Claim Missing Document
Check
Articles

MEKANISME PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL MELALUI PENDEKATAN KEWILAYAHAN (STUDI KASUS ANTARA PEKERJA DI KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI) Fadil, Moh; Hasan, Haslita Rahmawati; Muis, Arifuddin Abd.; Juraid, Juraid
Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia) Vol 10, No 3 (2025): VOLUME 10 NUMBER 3 SEPTEMBER 2025
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpipsi.v10i3.6911

Abstract

Penelitian ini membahas konflik sosial yang terjadi antara para pekerja di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, yang dipicu oleh kesalahpahaman, perbedaan kepentingan, dan lemahnya komunikasi antar kelompok. Peneliti menggunakan pendekatan kewilayahan sebagai metode penyelesaian konflik, dengan mempertimbangkan kondisi sosial, budaya, dan geografis wilayah setempat. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi terhadap tokoh masyarakat, pemerintah, dan perwakilan pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian konflik dilakukan melalui kerjasama lintas sektor, seperti pembatasan kegiatan kelompok tanpa izin dan penguatan peran tokoh kerukunan. Peran pemerintah sangat penting dalam mediasi dan pengawasan sosial, terutama melalui regulasi dan komunikasi lintas etnis. Pendekatan kewilayahan terbukti efektif dalam menciptakan suasana damai dan mencegah konflik serupa terulang kembali.
Kebijakan Pemerintah Sulawesi Tengah terhadap Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini Latief, Juraid Abdul; Amrullah, Amrullah; Awalunisah, Sita
Bomba: Jurnal Pembangunan Daerah Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bertujuan membahas bagaimana kebijakan Pemerintah Sulawesi Tengah terhadap pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini.PAUD. Metode penulisan yang digunakan adalah bersifat konseptual yang bersumber dari buku, bahan bacaan lain, dan pengamatan yang berkenaan dengan upaya pengembangan pendidikan anak usia dini di Sulawesi Tengah. Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan dan membangun pendidikan anak usia dini adalah program pengadaan satu PAUD satu desa. Untuk mewujudkan program tersebut, pemerintah daerah melakukan rekrutmen SDM pendidik PAUD dan bersama masyarakat mengadakan sarana dan prasarana pendidikan. Satu hal yang sangat mendukung kebijakan pembangunan PAUD di Sulawesi Tengah adalah terpilihnya Bunda PAUD Sulawesi Tengah sebagai Bunda Paud Nasional pada Tahun 2016. Berdasarkan paparan tersebut dapat ditegaskan bahwa kebijakan pemerintah Sulawesi Tengah terhadap pembangunan PAUD telah menujukkan hasil yang baik, namun tetap disadari bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki, baik oleh masyarakat maupun yang dibangun pemerintah masih belum memadai. Demikian juga mengenai tingkat kesejahteraan tenaga pendidik PAUD di Sulawesi Tengah masih belum memenuhi harapan. Untuk mewujudkan peningkatan mutu dan jumlah PAUD di Sulawesi Tengah ke depan, maka harus ada komitmen pemerintah untuk mengayomi kesadaran masyarakat terhadap pentingya pendidikan anak usia dini.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak Usia Dini di Sulawesi Tengah Latief, Juraid Abdul; ., Amrullah; Awalunisah, Sita
Bomba: Jurnal Pembangunan Daerah Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper aims to discuss how the gross participation of early childhood education in Central Sulawesi. The writing method used is conceptual in nature which is sourced from books, news, other reading material and observations that are related to the government's efforts in developing early childhood education in Central Sulawesi. The government's efforts in participating in improving early childhood education in 2011-2017 are very significant. In 2011, the Rough Participation Rate was still 42.82%, 2012 rose to 55.12%, 2013 to 63.20%, then 2014 rose again to 76.41%, then 2015 has reached 85.41% and 2016-2017 has reached 88.12%. Furthermore, it can be seen in the data of the ministry of education and culture of the secretariat general of the education and cultural data and statistics centers in 2018 and 2019, Central Sulawesi has achieved a gross participation rate in the Ministry of Education and Culture Early Childhood Education 32.41 while the Ministry of Education and Culture is added by the Ministry of Religion 34.14. From these figures it can be seen that Central Sulawesi's Early Childhood Rough Participation Rate has declined over the past 2 years. But the Central Sulawesi government continues to strive to increase the development of Early Childhood Education in Central Sulawesi. Keywords: Participation Rough Early Childhoood Education, Early Childhood Education Central Sulawesi
Resilience as a Socially Embedded Process in Cervical Cancer Care: A Qualitative Study Herdhana Suwartono; Juraid Abdul Latief; Achmad Herman; Muhammad Ryman Napirah
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 8 No. 10: OCTOBER 2025 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v8i10.8667

Abstract

Introduction: Cervical cancer continues to pose significant health and psychosocial challenges in low- and middle-income countries. This study aimed to explore how women with cervical cancer and their caregivers construct resilience in the face of illness, focusing on the roles of emotional, informational, and spiritual supports. By examining these dimensions, the study contributes to a deeper understanding of resilience as a socially embedded process shaped by cultural frameworks and clinical interactions. Methodology: A qualitative research design was employed, drawing on in-depth interviews with women diagnosed with cervical cancer and one caregiver at a referral hospital in Indonesia. Informants were selected purposively to capture diverse illness trajectories, and thematic analysis was applied to verbatim transcripts. Analytical rigor was ensured through triangulation, iterative coding, and interpretive synthesis. Results: Findings indicate that resilience is not a fixed personal trait but a negotiated and dynamic process. Emotional reassurance from family and colleagues, clear and compassionate communication by clinicians, and the grounding of experiences in spirituality and religious practices all facilitated adaptation and treatment adherence. At the same time, resilience revealed ambivalence: moralized expectations of being a “good patient” encouraged compliance but risked silencing distress, while some informants engaged in resistance through treatment hesitation or refusal. Interpreting these findings through subjectivation, psychological, and ecological lenses illustrates that resilience is discursively produced, individually enacted, and structurally conditioned. Conclusion: This study concludes that resilience in cervical cancer care is best understood as a culturally embedded and multi-layered phenomenon. Its implications underscore the need for context-sensitive psychosocial oncology practices that integrate family support, culturally grounded spiritual care, and dialogic communication. By situating Indonesian experiences within broader international debates, the research contributes new insights to global psycho-oncology scholarship and highlights avenues for future inquiry, including longitudinal research and the development of culturally validated assessment tools.