Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI KINERJA PELABUHAN RAKYAT NIPAH KUNING Apriani, Rianti; Akhmadali, -; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.944 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.27772

Abstract

Pelabuhan Rakyat Nipah Kuning merupakan salah satu pelabuhan yang berada di wilayah Kota Pontianak, terletak ± 7 km dari pusat kota, dengan luas tanah daratan 26.855 m2 dan kolam pelabuhan 10,20 Ha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Pelabuhan Rakyat Nipah Kuning pada bulan November 2017. Data yang digunakan dalam evaluasi kinerja pelabuhan ini melalui data primer seperti melakukan pengamatan langsung dan melakukan wawancara terhadap pihak terkait. Adapun data sekunder yang diperoleh yaitu data fisik pelabuhan, data jumlah bongkar muat barang, data jumlah kapal yang bertambat, data karakteristik kapal, layout pelabuhan, pedoman kinerja pelabuhan yang diperoleh dari PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). Dari hasil evaluasi kinerja pelabuhan tersebut diperoleh kinerja arus kapal yang cukup baik berdasarkan standarisasi PT. Pelabuhan Indonesia II (Perero) Cabang Pontianak. Untuk realisasi kinerja bongkar muat barang rata-rata 11,011 ton/jam. Sedangkan realisasi untuk kinerja berdasarkan pemanfaatan utilitas dan sarana penunjang  bulan November 2017 diperoleh BTP 14,164 ton/m dan BOR 33,845%, dimana pada hasil evaluasi ini untuk BTP dan BOR tergolong cukup baik, maka dermaga Pelabuhan Rakyat Nipah Kuning tersebut masih dapat menerima kapal yang lebih banyak untuk melakukan bongkar muat.  Kata-kata kunci: Kinerja pelabuhan, Nipah Kuning, Bert Troughput (BTP), Kinerja Bongkar Muat, Berth Occupancy Ratio (BOR).
PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA SEBAGAI FILLER PADA PERKERASAN BERASPAL LATASIR DITINJAU DARI KARAKTERISTIK MARSHALL Minardi, -; Widodo, Slamet; Azwansyah, Heri
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan filler limbah batu bara terhadap campuran beraspal Latasir terhdap parameter ? parameter Marshall. Perancanaan campuran dibuat kedalam tiga variasi filler. Varian pertama menggunakan filler abu batu bara jenis bottom ash. Varian kedua menggunakan filler debu batu (stone dust). dan varian ketiga menggunakan filler abu bottom ash + stone dust. Komposisi Agregat yang digunakan untuk semua variasi campuran yaitu batu pecah 1-1 (5%), batu pecah 0,5 (22,5%), pasir (60%), dan filler (12,5%). Kadar aspal untuk masing-  masing varian yaitu rentang 6% - 8%. Satu jenis varian campuran dengan kadar aspal tertentu dibuat tiga buah benda uji. Total benda uji empat puluh lima buah. Berdasarkan Hasil analisa dan pengujian didaptkan hasil terbaik untuk filler bottom ash  dan juga filler bottom ash + stone dust  yang memenuhi spesifikasi Marshall terletak di kadar aspal 7,4%. Untuk penggunaan filler stone dust hasil terbaik yang memenuhi seluruh spesifikasi Marshall terletak pada kadar aspal 7,5%. Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan filler abu batu bara jenis bottom ash dapat diterapkan pada perkerasan beraspal Latasir. Penggunaan bottom ash sebagai filler membuat kebutuhan akan kadar aspal lebih kecil. Sementara untuk karakteristik campuran memenuhi spesifikasi walaupun tidak sebaik penggunaan filler stone dust. Kata kunci: abu batu bara; bottom ash; latasir; marshall 
ANALISIS AKSESIBILTAS INFRASTRUKTUR PEDESAAN DI KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Junita, Nita; Juniardi, Ferry; Azwansyah, Heri
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.469 KB)

Abstract

Kota Singkawang merupakan salah satu Kota yang terdapat di Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah 50.400 ha atau sekitar 0,34 persen dari luas wilayah Kalimantan Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk desa. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP). Pengumpulan data dilakukandengan interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : sumber air bersih, pendidikan, kesehatan, pertanian, perkebunan, perikanan, pemukiman, pariwisata,  komunikasi, sumber tenaga listrik, dan pasar. Hasilpenelitian bahwa tingkatan prioritas nilai aksesibilitasDesa Sijangkung adalah sektor Kesehatan dengan nilai aksesibilitas sebesar 11.697 dan nilai aksesibilitas sarana sebesar 11.500 dengan pendekatan intervensi pembangunan 2 unit puskesmas, 11 unit pustu dan 9 unit polindes dan pemantapan jaringan jalan 16 km dengan penanganan berupa tambal sulam aspal. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada Desa Sijangkung tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan sarana transportasi.   Kata kunci: Kota Singkawang, aksesibilitas, prioritas, Integrated Rural Accessibility Planning
PEMANFAATAN SISA PECAHAN CAMPURAN BETON SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA LASTON WEARING COURSE GRADASI KASAR Yamsasmi, -; AS, Syafaruddin; Azwansyah, Heri
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.894 KB)

Abstract

Making as asphalt mixture requires a huge amount of aggregates because its structure contains 90-95% of aggregates. One of the many materials that are mostly used is gravel. Continuoes use of gravel in large amounts will have an impact on the environment where the gravel is obtained. On the other hand, the high levels of infrastuctrural construction out of concrete in Kalimantan barat aspecially in Pontianak allows the possitility of structural failure, fire and precast concrete failures to increase. Therefore, the use of concrete shards to substitute coarse aggregates becomes an alternative in this research. This research uses the experiment method of comparing between the use of course aggregates and the use of K-225 and K-300 concrete sherds with the varielies of asphalt grudes at 5,0%,  5,5%,  6,0%, 6,5%, 7,0%. We use a total of 45 sampels with each variely of course aggregates gotting 15 samples.we tested each samples using the marshall method so we get the marshall characteristics and optimum asphalt content of the mixture. Refrens of the bina marga 2010 specification. Based on marshall test, the parameters of marshall that meet the stability value at 5.0% - 7.0% asphalt content for the three types of mixture of the highest stability value occurred on the natural broken stone of 7.0% asphalt content of 2822.5kg. Flow value at 6.0% and 6.5% asphalt level of 3.767mm and 3.733mm for natural broken stone, 6.0% for 3.73mm for concrete mixture of K225, and for fractionation of K300 5%, 5.5% and 6.5% concrete mixture of 2.77mm, 3.73mm, and 2.80mm. VIM values for the three mixtures at 7.0% asphalt content of 4.460% natural broken stone, 4.57% of K225 concrete mixed fractions, and 4.31% for K300 concrete mixed fractions. The value of FVB for natural crushed stone at 6.5% and 7.0% asphalt content of 76.116% and 81.538%, 6.0% - 7.0% by 69.92%, 79.87%, and 90.66% for concrete mixture of K225 mixture, and concrete mixture of K300 5.5% 7.0% by 65.81%, 71.17%, 74.31%, and 87.72%. the MQ values for the three mixed types meet the standards but at 5.5% asphalt content of 223.80 kg / mm for the fractional mixture of K225 concrete does not meet. From the data analysis, the optimum bitumen content (KAO) was obtained for the mixture of crude aggregate aggregate of 6.54%, the coarse aggregate of K225 concrete mixture was 6.05%, and the crude aggregate of K300 concrete mixture was 6.65%.     Key words: Asphalt Concrete Wearing Course , mixed concrete mixture, Marshall Characteristic, Coarse Gradation
PENGGUNAAN SOFTWARE VISSIM UNTUK ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS JALAN SULTAN HAMID II – JALAN GUSTI SITUT MAHMUD – JALAN 28 OKTOBER – JALAN SELAT PANJANG) Wikayanti, Novia; Azwansyah, Heri; Kadarini, S. Nurlaily
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.2 KB)

Abstract

Pergerakan manusia, kendaraan dan benda-benda dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jaringan transportasi. Masalah dengan transportasi adalah macet, keterlambatan, polusi udara dan suara yang sering ditemukan setiap hari di beberapa kota besar, beberapa sudah dalam kondisi kritis. Misalnya di daerah sekitar persimpangan Jalan Sultan Hamid II. Gst. Jalan Situt Mahmud, 28 Oktober Jalan, Jalan Selat Panjang di Kota Pontianak yang juga dianggap sebagai persimpangan dengan tingkat kemacetan yang tinggi, karena itu adalah akses utama ke berbagai tempat, salah satunya adalah akses ke kota lain. Tujuan yang dimaksudkan oleh penulis adalah evaluasi dan penataan simulasi persimpangan Jl. Sultan Hamid II, Jl. Gusti Situt Mahmud, 28 Oktober Jalan, dan Jalan Selat Panjang dilakukan dengan evaluasi MKJI dan simulasi VISSIM. Untuk perencanaan dan evaluasi kinerja lalu lintas persimpangan yang dilambangkan meliputi waktu sinyal, kapasitas (C), kinerja lalu lintas yang diukur dengan derajat kejenuhan (DS), penundaan (T), panjang antrian (QL), kendaraan yang terhenti (NS).
PEMANFAATAN LIMBAH ABU BATUBARA DAN PCC SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN HRS - WC Anwar, Marsianus Topik; Akhmadali, -; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 6, No 2 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v6i2.35934

Abstract

Aspal merupakan salah satu material yang digunakan sebagai bahan pembuatan jalan raya,  baik dan nyaman sebagai  perkerasan  fleksibel.  Dengan  memanfaatkan  Limbah  Abu  BatuBara  dan  Semen  PCC  sebagai  fillerdalam campuran Lataston. Untuk kedua masing-masing dibuat benda uji sebanyak 15 buah menggunakan filler Semen Pcc dan 15 buah menggunakan filler Abu Batubara dengan kadar aspal 5,5 %, 6 %, 6,5 %, 7 %, 7,5 % .Hasil  yang  didapat  menunjukan  filler  Semen  Pcc  lebih  baik  dibandingkan  dengan  filler  Abu  Batubara.  Hal tersebut dilihat dari nilai Stabilitas filler Semen Pcc  sebesar 1283 Kg dan Stabilitas filler Abu Batubara sebesar 1085 Kg.  Nilai Flow filler Semen Pcc hasilnya sama dengan filler Abu Batubara sebesar 3,9 mm. Nilai VIM filler  Semen  Pcc  sebesar  6,5%,  nilai  VIM  filler  Abu  Batubara  Sebesar  5,0  %.  Nilai  VMA  filler  Semen  Pcc sebesar 18,3%,  nilai VMA filler Abu Batubara sebesar 17,1%. Nilai VFB filler Abu Batuba ra sebesar 87,6%,nilai  VFB  filler  Semen  Pcc  sebesar  81,4%.  Nilai  MQ  filler  Semen  Pcc  Sebesar  337  kg,  nilai  MQ  filler  Abu Batubara Sebesar 278 Kg. Nilai KAO   filler Semen Pcc adalah 7,4% dan Abu Batubara nilai KAO adalah 7,4% . Penggunaan Abu Batubara dan PCC sebagai filler mampu memberikan karakteristik yang baik pada lataston.Kata kunci: filler Abu BatuBara dan PCC, Lataston (HRS-WC), Bina Marga 2010
IDENTIFIKASI LOKASI TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT) PADA RUAS JALAN ADI SUCIPTO GUNAWAN, ADE; AZWANSYAH, HERI; ERWAN, KOMALA
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 3 (2015): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN EDISI DESEMBER 2015
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.776 KB)

Abstract

Secara geografis Kabupaten Kubu Raya berada disisi barat daya Provinsi Kalimantan Barat atau berada pada posisi 00134’40,83” sampai dengan 1000’53,09” Lintang Selatan dan 109002’19,32” Bujur Timur sampai dengan 109058’32,16” Bujur Timur  dengan luas wilayah 6.985,24 km2 (BPS Kubu Raya,2014)Kabupaten Kubu Raya  berpenduduk 543.325 jiwa,.Data dari Polresta Kota Pontianak diperoleh informasi bahwa dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah peristiwa kecelakaan.Diperlukan upaya untuk mengetahui daerah rawan kecelakaan (black site), daerah titik rawan kecelakaan (black spot) dan mengurangi peristiwa kecelakaan. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan pencarian data sekunder diPolresta Kota Pontianak berupa data kecelakaan dari tahun 2009 s\d 2013 yang terjadidi Kabupaten Kubu Raya.Dengan mencari angkakecelakaan untuk menghitung daerah rawan kecelakaan dengan metode Z-score dan menentukan titik rawan kecelakaan dengan metode Cusum. Data primer diperoleh dengan melakukan survey lapangan untuk menentukan titik rawan kecelakaan dari ruas yang teridentifikasi sebagai daerah rawan kecelakaan. Dari hasil analisis daerah rawan kecelakaan (black site) diperoleh ruas-ruas jalan di Kabupaten Kubu Raya yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang berada di kuadran A, yaitu ruas jalan Trans Kalimantan nilai Z-score 5,39, Arteri Supadio – Ir.Soekarno Hatta nilai Z-score 0,98, Adi Sucipto nilai Z-score 1,54 dan Raya Kakap nilai Z-score 0,77. Perhitungan Cusum dilakukan untuk mengetahui lokasi rawan kecelakaan (blackspot), pada perhitungan black spot dengan pola acak data didapat black spot tertinggi di dapat pada ruas jalan Adi Suciptosta 3 - sta 4 dengan nilai black spot 3,32dan pada perhitungan black spot dengan pola perbandingan data di dapat pada ruas jalan Adi Sucipto sta 6 – 7 dan sta 13 - 14 dengan nilai black spot 13,749. Saran dari penelitian ini adalah Pada hitungan cusum jika data tidak lengkap sebaik nya mengunakan metoda pola perbandingan data dengan membandingkan data sebelumnya atau pun data yang lengkap agar hasil lebih akurat.danperlu di pasang pita rambu daerah rawan kecelakaan,pemasangan zona sekolah dan lampu warning light,perhatian pada ruas jalan yang rusak serta kurang penerangan lampu jalan dan pemasangan rambu – rambu lalu lintas serta penyuluhan dan sosialisasi kesekolah - sekolah dan dibentuk tim terpadu penanganan kecelakaan yang terdiri dari Kepolisian,Dinas Perhubungan dan Rumah Sakit.   Kata kunci : Daerah rawan kecelakaan, Black Site, Black Spot,Kabupaten Kubu Raya
PERKERASAN CAMPURAN ASPAL AC-WC TERHADAP SIFAT PENUAAN ASPAL .T, Supriadi; AS, Syafaruddin; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.155 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.28329

Abstract

Proses penuaan aspal merupakan salah satu penyebab terjadinya suatu penurunan kualitas pada perkerasan lentur Laston. Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC – WC) merupakan lapis aus dan berada di lapis permukaan paling atas yang memungkinkan terjadinya perubahan karakteristik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan (udara, temperatur dan sinar matahari). Kerusakan ini terjadi lebih awal dari umur rencana konstruksi jalan yang diperhitungkan, untuk itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penuaan pada campuran aspal AC-WC dilihat dari karakteristik Marshall Test.Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu dengan variasi kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7% terhadap total berat agregat untuk menentukan kadar aspal optimum (KAO). Sedangkan pada pembuatan campuran AC – WC ini mengacu pada spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3. Untuk pengujian pada penuaan jangka pendek (Short Term Oven Aging, STOA) adalah dengan pengovenan benda uji  AC - WC pada suhu 135°C sebelum dipadatkan selama 4 jam dan untuk penuaan jangka panjang (Long Term Oven Aging, STOA) dilakukan pengovenan 85°C selama 2 hari setelah dipadatkan. Kemudian dilakukan pengujian STOA dan LTOA dengan metode Marshall Test sehingga didapat hasil karakteristik Marshall pada campuran AC – WC.Berdasarkan hasil penelitian dilaboratorium didapat kadar aspal optimum sebesar 6,75% untuk campuran aspal dalam membuat pengujian penuaan aspal. Dari penelitian penuaan aspal berpengaruh pada nilai kararteristik Marshall pada campuran AC - WC, semakin lama umur penuaan semakin turun nilai karakteristiknya. Hal ini ditunjukkan pada hasil pengujian penuaan perkerasan terjadi penurunan nilai pada penuaan jangka pendek (STOA) nilai stabilitasnya 639,5 kg (tidak masuk spek). Nilai flow sebesar 3,1 mm. Nilai VIM 7,7 mm (tidak masuk spek). Nilai VFB 66,0%. Nilai VMA 22,6%. Nilai MQ 206,5 kg/mm (tidak masuk spek). Pada penuaan jangka panjang (LTOA) Nilai stabilitasnya yaitu 688,7 kg (tidak masuk spek). Nilai flow 3,2 mm. Nilai VIM 0,6 mm (tidak masuk spek). Nilai VFB 96,5%. Nilai VMA 16,6%. Nilai MQ 212,6 kg/mm (tidak masuk spek). Dan pada pengujian lapangan dengan umur aspal 5 tahun sebagai pembanding dari penuaan jangka panjang (LTOA) di dapat nilai stabilitasnya 519,2 kg (tidak masuk spek). Nilai flow sebesar 3,1 mm. Nilai VIM 0,9 mm (tidak masuk spek). Nilai VFB 95,2%. Nilai VMA 19,5%. Nilai MQ 169,3 kg/mm (tidak masuk spek).  Kata kunci : Penuaan, Laston, Asphalt Concrete Wearing Course (AC – WC), Bina Marga 2010 Revisi 3, Marshall Test .
PERBANDINGAN BIAYA PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA JALAN KARYA BAKTI DI KECAMATAN MELIAU KABUPATEN SANGGAU Duani, Akhmad Fadil; Yosomulyono, Sutarto; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.602 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.27738

Abstract

Flexible pavement is a pavement that uses asphalt as a binder so that it has considerable flexible properties, consisting of a layer with relatively thin asphalt binder and placed at the top of the top of the subgrade that has been solidified. Rigid pavement is a pavement that uses cement as a binding material so that it has a low eastisity modulus. It usually consists of a cement concrete layer that is installed directly or mediated by a thin layer of foundation over subgrade. The purpose of this paper is to compare the flexible and rigid pavement of the construction structure and the equipment used and compare between flexible and rigid pavement in terms of costs used and for a long period of 20 years. The methodology used is to collect primary data and secondary data and then calculate the thickness of rigid pavement for a 20-year plan life. Pavement Flexibility of 20 years plan with Bina Marga method. After obtaining the thickness of the rigid pavement and flexible pavement then calculate the cost of the two types of pavement while flexible pavement is added to the road maintenance costs. The final result of this study is that the cost of rigid pavement is cheaper than flexible pavement during the 20-year plan life, so that rigid pavement can be an alternative choice of pavement.Keywords: Flexible pavement, Rigid pavement, cost
STUDI STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN KUBU RAYA (STUDI KASUS KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG) Simanjuntak, Bontor; Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN EDISI FEBRUARI 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.341 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.13975

Abstract

Abstrak Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkebunan,  Komunikasi,  Pemukiman, Pertanian. Hasil analisa penelitian yang dilakukan dalam penangan sektor prioritas dari nilai aksesibilitas yang paling tinggi  menyimpulkan bahwa tingkatan prioritas nilai aksesibilitas Desa Durian adalah sektor air bersih dengan nilai 9,000 dan nilai aksesibilitas sarana dengan nilai 18,148 dengan pendekatan intervensi pemenuhan kebutuhan untuk mck sebesar 600.000 ltr/ hari dengan pembangunan jaringan PDAM dan pemenuhan untuk kebutuhan masak dan minum sebesar 60.000 lt/hari dengan penambahan PAH maupun gentong-gentong air serta pemantapan jaringan jalan sepanjang 33 km dengan peningkatan jalan berupa full cor beton, untuk Desa Simpang kanan adalah sektor Kesehatan dengan nilai aksesibilitas sebesar 8,842 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 9,634 dengan pendekatan intervensi pembangunan 1 unit puskesmas, 6 unit pustu dan 5 unit polindes dan pemantapan jaringan jalan 43 km dengan peningkatan jalan berupa full cor beton, untuk Desa Puguk adalah sektor Pendidikan dengan nilai 11,758 dan nilai aksesbilitas prasarana 12,947 dengan pendekatan intervensi adanya pembangunan 5 unit TK, penambahan 1 unit SD, serta penambahan jumlah guru yang sudah ada dan pemantapan jaringan jalan berupa peningkatan full cor beton sepanjang 34 km dan 10 km berupa tambal sulam cor beton, untuk Desa Bengkarek adalah sektor Pertanian dengan nilai aksesibiliatas 11,904 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 20,870 dengan pendekatan intervensi penambahan 5 unit pintu air, saluran irigasi tersier 7.260 m dan saluran kuarter 13.000 m, penambahan 7 unit handtraktor, 8 unit handspray dan 3 unit mesin penggiling padi dan pemantapan jaringan jalan dengan tambal sulam cor beton sepanjang 15 km dan full cor beton sepanjang 31 km, untuk Desa Pasak adalah sektor pasar dengan nilai aksebilitas sebesar 12,979 dan nilai aksesibilitas fasilitas 20,000 dengan pendekatan intervensi penambahan warung menjadi 24 unit, membangun 2 unit pertokoan dan 2 unit pasar lingkungan dengan 10 km penangan berupa tambal sulam cor beton dan 25 km peningkatan full cor beton, untuk Desa Teluk Bakung adalah sektor Pertanian dengan nilai aksesibilitas 12,925 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 17,857 dengan pendekatan intervensi dengan adanya pembangunan 5 unit pintu air, penambahan 7 unit handtraktor, 11 unit handspray, 4 unit mesin penggiling padi dan pemantapan jaringgan jalan sepanjang 25 km berupa tambal sulam aspal dan 10 km berupa peningkatan tambal sulam cor beton. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada 6 desa tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan fasilitas dan prasarana.   Kata kunci: Kecamatan Sungai Ambawang, aksesibilitas, prioritas, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)
Co-Authors .T, Supriadi Adariu, - Adi Sulistiyono Akhmadali . Akhmadali, - Akhmadali, Akhmadali Ali Djamhuri Alqadri, Istiqomah Alwi, Bhasori Amanda, Sherin Ammar, Nur Ananda, Rita Andrijani, Nabila Annastasya, Aulia Anwar, Marsianus Topik Apriani, Rianti Apriansyah, Dani Arfando, Gio Arifi, Chairul As, Syafarudin Aubiansyah, Muhammad Naufal Aulia, Nurul Rahmi Aulia, Rhabia Vindi Ayunda, Nurul Alya Azimah, Nur Huwaida Budiarti, Ade Tia Cantika, Diva Naomira Despriadi, Syahwal Dewi Kania, Dewi Duani, Akhmad Fadil Eliza, Elenne Mardatry Elsa Tri Mukti Ferry Juniardi Fikriyah, Naimatul Fitriansyah, Fahrul Francisko, Christianus Ghurran, Sabiq Arbianto Gst. Arista Kusuma Yudha Handarto, Robby Haridan, - Herliana, Rika Hernovianty, Firsta Rekayasa Hidayatullah, Dimas Pandu Hidayatullah, Evi Huda, Ummi Yatul Iftitah, Nadhifa Nur Inshianeri Sarfin Irdasyah, Naufal Fadlurahman Japutra, Felix Jayasena, Sena Juanda, Rizky Hendarta Junita, Nita Kadarini, S. Nurlaily Komala Erwan Komalasari, Yeni Kurniawan, Andi Rizky Kurniawan, Ardian Leonardus . Lesyani, Agustinus Hendy Marselawati, Ike Marsudi . Mega Chandra, Mega Meta Indah Fitriani Minardi, - Muhammad Ferdiansyah, Muhammad Muhammad Hafidz, Muhammad Muhammad Riski, Muhammad Nody, Rian Nugraha, Muhammad Afif Nugroho, Muhammad Fadil Nusantara, Satria Okta, Bella Maulidya Parhadi, - Pranata, Yudha Pratama, Dicky Adi Pratama, Tegar Wahyu Putriningtiazti, Anissa Rasyidah, Retnoayu Choir Ratih, Ade Richesa, Enrico Rista Rusjuniati Rizqullah, Muhammad Taufiq Rumondang, Sara Paskaria S Nurlaily Kadarini Said Basalim Said Said, Said Saputra, Fiqri Sarfin, Anggie Anjani Sari, Emyrita Randi Sarjono Sarjono, Sarjono Satya Hardiyanto Septianingsih, Dwi Anggun Simanjuntak, Bontor Siti Mayuni Siti Nurlaily Kadarini, Siti Nurlaily Siti Sarah, Siti Slamet Widodo Stefanus, Stefanus Suci Amaliyah, Suci Sugiarti, Cahya Sumiyattinah2, Sumiyattinah Suyono, Rudi S. Syabirin, Syabirin Syafaruddin AS, Syafaruddin Theovani, Gabriel Julio Tomi, Oktavianus Umar Umar Wicaksana, Bagia Widowati, Vanni Retno Wikayanti, Novia Wulandari, Risky Yamsasmi, - Yanti, Selvi YM, Sutartio YM, Sutarto Yosomulyono, Sutarto Zaki, Sheva Naufal