Skabiosis dan otitis eksterna merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh ektoparasit dan sering terjadi pada hewan peliharaan. Kucing yang menderita skabiosis dan otitis eksterna ditandai dengan koreng, kerontokan rambut, garukan, dan kotoran telinga. Tujuan dari makalah ini adalah untuk melaporkan refleks pinnal pedal pada kucing Persia yang menderita skabiosis dan otitis eksterna. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan sisik dan alopesia pada kepala, telinga, leher, dan kaki. Eritrema dan perdarahan juga ditemukan pada leher. Selain itu, terdapat pruritus dengan skor 8/10 (gatal hebat) dan refleks pinnal pedal positif. Ditemukan kotoran telinga yang banyak dan penebalan kulit. Pemeriksaan penunjang meliputi kerokan kulit, usap telinga, dan pemeriksaan hematologi. Kerokan kulit menunjukkan tungau Notoedres cati, dan usap telinga menunjukkan Otodectes cynotis. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan anemia, leukositosis, dan granulositosis pada hewan yang terinfeksi. Kucing kasus diobati dengan ivermectin, difenhidramin HCl, klorfeniramin maleat, VCO, dan fero glukonat. Kucing kasus menunjukkan pemulihan setelah 14 hari terapi, ditandai dengan tidak adanya pruritus, tidak adanya refleks pinne-pedal, tidak adanya alopecia, tidak adanya perdarahan, dan tidak adanya sisik. Kucing kasus dimandikan setidaknya dua kali sebulan, dan suntikan ivermectin ulang diberikan 7 hari setelah pemberian awal.