Claim Missing Document
Check
Articles

PICTURE OF SEXUAL FUNCTION IN CHRONIC KIDNEY FAILURE PATIENTS IN THE HEMODIALIS UNIT OF PROF. DR. H. ALOEI SABOE HOSPITAL, GORONTALO CITY Aswadi, Sri Rahayu A.; Djamaluddin, Nurdiana; Rahim, Nirwanto K.
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 3 (2025): Vol. 2 No. 3 Edisi Juli 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i3.865

Abstract

Fail kidney chronic (GGK) is disease progressive that requires therapy replacement kidney like hemodialysis . One of the common complications​ No realized is dysfunction sexual , which can lower quality life patient . Research This aiming For describe function sexual intercourse in GGK patients undergoing hemodialysis at Aloei Saboe Regional Hospital, Gorontalo City. Research design use approach descriptive quantitative with accidental sampling technique on 70 respondents who met the requirements criteria inclusion . Instruments used​ is IIEF questionnaire for men and FSFI for women . The results show that in patients male , function best orgasm (65.1%), followed by function erection (58.1%), desire sexual , and satisfaction connection sexual (51.2%). However , the desire sexual in a way overall disturbed (62.8%). In patients women , lubrication and desire sexual prominent (63%), followed by orgasm and comfort moment relate sexual (55.6%), with satisfaction sexual as function lowest (48.1%). In conclusion , patients man more Lots experience disturbance of desire sexual , while patient Woman experience more disturbance​ evenly distributed . It is recommended that the power health give education , counseling , and support psychosocial For increase quality life patient .
An Overview of Sexual Desire Among People Living with HIV (PLHIV) at RSUD Toto Kabila Rahim, Nirwanto K; Jumatrin, Nur Fitriah
Jambura Nursing Journal Vol 7, No 2: July 2025
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jnj.v7i2.33447

Abstract

Sexual desire is a fundamental component of quality of life, including for people living with HIV (PLHIV) who have experienced increased life expectancy through antiretroviral therapy (ART). However, the sexual dimension of PLHIV is often overlooked in healthcare services. This study aimed to describe the level of sexual desire among PLHIV at RSUD Toto Kabila. The research employed a quantitative descriptive approach using a cross-sectional survey design. The sample was obtained through total sampling, involving all 35 registered PLHIV at the hospital. The instrument used was the Sexual Desire and Erotic Fantasies Questionnaire (SDEF), which had been previously validated and officially translated. Univariate analysis was conducted and presented in frequency distributions. Results showed that the majority of respondents (57%) had a high level of sexual desire, while the remaining 43% had a low level. These findings indicate that sexual desire remains significant among PLHIV and may be influenced by clinical stability, psychosocial support, and self-acceptance. The discussion emphasizes the importance of holistic HIV services that are sensitive to patients' sexual health needs. This study concludes that fulfilling the sexual needs of PLHIV should be considered an essential aspect in efforts to improve their overall quality of life..
Hubungan Paparan Media Pornografi Dengan Perilaku Seksual Berisiko Pada Orang Dengan HIV/AIDS DI Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango: The Relationship Between Exposure to Pornographic Media and Risky Sexual Behavior in People with HIV/AIDS at Toto Kabila Regional General Hospital, Bone Bolango Regency Ronaldi; Herlina Jusuf; Nirwanto K. Rahim; Sartika
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 7: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i7.8235

Abstract

Peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS diduga dipicu oleh perilaku seksual berisiko yang sering dilakukan oleh ODHA. Bentuk perilaku seksual yang paling sering dilakukan yaitu menonton video pornografi. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melaporkan telah memblokir 1,9 juta konten pornografi hingga september 2023. Penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen paparan media pornografi dan variabel dependen perilaku seksual berisiko pada orang dengan HIV/AIDS. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 35 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan uji Spearman-Rank untuk analisa data dengan hasil p-value 0,000 yang artinya ada hubungan antara paparan media pornografi dengan perilaku seksual berisiko pada orang dengan HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara paparan media pornografi dengan perilaku seksual berisiko pada orang dengan HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam serta memperkuat program edukasi dan konseling yang lebih fokus pada perilaku seksual yang aman bagi ODHA.
Pengaruh Pemberian Terapi AIUEO Terhadap Disartria Mototik Pada Pasien Stroke di RSUD Toto Kabila: The Effect of AIUEO Therapy on Motoric Dysarthria in Stroke Patients at Toto Kabila Regional Hospital Astrit Lamadi; Nasrun Pakaya; Nirwanto K. Rahim; Indra
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 7: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i7.8245

Abstract

Stroke merupakan salah satu penyakit degeneratif yang didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi AIUEO terhadap disartria motorik pada pasien stroke di RSUD Toto Kabila. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain pra-eksperimenl menggunakan pendekatan one group pre-test dan post-test. Sampel berjumlah 10 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan terapi AIUEO terdapat responden dengan gangguan bicara sedang sebanyak 7 responden (skala kemampuan bicara 3-5) dan pasien dengan gangguan bicara ringan sebanyak 3 responden (skala kemampuan bicara 6-7). Sedangkan setelah diberikan terapi AIUEO terdapat responden yang mengalami peningkatan yaitu gangguan bicara sedang sebanyak 2 responden (skala kemampuan bicara 3-5) dan responden dengan gangguan bicara ringan sebanyak 8 responden (skala kemampuan bicara 6-7). Kesimpulan terdapat pengaruh pemberian terapi AIUEO terhadap disartria motorik pada pasien stroke di RSUD Toto Kabila. Hasil statistik uji menggunakan paired t-test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (? < 0,05). Pemberian terapi AIUEO yang dilakukan selama 3 hari pada pagi dan sore dengan durasi 10-15 menit dapat meningkatkan kemampuan bicara.
Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Di Puskesmas Kota Timur: The Relationship Between Body Mass Index and the Incidence of Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) at the East Kota Community Health Center Alyaa Aladawiyah Lalapa; Vivien Novarina A. Kasim; Nirwanto K. Rahim; Erwin Purwanto
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 7: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i7.8254

Abstract

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan gangguan gastrointestinal kronis. GERD adalah suatu gangguan saluran pencernaan di mana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke dalam esofagus. Salah satu faktor risiko yang sering dikaitkan dengan GERD adalah peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT). Obesitas diduga dapat meningkatkan tekanan intraabdomen sehingga memperburuk gejala GERD. Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dengan pendekatan case control. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan populasi 238 responden dan sampel sebanyak 149 responden dengan penyakit GERD maupun non-GERD di Puskesmas Kota Timur. Instrumen penelitian yaitu alat ukur IMT untuk menilai status gizi seseorang berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Analisa data menggunakan uji ChiSquare, dengan hasil p-value 0,007 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kejadian gerd (p-value<0,05). Kesimpulannya, bahwa terdapat hubungan signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di Puskesmas Kota Timur.
The Effect of Peer Group Discussion on Increasing Awareness in Preventing Sexual Risk of HIV/AIDS in Students at SMA Negeri 1 Gorontalo Isra Nur; Herlina Jusuf; Nirwanto K. Rahim
International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) Vol. 7 No. 3: July 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/ijhess.v7i3.8334

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that attacks white blood cells and weakens the human immune system, while acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) is a set of symptoms that arise as a result of HIV infection that has weakened the immune system. This study aims to analyze the influence of peer group discussion on increasing awareness in preventing HIV/AIDS risky sexual behavior in students of SMA Negeri 1 Gorontalo. The method used is quantitative research with a pre-experimental design using a one-group pre-test and post-test approach. The sample totaled 20 students who were selected through purposive sampling technique. The results showed that before the intervention, the majority of students (80%) were in the category of moderate consciousness, 15% in high consciousness, and 5% in low consciousness. After the intervention, there was a significant improvement, with 95% of students in the high awareness category and only 5% still in the medium category. A statistical test using a paired t-test showed a significance value of 0.000 (p < 0.05), which means that there is a significant effect of peer group discussion on increasing awareness. The discussion activity which was carried out three times with a duration of 60 minutes was proven to be able to increase knowledge, form positive attitudes, and encourage changes in student behavior in preventing risky sexual behavior related to HIV/AIDS.
Pelatihan Pembuatan Larvasida dan Pembentukan Kader P2V: Strategi Efektif Pengendalian Malaria Berbasis Komunitas Nurfadillah, Ayu Rofia; Rahim, Nirwanto K; Dumar, Bergita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 4, No 3 (2025)
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/phar.soc.v4i3.34143

Abstract

Malaria merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia, khususnya di wilayah endemis seperti Kabupaten Pohuwato dan Boalemo, Provinsi Gorontalo, yang mengalami Kejadian Luar Biasa pada triwulan pertama 2025. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kapasitas kader Pengendalian dan Pemberantasan Vektor (P2V) dalam pemanfaatan larvasida alami berbasis daun jeruk purut (Citrus hystrix) sebagai upaya pencegahan malaria berbasis lingkungan. Metode pelaksanaan meliputi tiga tahap: Sosialisasi materi pencegahan malaria dan pengenalan larvasida alami, demonstrasi pembuatan larvasida oleh ahli, dan  simulasi langsung oleh kader dengan supervisi tim. Evaluasi menggunakan desain post-test only dengan kuesioner pemahaman. Hasil menunjukkan kompetensi kader yang homogen dengan median skor 30 (maksimal), simpangan baku rendah (0,5), dan 66,7% responden mencapai nilai tertinggi. Konsistensi ini memperkuat efektivitas edukasi pencegahan, responsivitas terhadap mobilitas populasi berisiko seperti pekerja tambang, serta keberlanjutan kolaborasi lintas sektor. Kesimpulan kegiatan ini menegaskan bahwa pelatihan berbasis praktik dengan pendekatan partisipatif efektif meningkatkan kompetensi kader dalam pengendalian vektor secara ramah lingkungan. Disarankan pelaksanaan program serupa secara berkala dengan cakupan wilayah lebih luas, serta integrasi dengan surveilans migrasi dan intervensi bagi kelompok rentan untuk mendukung target eliminasi malaria 2030.
Hubungan Kepatuhan Minum Obat ARV dengan Kualitas Hidup Penderita HIV/AIDS Nur Alifta Manopo; Nasrun Pakaya; Nirwanto K. Rahim
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 8: Agustus 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i8.8471

Abstract

HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan global yang berdampak besar terhadap kualitas hidup penderitanya. pengobatan antiretroviral (ARV) merupakan terapi utama untuk menekan laju perkembangan virus. Namun, efektivitas terapi sangat bergantung pada tingkat kepatuhan penderita dalam mengonsumsi obat secara teratur. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menginfeksi sisitem imun manusia terutama sel CD4, sel limfosit T dan makrofag virus ini akan menyebabkan rusaknya fungsi dan sistem imun manusia. Sedangkan Acqired Immunodeficiency Syndrome atau yang dikenal sebagi AIDS adalah sekumpulan gejala yang bersamaan dengan infeksi atau sindrom yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh pada manusia yang disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat ARV dengan kualitas hidup penderita HIV/AIDS. Menggunakan metode desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.sampel berjumlah 35 penderita HIV/AIDS yang menjalani terapi ARV di RSUD Toto Kabila dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 17 responden (48.6%) memeiliki kepatuhan kategori sedang,sementara sebanyak 8 responden memiliki kepatuhan tinggi (22.9%). Selain itu, sebanyak 29 orang (82.9%) memiliki kualitas hidup baik dan sebanyak 6 orang (17.1%) memiliki kualitas hidup buruk. Berdasarkan uji likelhood ratio menunjukan adanya hubungan antara kepatuhan minum obat ARV dengan kualitas hidup penderita HIV/AIDS dengan p value 0.043(p < 0.05) Diharapkan penelitian ini menjadi masukan terhadap Pihak rumah sakit d dalam upaya kepatuhan terhadap ARV dengan dampaknya terhadap kualitas hidup pasien.
Hubungan Hasrat Seksual dengan Kepuasan Seksual pada Pasangan Serodiscordant HIV Nurlin, Nurlin; Yusuf, Zuhriana K.; Rahim, Nirwanto K.
Journal of Language and Health Vol 6 No 1 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i1.5714

Abstract

Human Immunodeficiency Virus HIV yang menginfeksi sistem kekebalan tubuh manusia dan bekerja dengan cara merusak sel darah putih sehingga terjadinya penurunan fungsi pada sistem kekebalan tubuh seseorang.Hasrat seksual merupakan adanya stimulus erotic yang dapat menimbulkan rangsangan seksual melalui penglihatan, Pendengangaran, sentuhan dan imajinasi. Sedangkan kepuasan seksual merupakan kepuasan suami istri dalam melakukan hubungan seksual sebagai kesatuan fisik dari kedua belah pihak. Tujuan penelitian ini menganalisis Hubungan Hasrat Seksual dengan Kepuasan Seksual Pada Pasangan Serodiscordant Di RSUD Toto Kabila. Jenis penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik pengambilan sampling total sampling dengan jumlah populasi 37 responden dan analisa data menggunakan uji Chi-square.Hasil penelitian didapatkan hasrat seksual pasangan Serodiscordant HIV baik sebanyak 25 responden (67.6%), kurang sebanyak 12 responden (32.4%). Responden yang memiliki kepuasan seksual pasangan Serodiscordant HIV puas sebanyak 27 responden (73%), sedangkan kepuasan seksual pasangan Serodiscordant HIV Kurang Puas Sebanyak 10 Responden (27%). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada Hubungan Hasrat Seksual dengan Kepuasan Seksual Pada Pasangan Serodiscordant HIV di RSUD Toto Kabila dengan (P Value=0.000). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk meningkatkan pengembangan program edukasi dan konseling yang lebih spesifik pada pasangan Serodiscordant HIV.
Gambaran Persepsi Perawat Dalam Penggunaan Instrumen CPOT Untuk Mengukur Nyeri Pada Pasien Kritis Di Ruang ICU RSUD Toto Kabila: Description of Nurses' Perceptions in Using the CPOT Instrument to Measure Pain in Critical Patients in the ICU of Toto Kabila Regional Hospital Maudy Balqish Pataria; Zulkifli B. Pomalango; Nirwanto K. Rahim
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 7: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i7.8274

Abstract

Di ruang Intensive Care Unit (ICU) pengkajian nyeri yang dilakukan pada pasien kritis belum berjalan secara optimal, dimana belum diterapkannya instrumen pengkajian nyeri yang tepat terutama pada pasien dengan penurunan kesadaran. Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah Critical care pain observation tool (CPOT). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bagaimana persepsi perawat dalam penggunakan instrumen Critical Pain Observation Tool untuk mengukur nyeri pada pasien kritis di ruang ICU RSUD Toto Kabila. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja diruang ICU Rsud Toto Kabila. Jumlah sampel 20 responden dengan menggunakan tehnik total sampling. Hasil penelitian didapatkan responden penelitian memiliki persepsi baik terhadap penggunaan instrumen CPOT untuk mengukur nyeri pada pasien kritis di ruang ICU Rsud Toto Kabila yaitu 20 responden dengan presentasi (100%). Instrumen CPOT dianggap mudah untuk dipahami, cepat untuk digunakan, mudah untuk diselesaikan dan indikatornya juga jelas saat digunakan mengukur nyeri pada pasien kritis. Instrumen CPOT juga memberikan pengaruh positif dan bermanfaat dalam praktik keperawatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perawat memiliki persepsi baik dalam penggunaan instrumen CPOT untuk mengukur nyeri pada pasien kritis. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perawat mengenai instrumen pengkajian nyeri yang tepat bagi pasien kritis.