Claim Missing Document
Check
Articles

Kepribadian Tokoh Kinan dalam Novel Layangan Putus Karya Moomy Asf (Kajian Psikologi H. S. Sullivan) Kaune, Yulistiani; Kadir, Herson; Didipu, Herman
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 4, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjll.v4i2.20645

Abstract

Penelitian ini menggunakan kajian psikologi sastra dengan menerapkan teori psikologi Sullivan.Psikologi ini berkaitan dengan hubungan interpersonal yang memfokuskan tentang perkembangan kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh faktor sosial.Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diuraikan dari kutipan-kutipan melalui dialog antar tokoh maupun cerita yang menggambarkan kepribadian tokoh dari aspek dinamisme, sistim self, dan personifikasi. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa (1) kepribadian tokoh dari aspek dinamisme terdapat tiga bagian dinamisme, yaitu dinamisme nafsu, dinamisme dengki, dan dinamisme ketakutan.(2)kepribadian tokoh dari aspek sistim self dapat dipengaruhi oleh bagaimana ia mempertahankan dirinya. Bentuk pertahanan diri ini dilakukan karena adanya usaha untuk menghindari atau mengecilkan kecemasan dalam diri. (3)kepribadian tokoh dapat dibangun dengan berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Keduanya kemudian menjadi image positif dan image negative.Personifikasi diri dapat dibedakan menjadi personifikasi good me dan bad me.Personifikasi good me dikembangkan tokoh melalui pengalaman penerimaan, penghargaan, dan pengalaman baik lainnya.Sedangkan, personifikasi bad me dikembangkan dari pengalaman buruk, kecemasan, pengalaman ditolak atau dihukum. Kata kunci: kepribadian, tokoh, novel, psikologi H.S. Sullivan
Analisis Simbol Budaya dalam Puisi Lisan Tinilo Paita di Kecamatan Lemito Kabupeten Pohuwato Lahay, Tian Maya kartika; Hinta, Ellyana; Didipu, Herman
Reduplikasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2021): (Juni 2021)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.439 KB) | DOI: 10.37905/rjppbi.v1i1.612

Abstract

ANALYSIS OF CULTURAL SYMBOLS IN TINILO PA'ITA ORAL POEM IN LEMITO DISTRICT, POHUWATO REGENCYTian Maya Kartika Lahay1, Ellyana Hinta2, Herman Didipu3. Study Program of Language and Literature Education Faculty of Letters and Cultures, Universitas Negeri Gorontalo*corresponding tiankartika11@gmail.comUniversitas Negeri Gorontalo ellyana.hinta@yahoo.comUniversitas Negeri Gorontalo herdi.ung@gmail.comABSTRACTThis research was focused on symbols. According to Dharmojo, symbols are divided into two, namely verbal and nonverbal symbols. The theory of semiotics focuses on the study of symbols that give meaning to the text and culture in the traditional Tinilo Pa'ita ceremony, so this study was conducted using a qualitative approach with descriptive research. The data of this research were verbal and nonverbal symbols in Tinilo Pa'ita oral poetry which were obtained from the text and a set of objects in the Tinilo Pa'ita traditional ceremony. Furthermore, in data collection using a literature review technique, which goes through the stages of determining the text, reading, identifying, recording, describing, and concluding, observing, conducting documentation techniques, and conducting interviews. The results of this study indicated that Tinilo Pa'ita's oral poem is an oral poem that also contains verbal and nonverbal symbols. Verbal symbols contained in the Tinilo Paita script and nonverbal symbols are found in a set of tools used in the traditional Tinilo Pa'ita ceremony. In verbal symbols there are many words that have various meanings, where each word contained has a different meaning from what the people of Gorontalo know in general. This can be seen from the research conducted by researchers. Keywords: Tinilo Pa'ita, semiotic theory, verbal symbols, nonverbal symbols
TINDAK TUTUR KONSTANTIF DALAM INTERAKSI TOKOH FILM SUARA DARI PESISIR YANG DISUTRADARAI OLEH SUSILO RAHARJO DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN Supriyati, Supriyati; Didipu, Herman; Muslimin, Muslimin
Reduplikasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2021): (Juni 2021)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.531 KB) | DOI: 10.37905/rjppbi.v1i1.538

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan jenis tindak tutur konstantif dalam interaksi tokoh film Suara dari Pesisir disutradarai oleh Susilo Raharjo, (2) mendeskripsikan fungsi tindak tutur konstantif dalam interaksi tokoh film Suara dari Pesisir yang disutradarai oleh Susilo Raharjo, (3) mendeskripsikan implikasi tindak tutur konstantif dalam interaksi film Suara dari Pesisir pada pembelajaran di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Prosedur penelitian dilakukan secara bertahap, mulai dari tahap persiapan, tahap analisis data, dan tahap akhir. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu (PUP) sebagai teknik dasar dan teknik hubung banding menyamakan (HBS) sebagai teknik lanjutan. Adapun metode yang digunakan yaitu metode padan referensial dan metode padan pragmatis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan 12 jenis tindak tutur konstantif, yaitu tindak tutur asertif, tindak tutur prediktif, tindak tutur deskriptif, tindak tutur informatif, tindak tutur konfirmatif, tindak tutur konsesif, tindak tutur retraktif, tindak tutur asentif, tindaka tutur dissentif, tindak tutur disputative, tindak tutur responsif, dan tindak tutur sugestif. Fungsi tindak tutur konstantif yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 39 data. Jenis tindak tutur yang paling banyak digunakan dalam film Suara dari Pesisir adalah tindak tutur responsive dengan fungsi menjawab yaitu sebanyak 9 data. Penelitian ini memiliki implikasi (keterkaitan) dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. Film dapat dijadikan media pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, khususnya di tingkat SMP kelas VIII semester genap. Sebagai media pembelajaran, film dan transkrip film dapat diimplikasikan pada kegiatan belajar  KD 3.12. menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan (film, cerpen, puisi, novel, dan karya seni daerah) yang diperdengarkan dan dibaca. KD 4.12  menyajikan tanggapan tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah, dll) dalam jenis teks ulasan secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, atau aspek lisan. 
METAFORA DALAM NOVEL SINGGASANA TAK BERTUAH KARYA MIRA PASOLONG DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN Nurdin, Baharuddin; Muslimin, Muslimin; Didipu, Herman
Reduplikasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2021): (Juni 2021)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.982 KB) | DOI: 10.37905/rjppbi.v1i1.539

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan jenis-jenis metafora yang terdapat dalam novel “Singgasana Tak Bertuah” karya Mira Pasolong. (2) Mendeskripsikan fungsi metafora yang terdapat dalam novel  “Singgasana Tak Bertuah” karya Mira Pasolong. (3) Mendeskripsikan implikasi metafora dalam novel “Singgasana Tak Bertuah” karya Mira Pasolong pada pembelajaran di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Prosedur penelitian dilakukan secara bertahap, mulai dari tahap persiapan, tahap analisis data, dan tahap akhir. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membaca, mencatat kata atau kalimat dan mengklasifikasikan data ke dalam tabel. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik perluas. Adapun langkah – langkah dalam menganalisis data yaitu : 1) mengidentifikasi dan menginventarisasi kata atau kalimat yang mengandung metafora dalam novel Singgasana Tak Bertuah karya Mira Pasolong, 2) mengklasifikasikan data hasil yang telah dicatat berdasarkan gaya bahasa metafora, 3) menafsirkan fungsi gaya bahasa metafora yang ada di dalam novel Singgasana Tak Bertuah karya Mira Pasolong, dan 4) mendeskripsikan atau menjelaskan metafora yang terdapat dalam novel Singgasana Tak Bertuah karya Mira Pasolong ke dalam suatu bentuk laporan  penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan 4 jenis kalimat yang mengandung metafora dalam novel Singgasana Tak Bertuah, yaitu metafora antropomorfik, metafora binatang, metafora sinestesis, dan metafora abstrak ke konkret. Berdasarkan fungsi metafora, peneliti menemukan ada 4 fungsi yaitu, fungsi emotif, fungsi konatif, fungsi puitis, dan fungsi referensial. penelitian ini memiliki implikasi (keterkaitan) dengan kegiatan pembelajaran di sekolah khususnya di tingkat SMA semester 1. Sebagai media pembelajaran, novel dapat diimplikasikan dalam kegiatan belajar pada KD 3.1 memahami struktur dan kaidah teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan. KD. 4.1 menginterpretasikan makna teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik secara lisan  maupun tulisan.
PENGENALAN KOSAKATA DASAR BAHASA SUWAWA MELALUI MEDIA GAMBAR KEPADA PELAJAR LINGKUNGAN SEKOLAH DI DESA TINGKOHUBU KECAMATAN SUWAWA Herman Didipu; Salam Salam; Sitti Rachmi Masie; Ikram Tuluki; Kartika Kartika; Lisyan Husain; Nurwafik Azizah; Dewi S. Labuang
Jubaedah : Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Indonesian Journal of Community Services and School Education) Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Jubaedah)
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jub.v4i1.163

Abstract

This community service activity is a collaborative activity between lecturers and students of the Department of Indonesian language and literature, Gorontalo State University. This activity was carried out on the basis of concern and concern for the existence of Suwawa language as one of the regional languages in Gorontalo province which began to experience degradation. Several studies have shown that the Suwawa language has begun to decline. For this reason, this activity is a form of conservation and revitalization of the Suwawa language. This service was held in Tingkohubu Village, Suwawa district with participants were children between the ages of 3-8 years. The stages of activities include preparation, implementation, and evaluation. The preparation stages include coordinating with the village government, recruiting participants, to arranging materials and preparing drawing materials. The implementation stage is in the form of giving material using the expository method, guess the picture, and games. The evaluation was conducted to test children's mastery of basic vocabulary of Suwawa language using quiz and door prize methods. The results of this activity showed a significant increase in vocabulary Suwawa language in children. This can be seen from their enthusiasm when answering the quiz to guess the words in the picture
Pendidikan Budi Pekerti Dalam Sastra: Menyibak Budaya Tata Krama Dalam Novel-Novel Etnografis Herman Didipu
ELite Journal : International Journal of Education, Language, and Literature Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/elitejournal.v1n1.p%p

Abstract

This study aims to describe the culture of manners in ethnographic novels. The method used in this research is decriptive qualitative. Research data sourced from three ethnographic novels, namely Namaku Teweraut by Ani Sekarningsih (2000), Manusia Langit by J.A. Sonjaya (2010), and Cinta Putih di Bumi Papua by Dzikry El Han (2014). Data were collected by using close reading technique and noting technique. The collected data were then analyzed in Miles and Huberman's three stages of qualitative data analysis, i.e. data reduction, data display, and conclusion. The results of the study show that the culture of manners embodied in ethnographic novels are respecting parents, respecting customary stakeholder decisions, respecting guests, greeting and introducing oneself, and ethic of speech.Keywords:   character, cultural value, manners, ethnographic novels. 
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM SASTRA: MENYIBAK BUDAYA TATA KRAMA DALAM NOVEL-NOVEL ETNOGRAFIS DIDIPU, HERMAN
Jurnal Pena Indonesia Vol 4 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpi.v4n2.p188-198

Abstract

The purpose of this study is to describe the culture of manners in ethnographic novels. A qualitative descriptive method was employed in this study, and the data were from three ethnographic novels, including Namaku Teweraut by Ani Sekarningsih (2000), Manusia Langit by J.A. Sonjaya (2010), and Cinta Putih di Bumi Papua by Dzikry El Han (2014). The data were collected from close reading and noting techniques, and were further analyzed by using Miles and Huberman qualitative data analysis; data reduction, data display, and conclusions. The result indicates that the culture of manners contained in ethnographic novels include respecting parents, respecting traditional authorities decision, respecting visitors, greeting and introducing self, and speech ethics.
Konflik Batin Tokoh Senja Dalam Novel Langit Senja Karya Nadilla T.P Nurfriska K. Rahman; Widyawati Bagoe; Mutmainnah Huntala; Moh. Yusuf H. Ibrahim; Herman Didipu
Simpati Vol. 3 No. 1 (2025): Januari: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Bahasa
Publisher : CV. Alim's Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/simpati.v3i1.1085

Abstract

Konflik batin adalah suatu kejadian yang sering dialami manusia hingga membuat mereka berada dalam dua pilihan atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk bentuk konflik batin tokoh senja dalam novel Langit Senja karya Nadilla T.P.Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Teknik pengumpulan  data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca dan teknik catat.Teknik analisis data yaitu Novel Langit Senja karya Nadilla T.P diberoleh beberapa konflik batin, yaitu konflik batin Rasa takut, kesedihan, Cemas, Frustasi, dan marah. Berikut pembahasan mengenai bentuk konflik batin. Novel Langit Senja karya Nadilla T.P. bukanlah sekadar kisah cinta remaja, melainkan sebuah eksplorasi mendalam tentang kompleksitas emosi manusia.
Sistem Kepercayaan Masyarakat Sumba Dalam Novel Melangkah Karya J.S Khairen Kajian Antropologi Sastra Meiska Van Gobel; Destilawati Noho; Nur Alin Benta; Nurjuliati Salsabila Y. Rahman; Herman Didipu
Simpati Vol. 3 No. 1 (2025): Januari: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Bahasa
Publisher : CV. Alim's Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/simpati.v3i1.1086

Abstract

Antropologi sastra adalah disiplin ilmu yang secara khusus mengaji atau menganalisis berbagai aspek kebudayaan manusia yang terefleksi dalam karya sastra. Tujuan utamanya adalah untuk menemukan dan memahami berbagai fenomena kebudayaan manusia dan masyarakat yang diwakili oleh karya sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk sistem kepercayaan masyarakat sumba dalam novel melangkah karya JS. Khairen. Data yang dijadikan sumber dari hasil penelitian ini berupa novel melangkah karya JS. Khairen. Hasil penelitian yang didapatkan berupa sistem kepercayaan masyarakat sumba yang terdapat pada novel yang dibagi menjadi 5 macam yaitu upacara keagamaan, kepercayaan terhadap benda-benda pusaka, pesan arwah nenek moyang, kepercayaan terhadap roh-roh leluhur, kepercayaan terhadap penjelmaan nenek moyang. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik baca dan teknik catat. Adapun Langkah-langkah yang digunakan diantarannya, menganalisis data yang berupa sistem kepercayaan masyarakat sumba yang terdapat pada novel dan menjelaskan isi dari data yang di dapat tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat lima bentuk sistem kepercayaan masyarakat sumba yang terdapat pada novel melangkah karya JS. Khairen.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Dalam Novel Rasa Karya Tere Liye Yulinda Otoluw; Niranda Oki; Nur Fadila Kueno; Indah Zain; Herman Didipu
Simpati Vol. 3 No. 1 (2025): Januari: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Bahasa
Publisher : CV. Alim's Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/simpati.v3i1.1088

Abstract

Interaksi sosial adalah proses dimana individu atau kelompok saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain dalam berbagai konteks sosial. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk interksi sosial dalam novel Rasa karya Tere Liye. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang menjadi objek penelitian ini adalah novel Rasa karya Tere Liye. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini teknik deskriptif interpreatif analisis data yang bertujuan untuk memahami isi yang terdapat pada satuan cerita. Hasil dari penelitian ini yaitu ditemukan adanya bentuk-bentuk interaksi dalam novel Rasa karya Tere Liye. Bentuk-bentuk interaksi dalam novel Rasa karya Tere Liye terbagi menjadi 5 bagian yaitu, kerja sama, persaingan, akomodasi, pertentangan atau pertikaian, kedudukan dan peran.