajat kerusakan pankreas, hepar, dan ginjal penderita DM. Hal itu terjadi karena adanya mekanisme penghambatan enzim α-amilase oleh α-amilase inhibitor.
Penetapan Kandungan Fenolik Total dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanolik Kubis Ungu (Brassica oleraceae var.capitata L) Desi Kristina Gultom; Indah Saraswati; Widyandani Sasikirana
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 2 (2021): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 2, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v1i2.11226

Abstract

Latar Belakang : Kubis ungu mengandung suatu senyawa fenolik yang bisa dimanfaatkan sebagai antioksidan yang mana difungsikan untuk menangkal radikal bebas.Tujuan : Mengetahui kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik kubis ungu.Metode : Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan eksperimental. Proses kajian memakai sampel kubis ungu dari Kec. Getasan, Salatiga. Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) digunakan untuk uji aktivitas antioksidan sementara penetapan kadar total fenolik dilakukan lewat metode Folin-Ciocalteu. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisis statistik dengan menggunakan korelasi pearson.Hasil   : Kadar total fenolik sampel sebesar 51,45±0,57 mgEAG/g dan aktivitas antioksidannya cukup kuat yang dilihat dari perolehan nilai IC50 sampel sebesar 28,097 ± 0,33 μg/mL. Hasil analisis statistik pada ekstrak etanol kubis ungu dengan korelasi pearson menunjukkan korelasi negatif (-0.948) antara total fenolik dan aktivitas antioksidan fraksi etil asetat didalamnya, yang mengartikan semakin tinggi total fenolik maka semakin rendah nilai IC50 sampel (aktivitas antioksidannya semakin kuat).Kesimpulan :  Fraksi etil asetat ekstrak etanolik kubis ungu mempunyai nilai total fenolik sebesar 51,45 ± 0,47 mgGAE/g dan nilai IC50 28,097±0,33 μg/mL. Semakin tinggi kandungan total fenolik dalam fraksi etil asetat ekstrak etanolik kubis ungu maka akan semakin tinggi pula nilai aktivitas antioksidannyaKata Kunci : Kubis ungu (Brassica oleraceae var. capitata L.), aktivitas antioksidan, Total Phenolic Content (TPC)
Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Etanol Jahe (Zingiber officinale Roscoe.) dan Daun Jeruk Purut (Citrus hystric Dc.) Sarastri, Darsih; Rohana, Evieta; Saraswati, Indah
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 3, No 1 (2023): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 3, Edisi 1, 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v3i1.17272

Abstract

Tanaman herbal jahe (Zingiber officinale) dan daun jeruk purut (Citrus hystrix) memiliki kandungan senyawa antioksidan berupa flavonoid, fenol, dan terpenoid. Penelitian bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan (efek dan nilai aktivitas antioksidan terkuat) dari kombinasi jahe dan daun jeruk purut. Penelitian meliputi determinasi, pembuatan, dan karakterisasi simplisia, ekstraksi etanol 96% (1 : 10) metode ultrasonik, skrining fitokimia, dan uji aktivitas antioksidan. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH pada ekstrak tunggal jahe dan daun jeruk purut serta kombinasi ekstrak dengan perbandingan (3 : 1), (1 : 1), dan (1 : 3).  Hasil yang diperoleh pada kombinasi ekstrak jahe dan daun jeruk purut (1 : 1) menunjukkan efek sinergis (nilai CI 0,695) dengan nilai IC50 72,703 ± 0,195 ppm. Kombinasi ekstrak jahe dan daun jeruk purut (3 : 1) menghasilkan efek adisi (nilai CI 0,958) dengan nilai IC50 69,545 ± 0,167 ppm yang merupakan aktivitas antioksidan terkuat dibandingkan kombinasi lain. Kombinasi ekstrak jahe dan daun jeruk purut (1 : 3) menghasilkan efek adisi (nilai CI 0,919) dengan nilai IC50 107,030 ± 0,123 ppm.
Narrative Review : Metode Analisis Neotam pada Makanan dan Minuman Mulyaningrum, Sri Kris; Saraswati, Indah; Sasikirana, Widyandani
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 3, No 1 (2023): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 3, Edisi 1, 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v3i1.17413

Abstract

Neotam merupakan pemanis sintesis derivat aspartam yang baru muncul di pasaran pada tahun 2002 dan biasa ditambahkan pada produk pangan. Analisis kandungan neotam merupakan hal yang penting dilakukan untuk menjamin kualitas dan keamanan produk pangan. Tujuan review ini yaitu untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan tiap metode analisis neotam dalam sampel makanan dan minuman, serta mengetahui metode yang dapat menghasilkan nilai-nilai validasi paling baik pada analisis kandungan neotam dalam sampel makanan dan minuman. Dalam penelitian ini dilakukan narrative review metode analisis neotam untuk menyajikan rangkuman data secara naratif. Pencarian artikel penelitian dilakukan dengan menggunakan lima jenis database, yaitu Science direct, SpringerLink, Google Scholar, PubMed, dan Scopus. Artikel yang didapat dari ketiga database diseleksi menggunakan aplikasi Mendeley. Hasil pencarian literatur ditemukan 23 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Pengembangan metode analisis neotam dalam sampel makanan dan minuman di antaranya yaitu metode kromatografi cair dengan instrumen HPLC dan UHPLC, metode Capillary Zone Electrophoresis, serta metode spektrofotometri UV-Vis. Metode analisis neotam terbaik dapat dilihat dari berbagai aspek. Berdasarkan aspek kualitas metode, meliputi nilai-nilai validasi, metode analisis neotam terbaik yaitu metode kromatografi cair dengan instrumen UHPLC-MS.
Narrative Review : Potensi Family Lamiaceae sebagai Tabir Surya Maulia, Sinta; Saraswati, Indah; Wulandari, Fitri
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 3, No 2 (2023): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 3, Edisi 2, 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v3i2.18089

Abstract

Matahari memancarkan sinar UV yang pada jumlah berlebih dapat menimbulkan kerusakan pada kulit. Paparan UV yang berlebihan akan mengakibatkan perubahan komposisi dan struktur serta menimbulkan stress oksidatif pada kulit. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan berupa tabir surya alami karena relatif aman. Family Lamiaceae banyak ditemukan di Indonesia dan beberapa spesiesnya telah diketahui memiliki potensi tabir surya. Artikel bertujuan untuk mengetahui spesies dari family Lamiaceae yang berpotensi sebagai tabir surya, senyawa yang bertanggung jawab, serta bentuk sediaannya sebagai tabir surya. Review artikel ini menggunakan database Google Scholar, Scopus, Proquest, Pubmed, dan Science Direct dengan kata kunci “Lamiaceae AND Sunscreen* AND Sun Protection Factor”. Data menunjukkan bahwa 14 spesies family Lamiaceae diketahui berpotensi sebagai tabir surya dilihat dari nilai Sun Protection Factor (SPF). Hasil pengujian tabir surya dipengaruhi oleh metode ekstraksi, jenis pelarut, konsentrasi pelarut, dan ekstrak. Senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut yaitu flavonoid, tanin, fenolik, dan minyak atsiri. Ocimum basilicum, Linn. dan Teucrium polium L. dimanfaatkan sebagai tabir surya dalam bentuk sediaan krim dan nanogel.
Pengembangan Metode Analisis Vitamin B1 pada Tempe menggunakan Microplate Reader Choerunisa, Nisrina; Saraswati, Indah; Sasikirana, Widyandani
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 4, No 1 (2024): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 4, Edisi 1, 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v4i1.22536

Abstract

Vitamin B1 merupakan zat gizi yang banyak terdapat dalam biji-bijian. Salah satu makanan yang mengandung vitamin B1 dan banyak di konsumsi masyarakat adalah tempe. Kadar vitamin B1 perlu diperhatikan karena vitamin ini tidak dapat di sintesis oleh tubuh dan biasanya hilang ketika suatu makanan diolah. Metode analisis vitamin B1 perlu dikembangkan dan divalidasi untuk membuktikan bahwa metode analisis memenuhi persyaratan untuk digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh matriks dan validasi metode analisis vitamin B1 pada tempe menggunakan Microplate Reader. Validasi metode analisis vitamin B1 pada tempe dilakukan dengan metode standar adisi menggunakan Microplate Reader dengan panjang gelombang 450 nm. Analisis data secara statistik menggunakan uji T. Hasil validasi menunjukkan bahwa metode analisis yang dikembangkan telah presisi ((RSD < 2), r 0,9976), sensitif (LOD 3,596 µg/mL, LOQ 11,987 µg/mL), dan akurat (nilai recovery 92-96%) dan adanya matriks tidak berpengaruh signifikan terhadap metode analisis yang digunakan (t hitung < t tabel (2,27 < 2,57)) sehingga metode analisis memenuhi kriteria persyaratan yang diperbolehkan.
Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Emulgel Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) sebagai Antioksidan dengan Gelling Agent HPMC Puspitasari, Fitri; Saraswati, Indah; Wulandari, Fitri
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 3, No 1 (2023): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 3, Edisi 1, 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v3i1.17256

Abstract

Radikal bebas dalam jumlah berlebih mengakibatkan stres oksidatif yang berdampak negatif bagi tubuh, maka dibutuhkan antioksidan untuk meminimalisirnya. Kelor mengandung 46 macam antioksidan dengan aktivitas sedang hingga kuat. Emulgel memiliki stabilitas dan akseptabilitas lebih baik dibanding sediaan topikal lainnya. HPMC digunakan sebagai gelling agent karena inert terhadap banyak bahan, mudah didapatkan, tidak toksik, dan tidak mengiritasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi HPMC sebagai gelling agent terhadap karakteristik dan stabilitas fisik emulgel ekstrak daun kelor, serta mengetahui aktivitas antioksidannya. Simplisia daun kelor dimaserasi dengan etanol 70%, lalu maserat dikentalkan dengan rotary evaporator. Kemudian, dilakukan penapisan fitokimia serta uji aktivitas antioksidan (IC50) dengan metode DPPH. Emulgel dibuat dengan memvariasikan konsentrasi HPMC (F1 = 3%, F2 = 5%, F3 = 7%), lalu dikarakterisasi fisik, uji stabilitas fisik dengan cycling test, serta uji aktivitas antioksidan (persen inhibisi) dengan metode DPPH. Hasil yang didapatkan yaitu konsentrasi HPMC berpengaruh terhadap karakteristik fisik emulgel. F2 dan F3 stabil secara fisik, sedangkan F1 hanya stabil pada daya lekat. Ekstrak daun kelor memiliki aktivitas antioksidan kuat (IC50 = 85,671±0,107 ppm). Persen inhibisi emulgel ekstrak daun kelor F1, F2, dan F3 berturut-turut sebesar 45,804±0,353%; 45,653±0,765%; dan 39,655±0,531%. 
Healthcarepreneurship Training on Making Antibacterial Liquid Soap (Hand Soap) Made From Hibiscus rosa sinensis L. Extracts Antari, Arlita Leniseptaria; Saraswati, Indah; Annisaa, Eva; Utomo, Astika Widy; Ekawati, Nuraini; Kurniasari, Teny
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 10, No 2 (2024): June
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpkm.89565

Abstract

Healthcare is one of the critical elements of infection prevention and control, one of which can be done by maintaining hand hygiene. Hand washing with soap and flowing water has long been considered a parameter of personal hygiene and is a simple way to reduce the transmission of infections, especially those caused by hand contact between individuals. However, it must still be done by paying attention to the time and the correct way to wash hands according to WHO standards. At this time, various hand soap products have emerged but are not antibacterial. Antibacterial ingredients used as soap base should not contain various kinds of chemicals that are harmful to the health of its users. Therefore, the use of natural ingredients can be an alternative to substitute chemical active substances. One that has been tested for its antibacterial properties is hibiscus flower (Hibiscus rosa sinensis L.). This activity began with presenting the results of the screening on hand washing habits carried out 2 weeks earlier. The next activity is the introduction to making antibacterial hand soap made from hibiscus extract through material presentation and empirical evidence of the potential of hibiscus as an antibacterial, as well as videos about the importance of maintaining hand hygiene through proper hand washing regularly. The activity is expected to make the healthcare UMKM know and understand that hibiscus flowers, which are widely available around their residence, can be used as raw material for making hand soap that has been produced so far, so as to minimize the use of chemical-based antibacterials. The hand soap product produced later became a collaborative product produced by the community, and then registered a patent with the number S00202120213 on November 17th, 2021.