Berpikir kritis adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa pada abad ke-21, karena dengan berpikir kritis, siswa mampu menyelesaikan masalah yang diberikan dengan menganalisis, mengevaluasi, dan membuat kesimpulan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan : (1) Perbedaan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan model PBL berbantuan GeoGebra, PBL tanpa GeoGebra, dan pembelajaran langsung yang ditinjau dari KAM (2) Interaksi antara KAM dan model pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Riset ini dengan menerapkan metode quasi-experiment dengan Pretest posttest Nonequivalent Control Group Design. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII.1 dan VIII. 7 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol. Teknik dalam mengambil sampel adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan pada proses pengumpulan data adalah tes kemampuan awal matematis dan tes kemampuan berpikir kritis. Analisis data menggunakan uji N-Gain, uji normalitas, uji homogenitas, uji anova satu arah, dan uji anova dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan terdapat perbedaan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh PBL GeoGebra, PBL tanpa GeoGebra dan Pembelajaran Langsung yang ditinjau dari KAM tinggi dengan nilai sig 0,032, KAM sedang dengan nilai sig 0,000, dan KAM rendah dengan nilai sig 0,005. Tidak adanya interaksi antara KAM dan model pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan nilai sig 0,334. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa PBL dengan berbantuan GeoGebra dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.