Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Laju Pertumbuhan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee Santika, Santika; Marlian, Neneng; Lubis, Friyuanita; Zurba, Nabil; Isbah, Faliqul
Journal of Aceh Aquatic Sciences Vol 8, No 1 (2024): Journal of Aceh Aquatic Sciences
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jaas.v8i1.9995

Abstract

Laju pertumbuhan  adalah kecepatan pertambahan ukuran ( baik besar atau tingggi) yang diukur dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan udang vannamei di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Bate, Banda Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian, laju pertumbuhan udang pada kolam B3 adalah 0,65 gram/hari dengan masa budidaya sekitar 90 hari, kolam B4 rata-rata berat udang pada pengambilan sampel pertama adalah 2,6 gram/ekor dan pada saat dipanen rata-rata beratnya adalah 55 gram/ikan. ekor dan laju pertumbuhan 0,58 gram/hari dengan masa budidaya sekitar 90 hari dan Kolam B5 rata-rata berat udang pada sampling pertama 3,4 gram/ekor dan pada saat dipanen rata-rata berat 66 gram/ekor dan laju pertumbuhan adalah 0,68 gram/hari dengan masa budidaya sekitar 92 hari. Tingkat kelangsungan hidup pada kelompok B3 adalah 32%, kelompok B4 memiliki tingkat kelangsungan hidup 17% dan kelompok B5 memiliki tingkat kelangsungan hidup 64%.
KAJIAN HASIL TANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT BANTU RUMPON MENGGUNAKAN PANCING ULUR DI PERAIRAN ACEH JAYA Agustian, Mahmud Azar; Mauliza, Mira; Lubis, Friyuanita
Journal of Aceh Aquatic Sciences Vol 7, No 2 (2023): Journal of Aceh Aquatic Sciences
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jaas.v7i2.8896

Abstract

Rumpon adalah salah satu alat bantu untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul di suatu perairan sehingga memudahkan nelayan menangkap ikan. Penelitian dilakukan bulan November 2022, berlokasi di lima stasiun yaitu stasiun 1 di Lhok Rigaih, stasiun 2 di Lhok Babah Nipah, stasiun 3 di Lhok Kuala Unga, stasiun 4 di Lhok Kuala Daya dan stasiun 5 di Lhok Keluang, masing-masing stasiun terdapat dua titik (rumpon). Peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Tujuan penelitian untuk mengetahui jumlah tangkapan ikan dengan alat bantu rumpon menggunakan pancing ulur di perairan Kabupaten Aceh Jaya. Tangkapan ikan yang diperoleh berjumlah 62 ekor, tangkapan ikan tertinggi berjumlah 15 ekor berada di stasiun 5 yaitu Lhok Keluang, selanjutnya Lhok Rigaih dan Lhok Kuala Daya yang berada di stasiun 1 dan stasiun 4 sebanyak 14 ekor. Berbeda dengan stasiun 3 (Lhok Kuala Unga) dan stasiun 2 (Lhok Babah Nipah) diperoleh jumlah tangkapan terendah yaitu 9 ekor dan 10 ekor. Persentase jumlah tangkapan ikan tertinggi berdasarkan rumpon 1 diperoleh di Lhok Rigaih sebesar 32,4 % dan terendah di Lhok Kuala Unga yaitu 8,8 %. Sedangkan rumpon 2 persentase paling tinggi berada di Lhok Kuala Daya sebesar 28,6 % dan terendah sebesar 10,7 %  di Lhok Rigaih.
Identifikasi Jenis Dan Status Konservasi Ikan Pari Di Tempat Pelelangan Ikan Rigaih Calang, Aceh Jaya Marlian, Neneng; Lubis, Friyuanita; Fithria, Dewi; Warahmah, Alfadhillah; Zurba, Nabil
Journal of Aceh Aquatic Sciences Vol 8, No 1 (2024): Journal of Aceh Aquatic Sciences
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jaas.v8i1.9604

Abstract

Identifikasi jenis dan konservasi Ikan Pari dilaksanakan di lokasi pelelangan ikan di Rigaih Calang, Aceh Jaya. Penelitian observasi identifikasi jenis ikan pari dilakukan pada tanggal 05 Februari sampai dengan tanggal 05 Maret 2023 selama 30 hari. Pengukuran morfometrik (TL/TB/W) terhadap panjang, lebar dan berat badan ikan pari dilakukan secara ex-situ. Identifikasi spesies mengacu pada White et al (2006) dan konservasi negara berdasarkan IUCN. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat famili antara lain: Dasyatidae, Gymnuridae, Rhincobatidae, Rhinopteridae dari enam spesies diantaranya: Neotrygon orientalis, Dasyatis cf longa, Gymnura japonica, Gymnura zonura, Rhynchobatus austrialiae, Rhinoptera javanica. Famili yang mendominasi terdapat dua spesies yaitu Dasyatidae dan Gymnuridae.  Famili yang paling sedikit ditemukan adalah satu spesies yaitu Rhinopteridae dan Rhinopteridae. Spesies dominan yang ditemukan adalah Neotrygon orientalis (20 ekor) dan Rhynchobatis australiae (19 ekor). Spesies yang paling sedikit ditemukan adalah Dasyatis cf longa, Gymnura zonura dan Rhinoptera javanica. Jumlah jenis ikan pari betina (31 ekor) lebih banyak dibandingkan ikan pari jantan (16 ekor). Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pola perilaku bersekolah pada ikan pari jantan dan betina, perbedaan angka kematian, perbedaan pertumbuhan dan perbedaan saat pertama matang gonad. Berdasarkan status konservasi ikan pari ditemukan tiga spesies yang termasuk dalam kategori Tidak Dievaluasi (NE), antara lain Neotrygon orientalis, Dasyatis cf longa dan Gymnura japonica, sedangkan 3 spesies lainnya termasuk dalam kategori Vulnirable (VU), antara lain Gymnura zonura, Rhynchobatis australiae dan Rhinoptera javanica. Ketiga spesies ikan pari ini juga masuk dalam daftar lampiran II CITES.  Oleh karena itu diperlukan kerja sama seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi gejala kepunahan ikan pari.
PREFERENSI MAKANAN TERIPANG (Holothuria atra) DI PERAIRAN PANTAI LHOK BUBON, KABUPATEN ACEH BARAT Friyuanita Lubis; Nurul Najmi; Eka Lisdayanti; Muhammad Arif Nasution
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 1 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i1.438

Abstract

Perairan Pantai Lhok Bubon terletak di Kabupaten Aceh Barat yang berhadapan dengan Samudera Hindia. Teripang (Holothuria atra) ditemukan di daerah pasang surut dan disekitar terumbu karang dan tumbuhan makrolaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi makanan dan luas relung makanan teripang di Perairan Pantai Lhok Bubon, Aceh Barat. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni 2022 dengan pengumpulan sampel menggunakan metode sensus. Setiap sampel teripang diukur dan dibedah untuk mengidentifikasi isi pencernaan di Laboratorium Produktivitas Lingkungan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar. Hasil penelitian ini menunjukkan komposisi makanan berdasarkan index of preponderance yang terdiri dari 6,46% (fitoplankton), 1,66% (makroalga), 4,89% (moluska), 0,50% (larva koral), 25,30% (pecahan batu koral), 0,40% (detritus) dan 60,79% (pasir halus). Indeks pilihan sebesar 0,92. Luas relung makanan tergolong spesialis dengan nilai 0,21. Teripang diindikasikan sebagai pemakan endapan dan memilih makanan yang disukainya dalam rantai makanan.
Types and Abundance of Microplastics in the Digestive Tract of Cucumbers in Banyak Island, Aceh Singkil Lianda, Desi; Suriani, Mai; Kusumawati, Ika; Lubis, Friyuanita; Dewinta, Astrid Fauzia
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 5 No. 2 (2024): May
Publisher : Department of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jocos.5.2.81-85

Abstract

Banyak Island is an island located in Aceh province, precisely in Aceh Singkil district. The people of Banyak Island often consume food whose packaging is made of plastic, and then it ends up in the sea. Island community waste thrown into the sea will enter and potentially pollute the marine ecosystem and the biota within it. This research aims to identify the type of composition and abundance of microplastics found in the digestive tract of sea cucumbers on Banyak Island, Aceh Singkil, in terms of the shape and abundance of microplastics. The method used in this research is a descriptive analysis method, which is based on photos taken with a microscope. Based on the research results, the species composition ranged from 50-114 particles/g, and the abundance of microplastics obtained was 0.2-11.4 particles/g. It was dominated by microplastic pellets, fibers, and films, with the pellet type being the first. Judging from the large amount of microplastic content found in the digestive tract of sea cucumbers on Banyak Island, Aceh Singkil, they can be categorized into types of sea cucumbers that are still suitable for consumption and sale, but if done continuously, can trigger the growth of if done frequently and over a long period, it will cause adverse effects for humans who consume it
Analisis Tingkat Toksisitas Perendaman Daun Mangrove (Rhizopora apiculata) terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Poecilia sp. Lubis, Friyuanita; Suriani, Mai; Lisdayanti, Eka; Nasution, Muhammad Arif
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 11, No 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Ekosistem hutan mangrove di Indonesia memiliki fungsi ekonomis dan ekologis. Salah satu dari potensi ekonomis mangrove R. apiculata merupakan bahan alami yang berfungsi sebagai bioaktif yang digunakan dalam pengobatan bagi manusia maupun hewan. Masyarakat pesisir juga menggunakan daun mangrove sebagai bahan pembuatan produk minuman berkhasiat. Selanjutnya potensi ekologis yaitu menjadi penahan ombak laut dan sebagai habitat biota. Namun, kandungan senyawa daun mangrove yang dikumpulkan dari sekitaran Pantai Lhok Bubon dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan dan memiliki pengaruh langsung dengan perubahan parameter kualitas perairan. Dampak perendaman daun mangrove ini beresiko mengganggu aktivitas fisiologis ikan kemudian jika perairan mengalami perubahan faktor fisika dan kimia perairan dapat menghasilkan toksik bagi berbagai biota. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai LC50-96 jam selama perendaman daun R. apiculata yang berdampak toksik terhadap biota uji. Biota uji yang digunakan adalah ikan molly (Poecilia sp.) yang biasanya digunakan untuk indikator perubahan lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan penentuan konsentrasi antara lain 10, 20, 30, 40, 50% kemudian dianalisis melalui metode analisis probit. Hasil penelitian memiliki nilai LC50-96 jam yang diperoleh dari hasil komposit seluruh perlakuan konsentrasi dari perendaman daun R. apiculata sebesar 559.16 ppm yang artinya termasuk kategori toksik rendah. Meskipun demikian, persentase tingkat toksisitas menunjukkan sebesar 6% sehingga dapat menyebabkan kematian ikan. Kata kunci: LC50-96 jam, toksisitas, mortalitas ikan ABSTRACT  Mangrove forest ecosystems in Indonesia have economic and ecological functions. One of the economic potentials of R. apiculata mangrove is a natural ingredient that functions as a bioactive used in medicine for humans and animals. Coastal communities also use mangrove leaves as ingredients for making nutritious beverage products. Furthermore, the ecological potential is as a barrier to sea waves and as a habitat for biota. However, the content of compounds in mangrove leaves collected from Lhok Bubon coast that can affect the survival of fish directly influences changes in water quality parameters. The impact of soaking mangrove leaves is at risk of disrupting the physiological activity of fish, then if the waters experience changes in physical and chemical factors, it can produce toxins for various biota. This study aimed to determine the LC50-96 hour value during immersing R. apiculata leaves which have a toxic impact on the test biota. The test biota used was mollyfish (Poecilia sp.) which is usually used as an indicator of environmental change. This study was conducted by determining concentrations including 10, 20, 30, 40, 50% then analyzed using the probit analysis method. The results showed an LC50-96 hour value obtained from the composite results of all concentration treatments from soaking R. apiculata leaves of 559.16 ppm, which means it is included in the low toxic category. However, the percentage of toxicity level showed 6% so that it could induce fish mortality. Keywords:  LC50-96 hour, toxicity, fish mortality
Types and Abundance of Microplastics in the Digestive Tract of Cucumbers in Banyak Island, Aceh Singkil Lianda, Desi; Suriani, Mai; Kusumawati, Ika; Lubis, Friyuanita; Dewinta, Astrid Fauzia
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 5 No. 2 (2024): May
Publisher : Department of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jocos.5.2.81-85

Abstract

Banyak Island is an island located in Aceh province, precisely in Aceh Singkil district. The people of Banyak Island often consume food whose packaging is made of plastic, and then it ends up in the sea. Island community waste thrown into the sea will enter and potentially pollute the marine ecosystem and the biota within it. This research aims to identify the type of composition and abundance of microplastics found in the digestive tract of sea cucumbers on Banyak Island, Aceh Singkil, in terms of the shape and abundance of microplastics. The method used in this research is a descriptive analysis method, which is based on photos taken with a microscope. Based on the research results, the species composition ranged from 50-114 particles/g, and the abundance of microplastics obtained was 0.2-11.4 particles/g. It was dominated by microplastic pellets, fibers, and films, with the pellet type being the first. Judging from the large amount of microplastic content found in the digestive tract of sea cucumbers on Banyak Island, Aceh Singkil, they can be categorized into types of sea cucumbers that are still suitable for consumption and sale, but if done continuously, can trigger the growth of if done frequently and over a long period, it will cause adverse effects for humans who consume it
Grain size properties of estuary sediment from Aceh Jaya, Aceh Nasution, Muhammad Arif; Hermi, Rudi; Heriansyah, Heriansyah; Lubis, Friyuanita; Rahmi, Mira Mauliza
Depik Vol 13, No 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.13.1.36454

Abstract

This study aimed to determine the sediment grain size distribution in four estuary locations in Aceh Jaya (Kuta Tuha, Lhok Geulumpang, Krueng No, Keude Unga). These findings will contribute to our understanding of sediment dynamics in estuarine environments and inform management strategies for these critical coastal habitats. The methods used in this study, such as mean, sorting, skewness, and kurtosis, and determination of sediment textural with ternary plot, were used to determine the sediment grain size distribution. In Addition, it will examine the relationship between sediment grain size composition and spatial distance to mouth bar using the Spearman correlation. Composition sediment at all locations dominated by fine sand. Grain size variations (26.735 198.709 m) show that at all locations mainly consists of very fine sand whereas at Kuta Tuha combination of fine sand and medium sand. The variations of sorting (1.193 2.59), skewness (-0.625 0.876) and kurtosis (0.46 6.883) indicate moderately sorted, very coarse skewed, and very platykurtic sediments. Textural sediment classified as sand, silty sand, and very slightly silty sand. We also found positive correlation between spatial distance from mouth bar and sediment composition. These findings will contribute to our understanding of sediment dynamics in estuarine environments and inform management strategies.Keywords:Sediment grain distributionTextural of sedimentAceh Jaya EstuarySortingSkewness
Inventarisasi dan Karakteristik Makroalga pada Substrat Berbatu di Pulau Reusam, Aceh Jaya Lisdayanti, Eka; Najmi, Nurul; Rahmawati, Rahmawati; Lubis, Friyuanita; Marlian, Neneng
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v7i1.10945

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi karakteristik makroalga yang terdapat di substrat berbatu Pulau Reusam, Aceh Jaya. Survey ini dilakukan menggunakan metode ekplorasi pada tiga stasiun pengamatan, dengan pencatatan visual dan pengambilan sampel makroalga. Masing-masing stasiun diamati sepanjang 50 m sehingga seluruh stasiun pengamatan sepanjang 150 m. Identifikasi dilakukan berdasarkan morfologi makroalga yang mencakup bentuk, warna, dan struktur talus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pulau Reusam memiliki keanekaragaman makroalga yang terdiri dari dua divisi utama, yaitu Chlorophyta (alga hijau) dan Phaeophyta (alga cokelat). Spesies yang ditemukan meliputi Dictyota dichotoma, Sargassum aquifolium, Iyengaria stellata, Hincksia mitchelliae, Chaetomorpha indica dan C. crassa. Gangguan lingkungan seperti substrat berbatu, paparan sinar matahari langsung dan hantaman gelombang kemungkinan menjadi faktor penentu jenis alga pada lokasi ini. Data ini menjadi studi pendahuluan yang dapat digunakan untuk Upaya konservasi dan pengelolaan dalam melindungi keanekaragaman makroalga di Pulau Reusam, Aceh Jaya. Selain itu, juga dapat menjadi data dasar yang penting untuk pengembangan potensi sumber daya laut di wilayah tersebut.
Grain size properties of estuary sediment from Aceh Jaya, Aceh Nasution, Muhammad Arif; Hermi, Rudi; Heriansyah, Heriansyah; Lubis, Friyuanita; Rahmi, Mira Mauliza
Depik Vol 13, No 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.13.1.36454

Abstract

This study aimed to determine the sediment grain size distribution in four estuary locations in Aceh Jaya (Kuta Tuha, Lhok Geulumpang, Krueng No, Keude Unga). These findings will contribute to our understanding of sediment dynamics in estuarine environments and inform management strategies for these critical coastal habitats. The methods used in this study, such as mean, sorting, skewness, and kurtosis, and determination of sediment textural with ternary plot, were used to determine the sediment grain size distribution. In Addition, it will examine the relationship between sediment grain size composition and spatial distance to mouth bar using the Spearman correlation. Composition sediment at all locations dominated by fine sand. Grain size variations (26.735 198.709 m) show that at all locations mainly consists of very fine sand whereas at Kuta Tuha combination of fine sand and medium sand. The variations of sorting (1.193 2.59), skewness (-0.625 0.876) and kurtosis (0.46 6.883) indicate moderately sorted, very coarse skewed, and very platykurtic sediments. Textural sediment classified as sand, silty sand, and very slightly silty sand. We also found positive correlation between spatial distance from mouth bar and sediment composition. These findings will contribute to our understanding of sediment dynamics in estuarine environments and inform management strategies.Keywords:Sediment grain distributionTextural of sedimentAceh Jaya EstuarySortingSkewness