Fine motor skills involve activities that encompass precision, dexterity, visual-motor integration, and upper limb coordination. Delays in fine motor skills can impact children by making them less active, leading to emotional disturbances, difficulties in adapting to their surroundings, potentially affecting their psychosocial development, and influencing their performance both in school and outside of school. Efforts needed to help improve fine motor development in children include educational and safe play therapy, such as playdough. This study uses a Pre-Experimental Design with the model of the one-group pretest-posttest design. The population in this study consists of preschool children aged 48-60 months, totaling 41 children, with a sample of 38 respondents selected through simple random sampling. Data were collected using a Pretest-Posttest with a Fine Motor Development Assessment Instrument, and analyzed to determine the difference in values. Before being given playdough activities, the majority of respondents (65.8%) were at the beginning development level. After the playdough activities, a portion of the respondents (50%) reached the very good development category, with a significance value of P (0.000) < ? (0.05). There is a difference in fine motor development in preschool children aged 48-60 months before and after engaging in playdough activities. ABSTRAKMotorik halus merupakan kegiatan yang mencakup ketepatan, ketangkasan, integrasi visual-motorik dan koordinasi lengan atas. Keterlambatan motorik halus memberikan dampak pada anak, anak menjadi kurang aktif, gangguan emosional, sulit beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya, dapat mempengaruhi psikososial anak, dan berpengaruh pada prestasi anak di sekolah ataupun diluar sekolah. Upaya yang perlu dilakukan untuk membantu meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak adalah dengan terapi bermain yang edukatif dan aman yaitu playdough. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre Eksperimental Design dengan model desain the one group pretest postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah anak pra sekolah usia 48-60 bulan sejumlah 41 anak, sampel yang digunakan adalah 38 responden yang dipilih secara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan Pretest-Posttest menggunakan Instrumen Penilaian Perkembangan Motorik Halus kemudian diolah untuk mengetahui nilai perbedaannya. sebelum diberikan permainan playdough sebagian besar responden (65,8%) pada tingkat mulai berkembang dan setelah diberikan permainan playdough sebagian responden (50%) pada tingkat kategori berkembang sangat baik dan didapatkan nilai signifikansi P value (0,000) < ? (0,05). Terdapat perbedaan perkembangan motorik halus anak pra sekolah usia 48-60 bulan sebelum dan sesudah diberikan permainan playdough.