Abstract. The problem of social reintegration for victims of Narcotics, Psychotropics, and other Addictive Substances (NAPZA) involves multidimensional challenges such as social stigma, psychological dependence, and economics. This study aims to analyze and develop a social reintegration model for NAPZA victims by adopting the concept of collaboration as the main framework. The research method used is a literature study that collects and analyzes 22 relevant articles regarding collaborative treatment in the recovery of social reintegration of NAPZA victims at the Community Learning Activity Center (PKBM). Data analysis was carried out using Nvivo software, through steps such as data import, coding, categorization based on main themes, theme analysis to identify patterns and relationships, and data visualization to present findings graphically. The study results indicate that effective communication is at the heart of successful synergy between parties. Good collaboration requires a shared understanding of goals and strategies, as well as recognition of the rights and obligations of each actor. A collaboration-based approach allows for the development of more adaptive and personalized programs, considering the needs and potential of victims. Cross-sector collaboration, such as between health workers, families, and communities, can help victims internalize this new perspective while supporting them in rebuilding a positive social identity. The recommendation from this study is the importance of synergy between the government, community, family, and health workers in creating an ecosystem that supports the recovery of drug victims. A collaborative approach, social reintegration of drug victims can be more effective, allowing them to return to a productive and meaningful life, while reducing the negative impact of drug abuse in society.  Keyword: Collaboration; Social Reintegration; Victims of Drug Abuse. Abstrak. Masalah reintegrasi sosial bagi korban Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melibatkan tantangan multidimensi seperti stigma sosial, ketergantungan psikologis, dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengembangkan model reintegrasi sosial bagi korban NAPZA dengan mengadopsi konsep kolaborasi sebagai kerangka utama. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan dan menganalisis 22 artikel yang relevan mengenai perlakuan kolaborasi dalam pemulihan reintegrasi sosial korban NAPZA di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak Nvivo, melalui langkah-langkah seperti impor data, pengkodean, kategorisasi berdasarkan tema utama, analisis tema untuk mengidentifikasi pola dan hubungan, serta visualisasi data untuk mempresentasikan temuan secara grafis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif merupakan inti dari keberhasilan sinergi antar pihak. Kolaborasi yang baik memerlukan pemahaman bersama tentang tujuan dan strategi, serta pengakuan terhadap hak dan kewajiban masing-masing aktor. Pendekatan berbasis kolaborasi memungkinkan penyusunan program yang lebih adaptif dan personal, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi korban. Kolaborasi lintas sektor, seperti antara tenaga kesehatan, keluarga, dan komunitas, dapat membantu korban menginternalisasi pandangan baru ini, sekaligus mendukung mereka dalam membangun kembali identitas sosial yang positif. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya sinergi antara pemerintah, komunitas, keluarga, dan tenaga kesehatan dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pemulihan korban NAPZA. Pendekatan kolaboratif, reintegrasi sosial korban NAPZA dapat berjalan lebih efektif, memungkinkan mereka untuk kembali ke kehidupan yang produktif dan bermakna, sekaligus mengurangi dampak negatif penyalahgunaan NAPZA di masyarakat. Kata Kunci: Kolaborasi; Reintegrasi Sosial; Korban NAPZA.