Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perencanaan pembelajaran menulis cerita inspiratif dengan memanfaatkan teks biografi sebagai materi utama, yang dikombinasikan dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) berupa Qwen2.5-Max dan platform digital Seesaw dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis siswa SMK, terutama dalam menyusun teks yang bernilai inspiratif dan struktur narasi yang baik. Pendekatan yang digunakan adalah Project-Based Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning (CTL), yang membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, serta literasi digital. Teks biografi dipilih sebagai sumber utama karena mampu menumbuhkan nilai-nilai karakter, seperti kerja keras, ketekunan, kepemimpinan, dan empati. Selain itu, Qwen2.5-Max dimanfaatkan sebagai asisten kecerdasan buatan (AI) untuk mengeksplorasi informasi biografi dan menyusun struktur tulisan, sedangkan Seesaw digunakan sebagai platform digital untuk mempublikasikan hasil karya siswa dalam bentuk teks maupun video narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul ajar yang dirancang oleh guru Bahasa Indonesia kelas X di SMK Tunas Bangsa Tawangsari telah selaras dengan seluruh komponen struktural kurikulum merdeka, meliputi informasi umum, capaian pembelajaran, profil Pelajar Pancasila, kompetensi awal, sarana dan prasarana (termasuk Qwen2.5-Max dan Seesaw), model pembelajaran (PLB dan CTL), langkah-langkah pembelajaran, asesmen (diagnostic, formatif, dan sumatif), remedial, pengayaan, dan lampiran. Secara subtantif, modul tersebut mengintegrasikan teks biografi teks cerita inspiratif seperti R.A. Kartini, Najwa Shihab, Tere Liye, dan Wikan Sakarinto dalam capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan Profil Pelajar Pancasila untuk menanamkan nilai karakter. Qwen2.5-Max digunakan sebagai alat bantu eksplorasi informasi dan penyusunan struktur narasi, sementara Seesaw berfungsi digunakan sebagai media publikasi digital sekaligus sarana refleksi dan umpan balik. Asesmen dalam modul juga berbasis proyek dan mengacu pada kriteria Profil Pelajar Pancasila, dengan rubric yang menilai aspek linguistic maupun non-kognitif (karaker, kreativitas, kolaborasi). Dengan demikian modul ini tidak hanya selaras secara struktural dengan Kurikulum Merdeka, tetapi jugamewujudkan integrasi holistic antara penguatan literasi menulis, pembentuk karakter, dan literasi digital.