Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Hewan

OVSYNCH DAN INSEMINASI BUATAN PADA INDUK KUDA WARMBLOODYANG DIINDUKSI OVULASI DENGAN HUMAN CHORIONIC GONADOTROPIN DOSIS JAMAK A, Amrozi; Tumbelaka, Ligaya ITA; Ocktaviani, Ade; Achmadi, Bondan; Melia, Juli
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 2 (2015): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i2.2836

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengamati pola pertumbuhan folikel dan keberhasilan inseminasi buatan dengan semen cair pada induk kuda warmblood yang disinkronisasi estrus dan ovulasi (ovsynch). Induk kuda berjumlah lima ekor berumur 6-18 tahun digunakan dalam penelitian ini. Sinkronisasi estrus dilakukan pada induk kuda yang memiliki korpus luteum berdiameter minimal 3,0 cm dengan injeksi prostaglandin 7,5 mg secara intramuskular. Induksi ovulasi dilakukan dengan memberikan hCG 1500 IU secara intravena 48 jam setelah sinkronisasi estrus dan diulang setiap 24 jam sampai terjadinya ovulasi folikel (dosis jamak) yang diamati dengan ultrasound. Inseminasi buatan dilakukan berulang mengikuti setiap pemberian hCG sampai terjadinya ovulasi dengan dosis inseminasi 1,5x109 spermatozoa. Sinkronisasi estrus dan ovulasi dengan menggunakan hCG dosis jamak menghasilkan ovulatori dominan folikel berdiameter 4,810,92 cm dan korpus rubrum berdiameter 3,820,45 cm serta menghasilkan 60% kebuntingan. Kesimpulan sinkronisasi ovulasi dengan pemberian hCG dosis jamak pada kuda warmblood yang diinseminasi buatan dengan semen cair efektif menghasilkan kebuntingan yang tinggi.
KORELASI FOLIKEL DOMINAN AKIBAT PENYUNTIKAN HORMON PREGNANT MARE SERUM GONADOTROPIN (PMSG) DENGAN PENINGKATAN RESPONS BERAHI PADA KAMBING KACANG A, Andriyanto; A, Amrozi; Rahminiwati, Min; Boediono, Arief; Manalu, Wasmen
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2779

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuntikan pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) terhadap peningkatan respons berahi kambing kacang. Sebanyak 20 ekor kambing kacang betina dewasa kelamin dibagi secara acak ke dalam 5 perlakuan dosis penyuntikan PMSG, yaitu 0,0 (K1); 1,0 (K2); 7,5 (K3); 15,0 (K4); dan 20,0 (K5) IU/kg bobot badan dan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada K3, K4, dan K5 terjadi peningkatan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, total volume folikel dominan, dan konsentrasi estrogen dalam serum darah (P0,05), serta menunjukkan gejala berahi yang lebih jelas dibandingkan K1. Konsentrasi estrogen dalam serum darah memiliki korelasi positif dengan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, total volume folikel dominan, onset berahi, durasi berahi, perubahan vulva menjadi merah, kebengkakan vulva, peningkatan respons betina terhadap pejantan, dan pergerakan ekor pada saat berahiatau fleging berturut-turut sebesar 53,10; 82,60; 48,80; 53,0; 45,50; 39.40; 32,60; 32,60; dan 80,20% dengan pola kuadratik. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penyuntikan PMSG pada dosis 7,5; 15,0; dan 20,0 IU/kg bobot badan mampu meningkatkan konsentrasi estrogen dan respons berahi kambing kacang.
DINAMIKA OVARIUM SAPI ENDOMETRITIS YANG DITERAPI DENGAN GENTAMICINE, FLUMEQUINE DAN ANALOG PROSTAGLANDIN F2 ALPHA (PGF2) SECARA INTRA UTERUS Melia, Juli; A, Amrozi; ITA TumbelakaLigaya, Ligaya
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2628

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pengobatan endometritis dengan menggunakan kombinasi antibiotik (gentamicine, flumequine) dan analog prostaglandin F2 alfa (PGF2) berdasarkan pengamatan dinamika ovarium dengan metode ultrasonografi (USG). Enam ekor sapi endometritis dibagi dalam 2 kelompok perlakuan. Kelompok I (K1, n= 3) diterapi dengan 250 mg Gentamicine, 250 mg Flumequine, dan 12,5 mg PGF2 secara intra-uterus. Kelompok II (K2, n= 3) diterapi menggunakan antibiotik dengan dosis dan cara pemberian yang sama seperti pada Kelompok I. Hasil pengamatan terhadap sapi-sapi endometritis K1 dan K2 memperlihatkan rataan panjang siklus estrus selama 18 hari. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap kelas folikel pada kedua kelompok perlakuan. Folikel besar (DF) dan folikel besar kedua (SF) pada ke-3 gelombang folikel yang muncul tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata antara K1 dan K2 (P>0,05), tetapi terdapat perbedaan yang nyata (P
PERSENTASE KEBUNTINGAN KEMBAR DAN ENUKLEASI VESIKEL EMBRIO DENGAN PANDUAN ULTRASOUND PADA KUDA A, Amrozi; Tumbelaka, Ligaya ITA
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1258

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase kebuntingan kembar pada kuda di Pulau Jawa dan Madura dan menguji tingkat keberhasilan enukleasi vesikel embrio dengan panduan ultrasound. Sebanyak 354 induk kuda dikawinkan secara alami dengan kebuntingan mencapai 57,6% (204 ekor) dan ditemukan 11 kebuntingan kembar (5,4%). Kebuntingan kembar dengan 2 vesikel embrio pada 10 induk dan 3 vesikel embrio pada satu induk. Pengurangan embrio dengan memberikan tekanan probe terhadap vesikel embrio berpanduan gambaran ultrasound terhadap 6 ekor kuda bunting kembar berhasil pada satu ekor induk kuda (16,6%) dan melahirkan satu anak. Semua kontrol kebuntingan kembar pada 5 induk kuda mengalami abortus pada usia kebuntingan 7-9 bulan. _____________________________________________________________________________________________________________________
48 PERSENTASE KEBUNTINGAN KEMBAR DAN ENUKLEASI VESIKEL EMBRIO DENGAN PANDUAN ULTRASOUND PADA KUDA A, Amrozi; Tumbelaka, Ligaya ITA
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1257

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase kebuntingan kembar pada kuda di Pulau Jawa dan Madura dan menguji tingkat keberhasilan enukleasi vesikel embrio dengan panduan ultrasound. Sebanyak 354 induk kuda dikawinkan secara alami dengan kebuntingan mencapai 57,6% (204 ekor) dan ditemukan 11 kebuntingan kembar (5,4%). Kebuntingan kembar dengan 2 vesikel embrio pada 10 induk dan 3 vesikel embrio pada satu induk. Pengurangan embrio dengan memberikan tekanan probe terhadap vesikel embrio berpanduan gambaran ultrasound terhadap 6 ekor kuda bunting kembar berhasil pada satu ekor induk kuda (16,6%) dan melahirkan satu anak. Semua kontrol kebuntingan kembar pada 5 induk kuda mengalami abortus pada usia kebuntingan 7-9 bulan. _____________________________________________________________________________________________________________________
SINKRONISASI ESTRUS DAN PENGAMATAN ULTRASONOGRAFI PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN DINI PADA DOMBA GARUT (Ovis aries) SEBAGAI STANDAR PENENTUAN UMUR KEBUNTINGAN a, Amrozi; Setiawan, Bagus
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 5, No 2 (2011): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v5i2.364

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati sinkronisasi estrus dan menentukan diagnosis kebuntingan dini pada domba garut (n=3) menggunakan ultrasonografi transrektal. Domba disinkronisasi dengan menggunakan PGF pada fase luteal. Onset dan durasi estrus diamati dengan menggunakan jantan pengusik. Kebuntingan 2a ditentukan dengan tampilan isoechogenic yang dikelilingi oleh tampilan hypoechogenic. Rata-rata onset estrus adalah 3528,7 jam dan rata-rata lama estrus adalah 3313,6 jam. Kebuntingan dini terdeteksi pada hari ke-22 (22,30,6 hari). Perkembangan fetus diikuti dengan peningkatan diameter dan ketebalan uterus. Diameter uterus meningkat dari hari ke-22 (1,80,7 cm) hingga hari ke-42 (5,61,1 cm), dan tebal uterus meningkat dari hari ke-22 (0,80,1 cm) hingga hari ke-42 (2,10,5 cm). Plasentom muncul pada kebuntingan hari ke-34 (0,80,2 cm) dan menunjukkan pola perkembangan yang terus meningkat secara signifikan sampai hari ke-56 (2,70,5 cm; P0,05). Diameter kotiledon hari ke-34 sekitar 0,80,2 cm hingga hari ke-56 (2,70,5 cm) dan hari ke-77 (3,30,4 cm). Dapat disimpulkan bahwa diagnosis positif dari kebuntingan pada domba garut terlihat pada hari ke-12 dan fetus dapat diamati pada hari ke-22.
IDENTIFIKASI LEUKOSIT POLYMORPHONUCLEAR (PMN) DALAM DARAH SAPI ENDOMETRITIS YANG DITERAPI DENGAN GENTAMISIN, FLUMEQUIN, DAN ANALOG PGF2 Melia, Juli; a, Amrozi; Tumbelaka, Ligaya Ita; Fahrimal, Yudha
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 2 (2012): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i2.342

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase leukosit polymorphonuclear (PMN) dalam preparat ulas darah sapi endometritis. Enam ekor sapi endometritis dibagi dalam dua kelompok perlakuan. Kelompok I (n=3) diterapi dengan 250 mg gentamisin/ekor, 250 mg flumequin/ekor, dan PGF2 sebanyak 12,5 mg/ekor secara intra uteri. Kelompok II (n=3) diterapi dengan menggunakan antibiotik dengan dosis dan cara pemberian yang sama seperti pada Kelompok I. Hasil penghitungan leukosit diferensial sebelum terapi menunjukkan persentase jumlah limfosit yang lebih tinggi dibandingkan bentuk leukosit lainnya pada Kelompok I dan II masing-masing adalah 62,501,17 dan 63,662,35, sedangkan persentase jumlah neutrofil pada Kelompok I dan II masing-masing adalah 29,330,94 dan 27,330,94. Setelah terapi, tidak ada perbedaan persentase (P0,05) bentuk leukosit antara kedua kelompok perlakuan. Terapi kombinasi antibiotik dan PGF2 pada sapi penderita endometritis tidak menghasilkan perubahan diferensial leukosit termasuk PMN.
GAMBARAN KLINIS SAPI PIOMETRA SEBELUM DAN SETELAH TERAPI DENGAN ANTIBIOTIK DAN PROSTAGLANDIN SECARA INTRA UTERI Sayuti, Arman; Melia, Juli; a, Amrozi; s, Syafruddin; r, Roslizawaty; Fahrimal, Yudha
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 2 (2012): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i2.310

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran klinis sapi pyometra sebelum dan setelah diterapi dengan antibiotik dan prostaglandin. Dalampenelitian ini digunakan enam ekor sapi betina yang didiagnosis menderita piometra berdasarkan pemeriksaan secara klinis dan ultrasonografi pada organ reproduksi. Sapi tersebut dibagi ke dalam dua kelompok perlakuan, masing-masing 3 ekor sapi untuk tiap kelompok. Kelompok I diterapi dengan 5 ml antibiotik (gentamicine, flumequine) ditambah 15 ml NaCl fisiologis dan PGF2 (Luprostiol) 12,5 mg secara intra uteri,sedangkan kelompok II diterapi hanya dengan menggunakan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan pada sapi yang didiagnosis piometra ditemukan adanya cairan yang penuh mengisi uterus (100%), korpus luteum persisten pada salah satu ovarium (100%), discharge di sekitar ekor, perineum, dan vulva yang berwarna kuning (50%), krem (33,3%), dan hijau keabu-abuan (16,6%). Sapi yang diterapi dengan antibiotik dan PGF2 menyebabkan pengeluaran leleran yang lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan sapi yang diterapi hanya dengan antibiotik.
Co-Authors . Aryogi A. Boediono A. Winarto Ade Ocktaviani Ade Ocktaviani, Ade Adi Winarto Afiqah binti Abd Latif Agik Suprayogi Agus Setiyono Akbar Wijaya Putra Purnama Andriani Andriani Andriyanto . Andriyanto A Andriyanto Andriyanto Anita Esfandiari Arief Boediono Arifianto, Dinar Arman Sayuti Arman Sayuti Asrori Asrori Aulia Andi Mustika Azery bin Kamiring B Purwantara B Purwantara B. Purwantara Bagus Setiawan Bagus Setiawan Bambang Purwantara Bambang Purwatara Bambang Purwatara, Bambang Bambang Sigit Widodo Bayu Febram Prasetyo Bondan Achmadi Bondan Achmadi Bondan Achmadi Bondan Achmadi, Bondan Budianto Panjaitan D Sajuthi Darsono Darsono Dedi Rahmat Setiadi Diah Nugrahani Pristihadi Dian Masyitha E. Y. Yessa Edelina Sinaga Elma Yuliani Yessa Erly R Adistya Erly Rizka Adistya Erly Rizka Adistya Fiqhi Alfiansyah Hamdika Yendri Hazar Sukareksi Hazar Sukareksi, Hazar Herdis . Herdis H Herdis H Herdis Herdis Hidayati Mukarromah Hidayati Mukarromah Ho Kin Wai I Supriatna I wayan Teguh Wibawan I. Wientarsih Ietje Wientarsih IETJE WIENTARSIH Iga Mahardi Iga Mahardi Iman Supriatna Juli Melia Juli Melia K. B. Putro Kamiliyah, Kamiliyah Kiki Amalia Rama koekoeh santoso Krido Brahmo Putro Kudang Boro Seminar Langgeng Priyanto Leo Sapelani Soinbala Ligaya I. T. A. Tumbelaka Ligaya ITA Tumbelaka Luci Parwati M Agus Setiadi M Ibnu Satria M. F. Ulum M. Ibnu Satria Maharani Maharani, Maharani Mokhamad Fakhrul Ulum, Mokhamad Muchidin Noordin MUHAMMAD AGIL Muhammad Danang Eko Yulianto Muhammad Imron Muhammad Imron Muhammad Imron Mutmainnah Mutmainnah Mutmainnah Mutmainnah Ni Wayan Kurniani Karja nisfu bayu kurniadi Nugroho Sampurno Nur Anisa BS Nurul Taufiqu Rochman Nurul Taufiqu Rochman Oriza Savitri Ariantie Oriza Savitri Ariantie P Situmorang Parwati, Luci R I Afiriantini Rachmat Herman Rahminiwati, Min Rastina Rastina Riasari Gail Sianturi Ridi Arif Rivangga Yuda Hendika Roslizawaty r Roslizawaty r Roslizawaty Roslizawaty Rusdin - Santoso . Santoso S Santoso S Santoso Santoso Sari Yanti Hayanti Satya Gunawan Setiadi, Hirawan Siti Dwi Rahmah Ayumi Solly Aryza Srihadi Agungpriyono Sriyanto - Sugganya a/p Ravi Syafruddin s Syafruddin S T L Yusuf Tukiran Tuty Laswardi Yusuf TUTY LASWARDI YUSUF Tuty Laswardi Yusuf W. Manalu Wasmen Manalu Yessa, Elma Yuliani Yudha Fahrimal Yudha Fahrimal Yudi Eka Satria