Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

STRATEGI SISTEM DISTRIBUSI PADA PENGIRIMAN LOGISTIK BEKAL KELAS V TNI ANGKATAN LAUT KE WILAYAH KERJA KOMANDO ARMADA I Hery Sudaryanto; Suhirwan Suhirwan
Strategi Perang Semesta Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Strategi Perang Semesta
Publisher : Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.55 KB)

Abstract

Amunisi merupakan salah satu bagian dari bekal kelas V sistem persenjataan TNI Angkatan Laut, sehingga perlu dipersiapkan seoptimal mungkin guna pencapaian tingkat kecepatan yang tepat waktu dalam penyediaan bekal  kelas V dan efektifitas operasional. Kendala yang  dihadapi  dalam  pengelolaan bekal  kelas V antara lain adalah pelaksanaan penyediaan dan dukungan bekal  kelas V kepada unsur atau satuan-satuan pemakai TNI Angkatan laut, dihadapkan pada  menyebarnya dislokasi satuan-satuan pemakai TNI Angkatan Laut di  seluruh wilayah Indonesia, khususnya di wilayah kerja Koarmada I. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data berbentuk informasi dari narasumber yang didapat dari wawancara atau telaahan dokumen dengan pertimbangan bahwa metode ini dapat menjelaskan fenomena dengan lebih mendalam. Analisis data penelitian menunjukkan bahwa keterlambatan pendistribusian logistik Bekal  Kelas V untuk pemenuhan bekal  ulang bekal  kelas V di wilayah kerja Koarmada I, diakibatkan tidak adanya kapal/KRI dan terlalu jauhnya jarak gudang pusat Arsenal batuporon Madura di Surabaya dengan gudang satuan pemakai yang ada di wilayah kerja Koarmada I. Untuk mengatasi kendala tersebut perlu dilaksanakan strategi dan upaya-upaya untuk memenangkan atau kejayaan sebuah perang (winning atau victory of war), yaitu terdiri dari tujuan (ends), sarana atau sumber daya (means), dan cara untuk mencapainya (ways).
ANCAMAN PERANG KOGNITIF PADA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI INDONESIA (STUDI KASUS: PILKADA DKI JAKARTA 2017) Dede Anggy Reynaldi; Susaningtyas Nefo H. K; Suhirwan Suhirwan
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 6 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v9i6.2022.2195-2208

Abstract

Ancaman perang kognitif yang terjadi pada penyelenggaraan pilkada DKI Jakarta 2017 telah mengancam sistem demokrasi di Indonesia. Perang kognitif menjadi suatu ancaman yang menempatkan manusia sebagai medan perangnya dengan menyerang opini dan kognisi publik sehingga mengakibatkan polarisasi dan perpecahan di tatanan masyarakat dan berpotensi menjadi sebuah konflik sosial di masa penyelenggaraan pilkada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perang kognitif yang terjadi di Indonesia dengan studi kasus pilkada DKI Jakarta 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang berfokus pada perang kognitif yang terjadi pada penyelenggaraan pilkada DKI Jakarta 2017 dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan pilkada di indonesia di masa yang akan datang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perang kognitif terjadi karena adanya upaya memanipulasi pesepsi publik dengan cara mendistribusikan pesan-pesan politik yang dikemas menjadi informasi dan isu publik sehingga dapat mempengaruhi opini dan kognisi publik. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi terjadinya perang kognitif yaitu kemampuan siber, informasi, psikologis dan rekayasa sosial. Berdasarkan penelitian ini, faktor perang kognitif yang dapat diterapkan kembali di pilkada mendatang, adalah faktor kemampuan siber, dan persebaran informasinya. Hal itu sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan prediksi pemanfaatan informasinya khususnya di bidang politik di masa mendatang.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI KOLABORASI PERGURUAN TINGGI, ORGANISASI PROFESI, UNDUSTRI, DAN PEMERINTAH DALAM INDUSTRI PERTAHANAN SEBAGAI BAGIAN PENTING DALAM STRATEGI PERTAHANAN NEGARA Teguh Haryono; Yoedhi Swastanto; Siswo Hadi Sumantri; Suhirwan Suhirwan; Jupriyanto Jupriyanto
Jurnal Pertahanan & Bela Negara Vol 12, No 1 (2022): Jurnal Pertahanan dan Bela Negara
Publisher : Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jpbh.v12i1.1210

Abstract

Perkembangan Lingkungan Strategis yang sangat dinamis penuh dengan penuh ketidak-pastian, kompleks, dan penuh ketidak-jelasan, telah mendorong setiap negara untuk membuat strategi pertahanannya dalam usaha untuk menjaga eksistensinya. Penguasaan Teknologi dan Industri Pertahanan yang dikelola dan dikembangkan secara baik seperti yang diamanatkan dalam Kebijkan Umum Pertahanan Negara 2020-2024 adalah bagian penting dari Strategi Pertahanan terutama dalam usaha mempunyai kemandirian dalam industri pertahanan Tahun 2045. Pengelolaan dan pengembangan industri pertahanan membutuhkan Sumber Daya Manusia disamping alat peralatan, material, manajemen, modal, metodologi, dan mesin dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi kriteria. Belajar dari yang terjadi sejak Perang Dunia I dan perang-perang besar lainnya, pemenang perang adalah fihak yang menguasai teknologi dan industri pertahanan. Dalam usaha untuk mencapai kemandirian industri pertahanan Tahun 2045, Indonesia memerlukan sistem pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terintegrasi mulai dari perguruan tinggi terutama teknik, organisasi profesi semacam Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Industri Pertahanan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Pemerintah yang salah satunya adalah Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Teroris Wanita dalam Upaya Pertahanan Negara Terhadap Terorisme Amelia Widya Octa Kuncoro Putri; Pujo Widodo; Suhirwan Suhirwan
Jurnal Community Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v8i2.5865

Abstract

Women's relationship with terrorism has undergone a considerable paradigm shift. This is because women who were originally associated as victims of terrorism, are now transformed into diverse roles as facilitators, recruiters, nurses, couriers, suicide perpetrators, to militants on the front lines of terrorism. In this paper the method used is a qualitative method with literature study techniques. Qualitative methods is used to be able to describe research topics more explorative. The involvement of women in acts of terror in Indonesia was first identified in 2004 where Detachment 88 captured Munifatun, the wife of terrorist Noordin M. Top. Furthermore, women who are perpetrators of terror that are quite attention-grabbing occurred throughout 2021. When viewed more broadly, in terms of numbers, men still dominate. But the number of women arrested in terrorism cases increased significantly from four cases in 2011-2015 to thirty-two cases in 2016-2020. BNPT has placed women as special objects in the deradicalization program, as the role of women in terrorism changes. BNPT does this not as a form of gender bias, but as a difference in the deradicalization approach between men and women.
Illicit drug trafficking in Indonesia from the perspective of asymmetric warfare Beny Abukhaer Tatara; Suhirwan Suhirwan; Mochammad Afifuddin
The International Journal of Politics and Sociology Research Vol. 10 No. 3 (2022): December: Politic and Sosiology
Publisher : Trigin Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The dynamics of the international strategic environment were influenced by the dynamics of international politics and security which require countries in the world to protect their national interests from a spectrum of threats, both actual and potential, which were increasingly complex and have implications for national defense, one of which was the illicit drug traficking. In several countries, drug trafficking was categorized as part of asymmetric warfare. This research aimed to analyze the illicit drugs trafficking drugs in Indonesia from the perspective of asymmetric warfare. This study used a qualitative method with a literature study approach. The resulted of the study show that the illicit drug trafficking in Indonesia fell into the category of asymmetric warfare that happen between state actors against non-state actors (drug dealers) or vice versa. Drug dealers, especially big dealers, armed themselves with firearms to fight against law enforcement officers. There was an illicit drug traficking in Indonesia that has linkage with terrorists, especially for funding their act. The impact of illicit drug trafficking included demographic, economic, socio-cultural and defense and security aspects.
STRATEGI OPERASI KOLABORASI TNI ANGKATAN LAUT DAN BADAN KEAMANAN LAUT RI DALAM PENGENDALIAN LAUT DI LAUT NATUNA UTARA Bagus Badari Amarullah; Suhirwan Suhirwan; Sutanto Sutanto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 2 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i2.2023.762-778

Abstract

Indonesia memiliki kedaulatan dan hak berdaulat di Laut Natuna Utara. Dalam rangka menegakkan kedaulatan dan hak berdaulat di wilayah Laut Natuna Utara terutama pada masa damai, Indonesia melaksanakan upaya pengendalian laut. Namun demikian, pengendalian laut yang dilaksanakan saat ini masih belum optimal karena masih adanya ancaman/kerawanan, belum terbangun unity of effort guna mendukung pengendalian laut secara kolaboratif antara TN AL dan Bakamla RI serta belum efektifnya strategi operasi kolaborasi TNI AL dan Bakamla RI di Laut Natuna Utara.  Penelitian ini mengkaji kondisi existing ancaman/kerawanan di Laut Natuna Utara dan kolaborasi TNI AL - Bakamla RI serta merumuskan strategi operasi kolaborasi TNI AL - Bakamla RI dalam mendukung pengendalian laut di Laut Natuna Utara. Penelitian ini menggunakan teori ancaman, teori kolaborasi dan teori strategi serta pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan wawancara terhadap 5 Narasumber yang berasal dari TNI AL dan Bakamla RI. Hasil penelitian ini menyatakan ancaman/kerawanan yang ada di Laut Natuna saat ini antara lain kehadiran kapal pemerintah/perang asing berbendera Vietnam dan China, penangkapan ikan secara ilegal oleh kapal ikan asing berbendara Vietnam dan anomali pergerakan kapal niaga di Laut Natuna serta potensi ancaman/kerawanan dari kehadiran kapal pemerintah/perang asing berbendera negara NATO dan sekutunya. Selain itu saat ini belum ada operasi kolaborasi TNI AL dan Bakamla RI di Laut Natuna sehingga perlu adanya rumusan strategi operasi kolaborasi TNI AL dan Bakamla RI di wilayah tersebut dalam rangka menghadapi ancaman/kerawanan yang ada
PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM PERTAHANAN SIBER Ishak Farid; Agus HS Reksoprodjo; Suhirwan Suhirwan
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 2 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i2.2023.779-788

Abstract

Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu teknologi penting dalam pertahanan siber. AI memiliki kemampuan untuk memantau dan menganalisis aktivitas jaringan dan sistem informasi untuk mendeteksi serangan dan ancaman potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan AI dalam pertahanan siber melalui metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif difungsikan untuk mengumpulkan dan menganalisa data tentang pemanfaatan AI dalam pertahanan siber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pertahanan siber dengan memantau dan menganalisis aktivitas jaringan dan sistem informasi untuk mendeteksi serangan dan ancaman potensial. AI juga dapat membantu untuk memprediksi dan mencegah serangan dengan menganalisis pola perilaku dan aktivitas yang tidak normal dalam jaringan dan sistem informasi. Namun, penting untuk diingat bahwa AI juga memiliki kelemahan dan batasan, seperti masalah akurasi dan kesalahan dalam pengenalan pola, yang harus diperhitungkan dalam implementasi AI dalam pertahanan siber. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa AI digunakan sebagai bagian dari strategi pertahanan siber yang holistik dan dalam konteks regulasi yang sesuai untuk memastikan privasi dan keamanan data. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertahanan siber, tetapi perlu diimplementasikan dengan bijak dan dalam konteks regulasi yang sesuai untuk memastikan privasi dan keamanan data.
The economic impact of asymmetric warfare through illicit drug trafficking in Indonesia Tatara, Beny Abukhaer; Suhirwan, Suhirwan; Afifuddin, Mochammad
Journal of Enterprise and Development (JED) Vol. 5 No. 1 (2023): Journal of Enterprise and Development (JED)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business of Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/jed.v5i1.6802

Abstract

Purpose — This research aims to analyze the economic impact of asymmetric warfare through illicit drug trafficking in Indonesia.Method — This research uses a qualitative method with data collection techniques using interviews and literature studies. Researchers conduct interviews with officials related to the National Narcotics Board with 10 people and officials from the Defense Potential Directorate of the Indonesian Ministry of Defense with 2 people.Result — Illicit drug trafficking in Indonesia has an impact on the national resilience of the Indonesian nation. The impact covers all aspects of astagatra, which consists of trigatra aspects, namely demographic, geographical, and natural resources aspects, and pancagatra aspects, which consist of ideological, political, economic, socio-cultural, and defense-security aspects. In economics, research has shown that the economic loss due to drugs amounts to 84.7 trillion rupiahs due to illicit drug trafficking, where 77.42 trillion rupiahs is a personal loss and 7.27 trillion rupiahs is a social cost. Moreover, drug addicts will find it difficult to get a job, given that the impact of rejection from the community and the work environment reaches 92%. Cooperation between agencies and community participation is necessary to address it. This is because Indonesia's defense system is total people's defense and security system (Sishankamrata), which requires the participation of all components of the nation.Contribution — This research add to the knowledge about the impact of asymmetric warfare through illicit drug trafficking, specifically the economic impact. In addition, this research is expected to be a source of input for the government in developing strategic steps to counter illicit drug trafficking which is asymmetric warfare.
Implementasi Pengembangan Persenjataan Angkatan Laut Indonesia Prakoso, Lukman Yudho; Yulivan, Ivan; Purwantoro, Susilo Adi; Prihantoro, Kasih; Suhirwan, Suhirwan; Uksan, Arifuddin; Albubaroq, Hikmat Zakky; Sutanto, Rudy; Pramono, Budi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i1.2940

Abstract

Lingkungan strategis global, regional dan nasional berdampak kepada ancaman faktual dan potensial yang terjadi harus diantisipasi dengan system pertahanan dan keamanan terbaik dengan melibatkan seluruh sumberdaya nasional. Salah satu yang menjadi perhatian adalah bagaimana persenjataan Angkatan laut dapat digunakan untuk mendukung fungsi dan tugas pokok dalam pertahanan negara sebagai komponen utama kekuatan maritim. Dinamika persenjataan Angkatan laut dalam pembahasan tulisan ini harus dapat memperhatikan kondisi karakteristik laut Indonesia dan juga kebutuhan dalam menindak ancaman faktual dan potensial,satu hal yang menjadi kekhususan dalam penggunaan kekuatan angkatan laut adalah fungsi diplomasi, hal ini mempengaruhi penggunaan persenjataan Angkatan laut mana kala harus keluar wilayah kedaulatan untuk mengemban fungsi diplomasi internasional, keterkaitan dengan dukungan anggaran juga menjadi penting mengingat outcome dari dukungan persenjataan ini bukan hanya kepada keberhasilan tugas pokok dan fungsi angkatan laut tetapi juga kemanfaatan terhadap ekonomi nasional bisa didapatkan dengan tata kelola yang baik. Sebagai kesimpulan dari tulisan ini adalah, kebutuhan alutsista Angkatan laut harus memperhatikan karakteristik laut Indonesia, ancaman yang dihadapi, fungsi khusus Angkatan laut dan juga dipengaruhi oleh dukungan anggaran.
Digital Communication Strategy to Counteract the Use of Social Media as a Propaganda Tool for Terrorist Groups Yudho, Amdex Dwi Satyo; Afifuddin, Mochammmad; Suhirwan, Suhirwan
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 1 (2025): January 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i1.4982

Abstract

Social media has become a critical tool for terrorist groups like ISIS and Al-Qaeda, leveraging these platforms to disseminate ideology, recruit members, and mobilize support. This study aims to identify the patterns of terrorist propaganda on social media and develop effective digital communication strategies to counteract these activities. The research employs a qualitative approach through literature review and content analysis, grounded in digital communication, strategy, and propaganda theories. The findings reveal that terrorist groups utilize emotional narratives to disseminate ideology, personalized approaches for recruitment, and social media to organize collective actions. Successful digital communication strategies include AI-based early detection, culturally relevant counter-narratives, digital literacy to raise public awareness, cross-sector collaboration, and robust law enforcement. The study's holistic approach is essential to counter terrorist propaganda, emphasizing close collaboration among governments, technology companies, and society. Further research is recommended to explore emerging technologies and innovative strategies to address the evolving threat.