Claim Missing Document
Check
Articles

Peranan Raja Faisal Bin Abdul Aziz Al-Saud dalam Mempertahankan Kedaulatan Wilayah Palestina (1930-1975) Diman, Muhammad Wardiman; Susmihara; Suraya Rasyid; Abu Haif
Rihlah : Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Vol 12 No 02 (2024): History and Culture
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/rihlah.v12i02.50349

Abstract

Penelitian ini mengkaji peran seorang tokoh dengan judul "Peran Raja Faisal bin Abdul Aziz dalam Mempertahankan Kedaulatan Wilayah Palestina (1930-1975)". Raja Faisal merupakan pemimpin Negara Arab Saudi yang telah melakukan berbagai upaya untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Yahudi. Penelitian ini meliputi penelitian sejarah dengan menggunakan heuristik, kritik sumber, tahapan interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan Raja Faisal berupa menyapa sahabat dari negara-negara Arab untuk membantu rakyat Palestina dalam perjuangan mempertahankan wilayahnya. Upaya lainnya adalah melakukan diplomasi politik melalui berbagai jalur, seperti PBB, OKI, Rabitahah al-Alam al-Islami, OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak), dan melakukan kontak langsung dengan para pemimpin organisasi di Palestina. Selain itu, Raja Faisal juga memberikan bantuan keuangan dan persenjataan kepada Palestina. Oleh karena itu, Raja Faisal merupakan tokoh Islam asal Arab Saudi yang memiliki peran penting dalam mempertahankan kedaulatan wilayah Palestina.
ISLAM DAN SPIRITUALITAS MANUSIA BUGIS Supratman; Hasaruddin; Susmihara
JURNAL ILMU BUDAYA Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal IlmuBudaya
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34050/jib.v12i2.36078

Abstract

Makalah ini mengkaji hubungan antara Islam dan spiritualitas manusia Bugis, dua elemen yang telah membentuk identitas dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan selama berabad-abad. Sejarah Islam di Sulawesi Selatan menunjukkan proses akulturasi yang dinamis, di mana ajaran Islam tidak hanya diadopsi tetapi juga disesuaikan dengan nilai-nilai dan tradisi lokal. Melalui perdagangan, dakwah, dan hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Islam menjadi bagian integral dari budaya Bugis. Spiritualitas manusia Bugis, yang berakar pada nilai-nilai seperti siri’ (kehormatan), ada tongeng (kata-kata yang jujur), lempuk (kejujuran), getteng (ketabahan), sipakatau (saling menghormati), dan mappesona ri dewata seuwae (tunduk pada kehendak Tuhan), menunjukkan bagaimana identitas spiritual dan moral mereka terbentuk. Proses ini memperlihatkan toleransi agama yang tinggi dan interaksi yang harmonis antara Islam dan budaya lokal. Dengan demikian, makalah ini menyoroti pentingnya memahami identitas yang kompleks dan beragam dalam masyarakat Sulawesi Selatan, di mana sejarah, agama, dan budaya berperan dalam membentuk identitas kolektif yang kaya dan dinamis.
Perang Proxy Dalam Konflik Yaman Adriani Adriani; Hasaruddin Hasaruddin; Susmihara Susmihara
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 4: Juni 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i4.3911

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan latar belakang terjadinya perang Proxy dalam konflik Yaman. Metode penelitian yang digunakan yaitu dikaji literatur dari berbagai sumber yang relevan dengan topik pembahasan yaitu Perang Proxy dalam konflik Yaman. Hasil penelitian dan pembahasannya yaitu Perang Yaman dimulai pada tahun 2015 akibat konflik yang melibatkan pemerintahan Yaman dan kelompok bersenjata Houthi. Keduanya sama-sama mengklaim sebagai pemerintahan resmi Yaman. Saat ini kelompok Houthi berada dan mengendalikan ibu kota Sana’a, bersekutu dengan pasukan yang masih tetap setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan telah bentrok dengan pasukan yang juga setia kepada Hadi di Aden. AQAP (Al-Qaeda in the Arabian Peninsula) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIS) terlibat di dalam perang. AQAP menguasai wilayah-wilayah yang berada di pedalaman dan sepanjang bentang pesisir pantai. Perang Saudara Yaman (2015-sekarang) merupakan salah satu konflik yang dijuluki “krisis kemanusiaan terburuk” oleh PBB di tahun 2018 (PBB 2018). Perang Proxy dalam Konflik di Yaman saat ini banyak menelan korban yang tidak sedikit sebanyak lebih dari 70.000 jiwa (ACLED 2019) dan lebih dari 3 juta penduduk Yaman harus mengungsi (unrefugees.org 2019), dengan situasi perang di Yaman yang melibatkan serangan udara dan blokade-blokade membuat semakin sulitnya mencari penghidupan di daerah-daerah asal para pengungsi tersebut. Serangan Houthi yang bersekutu dengan pasukan militer yang tetap setia kepada Ali Abdullah Saleh, mulai melakukan penyerangan ke Gubernuran Lahij pada 22 Meret 2015. Sampai pada akhirnya di 25 Maret, Lahij berhasil dikuasi oleh Houthi dan menguasai pinggiran Aden. Pada saat yang sama, Presiden Yaman melarikan diri dari Yaman. Negara-negara di Teluk Arab yang dipimpin oleh negara Arab Saudi melakukan kampanye. isolasi ekonomi dan serangan udara terhadap kelompok Houthi. Kampanye tersebut didukung oleh Amerika Serikat.Setelah kampanye yang dilakukan oleh militer Koalisi Arab, Hadi membatalkan pengunduran dirinya dan memutuskan kembali ke Aden pada September 2015 dan pertempuran masih terus berlanjut sejak saat itu. PBB tidak tinggal diam. Mereka melakukan pembicaraan damai dan berperan sebagai penengah antara gerilyawan Houthi dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional. Akan tetapi pembicaraan tersebut terhenti pada 2016. Terdapat laporan jika pada Desember 2017, Hadi telah berada di pengasingan di Arab Saudi. Pada Juli 2016, kedua kelompok yang saling bersekutu yakni kelompok Houthi dan pemerintah mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang digulingkan pada 2011 setelah hampir 30 tahun berkuasa, mengumumkan bahwa telah terbentuk dewan politik untuk memerintah Sana’a dan sebagian besar Yaman Utara. Perang Yaman semakin parah dengan adanya intervensi kekuatan regional dari Iran dan negara-negara di teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi. Arab Saudi membentuk koalisi negara Arab untuk mengalahkan kelompok Houthi di Yaman pada tahun 2015. Sedangkan Amerika Serikat secara teratur melakukan penyerangan pada al-Qaeda dan ISIS di Yaman menggunakan serangan udara. Tidak hanya itu, Amerika Serikat juga mengirim sejumlah kecil pasukannya di lapangan.
Implikasi Perang Salib Antara Hubungan Islam Dan Kristen Pada Abad Pertengahan Sudarmi Sudarmi; Hasaruddin Hasaruddin; Susmihara Susmihara
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 5: Agustus 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i5.4011

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan latar belakang sejarah Perang Salib dan pengaruhnya terhadap kemajuan kebudayaan Islam. Pertempuran ini bermula karena Islam telah menduduki beberapa kota dan tempat suci Kristen sejak tahun 632 Masehi. Pasukan Kristen memanfaatkan salib sebagai simbol untuk menunjukkan kesucian konflik dan tujuannya membebaskan kota suci Baitul Maqdis (Yerusalem) dari umat Islam. Perang salib yang berpusat di wilayah sekitar Yerusalem, akhirnya meluas ke sejumlah wilayah yang cukup besar dan terjadi antara tahun 1096 hingga 1291 Masehi. Awal Abad Pertengahan Pertempuran yang dikenal sebagai "Perang Salib" dan invasi Mongol ke tanah Islam menandai dimulainya interaksi antara Kristen dan Islam. Umat ​​​​Kristen memasuki wilayah di bawah kekuasaan Islam sebagai akibat dari pertempuran ini. Setelah itu, umat Kristiani mengalami kemajuan ketika mereka mulai mempelajari ilmu-ilmu Islam. Umat ​​​​Kristen di Eropa memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan Islam untuk memperkenalkan dan menyebarkannya ke seluruh Eropa. Selain itu, umat Kristen di Spanyol menggulingkan pemerintahan Islam, yang pada akhirnya menyebabkan pemberantasan Islam di negara tersebut. Meskipun demikian, hubungan baik Kesultanan Utsmaniyah antara Kristen dan Islam masih terlihat jelas berkat penerapan kebijakan toleransi. Keadaan ini berlanjut hingga awal tahun 1800-an. Kebangkitan imperialisme Barat yang disertai kekerasan di negara-negara Islam tertentu sekali lagi telah memperburuk hubungan antara Islam dan Kristen.
Penindasan Rohingya sebagai Warisan Kolonialisme dan Dampak Islamofobia Maulana Maulana; Susmihara Susimahara; Hasaruddin Hasaruddin; Mukhtar Galib
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 5: Agustus 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i5.4012

Abstract

Penelitian ini menginvestigasi akar penyebab penindasan terhadap Rohingya di Myanmar dengan mempertimbangkan sejarah kolonialisme, politik internal, dan narasi Islamofobia. Melalui tinjauan literatur yang mendalam, penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang saling terkait yang memengaruhi penindasan terhadap Rohingya. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif terhadap teori-teori kolonialisme dan Islamofobia serta penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah kolonialisme Inggris di Myanmar telah menciptakan landasan struktural yang memperkuat ketidaksetaraan etnis, sementara narasi Islamofobia digunakan untuk membenarkan tindakan diskriminatif terhadap Rohingya. Interaksi antara faktor-faktor ini memperkuat kondisi yang memungkinkan penindasan terhadap Rohingya terus berlanjut di Myanmar. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang akar penyebab konflik ini sangat penting untuk merumuskan strategi yang efektif dalam mengakhiri penindasan terhadap Rohingya dan mempromosikan perdamaian serta keadilan di Myanmar.
Kontribusi KH Ahmad Dahlan dalam Reformasi Pendidikan Islam dan Transformasi Sosial di Indonesia Abdul Chadjib Halik; Susmihara Susmihara; Hasaruddin Hasaruddin
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 5: Agustus 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i5.4410

Abstract

Penelitian ini mendalami kontribusi KH Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah dalam reformasi pendidikan Islam dan transformasi sosial di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menyelidiki berbagai program pendidikan yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dan dampaknya terhadap masyarakat. Metode penelitian melibatkan wawancara mendalam dan observasi partisipatif untuk mengumpulkan data primer, serta analisis dokumen untuk mendukung data sekunder. Temuan utama menyoroti bahwa Muhammadiyah tidak hanya berperan sebagai penyampai pendidikan Islam yang inklusif dan modern, tetapi juga sebagai pendorong nilai-nilai sosial seperti keadilan dan kesetaraan di Indonesia. Implikasi temuan ini menyarankan pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih berbasis nilai-nilai Islam dan penelitian lanjutan dengan pendekatan kuantitatif untuk mengukur dampak secara lebih objektif. Penelitian ini memberikan pandangan yang mendalam tentang peran Muhammadiyah dalam membentuk masyarakat yang adil, berdaya saing, dan bermoral di era kontemporer Indonesia.
Dampak Kolonialisme Barat Terhadap Dunia Islam Pada Abad Ke-17 Hingga Ke-19: Analisis Sejarah dan Implikasi Kontemporer Abdul Chadjib Halik; Hasaruddin Hasaruddin; Susmihara Susmihara
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 5: Agustus 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i5.5134

Abstract

Kolonialisme Barat pada abad ke-17 hingga ke-19 membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan dunia Islam, termasuk ekonomi, sosial, politik, budaya, dan agama. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak tersebut serta implikasi jangka panjangnya. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis historis dan komparatif, data dikumpulkan dari sumber-sumber primer dan sekunder dan dianalisis secara deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan perubahan besar dalam struktur ekonomi, seperti pengenalan tanaman komersial di Mesir dan Sistem Tanam Paksa di Indonesia. Dampak sosial mencakup ketegangan dan perpecahan akibat kolaborasi elite lokal dengan penjajah. Aspek politik menunjukkan penggantian kekuasaan lokal dengan administrasi kolonial. Pengaruh budaya terlihat dari pengenalan sistem pendidikan Barat yang mengikis tradisi lokal, sementara dalam aspek agama, upaya misionaris Kristen menimbulkan ketegangan antar komunitas. Temuan ini menekankan pentingnya memahami konteks sejarah untuk kebijakan yang lebih adil dan efektif. Kesadaran sejarah dan pendidikan inklusif sangat penting untuk mengatasi warisan kolonialisme dan membangun masyarakat harmonis di dunia Islam. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi literatur tentang kolonialisme dan menawarkan wawasan berharga tentang dinamika sosial, politik, dan ekonomi di dunia Islam saat ini.
Mallekke’ Toja: Pengambilan Air dari Tujuh Sumur Arajang di Kabupaten Bone Hesti Andriani; Susmihara Susmihara; Hasaruddin Hasaruddin
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i1.6652

Abstract

Studi ini mendokumentasikan kekayaan budaya lokal yang selama ini tersembunyi di Kabupaten Bone. Ini akan membantu pemerintah lokal untuk lebih memperhatikan keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia dengan mendukung dan mendorong pertumbuhan budaya di seluruh Indonesia di era globalisasi, khususnya di Kabupaten Bone. Diharapkan penelitian ini akan memberi tahu masyarakat luas bahwa masyarakat setempat memiliki banyak pesona budaya yang patut dilihat oleh dunia. Fokus penelitian ini adalah eksistensi dan perkembangan budaya di tengah arus modernisasi. Data dikumpulkan melalui observasi, rekam, catat, dokumentasi, dan wawancara dengan analisis deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi dan perkembangan ritual mallekke’ toja dapat dilakukan dengan cara yaitu: Pelestarian melalui generasi muda, adaptasi dengan teknologi dan media sosial, penyelenggaraan acara kebudayaan oleh pemerintah dan komunitas, integrasi dengan kegiatan kehidupan modern, makna sosial dan spiritualitas yang relevan, pemberdayaan komunitas adat, kesadaran global tentang pentingnya pelestarian budaya.
Palestina dalam Pusaran Sejarah dan Solidaritas Umat Islam: Palestine in the Vortex of History and Muslim Solidarity Azwar, Azwar; Abd. Rahim Yunus; Susmihara, Susmihara
DIRASAH: Jurnal Kajian Islam Vol 2 No 3 (2025): DIRASAH: Jurnal Kajian Islam
Publisher : Litera Academica Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Israel-Palestine conflict is one of the most complex and prolonged issues in modern history, particularly within the context of the Islamic world. This study aims to examine the historical roots of the establishment of the state of Israel and the loss of Palestinian sovereignty, explain the main dynamics of the conflict from the 20th century to the present, analyze the response of the Islamic world, and evaluate the various efforts made toward conflict resolution. Using a descriptive-qualitative method and a historical approach, this research relies on literature review from academic works, official documents, and other credible sources. The findings show that the conflict is rooted in colonialism, the Zionist project, and Western policies following the fall of the Ottoman Caliphate. The declaration of the establishment of Israel in 1948 marked the beginning of open conflict and a humanitarian tragedy for the Palestinian people. The Islamic world generally demonstrates moral and religious solidarity with Palestine, though concrete actions among Islamic countries often lack unity. Peace efforts made over the past decades have frequently faced obstacles due to political interests and power imbalances. Therefore, a comprehensive understanding of this conflict requires a historical, political, and humanistic approach in order to promote a just and sustainable resolution for all parties involved.
Kekaisaran Utsmani hingga Era Erdoğan: Jejak Perubahan Identitas Islam dalam Sejarah Turki: The Ottoman Empire to the Erdoğan Era: Traces of Change in Islamic Identity in Turkish History Andi Wawan Mulyawan; Abd. Rahim Yunus; Susmihara, Susmihara
DIRASAH: Jurnal Kajian Islam Vol 2 No 3 (2025): DIRASAH: Jurnal Kajian Islam
Publisher : Litera Academica Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to examine the historical and ideological transformation of Turkey, from the Ottoman Empire as a symbol of Islamic glory to the Republic of Turkey founded on secular principles. The study covers the origins and development of the Ottoman Empire, the internal and external factors leading to its collapse, the ideas and reforms of Mustafa Kemal Atatürk, the forms of secularization implemented in state life, the resilience of Islamic values amid the tide of secularism, the impact of secularization on Turkish society, and the contemporary dynamics between secularism and the resurgence of Islamism. This research employs a descriptive qualitative method with historical and analytical approaches. The historical approach traces the journey of the Ottoman Empire until its fall and the establishment of the modern Turkish Republic, while the analytical approach is used to assess secularization policies and their impacts on society. The findings reveal that Turkey has undergone major transformations in its political, social, and cultural systems. Although secularism has been thoroughly applied, Islamic identity has persisted and continues to flourish within society. The process of secularization has succeeded in driving rapid modernization, yet it has also generated tensions between the state and religious groups. In the contemporary context, Turkey serves as a battleground between Atatürk’s legacy of secularism and the growing aspirations of Islamism expressed through democratic means.