Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

SASTRA KLASIK SEBAGAI WAHANA EFEKTIF DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER Kosasih, Engkos
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 13, No 2 (2013): Volume 13, Nomor 2, Oktober 2013
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/bs_jpbsp.v13i2.294

Abstract

Abstrak   Sastra Klasik sebagai Wahana Efektif Pengembangan Pendidikan Karakter. Pelajaran sastra klasik merupakan wahana efektif bagi pengembangan karakter siswa. Dalam sastra klasik ada unsur budaya, sejarah, bahkan unsur ideologi di samping aspek  emosional, intelektual, sosial, dan moralitas. Unsur-unsur itu pula yang selama ini merupakan bidang kajian dalam pengembangan kepribadian. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kepribadian (baca: karakter) melalui pengajaran sastra klasik bukanlah upaya yang mengada-ada. Sastra klasik dapat membantu pembentukan karakter siswa, melalui jalinan cerita yang menyentuh, pilihan kata yang menggugah, ataupun kekuatan konflik yang menggetarkan temanya yang mencengangkan dan heroik. Justru dengan sastra klasik itulah  siswa dapat memperoleh kesadaran, tanpa merasa dipaksa dan digurui. Untuk itu, pembelajarannya tidak cukup apabila berkutat pada soal teori. Ada aspek lain yang yang lebih penting, yaitu apresiasi dan kreasi. Kedua aspek tersebut bisa memberikan pengalaman dan kepribadian bersastra, terutama di dalam pembentukan karakter-karakter tertentu pada diri siswa.Kata kunci: Sastra klasik, pendidikan karakter, potensi siswa, strategi pembelajaran Abstract   Classic literature as an effective way in improving education of character.A lesson of classic literature is an effective mode for improving student’s character. Some elements of classic literature include culture element, history, beside emotional aspect, intellectual, social, and morality. That element as long as now is an inspection surface in a personality improvement. Therefore, improvement of personality education (read: character) by means of classic literature is not fabricating efforts. A classic literature is able to help building student’s character, by means of touching story’s combination, shaking of words selection, or a power of conflict which was tremble his friend shock and heroism. Exactly, by a classic literature, a student is able get a conscious, without feeling to be forced and taught. So, learning of it is not enough if only concentrate to a theory. Another aspect is more important, that is an appreciation and creation. Both of that aspect is able to give an experience and literature personality, especially in certain characters building of student’s personal.Keywords: Classic literature, character education, students potential, learning’s strategy 
LITERASI MEDIA SOSIAL DALAM PEMASYARAKATAN SIKAP MODERASI BERAGAMA kosasih, engkos
Jurnal Bimas Islam Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.139 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v12i2.118

Abstract

Media sosial saat ini berhasil membentuk kekuatan besar dalam membentuk perilaku manusia dalam kehidupan modern yang dinamis ini. Belakangan ini, media sosial merupakan fenomena baru yang sangat digandrungi masyarakat modern tanpa mengenal usia dan afiliasi sosial apapun. Alih-alih menggunakan untuk hiburan semata, tapi menjadi bumerang bagi diri sendiri. Masyarakat perlu mengetahui dibalik kebebasan media sebagai alat ekspresi diri dalam berpendapat, tetap ada berbagai ranah aturan serta etika yang harus dipenuhi. Dengan demikian pengguna medsos harus bersikap adil (tidak berlebihan) dalam menyikapi berbagai hal yang didapatkan, jangan sampai sikap keberpihakan terhadap sesuatu membuat kita terjebak dalam lubang kemadharatan dari medsos. Hadirnya tulisan ini diharapkan ada sikap yang berbeda dari para pengguna medsos, yaitu berfikir dan bersikap moderat terhadap hal-hal yang beredar di medsos, terutama moderat dalam hal beragama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang mana data yang dibutuhkan hanya sebatas dokumen-dokumen yang dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian. Hasil dari penelitian ini bahwa bagaimana caranya seseorang sebagai pengguna medsos harus bisa menerapkan sikap wasaty atau adil dalam mengambil segala yang ada di dalamnya. Masyarakat (user medsos) harus bisa memilah dan memilih apa yang seharusnya diterima dan apa yang seharusnya ditolak.  Hal ini terlebih terhadap hal-hal yang berbau dengan masalah agama, seperti berbagai doktrin jelek yang tersebar melalui medsos. Dengan demikian, masyarakat harus bisa menyaring berbagai informasi yang masuk dan harus bersikap moderat terlebih dahulu terhadap berbagai informasi tersebut, sebelum pada akhirnya memutuskan untuk mengambil sikap. Kata Kunci: Literasi, Moderasi, Media Sosial.   Abstract Social media is currently successfully forming a great force in shaping human behavior in this dynamic modern life. Lately, social media is a new phenomenon that is loved by modern society without knowing any age and social affiliation. Instead of using it for entertainment, but backfire for yourself. Society needs to know behind the freedom of the media as a means of self-expression in opinion, there are still various domains of rules and ethics that must be met. Thus the user of social media must be fair (not excessive) in responding to various things that are obtained, do not let the attitude of partiality towards something makes us trapped in the pit of harm from the social media. The presence of this article is expected to have a different attitude from the users of social media, which is to think and be moderate about things that are circulating in the social media, especially moderate in matters of religion. This study uses qualitative methods, where the data needed is only limited to the documents analyzed in accordance with research needs. The results of this study that how a person as a social media user must be able to apply a attitude of fairness or fairness in taking everything in it. Society (user social media) must be able to sort out and choose what should be accepted and what should be rejected. This is especially true of matters related to religious matters, such as various bad doctrines spread through social media. Thus, the community must be able to filter the various information that comes in and must be moderate to the various information before finally deciding to take a stand. Keywords: Literacy, Moderation, Social Media
PEMIKIRAN FIKIH MALIKI TENTANG PERNIKAHAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM UU PERKAWINAN ALJAZAIR kosasih, engkos
Jurnal Bimas Islam Vol 9 No 2 (2016): Jurnal Bimas Islam
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.742 KB)

Abstract

Abstraksi Hukum keluarga di negara-negara Islam layak untuk dicermati sebagai bahan kajian akademis. Kelahiran upaya taqnin dalam masalah ahwâl as-sakhsiyyah ini sangat bermanfaat bagi tajdîd atau pembaharuan hokum islam. Madzhab maliki memiliki keunikan dan kekhususan metode istinbath yang memungkinkan adanya variasi hasil ijtihad yang bervariatif pula. Penulis berkesimpulan bahwa daya pengaruh madzhab maliki dalam hokum keluarga Aljazair itu sangat nampak. Pasal-pasal dalam hokum keluarga banyak mengadopsi pemikiran madzhab maliki walaupun tetap mengakomodasi madzhab lainnya. Dominasi maliki tidak menghalangi adanya pasal-pasal lain yang justru bersikap diametral dengan madzhab maliki itu sendiri. Teori implementasi hokum malikiyyah ini bersifat tekstualis, namun kodifikasi hukum dalam prakteknya cenderung bersifat kontekstualis.   Abstract Family law in Islamic countries worth to be observe as an academic study materials. Birth of taqnin efforts in the problem of ahwal as-sakhsiyyah is very beneficial for tajdid or renewal of Islamic law. Maliki madhhab have unique and specific istinbath method that allows for variation of ijtihad which makes varied as well. The writer concludes that power influence maliki madhhab in the Algerian family law is clearly appear. Articles in family law adopted by Maliki madhhab even though it keeps accommodating another madhhab thought. The domination of Maliki madhhab does not interfere the existence of other articles which are diametrically Maliki madhhab itself. This theory Malikiyyah law implementation is textual, but the codification law in practice tends to be contextualist.
Persepsi Dukungan Sosial sebagai Mediator Pengungkapan Diri dan Kesejahteraan Subjektif pada Pengguna Instagram Adzhani, Shabrina Nur; Baihaqi, M.I.F.; Kosasih, Engkos
Mediapsi Vol 6, No 1 (2020): June
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.116 KB) | DOI: 10.21776/ub.mps.2020.006.01.7

Abstract

This study aimed to examine the mediating role of the perceptions of social support on the relationship between self-disclosure and subjective well-being of Instagram users in Bandung. Participants were 466 late teenagers ranging from 18 to 21 years old. The research was conducted by utilizing Instagram, a social media platform, in Bandung City. The data were analysed quantitatively and demonstrated that: 1) self-disclosure had a significant influence towards respondents’ subjective well-being, 2) self-disclosure had a significant influence towards perceived social support, 3) perceived social support had a significant influence towards respondents’ subjective well-being, 4) perceived social support significantly mediated the relationship between self-disclosure and subjective well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran persepsi dukungan sosial sebagai mediator hubungan antara pengungkapan diri dan kesejahteraan subjektif pada pengguna Instagram di Kota Bandung. Subjek penelitian terdiri dari 466 remaja akhir yang berusia 18 hingga 21 tahun yang menggunakan media sosial Instagram di Kota Bandung. Data dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan menunjukkan bahwa: 1) pengungkapan diri berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan subjektif, 2) pengungkapan diri berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi dukungan sosial, 3) persepsi dukungan sosial berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan subjektif, 4) persepsi dukungan sosial secara signifikan menjadi variabel mediator bagi peran pengungkapan diri terhadap kesejahteraan subjektif.
Urgensi Rihlah Ilmiah Ahli Hadis Hidayat, Andi Muhamad; Kosasih, Engkos; Mighwar, Muhammad Al; Rafiq, Muhamad Chaedar
TSAQOFAH Vol 4 No 4 (2024): JULI
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/tsaqofah.v4i4.3273

Abstract

This article discusses the extensive academic practices of Hadith scholars. They undertook journeys to seek authentic or sahih Hadiths. The primary aim of this research is to safeguard the authenticity and originality of the Prophet's Hadiths. The method used is descriptive analysis, which explains the urgency of these scholarly activities. The scholarly tradition of Hadith search began during the time of Prophet Muhammad (PBUH), continued by his companions and the Tabi'in, and subsequent generations. Al-Baghdadi explains that their journeys had two main objectives: first, to ensure the highest sanad (chain of narration) and to hear directly from the Prophet (PBUH) himself; second, to meet, discuss, and learn from Hadith experts (huffâzh). Thus, this article provides a detailed description of how Hadith scholars from various generations made significant efforts to preserve the authenticity of Hadith, using descriptive analysis to illustrate the urgency of their scholarly activities in the ritual tradition of Hadith search.
NEED TO BELONG DAN OF MISSING OUT MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM Shodiq, Fajar; Kosasih, Engkos; Maslihah, Sri
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/insight.v4i1.24595

Abstract

This research  is to find the correlation between need to belong and fear of missing out in college instagram user in Bandung city. Quantitative research method used in this research with participant of 324 college student in Bandung city. The instrument in this research was using need to belong and fear of missing out scale made by Wibowo and Santika that adapted from the aspects of need to belong and fear of missing out by Baumeister and Leary for the need to belong scale, and Pryzblzski, Murayama, DeHaan, and Gladwell for measuring fear of missing out. This research made data analysis simple correlation. Result showed that there is positive correlation between need to belong and fear of missing out with adjustment of 0.327.
Religiusitas dan Kesejahteraan Psikologis Kosasih, Ismawati; Kosasih, Engkos; Zakariyya, Farhan
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/insight.v6i2.64746

Abstract

Abstract  This study was conducted to examine the effect of religiosity on psychological well-being. This study used a quantitative approach, with an accidental sampling method amount 156 participants. Psychological well-being measured by Psychological Well-Being Scale (PWB). PWB scale was translated and adapted based on Indonesian culture. Religiosity measured by the religiosity scale based on Fetzer theory. The result of this study showed that there was a significant positive effect of religiosity on psychological well-being. Keywords: psychological well being, religiosity Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh religiusitas terhadap kesejahteraan psikologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 156 orang yang diambil berdasarkan teknik sampling aksidental. Instrumen yang digunakan untuk mengukur religiusitas adalah skala religiusitas yang disusun berdasarkan teori Fetzer. Sedangkan, instrumen yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan psikologis adalah skala Psychological Well-Being (PWB) dari Ryff yang diadaptasi berdasarkan Budaya Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas secara positif signifikan mempengaruhi kesejahteraan psikologis.Kata kunci: kesejahteraan psikologis, religiusitas 
Program “EARS” Sebagai Upaya Peningkatan Psychological Well Being Pada Masa Pendemi Covid 19 Zakariyya, Farhan; Kosasih, Engkos; Damayanti, Lira Fessia; Musthofa, Muhammad Ariez; Kosasih, Ismawati; Akhlan, Riksma Nurahmi Rinalti
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/insight.v6i1.64681

Abstract

Abstract The EARS program is based on the Psychological First Aid (PFA) concept to improve sychological well-being. The program is carried out online using the WhatsApp chat media, training conducted by the helper who received the training. The subjects in this study were adolescents aged 19-25 years who registered and filled out informed consent. Subjects totaling 30 people, but who filled out a total of 13 people in the test so that only 13 people were processed the data. This study uses a quasi-experimental one group pretest and posttest design. Data analysis used Paired sample T-Test with P under 0.05. This shows that the EARS Program can improve psychological well-being.Keywords: pandemi, psychological wellbeing, psychology first aid, student Abstrak Program EARS disusun berdasarkan konsep Psychological First Aid (PFA) untuk dapat meningkatkan psychological well-being. Program di lakukan secara online dengan menggunakan media chat whatsapp yang dilakukan oleh helper yang mendapatkan pelatihan. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja usia 19-25 tahun yang mendaftarkan diri dan mengisi informed consent. Subjek berjumlah 30 orang namun yang mengisi keseluruhan test 13 orang sehingga hanya 13 orang yang di olah datanya. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen one group pretest and posttest design. Analisis data menggunakan paired sample T-Test dengan hasil P dibawah 0,05. Hal ini menunjukan Program EARS dapat meningkatkan psychological well-being. Kata kunci: kesejahteraan psikologis, mahasiswa, pandemi, psikologi pertolongan pertama  
KEPEMIMPINAN INABAH DALAM MENINGKATKAN PERAN PELAYANAN TERHADAP KORBAN NAPZA MELALUI TAREKAT QODIRIYAH NAQSABANDIYAH Kosasih, Fitriyani; Kosasih, Engkos
TSAQAFATUNA : Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 3 No. 2 (2021): Penguatan Nilai-Nilai Multikultural dan Keagamaan dalam Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Buntet Pesantren Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.528 KB) | DOI: 10.54213/tsaqafatuna.v3i2.83

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh telah terjadinya penurunan peminat korban NAPZA di setiap Inabah Suryalaya, sementara faktanya korban NAPZA setiap tahunnya semakin meningkat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian empirik yang datanya dikumpulkan dan disajikan bukan dalam bentuk angka-angka, tetapi dalam bentuk naratif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti ialah sebagai instrument kunci. Data dikumpulkan dengan melalui Triangulasi yang meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dalam meningkatkan peran pelayanan terhadap korban NAPZA di Pondok Pesantren Suryalaya adalah kombinasi antara gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya pendelegasian, dengan tipe kepemimpinan otoriter, kharismatik dan pendelegasian (laissez faire). Strategi kepemimpinan dalam meningkatkan peran pelayanan terhadap korban NAPZA ialah dengan mensosialisasikan visi, misi, tujuan dan sasaran Pondok Pesantren Inabah Suryalaya, merumuskan berbagai kebijakan pesantren, melaksanakan pembinaan berdasarkan pada kurikulum TQN Inabah secara konsisten dan kontinyu, serta melaksanakan program-program pendukung TQN. Metode yang dikembangkan di Inabah ialah metode TQN dengan menjalankan tiga amalan pokok TQN yaitu shalat, dzikir dan Talqin. Dalam hal kendala dan dukungan, Yayasan Serba Bakti memiliki dukungan yang sangat kuat baik itu dari pemerintah, masyarakat maupun dari keluarga Anak Bina. Selain daripada itu Yayasan Serba Bakti juga memiliki kebijakan-kebijakan serta program-program penunjang lainnya yang bersinergi satu sama lain.
The Story of the Prophet Moses and the Pharaoh in the Qur'an: An Analysis of the Implementation of Structural Da'wah Fadli, Muhamad Aroka; Sarbini, Ahmad; Kosasih, Engkos
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 7, No 2 (2024): Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hanifiya.v7i2.37949

Abstract

The story of Prophet Moses (Moses) and Pharaoh (Pharaoh) is the most frequently mentioned narrative in the Qur'an, appearing in as many as 296 verses. The repetition of this story underscores its significance and the lessons it holds, especially regarding relations with leaders. Scholars such as Sayyid Qutb, Hasan al-Banna, and al-Mawardi emphasize the obligation of Muslims to preach to unjust leaders using religious teachings. Allah warns of the dire consequences of a leader's injustice, including painful punishment and the destruction of a nation. Therefore, da'wah (preaching) to leaders becomes a crucial step. The research methodology includes collecting verses related to the story of Prophet Moses and Pharaoh, carefully examining the words and sentences used in these verses, studying the interpretations from various schools of thought, and conducting a thorough analysis using objective reasoning and philosophical and allegorical methods (ishari) as approached by al-Ghazali. The results of this study indicate that the implementation of da'wah from the story of Prophet Moses with Pharaoh is that despite numerous challenges from tyrannical regimes, Prophet Moses remained steadfast and patient in carrying out his ministry. Prophet Moses' style of discussion and reasoned debate demonstrates the value of a preaching strategy that focuses on both spiritual and intellectual strength. Prophet Moses' attitude demonstrates how a preacher must be courageous, patient, and consistent when dealing with opposing powers.