Claim Missing Document
Check
Articles

PENAMPILAN FENOTIPIK 2 GALUR JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOLKHISIN Kusumaning Ayu Putri Winaryo; Arifin Noor Sugiharto; Ainurrasjid Ainurrasjid
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produktivitas jagung dilakukan dengan pemuliaan tanaman. Baru-baru ini, kegiatan yang dilakukan adalahmenginduksi mutasi poliploidi dengan menggunakan kolkhisin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kolkisin terhadap fenotipik 2 galur jagung (Zea mays L.) generasi M1 pada fase vegetatif. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2014 di desa Ampeldento,Malang. Penelitian ini terdiri dari 2 galur jagung (SM dan SH), 3 konsentrasi kolkishin (0 ppm, 400 ppm dan 800 ppm). Perlakuan kolkhisin pada tanaman jagung memberikan pengaruh perubahan penampilan pada karakter tinggi tanaman, lingkar batang, umur berbunga warna daun tapi tidak mengakibatkan perubahan pada warna koleoptil dan warna bunga.Perlakuan kolkhisin 400 ppm memberikan perubahan panjang daun galur 1 dan galur 2, lebar daun galur 2, jumlah daun galur 1, panjang stomata galur 1.Perlakuan kolkhisin 800 ppm memberikan perubahan panjang daun,  lebar daun, jumlah daun, lebar stomata dan kerapatan stomata pada galur 1, panjang stomata galur 1 dan galur 2. Kata Kunci: Galur, Jagung, Kolkisin dan Fenotipik
IDENTIFIKASI PERUBAHAN FENOTIP PADA EMPAT GALUR INBRED JAGUNG PAKAN (Zea mays L.) AKIBAT PERLAKUAN KOLKISIN Prihanti Panditia Kamukten; Arifin Noor Sugiharto; Nur Basuki; Darmawan Saptadi
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 3 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Induksi poliploidi pada tanaman dengan mutagen kimiawi kolkisin memberikan peluang bagi peningkatan produksi jagung pakan yang sampai saat ini masih belum dapat terpenuhi di Indonesia. Perlakuan kolkisin pada tanaman diharapkan dapat meningkatkan dosis gen sehingga tanaman memiliki penampilan yang lebih baik dan produksi yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan fenotip pada empat galur inbred jagung pakan (Zea mays L.) akibat perlakuan kolkisin. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai September 2014 di Laboratorium Sentral Jurusan Budidaya Pertanian FP-UB dan lahan yang bertempat di Desa Ampel Dento, Karangploso, Malang. Penelitian ini menggunakan empat genotip jagung pakan, yaitu SM (G1), SH (G2), SJB (G3) dan SF (G4). Pada masing-masing genotip diberi dua perlakuan, yaitu kontrol (K0) dan kolkisin (K1). K0 ialah kecambah jagung yang direndam dalam aquades (0 ppm kolkisin) selama 12 jam dan K1 ialah kecambah jagung yang direndam dalam larutan kolkisin 400 ppm selama 12 jam. Penelitian menggunakan metode single plant dan pengamatan dilakukan pada seluruh individu tanaman. Data kualitatif dianalisis menggunakan pendekatan statistika deskriptif, sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan uji t-Student pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 400 ppm dapat menyebabkan perubahan fenotip di sebagian besar karakter tanaman pada keempat genotip. Perubahan fenotip yang muncul bersifat spesifik genotip.
PENGARUH PEMBERIAN KOLKISIN TERHADAP PENAMPILAN FENOTIP GALUR INBRIDA JAGUNG PAKAN (Zea mays L.) PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF Evi Nur Aili; Arifin Noor Sugiharto
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 5 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi hasil pada tanaman di kendalikan oleh banyak gen (poligenik). Semakin banyak gen pada tanaman maka akan meningkatkan hasil produksi. Dosis gen dapat ditingkatkan atau diperbanyak dengan menggunakan kolkisin. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian kolkisin terhadap penampilan fenotip galur inbrida jagung pakan (Zea mays L.) pada fase pertumbuhan vegetatif. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Kedua galur jagung di tanam di desa Ampeldento, Karangploso, Malang. Penelitian menggunakan 2 galur (G1 dan G2) dan 3 taraf konsentrasi kolkisin (0 ppm, 400 ppm dan 600 ppm). Karakter kuantitatif  yang diamati adalah jumlah tanaman yang tumbuh, tinggi tanaman, lingkar batang,  jumlah daun, panjang daun, lebar daun, jumlah stomata, panjang stomata, lebar stomata, umur berbunga jantan dan umur berbunga betina. Sedangkan karakter kualitatif yang diamati adalah warna daun. Hasil penelitian menunjukan perlakuan kolkisin memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah tanaman yang tumbuh, tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah daun, jumlah stomata, panjang stomata, lebar stomata, umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan warna daun. Hasil ini dapat dijadikan acuan awal bahwa perlakuan kolkisin diduga efektif mempengaruhi mutasi atau merubah ploidi jagung dan dilakukan pengamatan kromosom galur untuk memperjelas ploidi yang akan dilakukan pada penelitian selanjutnya.
EFEK POLLEN TETUA JANTAN PADA PERSILANGAN BEBERAPA GALUR JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENAMPILAN DAN KARAKTER TONGKOL Hendro Trihatmojo; Andy Soegianto; Arifin Noor Sugiharto
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persilangan merupakan salah satu cara untuk menimbulkan keragaman genetik yang diperlukan di dalam program pemuliaan tanaman jagung. Pada pewarisan sifat, ekspresi gen hasil persilangan dari tetua jantan dan tetua betina baru dapat diekspresikan pada generasi berikutnya. Namun adanya efek polen jantan atau xenia, hasil persilangan dapat diekspresikan secara langsung pada organ tetua betina saat persilangan.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pollen tetua jantan  pada beberapa galur jagung terhadap penampilan dan karakter tongkol. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada ketinggian 303 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah alfisol, suhu minimal berkisar antara 18-21ºC, suhu maksimal berkisar antara 30-33ºC. Analisis data kuantitatif  menggunakan uji t independen sedangkan data kualitatif untuk karakter tongkol dilakukan dengan pemberian persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BISI 222 sebagai tetua jantan memberikan efek tetua pollen jantan pada beberapa parameter, yakni pada diameter tongkol, bobot tongkol, jumlah biji, bobot 100 biji. Kombinasi persilangan antara tetua jantan dan betina  menghasilkan bentuk biji yang dominan dent. Hasil persilangan menunjukkan bahwa warna biji oranye dominan terhadap warna kuning.
PENGARUH WAKTU POLINASI DAN UMUR POLEN TERHADAP HASIL BENIH TERONG HIJAU (Solanum melongena L.) HIBRIDA Yanik Yanik; Arifin Noor Sugiharto; Respatijarti Respatijarti
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terong (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayuran yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 2011 produktivitas terong di Indonesia 9,94 ton/ha, padahal potensi dapat mencapai 40 ton/ha. Upaya peningkatan produktivitas dilakukan dengan menyediakan benih terong hibrida. Kendala dalam pelaksanaan polinasi terong hibrida adalah waktu polinasi dan ketersediaan polen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi antara waktu polinasi dan umur polen, serta mengetahui pengaruh penundaan waktu pollinasi dan umur polen terhadap hasil benih terong hijau  hibrida. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAKF) yang diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara waktu polinasi dan umur polen ditunjukkan pada bobot biji kering per buah, bobot biji kering per tanaman dan jumlah biji per buah. Penundaan waktu polinasi 24 jam setelah emaskulasi dan 48 jam setelah emaskulasi menghasilkan bobot biji kering per buah, bobot biji kering per tanaman dan jumlah biji per buah lebih banyak. Umur polen 2 hari menghasilkan bobot 1000 biji lebih tinggi sedangkan umur polen 0 hari dan  1  hari  menghasilkan bobot  biji  kering per buah, bobot biji kering per tanaman dan jumlah biji per buah lebih banyak.
ANALISIS KEKERABATAN 22 GALUR KACANG BOGOR (Vigna subterranea L. Verdcourt.) MENGGUNAKAN TEKNIK RAPD (RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA) Ika Dyah Saraswati; Kuswanto Kuswanto; Damanhuri Damanhuri; Arifin Noor Sugiharto
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif diversifikasi pangan dalam kelompok kacang-kacangan karena nilai gizinya tidak kalah dengan jenis kacang-kacangan lainnya. Pengembangan dan perbaikan produksi kacang bogor dapat dilakukan salah satunya melalui perbaikan potensi genetik. Keragaman genetik yang tinggi penitng dalam perakitan varietas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kekerabatan 22 galur kacang bogor menggunakan teknik RAPD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan primer polimorfik dan mengklarifikasi adanya hubungan kekerabatan antar aksesi-aksesi kacang bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22 galur kacang bogor yang berasal dari Lamongan, Cianjur, Bangkalan, Gresik dan Sumedang dan 31 primer RAPD. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013-September 2014 di Laboratorium Sentral Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Hasil analisis polimorfisme primer tunggal menunjukkan persentase yaitu OPA-07 16,67%, OPD-20 23,08%, OPL-12 7,14%, dan primer gabungan OPA-07xOPL-12 36,36%, OPD-20xOPC-02 11,11%. Rata-rata polimorfisme 18,87%. Koefisien kemiripan terkecil 0,9492 antara galur CCC1.5 dengan galur lainnya. Koefisien kemiripan terbesar 1,0 terdiri atas empat kelompok yaitu antara galur BBL6.1.1, BBL6.2.1, BBL6.3.1, dan BBL10.1, antara galur JLB-1, TKB-1 dan GSG3.2.1, antara galur SS3.1.2, SS3.2.2 dan SS4.3.2 dan antara galur CCC1.4.1 dan SS6.3.2. Pimer terpilih yaitu 3 primer tunggal dan 2 primer campuran menunjukkan polimorfisme sekitar 18,87%. Koefisien kemiripan 22 galur kacang Bogor yang diteliti antara 0,9492-1,00. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman antar galur yang diujikan rendah.
HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annuum L.) Generasi F2 Irfan Budhi Satriawan; Arifin Noor Sugiharto; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produkstifitas cabai di Indonesia masih rendah (5,61 ton/ha) dibandingkan dengan potensi hasil yang berkisar antara 12-20 ton/ha. Rendahnya produktivitas cabai antara lain disebabkan karena faktor budidaya yang belum sempurna serta faktor genetis. Karenanya, sangat perlu penciptaan varetas baru yang berdaya hasil tinggi disertai dengan peningkatan kwalitas budidaya tanaman. Heritabilitas dan kemajuan genetik merupakan komponen pendugaan yang biasa dilakukan dalam perakitan varietas unggul. Kedua faktor pendugaan tersebut diwariskan dari tetua kepada keturuannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduga nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada populasi tanaman cabai merah generasi F2. Percobaan dilaksanakan pada bulan April - Oktober 2012 di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Alat yang digunakan adalah cangkul, sabit, ember, tray persemaian, alat pelubang mulsa, penggaris, meteran dan sprayer. Bahan yang digunakan adalah 200 individu tanaman cabai merah generasi F2 serta 25 tanaman CB051, 25 tanaman CB053. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas dan kemajuan genetik yang tinggi terdapat pada beberapa karakter yaitu umur berbunga, umur panen buah, panjang daun dan lebar daun. Seleksi dilakukan berdasarkan beberapa karakter tersebut. Individu populasi F2 hasil persilangan tetua CB051 dan CB053 yang terseleksi berdasarkan nilai heritabilitas dan nilai kemajuan genetik harapan tinggi adalah individu tanaman nomor 25, 51, 58, 59, 67, 73, 77, dan 88. Individu individu tersebut direkomendasikan untuk di evaluasi selanjutnya.
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIP JAGUNG PAKAN/YELLOW CORN (Zea mays L.) MUTAN KOLKISIN GENERASI M¬2 Mita Anggraeni; Damanhuri Damanhuri; Arifin Noor Sugiharto
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perakitan benih unggul jagung pada saat ini telah banyak dilakukan dimana salah satunya melalui proses mutasi buatan. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keragaan dan variasi dari populasi setiap perlakuan kolkisin dan individu jagung pakan/yellow corn (Zea mays L.) mutan kolkisin hasil seleksi M1. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – Februari 2015 di dusun Areng – Areng, kelurahan Dadaprejo, kecamatan Junrejo, Batu. Bahan yang digunakan adalah 2 galur (INC dan INF) dengan 5 perlakuan kolkisin (0 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 0x400 ppm dan 0x600 ppm). Karakter kuantitatif yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, panjang tongkol, bobot tongkol, bobot 100 biji, panjang stomata, lebar stomata dan bobot pipilan. Sedangkan karakter kualitatif yang diamati adalah warna biji dan bentuk permukaan biji. Hasil penelitian menunjukkan tanaman perlakuan kolkisin berbeda nyata dengan kontrol pada karakter warna biji, tinggi tanaman, jumlah daun,  panjang daun, lebar daun, panjang stomata, lebar stomata, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, panjang tongkol, bobot tongkol, bobot pipilan dan bobot 100 biji. Individu terpilih memiliki nilai tinggi tanaman yang tinggi, jumlah daun banyak dan berukuran panjang serta lebar, umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan umur panen standar, tongkol panjang, bobot tongkol, bobot 100 biji dan bobot pipilan tinggi serta ukuran panjang dan lebar stomata besar.
KERAGAMAN GALUR INBRIDA GENERASI S3 JAGUNG UNGU (Zea mays var Ceratina Kulesh) Ika Nursa’adah; Nur Basuki; Arifin Noor Sugiharto
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung ungu memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari jagung kuning dan jagung putih. Selain itu, jagung ungu memiliki kandungan antosianin yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Generasi (S3) pada pembentukan galur inbrida merupakan generasi penting karena dapat diketahui terjadinya segregasi apabila tanaman S2 yang dipilih heterozigot dan mengetahui famili yang potensial untuk diseleksi pada generasi selanjutnya. Penelitian inii bertujuan untuk mengetahui keragaman genotip jagung ungu pekat (UP) dan jagung ungu ketan (UK) generasi S3 dan mengetahui keragaman antar famili UP dan UK. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014-Maret 2015 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, desa Jatikerto, kabupaten Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan dan 32 famili. Variabel pengamatan kuantitatif yaitu tinggi tanaman, tinggi tongkol, umur anthesis, umur berbunga betina, jumlah tongkol, jumlah baris biji, panjang tongkol, diameter tongkol, dan bobot 100 biji. Variabel pengamatan kualitatif yaitu bentuk ujung daun, warna batang, warna glume, warna anther, warna silk, warna biji, dan warna janggel. Analisis data kualitatif menggunakan tabel distribusi frekuensi. Data kuantitatif menghitung analisis ragam dengan menghitung heritabilitas, KKG, KKF dan simpangan baku. Hasil penelitian menunjukkan genotip UK memiliki nilai KKG 0,00 – 7,02%, dan UP memiliki nilai KKG 0,00 – 7,26% dalam kriteria KKG rendah. Keragaman antar famili UK pada famili UK1 memiliki keragaman warna biji 46,67%, UK4 memiliki keragaman warna biji 7,69%, UK10 memiliki keragaman warna janggel 20,00%, UK14 memiliki warna batang 41,03%, warna biji 45,45%, dan warna janggel 18,18%, serta UK16 memiliki keragaman karakter warna batang 21,80%
KERAGAMAN GENETIK DAN KORELASI TERHADAP HASIL PADA POPULASI GALUR F3 BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) BERPOLONG KUNING Gia Warih Perwitosari; Arifin Noor Sugiharto; Andy Soegianto
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 4 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu pedoman yang harus diperhatikan untuk memperoleh kultivar unggul. Dengan keragaman genetik yang tinggi maka terdapat peluang yang lebih besar dalam seleksi karakter terbaik jika dibandingkan dengan karakter-karakter yang mempunyai ragam genetik yang rendah. Dari 22 galur yang ditanam, ada 15 famili yang memiliki warna polong kuning, yang selanjutnya dilakukan analisis keragaman genetik, analisis regresi, dan uji koefisien korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan keragaman genetik pada karakter jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong, dan bobot segar per tanaman adalah rendah. Berdasarkan uji koefisien korelasi, terdapat korelasi yang signifikan antara karakter jumlah tinggi tanaman, jumlah polong, dan tinggi tanaman dengan bobot polong segar, serta karakter tinggi tanaman dengan jumlah polong. Sedangkan uji korelasi pada jumlah cabang produktif dengan bobot polong segar, jumlah cabang produktif dengan jumlah polong, serta antara jumlah daun dan jumlah polong didapatkan hasil uji koefisien korelasi yang tidak signifikan. Sementara itu, pada uji linearitas didapatkan hasil yang linear pada semua regresi yang diuji.
Co-Authors Abadi, Wildan Adiredjo, Afifuddin Latif Agatha Eritza Wigathendi Agus Purwito Agustin, Eka Aili, Evi Nur Ainurrasjid Ainurrasjid Ainurrasjid, Ainurrasjid Aji, Agip Purnama Akashi, Ryo Al-Faiqoh, Rizka Alfiyan Arif Alghifari, Robbi Alya Aulia Nur Amrullah, Rizki Abi Andy Soegianto Anggi Widowati Anggraeni, Mita Anini Siswati Anwar, Moh. Saiful Ardyanto, Alfian Trisna Arif, Alfiyan Arifin, Azeri Gautama Asima Putri Sari. Sinaga Asriyanto Arsyam Atiek Iriany Azmi, Mohammad Jauharul Azmi, Mohammad Jauharul Bagaskara, Reindy Katon Bambang Guritno Basuki, Nur Belaffif, Mohammad Bahrelfi Biamrillah, Muhamad Arief Budi Waluyo Cahyo Artho Nugroho Candra Wicaksono Cantika, Devira Damanhuri Damanhuri Damanhuri Damanhuri Darmawan Saptadi Darmawan Saptadi Darmawan Saptadi, Darmawan Deka Ludia Draseffi Devira Cantika Dita Kristiari Diyah Retno Wulandari Draseffi, Deka Ludia Ebtan S., Ringga Eka Agustin Eko Widaryanto Eko Widaryanto Endah Nurmala Sari Erliza Rizki Firdaos Evi Nur Aili Fathoni, Musthofa Muhammad Fatimah, Fila Fatya Khalisa Salsabil Fauwziah, Lailatul Fiddin, Fikriyah Nuril Fikriyah Nuril Fiddin Fila Fatimah Firdaos, Erliza Rizki Frizal Amy Oktarisna Ghoiri, Annisatul Umami Sulistia Gia Warih Perwitosari Giri Lasmono Gondo, Takahiro Gracella Angelica Sagala Hajroon Jameela Hana Rizqiningtyas Hariyanti, Ismi Dahlia Hendro Trihatmojo Herison, Catur hidayat, iqbal Huda, Vina Alfa Centauri Hutauruk, Jonathan Nicholas Ika Dyah Saraswati Ika Nursa’adah Indraswari, Rizqi Laili Intan Dwi Putri Warastuti Irfan Budhi Satriawan Ismi Dahlia Hariyanti Iwan Kurniawan Izmi Yulianah Jaenun, M. Jaenun, M. Jaenun, M. Jaenun, M. Jaenun, Mohammad Jameela, Hajroon Jonathan Nicholas Hutauruk Kamukten, Prihanti Panditia Khairum Tri Wahyuli Khoiril Anam, Khoiril Kristiari, Dita Kumar, Ajay Goel Kusumaning Ayu Putri Winaryo Kuswanto Kuswanto Kuswanto Kuswanto Kuswanto, Kuswanto Laksono, Nur Dian Lasmono, Giri Lesy Nerawati Lita Soetopo M. Hasan Suhaedi M. Jaenun Maulidha, Aditya Resty Mienanti, Devi Mita Anggraeni Mitreka, Raka Fauzi Mochammad Illafi Singgah Mohamad Doni Setiyawan Muhamad Ridwan Muhammad Fathan Mulyasantika, Yesika Oktavilenda Nafisah Nafisah Niken Kendarini Noer Rahmi Ardiarini Noer Rahmi Ardiarini, Noer Rahmi Noor Farid Noviani Susanto Nur Basuki Nur Basuki Nursa’adah, Ika Nurul Istiqomah Oktarisna, Frizal Amy Orlimao, Sanu Dwi Perwitosari, Gia Warih Prasetyo, Angga Wahyu Prasetyo, Riza Agus Pratama, Putra Aji Prihanti Panditia Kamukten Putra, Gaka Yoga Putra, Rizki Karunia Putri Warastuti, Intan Dwi Putri Winaryo, Kusumaning Ayu Putri, Savitri Perwitasari Rahmatan, Apik Ilham Respatijari Respatijarti Respatijarti Respatijarti Reza Prakoso Dwi Julianto Riandon, Ghesa Ringga Ebtan S. Riris Dialista Rizqi Laili Indraswari Rizqiningtyas, Hana Saefulloh, Muhammad Firdaus Sagala, Gracella Angelica Salsabil, Fatya Khalisa Saptadi, Darmawan Saputra, Ridwan Wahyu Sarashati, Devi Cinintya Saraswati, Ika Dyah Sari, Diah Kartika Sari, Dian Sari, Endah Nurmala Satriawan, Irfan Budhi Setiyawan, Mohamad Doni Sinaga, Asima Putri Sari. Singgah, Mochammad Illafi Siswati, Anini Sugiyanto, Moh Veri Sumeru Ashari Surjono Hadi Sutjahjo Trihatmojo, Hendro Wahyuli, Khairum Tri Wicaksono, Candra Wicaksono, Kharismasetya Dermawan Widanni, Lucynda Windy Widowati, Anggi Wigathendi, Agatha Eritza Wigbertus Ngabu Wulandari, Diyah Retno Yanik Yanik Yanik, Yanik Yanuar Danaatmadja, Yanuar Yudi, M. Rafli