p-Index From 2020 - 2025
4.908
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences MANAJEMEN HUTAN TROPIKA Journal of Tropical Forest Management Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Buletin PSP Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut MEDIA KONSERVASI Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Maspari Journal Jurnal Veteriner Bumi Lestari AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Jurnal Perikanan dan Kelautan BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology AL KAUNIYAH Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Jurnal EduBio Tropika Maspari Journal Jurnal Kelautan : Indonesian Journal of Marine Science and Technology Journal of Degraded and Mining Lands Management Jurnal Perikanan dan Kelautan Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) JURNAL BIOLOGI INDONESIA Omni-Akuatika MAJALAH ILMIAH GLOBE Jurnal Biologi Tropis Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management COJ (Coastal and Ocean Journal) Jurnal Ilmu Kehutanan Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan Jurnal Manusia dan Lingkungan Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan (Journal of Environmental Sustainability Management)
Claim Missing Document
Check
Articles

MORPHOMETRIC STUDY OF TWO INDONESIAN MANTIS SHRIMPS (Harpiosquilla raphidea and Oratosquillina gravieri) Yusli Wardiatno; Ali Mashar
Buletin PSP Vol. 21 No. 1 (2013): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dua jenis udang mantis Indonesia, Harpiosquilla raphidea dan Oratosquillina gravieri, variasi karakter morfometrik [Panjang Kubo (BL), panjang capit (CL), lebar capit (CW), dan panjang penis (PL)] dikaji berdasarkan hasil tangkapan dari pantai berlumpur di Kuala Tungkal, Jambi, Sumatera. Hubungan alometri dibuat dengan kombinasi dua karakter morfometrik, dimana BL dijadikan sebagai faktor tetap pada sumbu x; hasilnya memperlihatkan bahwa nilai CL, CW, dan PL meningkat secara linear seiring peningkatan nilai BL. Hail analisis kovarians mengindikasikan bahwa panjang capit jantan H.raphidea lebih panjang daripada panjang capit jantan O.gravieri. Karakter ini mungkin merupakan faktor dibalik superioritas kemampuan kompetisi H. raphidea terhadap O. gravieri ketika keduanya hidup berdampingan. Kata kunci: udang mantis, kajian morfometri, Harpiosquilla raphidea, Oratosquillina gravieri
DAYA DUKUNG BUDIDAYA IKAN KERAPU PADA KERAMBA JARING APUNG TELUK AWANG DAN TELUK BUMBANG, NTB Lydia Safriyani Marpaung; Yusli Wardiatno; Isdradjad Setyobudiandi; Taslim Arifin
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 9 No 1 (2018): MEI 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1855.013 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.9.43-53

Abstract

The carrying capacity is potential of the waters fot utilize coastal or ecosystem resources without cousing damage dan sustainable. This study aims to determine carrying capacity of the water for accommodate the waste from grouper cultivation activities in floating net in Awang Bay and Bumbang Bay. This research was conducted from April until novemver 2015. The research method used is survey method with direct measurements in Awang Bay and Bumbang Bay waters. Carrying capacity analysis used to estimated loading waste the waters from antropogenic and from grouper cultivation activities. The calculation result carrying capacity in Awang Bay and Bumbang Bay waters from N antropogenic waste are 39,14 kg/day, NH3 average concentration is 0,0081 mg/l in Awang Bay and 0,0062 mg/l in Bumbang Bay. The estimated of floating net can be used in Awang Bay are 67 units and 248 units of floating net can be used in Bumbang Bay.
BIOMASSA SESAAT SUMBER DAYA PERIKANAN UNDUR-UNDUR LAUT (CRUSTACEA: DECAPODA: HIPPIDAE) DI PANTAI BERPASIR CILACAP DAN KEBUMEN, JAWA TENGAH Ali Mahsar; Yusli Wardiatno
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 7 No. 2 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.354 KB) | DOI: 10.29244/jmf.7.2.211-218

Abstract

ABSTRACTMole crab is a benthic animal that live buried in sandy beach in the intertidal area. Mole crab has  an  important  ecological  role  and  also  has  economic  value.  The  sandy  beach  in  south  of Cilacap  and  Kebumen  is  mole  crab’s  habitat.  Mole  crab  exploitation  in  these  areas  has  been increasing  for  consumption  demand.  To  determine  the  significant  role  of  the  mole  crab  in  the provision  of  nutritious  food,  it  is  necessary  to  estimate  the  potential  of  mole  crab  biomass.  This study  aims  to  determine  standing  biomass  of  the  mole  crab  in  Kebumen  and  Cilacap  sandy beaches.  The  specimen  collection  was  conducted  by  sampling  methods  every  month  in  March 2012 to February 2013 on Bocor beach, Kebumen and June 2013 to May 2014 on Bunton beach, Cilacap. The data processing was conducted by descriptive statistics methods. The results showed that standing biomass of mole crab family Hippidae, namely Emerita emeritus and Hippa adactyla, fluctuated between 102 and 508 kg on the Kebumen sandy beach, and between 1,811 and 4,671 kg on the Cilacap sandy beach. Standing biomass of E. emeritus fluctuated between 82 and 497 kg on  the  Kebumen  sandy  beach  and  between  1,462  and  3,560  kg  on  the  Cilacap  sandy  beach.Standing biomass of H. adactyla fluctuated between 2 and 133 kg on the Kebumen sandy beach, and between 234 and 1,701 kg on the Cilacap sandy beach. The difference in standing biomass in each  location  was  caused  by  the  difference  of  sampling  time  and  environment  condition  of research area. The economic value potential of the mole crab as fishery resources is discussed.Keywords: Emerita emeritus, Hippa adactyla, Hippidae, momentarily biomass,ABSTRAKUndur-undur laut adalah kelompok hewan bentik yang hidup  mengubur di daerah intertidal bersusbtrat pasir. Undur-undur laut mempunyai peran ekologis penting dan juga bernilai ekonomis. Pantai  berpasir  selatan  Cilacap  dan  Kebumen  adalah  habitat  undur-undur  laut.  Penangkapan undur-undur  laut  di  kedua  wilayah  tersebut  makin  meningkat  untuk  kebutuhan  konsumsi.  Untuk mengetahui  peran  undur-undur  laut  dalam  mendukung  penyediaan  bahan  pangan  bergizi,  perlu diketahui potensi biomassa undur-undur laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biomassa sesaat  undur-undur  laut  dan  fluktuasinya  di  pantai  berpasir  Kabupaten  Kebumen  dan  Cilacap. Pengumpulan  spesimen  undur-undur  laut  dilakukan  dengan  metode  sampling  setiap  bulan  pada Maret 2012 hingga Februari 2013 di pantai Bocor Kebumen dan pada Juni 2013 hingga Mei 2014 di  pantai  Bunton  Cilacap.  Pengolahan  data  dilakukan  dengan  metode  statistik  deskriptif.  Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  besaran  biomassa  sesaat  (standing  biomass)  undur-undur  laut famili Hippidae, yaitu  Emerita emeritus  dan  Hippa adactyla, berfluktuasi  antara 102 kg hingga 508 kg di pantai berpasir Kebumen, dan antara 1.811 kg hingga 4.671 kg di pantai berpasir Cilacap. Standing biomass E. emeritus berfluktuasi antara 82 kg hingga 497 kg di pantai berpasir Kebumen dan  antara  1.462  kg  hingga  3.560  kg  di  pantai  berpasir  Cilacap.  Standing  biomass  H.  adactylaberkisar antara 2 kg hingga 133 kg di pantai berpasir Kebumen, dan antara 234 kg hingga 1.701 kg di  pantai  berpasir  Cilacap.  Perbedaan  besaran  standing  biomass  di  masing-masing  lokasi dipengaruhi  oleh  perbedaan  waktu  pengumpulan  data  undur-undur  laut  dan  perbedaan  kondisi lingkungan  lokasi  penelitian.  Potensi  ekonomi  sebagai  sumber  daya  perikanan  undur -undur  laut juga dibahas dalam paper ini.Kata kunci: Emerita emeritus, Hippa adactyla, Hippidae, biomassa sesaat
HASIL TANGKAPAN PER UPAYA DAN PARAMETER POPULASI LOBSTER PASIR (Panulirus homarus) DI PERAIRAN GUNUNG KIDUL Catch per Unit Effort and Population Parameters of Scalloped Spiny Lobster (Panulirus homarus) in Gunung Kidul Waters Adrian Damora; Yusli Wardiatno; Luky Adrianto
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 9 No. 1 (2018): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.951 KB) | DOI: 10.29244/jmf.9.1.11-24

Abstract

Scalloped Spiny Lobster (P. homarus) of the genus Panulirus is the most caught species in the coastal waters of Gunung Kidul. The intensity of fishing activities and less environmentally friendly fishing practices caused decline in catch per unit effort (CPUE) of this species. The objective of this study is to analyze the exploitation rate of P. homarus in Gunung Kidul waters using CPUE trend and population parameters as indicators. From February 2013 to January 2014, there were 1067of P. homarus collected using a stratified random sampling method for the duration of the research.The carapace length data were analyzed using analytical model application of ELEFAN I program. Daily catchment product was obtained from middlemen for five consecutive years to identify the CPUE trend. The result showed that there was a decrease in CPUE of P. homarus in 2010 and 2011.The average carapace length of the first capture (Lc) (53 mm CL) was smaller than the size of first sexually mature lobster (Lm) (58,5 mm CL). The exploitation rate of P. homarus had also exceeded 0,5. These factors indicated that Scalloped Spiny Lobster (P. homarus) was over exploited. In this study, mortality rate of fish catches (F) was influenced by the high value of E0.5 which is highly correlated with fishing pressure.Von Bertalanffy growth function shows that both females and males of P. homarus have a slow growth rate (0,46/year and 0,49/year), which is still in the range of Palinuridae family’s growth rate (0,27-0,54/year). The maximum age is between 8-10 years old, which is younger than other lobster species in Palinuridae family. Harvest control and environmentally friendly fishing practices are necessary to reduce fishing pressure of this species. Keywords: CPUE, exploitation, Panulirus homarus, populationABSTRAKLobster pasir (Panulirus homarus) merupakan spesies lobster dari genus Panulirus yang paling banyak tertangkap di perairan Gunung Kidul. Intensitas penangkapan yang dilakukan sepanjang tahun serta ketidakpahaman sebagian besar nelayan terhadap penangkapan yang ramah lingkungan telah mengakibatkan penurunan hasil tangkapan per upaya tangkap (CPUE) dari spesis ini.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tekanan eksploitasi P. homarus di perairan Gunung Kidul ditinjau dari tren CPUE dan parameter populasinya. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2013–Januari 2014. Sebanyak 1067 ekor P. homarus dijadikan contoh dengan metode penarikan contoh acak berlapis setiap bulan selama periode penelitian. Data panjang karapas P. Homarus diolah dengan aplikasi model analitik menggunakan program ELEFAN 1. Data hasil tangkapan harian diperoleh melalui catatan pembelian nelayan pengumpul selama lima tahun berturut-turut untuk mengetahui tren CPUE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan CPUE P. homarus pada tahun 2010 dan 2011. Ukuran rata-rata P. homarus pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil (53 mm CL) dari ukuran matang kelamin secara fungsionalnya (Lm) (58,5 mm CL). Nilai laju eksploitasi (E0.5) juga sudah melebihi 0,5. Dua hal ini menjadi indikator sudah mengalami tangkap lebih.Nilai laju kematian karena penangkapan (F) berkontribusi besar terhadap tingginya nilai E dalam penelitan ini, yang dikaitkan erat dengan tingginya tekanan penangkapan terhadap spesis ini. Fungsi pertumbuhan von Bertalanffy untuk lobster betina dan jantan menunjukkan bahwa lobster memiliki pertumbuhan yang lambat (0,46/tahun dan 0,49/tahun) namun masih dalam rentang laju pertumbuhan dari lobster-lobster famili Palinuridae pada umumnya (0,27-0,54/tahun). Umur maksimal yang dapat dicapai antara 8-10 tahun, lebih muda dibanding lobster-lobster famili Palinuridae pada umumnya. Pengendalian penangkapan dan penerapan penangkapan yang ramah lingkungan perlu dilakukan untuk menghindari tekanan penangkapan terhadap spesis ini.Kata kunci: CPUE, eksploitasi, Panulirus homarus, populasi
Macrozoobenthos as Bioindicator of River Water Quality in Ciliwung Hulu Sub Watershed Hamdani Rachman; Agus Priyono; Yusli Wardiatno
Media Konservasi Vol 21 No 3 (2016): Media Konservasi Vol. 21 No. 3 Desember 2016
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.601 KB) | DOI: 10.29244/medkon.21.3.261-269

Abstract

Macrozoobenthos has a relatively sedentary nature and the very limited movement which will directly affected in the event of changes in water quality, therefore markozoobenthos often used as bio-indicators of water quality. This research was conducted form March to June 2015 in the Ciseuseupan sub watershed, Cisukabirus sub watershed and Cisuren sub watershed with the purpose of determining level of water quality and influence of land-use on the quality water by using macrozoobenthos community structure. Biological indices were used to analyze the macrozoobenthos are FBI and SIGNAL2. FBI values in the Ciseseupan sub watershed are 5,02 with criteria the quality of water moderate, in Cisukabirus sub watershed are 3,96 with criteria the quality of water very good and in Cisuren sub watershed 4,37 with criteria the quality of water good. Extensive use of forest land larger than the residential land use in Cisukabirus sub watershed were the major factor in the high quality in the sub watershed Kata kunci: land use, macrozoobenthos, water quality
KARAKTERISTIK HABITAT DAN MORFOLOGI SARANG UNDUR-UNDUR LAUT (ALBUNEA) DI ZONA LITTORAL PESISIR LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR M. Ali Sarong; Yusli Wardiatno
Jurnal Edubio Tropika Vol 1, No 1 (2013): Jurnal EduBio Tropika
Publisher : Jurnal Edubio Tropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.013 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik habitat Albunea dan morfologi sarang Albunea di zona littoral Samudera Hindia kawasan Pesisir Leupung Kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilakukan pada zona littoral Samudera Hindia kawasan pesisir Leupung, Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2013. Menggunakan metode survey dan metode jelajah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) karakteristik habitat Albunea memiliki substrak pasir putih keabuan dan komposisi ukuran fraksi pasir bervariasi, dan (2) morfologi sarang berwarna coklat kehitaman dengan kedalaman rata-rata 10 cm. Kesimpulan diperoleh adalah (1) karakteristik habitat Albunea bersubstrak pasir putih keabuan yang memiliki ukuran fraksi pasir bervariasi, dan (2) morfologi sarang berwarna coklat kehitaman dengan kedalaman bervariasi.
PENGARUH KONTAMINASI LOGAM BERAT DI SEDIMEN TERHADAP KOMUNITAS BENTIK MAKROAVERTEBRATA: STUDI KASUS DI WADUK SAGULING-JAWA BARAT Yoyok Sudarso; Yusli Wardiatno; Ita Sualia
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 15 No. 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.066 KB)

Abstract

Waduk Saguling sekarang ini mengalami beberapa permasalahan yang serius antara lain penurunan kualitas air oleh kontaminasi bahan organik, logam berat, pestisida dan bahan mikropolutan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat besarnya kontaminasi logam berat di sedimen dan dampaknya pada komunitas bentik makroavertebrata. Penarikan contoh telah dilakukan pada bulan Juni hingga September 2004. Hasil penelitian menunjukkan kontaminasi logam Pb dan Cu di sedimen yang paling berpotensi menimbulkan gangguan pada ekosistem perairan, sedangkan logam Cd masih di bawah beberapa guideline kualitas sedimen. Penelitian ini juga mengindikasikan beberapa atribut biologi seperti: indek diversitas, kekayaan taxa, dan Indeks BMWP relatif sensitif untuk mendeteksi gangguan ekologi yang disebabkan oleh peningkatan kontaminasi logam berat di sedimen.Kata kunci: logam berat, sedimen, bentik makroavertebrata, Waduk Saguling.ABSTRACT
AFINITAS SPESIES PADA KOMUNITAS ENDOPSAMMON DI ZONE INTERTIDAL DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BALI BARAT Ida Bagus Jelantik Swasta; Dedi Soedharma; Mennofatria Boer; Yusli Wardiatno
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 13 No. 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.682 KB)

Abstract

Sebagai benthos hewani yang berukuran kecil dan menghuni ruang-ruang interstisial, endopsammon memiliki peranan ekologis yang amat penting dalam ekosistem laut. Karena itu, mengkaji aspek ekologi endopsammon sangat menarik. Afinitas spesies merupakan salah satu aspek ekologi yang amat penting untuk dipelajari. Dua aspek afinitas spesies yang sangat penting untuk dikaji adalah tumpang tindih relung dan asosiasi spesies khususnya dalam kaitannya dengan tingkat kekerabatan spesies dalam komunitas endopsammon.Dua tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui secara pasti apakah tumpang tindih relung dan asosiasi spesies terjadi dalam komunitas endopsammon dan 2) untuk mengetahui secara pasti apakah tingkat tumpang tindih relung dan tingkat asosiasi spesies dipengaruhi oleh tingkat kekerabatan di antara spesies endopsammon. Beberapa lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pantai Teluk Terima, pantai Labuhan Lalang, dan pantai Teluk Banyuwedang yang berada dalam kawasan Taman Nasional BaliBarat. Di semua lokasi ini dibuat 25 stasiun penelitian, dan di setiap stasiun contoh substrat diambil pada tiga tingkat kedalaman yaitu 0-5 cm, 5-10 cm, dan 10-15 cm. Contoh substrat diambil dengan menggunakan core, sedangkan ekstraksi contoh dilakukan dengan metode Uhlig, metode pembasuhan dan metode pengapungan. Spesimen yang didapat diawetkan dengan menggunakan larutan formalin 10 %, dan diwarnai dengan larutan Rose Bengal. Pengamatan dan identifikasi specimen dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Data yang didapat dianalisis dengan pendekatan statistik. Beberapa hasil dari penelitian ini adalah: 1) secara umum, diantara spesies endopsammon terjadi tumpang tindih relung dan asosiasi, dan 2) tingkat tumpang tindih relung dan tingkat asosiasi spesies dipengaruhi oleh tingkat kekerabatan diantara spesies endopsammon.Kata kunci: endopsammon, tumpang tindih relung, asosiasi spesies.
PENEMPELAN MUSIMAN PARASIT BOPYRID PADA UDANG LUMPUR, Nihonotrypaea japonica (Ortmann, 1891) DAN EFEKNYA TERHADAP KERAGAAN REPRODUKTIF BETINA Yusli Wardiatno
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 11 No. 2 (2004): Desember 2004
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.031 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penempelan musiman sejenis bopyrid parasit pada udang lumpur, Nihonotrypaea japonica, dan untuk mengkaji efek penempelannya terhadap keragaan reproduktif udang lumpur betina. Pengambilan contoh dilakukan selama 21 kali pada saat pasang purnama antara tanggal 20 April 1999 hingga 18 April 2000 di 3 (tiga) stasiun tetap pada suatu daerah intertidal pantai berpasir muara Sungai Shirakawa, perairan estuari Ariake, Kyushu Barat, Jepang. Penempelan parasit, baik pada jantan maupun betina, dicatat dengan indikasi pembengkakan ruang insang. Efek penempelan parasit terhadap keragaan reproduktif udang betina diukur dengan membandingkan indek perkembangan ovari betina berparasit, betina tidak berparasit, dan total betina keseluruhan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penempelan parasit pada jantan lebih tinggi dibandingkan pada betina, meskipun nisbah kelamin memperlihatkan lebih banyak betina dibandingkan jantan. Indeks perkembangan ovari menunjukkan bahwa efek penempelan parasit terhadap keragaan reproduktif lebih bersifat individual.Kata kunci: parasit bopyrid, udang lumpur, callianassidae, pantai berpasir, perairan estuari Ariake, Kyushu.
(Nisbah Kelamin pada Populasi Nihonotrypaea japonica (Ortmann, 1891) (Decapoda: Thalassinidea: Callianassidae), yang Berasal dari Mulut Sungai Shirakawa, Bagian Tengah Perairan Estuari Ariake, Kyushu Barat, Jepang) Yusli Wardiatno
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 11 No. 1 (2004): Juni 2004
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.6 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di sebuah pantai intertidal berpasir yang terbentuk di muara Sungai Shirakawa, pada wilayah tengah perairan estuary Ariake Sound, Kyushu Barat, Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas nisbah kelamin populasi Nihonotrypaea japonica dari sudut pandang ilmu biologi. Pengambilan contoh dilakukan selama 21 kali saat pasang purnama selama periode antara tanggal 20 April 1999 sampai 18 April 2000. Dengan mengacu pada jarak waktu sampling, penelitian ini terbagi atas 2 bagian: (1) antara 20 April – 22 November 1999, pengambilan contoh dilakukan setiap 2 minggu sekali, dan (2) antara 22 Desember 1999 – 18 April 2000, pengambilan contoh dilakukan satu bulan sekali. Pengumpulan spesimen dilakukan dengan bantuan alat ‘yabby pumps’ pada saat air surut. Contoh yang terkumpul selama penelitian terdiri atas 5 628 betina, 4 385 jantan, dan 346 individu tak teridentifikasi jenis kelaminnya, sehingga nisbah kelamin secara keseluruhan bias ke betina. Namun demikian, dengan membagi populasi ke dalam beberapa kelas ukuran, ada pola nisbah kelamin yang terlihat, dan pola ini nampaknya berkaitan dengan aspek biologi reproduksi udang tersebut.Kata kunci: nisbah kelamin, udang lumpur, thalassinidea, callianassidae, Nihonotrypaea japonica, AriakeSound.
Co-Authors . Ahyar . Erwyansyah . Zairion Abd Saddam Mujib Abdul Hamid Abdul Hamid Abukena, Safrudin La Abukena, Safrudin La Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin ACHMAD FARAJALLAH Achmad Selamet Aku Aditiyawan Ahmad Aditya Herry Emawan Adrian Damora Agus A Hakim Agus Alim Hakim Agus Priyono Agustinus M Samosir Ahmad Muhtadi Akhmad Solihin Akrom Muflih Ali Mahsar Ali Mashar Ali Sarong Aliati Iswantari Alpinina Yunitha Ananingtyas S Darmarini Ananingtyas S Darmarini Anggoro Prihutomo Anna Rejeki Simbolon Anna Rejeki Simbolon Arie Prabawa Ario Damar Asep Sahidin Asep Sahidin Athifah Nurulhafidzah Audra Ligafinza Audra Nur Ayu Annisa Kumalah Ayu, Inna Puspa Bambang Sumartono Beginer Subhan Belade, Jimmy Beni Beni Borbee, Erin Ceanturi, Ardan Charles Parningotan Haratua Simanjuntak Chikarista Irfangi Claritha Madonsa Dafit Ariyanto Dafiuddin Salim Daniel Djoko Setiyanto Daniel Djoko Setiyanto, Daniel Djoko Dedi Soedharma DEDI SOEDHARMA Dedy Eka Syaputra Dewi, Nina Nurmalia Dicky Rachmanzah Diding Sudira Efendi Dietriech Geoffrey Bengen Diini Fitriani Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Dyah Muji Rahayu Endah Sri Rahayu Erin R Nurulhayati Estri Octora Farmelia Etty Riani F Farlina Fifi Widjaja Firman Ali Rahman Fitriana Nazar Fitriani, Diini Fitrina Nazar Forcep Rio Indaryanto Forcep Rio Indaryanto Fredinan Yulianda Frijona Fabiola Lokollo Gatot Yulianto Gelis, Ester R. E. Gilang Rusrita Aida Gladys Peuru Gunawan Pratama Yoga Hadi Supardi Hadi Suryanto Hamdani Rachman Handayani, Luluk D Harpasis S. Sanusi Hartoni . Hartoni ., Hartoni Hawis H Madduppa Hefni Effendi Hendrik Sombo Heriansyah Herman Yulianto Herry Purnomo Hestirianoto, Totok Hulopi, Mahriyana I Wayan Nurjana I Wayan Nurjaya IBNUL QAYIM Ida Bagus Jelantik Swasta Iman Rusmana Inka Destiana Sapitri Irianda, Nadya Jeny Irma Minarti Harahap Irza Arnita nur Isdradjad Setyobudiandi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjat Setyobudiandi Ismudi Muchsin Ita Sualia Iya Purnama Sari Jeane Siswitasari Mulyana Jojok Sudarso Jojok Sudarso, Jojok Joko Santoso Kadarwan Soewardi Katarina Hesty Rombe Khouw, Abraham S Khouw, Abraham S Kintani, Novia Indah Lane, Christopher Luisa Febrina Amalo Luk luk Il Maknuun Luky Adrianto Luluk Dwi Wulan Handayani Lusi Lastria Lusita Meilana Lydia Safriyani Marpaung M Mukhlis Kamal M Zainuri M. Tahmid Made Ayu Pratiwi Majariana Krisanti Makoto Tsuchiya Mardiansyah Mardiansyah, Mardiansyah Marfian Dwidima Putra Martin Ali Iqbal Maulid Wahid Yusuf Mennofatria Boer Mintje Wawo Mintje Wawo Mohammad Mukhlis Kamal Muhamad Radifa Muhamad Suhaemi Syawal Muhammad Aly Muhammad Eidman Muhammad Nur Arkham Muhammad Rifqi MUNTI YUHANA Naila K Aini NAILA KHURIL AINI Nandy Kosmaryandi Nefi Islamiati Neviaty P Zamani NEVIATY PUTRI ZAMANI Niken T.M Pratiwi, Niken T.M Niken Tunjung Murti Pratiwi Noar Muda Satyawan Nurhaya Afifah Nuri Aslami Nurlisa Alias Butet Peter Funch Poppy Yulianti Putri, Vinna Windy Qadar Hasani Rachmad Caesario Rahadiati, Ati Rahman Rahman Rahmat Kurnia Raimundus Nggajo Raimundus Nggajo Rani Nuraisah Refa Riskiana Richardus F. Kaswadji Risa Tiuria Riska Febriana Rudi Alek Wahyudin Rudi Alek Wahyudin Sambas Basuni Sani, L. Mukhsin Iqbal Setyo Handayani Setyo Handayani Shelly Tutupoho Sigid Hariyadi Siti Anindita Farhani Soewardi, Kadarwan Sugeng, Santoso Sutaman, Sutaman Sutrisno, Dewayany Syarviddint Alustco Taryono Taryono Kodiran Taslim Arifin Tri Partono Tri Prartono Tridoyo Kusumastanto Tyas Dita Pramesthy Vella Nurazizah Djalil Wahyu Muzammil Widayati, Kanthi Woro Anggraitoningsih Woro Anggraitoningsih, Woro Yoga, Gunawan Pratama Yona A. Lewerissa Yonvitner - Yoyok Sudarso Yudi Wahyudin Yuni Puji Hastuti Yunita Magrima Anzani Yuyun Qonita Yuyun Sri Wahyuni Zeth Parinding ZETH PARINDING Zuhri, Muhammad Isnan Zulfikar ,