Wini - Trilaksani
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat Telepon (0251) 8622915, Faksimili (0251) 8622916

Published : 74 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Desain Pangan Instan Gizi Khusus Lansia Berbasis Binte Biluhuta Diperkaya Nanomineral Tulang Ikan Bambang Riyanto; Wini Trilaksani; Vegatarani Aulia Azzahra
Jurnal FishtecH Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/fishtech.v9i2.9923

Abstract

Various instant foods for the elderly began to be developed. Binte biluhuta is an indigenous nusantara soup from Gorontalo with the main ingredient are corn and skipjack. The unique characteristic of soup is potential became special food that can be served for elderly, how ever the calcium content that is very low and the presence of oxalic acid still being abstacle. Fish bone was a natural source of calcium. The research objectives were to design special nutrient instant food for elderly based on binte biluhuta indigenous food from Gorontalo enriched with fish bone nanomineral. The research included calcination of fish bones at a temperature of 600 ?C for 6 hours and reduced the size with nanomilling became nanomineral. Binte biluhuta cream soup was designed according to the Recommended daily intake (RDI) of the elderly. Characteristics quality was determined in order to develop microwave cooking. Particle size of nanomineral catfish bone was 70-100 nm, white color and contained 852000 ± 15.08 mg/Kg calcium, phosphorus 146300 ± 43.89 mg/Kg and magnesium 4410 ± 0.44 mg/Kg. Binte biluhuta instant cream soup with rasio of corn and fish 15: 1 served using microwave cooking and fortified 0.84 g nanomineral fish bone from 30 g binte biluhuta instant cream soup, contained 57470.39 ± 57.87 mg/Kg amino acids and 1.08 ± 0.06 mg/Kg oxalic acid. Binte biluhuta instant cream soup as much 30 g can fulfilled the needs of elderly calcium 51.47% and energy 88.65 Kcal.
Karakteristik Glukosamin Hidroklorida Hasil Hidrolisis Kitosan menggunakan Asam dan Ultrasonikasi Bhatara Ayi Meata; Uju Uju; Wini Trilaksani
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v14i2.548

Abstract

Glukosamin adalah suatu bahan organik yang terlibat dalam struktur dan fungsi sendi termasuk glikolipid, glikoprotein, dan proteoglikan. Pengembangan metode produksi glukosamin diperlukan untuk memenuhi kebutuhan glukosamin sebagai suplemen sendi yang semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode produksi glukosamin hidroklorida yang menghasilkan rendemen tinggi dengan waktu produksi yang relatif singkat. Efek ultrasonikasi dan tanpa ultrasonikasi sebagai pretreatment pada hidrolisis asam ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya produksi glukosamin dilakukan dengan ultrasonikasi selama 30 dan 40 menit dan hidrolisis menggunakan asam hidroklorida (HCl) 37 %, dengan rasio 1:9 (b/v) pada suhu 60 dan 80 oC selama 90 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ultrasonikasi memberikan pengaruh nyata terhadap rendemen glukosamin hidroklorida. Ultrasonikasi selama 40 menit dan hidrolisis pada suhu 80 oC menghasilkan rendemen glukosamin tertinggi yaitu70,13±0,67%, kelarutan 96±0,02%, pH 4,1±0,17, Loss on Drying (LoD) 1,00±0,001%,dan Loss on Ignition (LoI) 0,23±0,05%. Spektrum FTIR glukosamin yang dhasilkan menunjukkan kemiripan dengan standar, dengan nilai derajat deasetilasi sebesar 98,58-99,82%. Characteristics of Glucosamine Hydrochloride Produced from Hydrolysis of Chitosan Using Acid and UltrasonicationAbstractGlucosamine is an organic compound involving in structural and function of joints including glycolipids, glycoproteins, and proteoglycans. Development of glucosamine production is needed to meet the increasing of glucosamine demand as a joint supplement. The aim of this study was to acquire a method of glucosamine hydrochloride production which produced high yields with relatively short production time. Effect of ultrasonication and without ultrasonication was determined earlier. Furthermore, glucosamine production was carried out by ultrasonication pretreatment for 30 and 40 minutes and hydrolysis using 37% hydrochloric acid (HCl), with a ratio of 1:9 at 60 and 80 oC for 90 minutes. The result showed that ultrasonication gave a significant effect on the yield of glucosamine hydrochloride. The treatment of hydrolysis chitosan at 80 oC and 40 minutes ultrasonication time produced the highest yield of glucosamine hydrochloride, i.e. 70.13±0.67%, solubility of 96±0.02%, pH value of 4.1±0.17, LoD of 1.00±0.001%, and LoI of 0.23±0.05%. The glucosamine FTIR spectrum showed a similarity to the standard, with the degree of deacetylation of 98.58-99.82%.
Formulasi Tablet Suplemen Spirulina yang Diperkaya dengan Virgin Fish Oil Mata Tuna (Thunnus sp.) Siti Balqis Huriyah; Iriani Setyaningsih; Wini Trilaksani
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.913 KB) | DOI: 10.15578/jpbkp.v14i2.606

Abstract

Suplemen makanan kesehatan di pasaran saat ini sebagian besar terdiri dari satu jenis bahan baku, sehingga berpotensi hanya memiliki satu manfaat. Spirulina diketahui memiliki kandungan protein tinggi tetapi kadar lemaknya rendah, oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pembuatan tablet Spirulina dengan tambahan sumber lain untuk mendapatkan nutrisi lengkap dan seimbang yang sangat diperlukan. Naskah ini melaporkan formulasi Spirulina yang diperkaya dengan mikroenkapsulat virgin fish oil (VFO) mata tuna; yang terdiri dari tiga tahap, yaitu kultivasi Spirulina; preparasi, ekstraksi, dan mikroenkapsulasi VFO mata tuna (Thunnus sp.); serta formulasi tablet. Ada tiga formula dalam hal rasio Spirulina dan mikroenkapsulat VFO mata tuna, yaitu P1 (250:180 mg); P2 (200:230 mg); P3 (150:280 mg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula P3 merupakan formulasi terbaik berdasarkan karakteristik fisik, aktivitas antioksidan (IC50 133,27 ppm), dan kadar lemak 14,67%. Tablet P3 memiliki proporsi asam amino arginin tertinggi (3,30%) dan asam dokosaheksaenoat (18,03%), serta dapat memenuhi 18,6% dari angka kecukupan gizi asam lemak omega-3 untuk wanita hamil trimester pertama. Formulation of Spirulina Supplement Tablets Enriched with Virgin Fish Oil From Tuna (Thunnus sp.)  Eyes AbstractHealth food supplements on the market today mostly consist of one type of raw material, so that potentially they only have one benefit. Spirulina is known to have a high protein content but a low fat content, therefore research on making Spirulina tablets with the addition of other sources to get complete and balanced nutrition is necessary. This paper reports the formulation of Spirulina enriched with tuna eye Virgin Fish Oil (VFO) microencapsulate; that consisted of three stages, namely Spirulina cultivation; preparation, extraction, and microencapsulation of tuna (Thunnus sp.) eye VFO; and tablet formulations. There were three formulas in regards to the ratio of Spirulina and tuna eye VFO microencapsulate, namely P1 (250: 180 mg); P2 (200: 230 mg); P3 (150: 280 mg). The results showed that the P3 formula was considered the best formulation based on physical characteristics, antioxidant activity (IC50 133.27 ppm), and fat content of 14.67%. The P3 tablet had the highest proportion of arginine amino acids (3.30%) and docosahexaenoic acid (18.03%) and can provide 18.6% of the nutritional adequacy rate of omega-3 fatty acids for the first trimester pregnant women. 
PROSES RECOVERY DAN PEMEKATAN BAHAN PENYEDAP DARI LIMBAH CAIR PENGOLAHAN RAJUNGAN DENGAN OSMOSIS BALIK Uju Uju; Bustami Ibrahim; Wini Trilaksani; Tati Nurhayati; Ninik Purbosari
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2009): Desember 2009
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v4i2.450

Abstract

Recovery dan pemekatan bahan penyedap dari limbah cair pengolahan rajungan dilakukan dengan membran osmosis balik. Tekanan transmembran (transmembrane pressure) dan suhu memberikan pengaruh signifikan terhadap fluks permeat (flux permeate). Semakin tinggi suhu maka fluks permeat akan semakin meningkat, sedangkan kenaikan tekanan transmembran hanya dapat meningkatkan fluks pada tekanan kurang dari 7.16 kPa. Sementara itu nilai rejeksi protein selama recovery tidak signifikan dipengaruhi oleh parameter operasi tekanan transmembran, suhu, dan pH. Selama pemekatan berlangsung, fluks mengalami penurunan secara eksponensial. Pada faktor konsentrasi 2,75 dihasilkan konsentrat protein 79% dan Non Protein Nitrogen (NPN) 12%. Kadar asam-asam amino bahan dapat ditingkatkan 2-23 kali dari semula, bahkan asam amino arginin dan sistin yang awaInya tidak terdeteksi pada akhir proses pemekatan terdeteksi masing-masing dengan kadar 0,036 dan 0,025% (b/v).
Penilaian Risiko Semikuantitatif Logam Berat pada Ikan Salmon di Jabodetabek: Semi-Quantitative Risk Assessment of Heavy Metals in Salmon Distributed in Jabodetabek Nindya Hambar Wasisto; Wini Trilaksani; Iriani Setyaningsih
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 2 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(2)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i2.40550

Abstract

Salmon imports continue to rise, while there were indications in some waters of the salmon's origin country that is a potential danger of heavy metals contamination. This phenomenon raises awareness regarding the food safety of salmon consumption, therefore a risk assessment is crucial to be conducted. The purposes of this study were to determine the content of Hg, Pb, and Cd in salmon meat and to assess the risk of heavy metals in salmon consumption in Jabodetabek area. Salmon fish, 132 in total was randomly taken from Tanjung Priok Port, the heavy metal analysis used the Flameless Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry instrument, risk assessment based on the United States Environmental Protection Agency method and risk ranger based on Ross and Sumner, supported by systematic literature review and questionnaires. The heavy metals Hg, Pb, and Cd in salmon were detected at 0.0646±0.0056, 0.0505±0.0446, and 0.0119±0.0006 ppm, respectively, indicating that there were still below the thresholds set by Food and Drug Supervisory Agency of the Republic of Indonesia (0.5;0.2;and 0.1 ppm). The results of the semi-quantitative risk assessment for Hg, Pb, and Cd were 0.0567, 0.0013, and 0.0010 (less than 1) implying that salmon consumption have no a potential risk of hazard. However heavy metals are accumulated in human body, hence, the diet consumption analysis needed to be performed. The risk ranger showed that the estimated risk ranking of heavy metals was in the medium category. Based on the results, it can be concluded that imported and consumed salmon by Jabodetabek residents was still relatively safe.
PENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN LAMA PENGASAPAN TERHADAP KADAR AIR, LEMAK DAN GARAM IKAN NILA (Oreochromis niloticus) ASAP Dr. Christina Litaay; Indra Jaya; Wini Trilaksani; Williandi Setiawan; Ratih Deswati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v14i2.39941

Abstract

Smoking fish is a method of processing to extend the shelf life of the product. To overcome the decline in the quality of tilapia is through a cold smoking process. Cold smoking has a longer shelf life than fish smoked with hot smoking. This study aims to determine the effect of temperature and smoking time on the quality of smoked tilapia using the cold smoking method. The interaction of temperature treatment and smoking time in the smoking process affects the characteristics of the water, fat, and salt content of smoked tilapia. Smoked tilapia produced by a combination of temperature treatment and smoking time has a moisture content of 12.73-20.46%; fat with an average of 16.48-27.17%; and salt by 3.30-4.68%. Temperature treatment of 50-55oC for 48 hours gave a lower moisture content value of 12.73%. The results of this study indicate that differences in temperature and smoking duration affect the moisture, fat, and salt content of smoked tilapia.
Diversification of local products based on Wet Protein Isolate of Catfish (Clarias Sp) as a protein source to prevent stunting Patmawati; Wini Trilaksani; Widati Fatmaningrum; Siti Rahayu Nadhiroh
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.6-12

Abstract

Stunting is a condition of failure to grow and develop in children due to lack of nutritional intake for a long time. This is a major threat in realizing quality Indonesian human resources. The consumption of animal protein in Indonesia is at least 6 kg/capita/day. Therefore, a food diversification program is needed to meet the needs of animal protein, especially those sourced from fish. One of the aquaculture commodities that has a very large opportunity to be developed in the context of fulfilling the nutrition of the Indonesian people is catfish. Therefore, the use of oversized catfish as an ingredient for the manufacture of local products in the form of cendol has the potential to be developed to increase protein content. This study aims to determine the formulation of a dessert (cendol) based on wet protein isolate (surimi) of catfish. The concentration of surimi used in the preliminary study was 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% and 60%. The resulting product is then characterized by organoleptic, chemical, and biological characteristics. The results of the proximate test in the main study showed that the higher the percentage of surimi used, the higher the protein content of cendol products. The results of the commercial cendol proximate test, and surimi-based cendol with the addition of 25%, 30%, and 35% surimi percentages were 1.24%, 4.13%, 4.74% and 5.47%, respectively. During 8 days of storage at 6oC there was a decline in product quality as seen from all test parameters on cendol products.
Purifikasi Minyak Mata Tuna Kaya DHA (Thunnus sp.) dengan Variasi Adsorben : Purification of Fish Oil Tuna Eyes (Thunnus sp.) Rich-DHA with Various Adsorbents Wa Ode Nur Asma La Dia Nur; Wini Trilaksani; Wahyu Ramadhan
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 3 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i3.42794

Abstract

Omega-3 dengan kandungan asam docosahexaenoic (DHA) dan asam eicosapentaenoic (EPA) yang tinggi telah dilaporkan pada by-product dalam berbagai riset dunia selama 10 tahun terakhir. Disisi lain, bahan baku minyak ikan omega-3 di Indonesia umumnya didominasi oleh minyak impor. Uniknya, sumber omega-3 bisa didapatkan dari by-product industri pengolahan perikanan seperti pada mata ikan tuna. Pemanfaatan dari by-product industri pengolahan tuna ini dapat menjadi sumber bahan baku terbarukan juga sebagai upaya penanganan dan pemanfaatan dari by-product perikanan. Namun, kualitas minyak ikan yang dihasilkan dari by-product perikanan umumnya belum memenuhi baku mutu yakni masih tingginya bilangan peroksida. Bilangan peroksida menunjukkan terjadinya oksidasi primer pada minyak ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas berbagai adsorben dengan rujukan riset terdahulu dalam upaya penurunan bilangan peroksida pada minyak mata ikan tuna. Metode penelitian ini menggunakan tiga jenis adsorben yakni magnesol, bentonite, dan zeolite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan netralisasi 16°Be dilanjutkan dengan bleaching menggunakan magnesol mampu menurunkan nilai peroksida 56,62±7,07 meq/kg menjadi 11,28±0,73 meq/kg, bentonite menjadi 35,21±2,81 meq/kg, dan zeolite menjadi 35,65±1,89 meq/kg. Pemurnian minyak mata tuna menggunakan magnesol merupakan perlakuan terbaik dalam menurunkan bilangan peroksida jika dibandingkan dengan adsorben bentonit dan zeolite. Efektivitas penurunan mencapai 80% dalam menurunkan nilai peroksida pada minyak mata ikan tuna.
FORMULASI PANGAN DARURAT COOKIES DENGAN PENGKAYAAN TEPUNG IKAN LELE DAN MINYAK IKAN MATA TUNA Bambang Riyanto; Fahri Sinulingga; Wini Trilaksani; Silva Fauziah; William Vito Krisnawan; La Ode Fitradiansyah; Muhamad Zidan Rahmat
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 12 No 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2938.533 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.12.175-181

Abstract

Pangan lokal berbasis ikan, secara mandiri dikembangkan masyarakat untuk meningkatkan pemenuhan gizi pada lokasi pengungsian. Inovasi tersebut menjadi kearifan lokal akan pangan darurat dan kekayaan asli pangan rakyat. Ikan digunakan karena makanan utama masyarakat, selain kemudahan dalam memperoleh dan juga kandungan proteinnya yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan formula terbaik pangan darurat cookies kaya gizi dengan pengkayaan tepung ikan lele dan minyak ikan mata tuna. Penelitian meliputi pembuatan dan karakterisasi tepung ikan lele, ekstraksi dan karakterisasi minyak ikan mata tuna, serta formulasi, pembuatan dan karakterisasi pangan darurat cookies kaya gizi serta kontribusi gizi pangan darurat cookies kaya gizi yang dihasilkan. Formula terbaik dengan konsentrasi tepung ikan lele 25%. Komposisi kimia pangan darurat cookies kaya gizi terpilih meliputi kadar karbohidrat 67,51±0,05%, kadar lemak 24,72±0,30%, kadar protein 6,11±0,05%, kadar air 1,18±0,22%, dan kadar abu 0,48±0,02%. Kontribusi gizi protein pangan darurat cookies kaya gizi dengan energi 1.805 kkal adalah 12,12% dari total angka kecukupan gizi harian.
KALSIUM OKSIDA CANGKANG KERANG SEBAGAI MATERIAL REAKSI EKSOTERMIS KEMASAN PEMANAS SENDIRI UNTUK PANGAN DARURAT LOKAL Bambang Riyanto; Wini Trilaksani; Nur’afni Rahmaeni
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 14 No 2 (2023): NOVEMBER 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.14.137-147

Abstract

Konsep pangan darurat di Indonesia belum sepenuhnya memperhatikan aspek pemenuhan kecukupan gizi dan model pangan yang sesuai, termasuk potensi pangan lokal. Pengembangan kemasan pemanasan sendiri dengan reaksi eksotermik sebagai respons terhadap tuntutan modern akan kepraktisan dan higienitas masih belum dilakukan. Di sisi lain, terdapat potensi kalsium oksida cangkang kerang sebagai sumber material pemanas eksotermik yang menjanjikan. Penelitian bertujuan menentukan reaktan kalsium oksida yang diperoleh dari limbah cangkang kerang darah untuk digunakan sebagai kemasan pemanasan sendiri dengan reaksi eksotermik pada pangan darurat lokal bubbor paddas. Tahapan penelitian meliputi pembuatan dan penentuan karakteristik bubbor paddas sebagai pangan darurat lokal sesuai asupan harian, kalsinasi kalsium oksida dari cangkang kerang darah, serta perancangan dan penentuan karakteristik kemasan pemanasan sendiri dengan reaksi eksotermik untuk pangan darurat lokal. Bubbor paddas sebagai model pangan darurat lokal yang dihasilkan, memiliki takaran saji 380 g dengan asupan harian 510 kilokalori energi. Kalsium oksida yang diperoleh dari kalsinasi cangkang kerang darah pada suhu 900°C selama 4 jam memiliki kristalisasi yang menghasilkan perubahan energi (entalpi) sebesar -312,20 J/g dan -21,30 J/g, dengan pelepasan panas yang bersifat eksotermik. Melalui perbandingan 1:2 dengan air dan nilai pH 11,68±0,49, kemasan pemanasan sendiri dengan reaksi eksotermik ini mampu menghasilkan panas 6,72 kilojoule atau dapat memanaskan bubbor paddas hingga suhu 28°C setelah menjalani waktu 40 menit untuk mencapai kestabilan suhu.
Co-Authors - Suryahadi . Nurjanah . Uju . Uju Aditya Bayu Hanura Aida Vitayala S Hubeis Anak Agung Gede Sugianthara Anna C. Erungan Arafah, Purnama Arfin Ramadhan Arivai Santosae, Zacky Aula Sakinah Auzi Asfarian Ayu Septi Wulandari Bahukeling, Trukan Sri Bambang - Riyanto Bambang Bambang Bambang Riyanto Bambang Riyanto Bambang Riyanto Bambang Riyanto Bambang Riyanto Bhatara Ayi Meata Bustami Ibrahim Bustami Ibrahim Cahyuning Isnaini, Cahyuning Christy Desta Pratama Daniel R Monintja Deny Tri Prastyo Desniar - - Dewi Mutamimah Dewi Setiyowati Gadi Dita Masluha Dr. Christina Litaay Eko Ruddy Cahyadi Ella Salamah Emma Masruroh Fadli, Rizki Fahri Sinulingga Fahri Sinulingga Fahri Sinulingga Fery Kurniawan Fransiska R Zakaria Frets Jonas Rieuwpassa Gauzi, Sami Gevbry Ranti Ramadhani Simamora Gressty Sari Br Sitepu Hari Cahyono Herlan Widya Utama Hery Susanto Hidayati, Aulia Ikram Abi Hamzah Kurniawan Ima Hani Setiawati Immatul Ulya Indra Jaya Irawan, Azizah Septiyani Iriani Setyaningsih Irzal Effendi Joko Santoso Joko Santoso Kartika, I Wayan Darya Ketut Adnyane Mudite Kustiariyah Tarman La Ode Fitradiansyah Lianny Eka Susyiana Linthin, Retno Dwiputri Luky Adrianto M Hubeis Ma'mun Sarma Maglory Siburian Mala Nurilmala MARIA BINTANG Maria Ivan Budju Niga Mirza Gulam Ahmad Mohammad Zaenuri Mubariq Ahmad Muhamad Zidan Rahmat Muhammad Nabil Muhammad Syamsun Musa Hubeis Nikmawatisusanti Yusuf Nindya Hambar Wasisto Ninik Purbosari Nur’afni Rahmaeni Nurcomariah Nurjanah Nurmaida Nurmaida Oktariza, Wawan Patmawati Patmawati Pipih Suptijah Pramono, Titus Rahmadiana Utami Ratih Deswati Ria Fahleny Rifki Prayoga Aditia Rika Lestari Rolen Yaldivilmon Anabokay Ruddy Suwandi safrina dyah hardiningtyas Santiara Putri Pramestia Santosae, Zacky Arivai sapanli, kastana Satya Mardi Sau, Fatimah Silva Fauziah Silva Fauziah Silva Fauziah Siti Balqis Huriyah Siti Nurbaity Kartika Apriani Siti Rahayu Nadhiroh Sofyan Rahman Sri Purwaningsih Stevi Imelda Murniati Wodi Stevy Imelda Murniati Wodi Subakir, Andi Agus Suciarti Makatita Sugeng Heri Suseno Taryono TATI NURHAYATI Tiftazani, M. Haekal Tri Wahyuningsih Tri Wiji Nurani Tridoyo Kusumastanto Uju Uju Uju Uju Umi Muawanah Utami Dyah Syafitri Vatin Tri Gentini Vegatarani Aulia Azzahra Wa Ode Nur Asma La Dia Nur Wahyu Ramadhan Wahyu Ramadhan Wahyu Ramadhan Wahyu Ramadhan Widati Fatmaningrum Widiarsyah, Farel William Vito Krisnawan Williandi Setiawan Yefni Widria Yopi Nurdiansyah Zacky Ariviaie Santosa