Claim Missing Document
Check
Articles

Potensi Laboratorium Alam Sumbermanjing Wetan dalam pembelajaran Geografi berbasis kerja lapangan (fieldwork) Alfi Sahrina; Ifan Deffinika
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 26, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um017v26i22021p061

Abstract

This research is a qualitative descriptive study using secondary data as the main data. Data were collected through literature studies from the results of previous research in Sumbermanjing Wetan District. The results showed that Sumbermanjing Wetan had the potential to be used as a natural laboratory in the context of geography learning. This is supported by physical conditions in the form of diverse landscape features, quite complex social and cultural conditions. This potential includes the geological and geomorphological conditions of Sumbermanjing Wetan, the geodiversity and biodiversity of Sempu Island, social and cultural conditions, disasters, and tourism. In addition, the existence of natural resources in the area can also be used as one of the studies in fieldwork. Fieldwork-based learning can increase the skills of students in making observations, identifying, experimental, doing teamwork, and applying the use of technology. Geography learning topics at Sumbermanjing Wetan include physical, social, tourism, disaster, environmental, and other areas of geography. Indeed, implementing fieldwork needs to be independent, especially in managing data. In addition, fieldwork-based learning will continue to develop in line with the convenience of technology and increasingly advanced research studies with challenges faced including security, finance, health and safety, access to the field, and damage to the surrounding area used for fieldwork due to sampling exaggerated.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan data sekunder sebagai data utama. Data dikumpulkan melalui studi literatur dari hasil penelitian terdahulu di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumbermanjing Wetan memiliki potensi untuk dijadikan sebagai laboratorium alam dalam konteks pembelajaran geografi. Hal ini didukung oleh kondisi fisik berupa kenampakan bentang alam yang beragam, kondisi sosial dan budaya yang cukup kompleks. Potensi tersebut berupa kondisi geologi dan geomorfologi Sumbermanjing Wetan, geodiversitas dan biodiversitas Pulau Sempu, kondisi sosial dan budaya, serta pariwisata. Selain itu, keberadaan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut juga dapat digunakan sebagai kajian dalam melakukan kerja lapangan (fieldwork). Pembelajaran berbasis kerja lapangan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam melakukan pengamatan, identifikasi, eksperimental, melakukan kerja tim, dan menerapkan penggunaan teknologi. Topik pembelajaran geografi di Sumbermanjing Wetan dapat mencakup bidang geografi fisik, sosial, pariwisata, kebencanaan, lingkungan, maupun cakupan bidang yang lain. Dalam menerapkan kerja lapangan (fieldwork) diperlukan kemandirian peserta didik dalam mengelola data. Disamping itu, pembelajaran berbasis kerja lapangan akan terus berkembang dengan kemudahan teknologi dan kajian riset yang semakin maju dengan tantangan yang dihadapi antara lain keamanan, keuangan, kesehatan dan keselamatan, akses ke lapangan, serta rusaknya areal sekitar yang digunakan untuk kerja lapangan akibat pengambilan sampel yang berlebihan
Hubungan pendidikan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi di Desa Wringinsongo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Singgih Susilo; Budijanto Budijanto; Ifan Deffinika
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 27, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um017v27i12022p117-125

Abstract

This study aims to analyze the relationship between maternal education and contraceptives use with fertility conditions in Wringinsongo Village, Tumpang District. This study was conducted using a quantitative approach with primary data and supported by secondary data. Primary data was gathered through observation and structured interviews, which included information about the respondent's education level and the respondent's participation in the use of contraceptives. Secondary data in this study such as BPS publications and also previous studies. The location was conducted in the Independent Qualified Family Village (KB) of Wringinsongo Village which was formed by the National Population and Family Planning Board (BKKBN). This study uses the concept of fertility from Freedman. Samples were taken using the random sampling technique. The total samples of this study are 30. The number of samples was 30, where Wringinsongo Village had two hamlets and 15 samples were taken from each hamlet. Data were analyzed using descriptive and inferential nonparametric Spearman Correlation. The result shows that the correlation coefficient of ALH with the duration of contraceptive use is 0.487 with a Sig value of 0.006. Therefore, it can be concluded that there is no correlation between ALH and contraception use. In addition, the correlation coefficient result between ALH and education is -0.550 with a Sig. of 0.002. Thus, it can be concluded that there is an inverse relationship between the number of ALH and education. In conclusion, the higher the maternal education, the smaller the number of children they had. This research can be used as study material in Geography classes, particularly those focusing on population.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan pemakaian alat kontrasepsi dengan kondisi fertilitas di Desa Wringinsongo, Kecamatan Tumpang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sumber data utama berupa data primer yang didukung oleh data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui observasi lapangan dan wawancara terstruktur mencakup informasi mengenai tingkat pendidikan responden dan partisipasi responden dalam penggunaan alat kontrasepsi. Data sekunder dalam penelitian ini seperti publikasi BPS dan juga penelitian-penelitian terdahulu. Lokasi penelitian dilakukan di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Klasifikasi Mandiri Desa Wringinsongo yang dibentuk oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Penelitian ini menggunakan konsep fertilitas dari Freedman. Sampel diambil menggunakan random sampling dengan jumlah total 30 sampel. Jumlah sampel sebanyak 30, dimana Desa Wringinsongo memiliki dua dusun dan pada masing-masing dusun diambil 15 sampel. Analisis data dilakukan menggunakan deskriptif dan inferensial berupa Korelasi Spearman. Hasil penelitian ini adalah koefisien korelasi ALH dengan lama penggunaan kontrasepsi sebesar 0,487 dengan nilai Sig. sebesar 0,006. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara ALH dengan penggunaan kontrasepsi. Sedangkan koefisien korelasi antara ALH dengan pendidikan sebesar sebesar -0,550 dengan nilai Sig. sebesar 0,002. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara jumlah ALH dengan pendidikan. Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin sedikit anak yang dimilikinya. Studi ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Geografi sebagai bahan kajian kependudukan.
Fisherman community health behavior in facing COVID 19 pandemic at Port III, Pamekasan Regency Budijanto Budijanto; Ifan Deffinika; Alfyananda Kurnia Putra
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 27, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um017v27i22022p228-238

Abstract

The problem of slum and squatter settlement is caused by improper environmental planning. This study examines socioeconomic determinants of human health by adopting concepts of population morbidity from Mosley and Chen. The purpose of this study was to analyze various conditions behind the low environmental health behavior of fishermen's households in the face of the COVID 19 pandemic. This study used a quantitative approach with a population from fishermen's households. The samples were selected purposively by considering economic and spatial conditions. Primary data collection was carried out through structured and in-depth interviews. The dependent variable in this study was individual disease control, particularly the standard health protocol during the COVID 19 pandemic. Meanwhile, the independent variable of the population health behavior was measured using a Likert scale. Those independent variables consisted of hand hygiene, the use of masks, and maintaining distance. The results showed that as many as 30 percent of fisherman households were classified as the population with good quality health behavior, 43.33 percent of the population presented moderate-quality health behavior, and 26.77 percent of the population had poor quality health behavior. Those behaviors might be caused by their relatively low perception and knowledge on the importance of maintaining health during the COVID 19 pandemic.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN REPRODUCTION HEALTH DALAM MENDUKUNG SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MALANG Ifan Deffinika; Alfyananda Kurnia Putra; Nailul Insani; Muhammad Naufal Islam; Muhammad Rafi' Attamimi; Anditya Bagus Krisna Mukti
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 3, No. 2, Oktober 2020
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v3i2p54-60

Abstract

Remaja dalam sudut pandang kependudukan termasuk ke dalam kelompok rentan. Kondisi demikian dikarenakan remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap berbagai hal. Dampak interaksi lingkungan, baik fisik ataupun sosial sangat rentan mempengaruhi remaja. Sebaliknya remaja merupakan investasi suatu negara, mengingat remaja merupakan subjek dan objek dalam pembangunan. Kondisi demikian membutuhkan suatu langkah strategis dalam mengatasi permasalahan demikian, salah satunya melalui membangun Sekolah Siaga Kependudukan. Kegiatan pengabdian ini diahadiri oleh 40 siswa-siswa pilihan MA Al-Ittihad, dengan dua kegiatan utama yaitu sosialisasi dan peltihan. Program pengabdian masyarakat ini menekankan pada metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Kegiatan ceramah dan diskusi dilakukan pada kegiatan sosialisasi. Sedangkan metode demonstrasi dilakukan pada kegiatan pelatihan. Hasil dari kegiatan pengabdian Pendidikan Kependudukan dirasakan oleh siswa melalui bertambahnya kompetensi kognitis dan psikomotorik siswa. Pada ranah kognitif, partispan memperoleh pengetahuan baru berupa wawasan dan gambaran kondisi kependudukan Indonesia. Selain itu, pada ranah keterampilan siswa terbentuknya softskill sebagai upaya membangun Sekolah Siaga Kependudukan
Bawean Island Community Survival Strategies During the COVID-19 Pandemics Singgih Susilo; Novia Fitri Istiawati; Ifan Deffinika; Budijanto Budijanto
Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities Vol 11, No 1 (2021): Special Issue: Global Society in the Time of COVID-19
Publisher : Deputy of Social Sciences and Humanities, the Indonesia Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jissh.v11i1.183

Abstract

This study aims to examine the strategies and actions of the people of Bawean Island in meeting food needs during the COVID-19 pandemic by using Max Weber’s theory of action. Extracting information was carried out using participatory observation techniques and in-depth interviews and was supported by documentation and analysis using inductive use. The results showed that there were two strategies and actions, namely: saving on food needs and limiting household expenses. Saving on food needs is done by changing the consumption pattern of side dishes. People are looking for replacement side dishes, for example; People who are accustomed to consuming fresh sea fish for a week in a row, have started to replace them with tofu, tempeh and rencek fish. The savings were made because during the pandemic, the traffic flow from Bawean Island to Java (Gresik) was not smooth, causing foodstuffs to increase in price and scarcity. Restrictions on household expenditure are carried out by reducing household spending and only focusing on spending on food, health, electricity and fuel oil needs. These two strategies can save household food and shopping needs, before the pandemic it was usually IDR 150,000 to IDR 70,000-80,000 per day. Furthermore, the actions taken by the people of Bawean Island, namely continuing to work at the main job and working side jobs to increase income. People who choose to keep working in the main job feel that they cannot do anything other than survive in this job, this is done by many furniture traders and entrepreneurs who in the end, because there are no customers, are forced to use their savings for their daily needs. People who choose to work side-by-side are more based because they do not have savings funds and have to increase their income, the people who work a lot on the side in this research are the fishermen.
Kajian karakteristik petani dan potensi pemanfaatan lahan pertanian hortikultura Desa Sumber Brantas Kota Batu Robby Hilmi Rachmadian; Sefhia Dwi Pitaloka; Sonia Nabailah; Shinta Dea; Theresya Yozha; Toni Tanto; Wenni Wulandhari; Yunita Eka; Zur’ata Asykurian; Satti Wagistina; Ifan Deffinika
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.862 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i6p792-802

Abstract

Sumber Brantas Village is one of the villages located in Bumiaji District, Batu City. This village is one of the villages that is a buffer area for the R. Soerjo People's Forest Park (Tahura) area. The use of land around Tahura is used as horticultural agricultural land which can cause damage to protected areas. However, using this land can create jobs for local people. This can be seen from the livelihoods of the residents of the area, as farmers. The purpose of this research is to examine the characteristics of farmers, productivity of farm, and the potential use of horticultural agricultural land in Sumber Brantas Village and determine the level of productivity of the local farmers. The research methodology used is descriptive quantitative. The types of data obtained are qualitative and quantitative data. The sampling technique used was accidental sampling which then obtained 40 samples. The data analysis technique used descriptive statistical analysis. The results of this study indicate that the characteristics of farmers in Sumber Brantas Village has special characteristics, namely agricultural activities carried out using superior seeds and land processing is still carried out using traditional technology. Sumber Brantas merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Desa ini merupakan salah satu daerah penyangga bagi kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) R. Soerjo. Pemanfaatan lahan sekitar Tahura dijadikan sebagai lahan pertanian hortikultura dapat menimbulkan kerusakan pada kawasan lindung. Namun, dari pemanfaatan lahan tersebut dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Hal ini, dapat ditinjau dari mata pencaharian penduduk daerah tersebut yakni sebagai petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji karakteristik petani, produktivitas pertanian, dan potensi pemanfaatan lahan pertanian hortikultura Desa Sumber Brantas. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling yang kemudian diperoleh 40 sampel. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik petani di Desa Sumber Brantas memiliki karakteristik khusus yaitu kegiatan pertanian yang dilakukan menggunakan bibit unggul dan proses pengolahan lahan masih dilaksanakan dengan menggunakan teknologi tradisional.
Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Fertilitas Peternak Sapi Perah di Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Mohammad Zulfi Hidayatullah; Djoko Soelistijo; Ifan Deffinika
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v10i2.46873

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, saat proses pembangunan Indonesia mengalami berbagai permasalahan, salah satunya berkaitan dengan kependudukan. Indonesia memiliki permasalahan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Tingginya angka pertumbuhan penduduk mampu menyebabkan tekanan dalam berbagai aspek pembangunan antara lain aspek tenaga kerja, pendidikan, dan pendapatan. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap responden sebanyak 146 responden dari 231 orang yang menjadi peternak sapi perah. Mengetahui dan menganalisis apakah factor social ekonomi memiliki pengaruh terhadap tingkat natalitas peternah sapi perah di Kecamatan Grati merupakan tujuan penelitian. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif korelasi dengan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Terdapat pengaruh yang signifikan pada variable pendapatan total keluarga sedangkan pada variable yang lain memiliki pengaruh yang cenderung lemah. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa pekerjaan sebagai peternak sapi perah dapat mengurangi tingkat fertilitas yang terjadi.
Pengaruh faktor sosial, ekonomi, dan demografi terhadap fertilitas di Desa Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan Tahun 2021 Nona Ida Nurnaningsih; Budijanto Budijanto; Ifan Deffinika
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 11 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nangalili Village is located in South Lembor sub-district, West Manggarai Regency. According to data from the Central Statistics Agency, the sub-district in numbers shows that population growth in Nangalili Village from 2018 to 2021 has increased by 259 people. One of the factors that influence it is fertility or birth. The purpose of this study was to determine the effect of education, income, age at first marriage and duration of contraceptive use on fertility. This type of research is quantitative research. Data collection techniques using observation, structured interviews and literature studies. This study involved 70 respondents spread across four hamlets (Wae Ara, Manggemaci, Wae Jamal and Tondong Pudang). The data analysis used is descriptive and inferential analysis. Descriptive analysis includes single tabulation and cross tabulation. While inferential analysis includes multiple linear regression test. The results of this study are the education variable has a significant influence. The results of this study indicate that the education variable has a significant effect (0.004 less than 0.05) with a negative influence coefficient direction (-0.206). The income variable has no significant effect (0.108 more than 0.05) with a positive influence coefficient direction (0.000000014307). Variable age at first marriage has a significant effect (0.009 less than 0.05) with a negative coefficient of influence (-0.187). The variable duration of contraceptive use has a significant effect (0.995 more than 0.05) with a negative effect coefficient (0.001). The conclusion of this study is that the most influential variable on fertility is education. Women who have higher education tend to delay marriage so that it can reduce fertility. Desa Nangalili terletak di kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat. Menurut data data Badan Pusat Statistika kecamatan dalam angka menunjukan bahwa Pertumbuhan penduduk di Desa Nangalili dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 259 jiwa. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah Fertilitas atau kelahiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan, pendapatan, usia kawin pertama dan lama penggunaan alat kontrasepsi terhadap fertilitas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara terstruktur dan studi literatur. Penelitian ini melibatkan 70 responden yang tersebar di empat dusun (Wae Ara, Manggemaci, Wae Jamal dan Tondong Pudang). Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif meliputi tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sedangkan analisis inferensial meliputi uji regresi linear berganda. Hasil penelitian ini adalah variabel pendidikan memiliki pengaruh signifikan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel pendidikan memiliki pengaruh signifikan (0,004 kurang dari 0,05) dengan arah koefisien pengaruh negatif (-0,206). Variabel pendapatan memiliki pengaruh tidak signifikan (0,108 lebih dari 0,05) dengan arah koefisien pengaruh positif (0.000000014307). Variabel usia perkawinan pertama memiliki pengaruh signifikan (0,009 kurang dari 0,05) dengan arah koefisien pengaruh negatif (-0,187). Variabel lama penggunaan alat kontrasepsi memiliki pengaruh signifikan (0,995 lebih dari 0,05) dengan arah koefisien pengaruh negatif (0,001). Kesimpulan penelitian ini adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap fertilitas adalah pendidikan. Wanita yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung menunda pernikahan sehingga dapat mengurangi fertilitas.
Pengaruh pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, dan usia kawin pertama terhadap fertilitas di Desa Mojosulur Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Wira Andhika Ariwangga; Singgih Susilo; Ifan Deffinika; Djoko Soelistijo
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 11 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The rate of population growth is caused by migration, birth, and death. Fertility is the most dominant influence. Mojokerto district is a rapidly growing district because of the development of the main line of development, but the negative effects of that result result in fertility issues particularly from the birth rate (fertility). Mojokerto district has always increased in population and mojosari district has become one of the highest population. The village of mojosulur was one of the fertility donors of 305 inhabitants of the mojosari district. The purpose of this study is to know how much family income, education level, and early marriage ages affect fertility in mojosulur village by using a linear regression analysis method. As well as a statistical test of the t for a partial regression relationship. The results of family income variables do not significantly affect fertility and those of the first degree and age of marriage significantly affect fertility. Laju pertumbuhan penduduk disebabkan oleh besarnya migrasi, kelahiran, dan kematian. Fertilitas merupakan pengaruh yang paling mendominasi. Kabupaten Mojokerto merupakan kabupaten yang terus berkembang secara pesat karena tergabung dalam wilayah pembangunan Gerbangkertosusila, namun demikian dampak negatif akibat dari hal tersebut munculah masalah-masalah di bidang kependudukan khususnya akibat dari tingkat kelahiran (fertilitas). Kabupaten Mojokerto selalu meningkat jumlah penduduknya dan Kecamatan Mojosari menjadi salah satu kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi. Desa Mojosulur merupakan salah satu penyumbang fertilitas sebesar 305 jiwa di Kecamatan Mojosari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pengaruh pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, dan usia kawin pertama terhadap fertilitas di Desa Mojosulur dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Serta dilakukan uji statistik Uji t untuk menguji hubungan regresi secara parsial. Hasilnya variabel Pendapatan Keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap fertilitas dan variabel Tingkat Pendidikan serta Usia Kawin Pertama berpengaruh signifikan terhadap fertilitas.
Studi fertilitas pada akseptor KB dan non akseptor di DESA Golo Pongkor, Kecamatan Komodo Kornelia Sastri; Singgih Susilo; Ifan Deffinika
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Population problems are often caused by the increasing population. One of the factors related to this problem is fertility. The study aimed to analyze differences in fertility between acceptor and non-acceptor fertile age couples (unmet need) in Golo Pongkor Village. The populations were 181 fertile-age couples consisting of 115 acceptors and 66 non-acceptors. The study used probability sampling technique. The samples were 53 acceptor respondents and 40 non-acceptor respondents. The data sources were obtained through observation, interviews with the help of instruments (questionnaires), as well documentation. In addition, data analysis used was inferential analysis of different test using a non-parametric statistical test, namely Mann Whitney U test. The results showed that fertile age couple family planning acceptors had an average number of children born alive as many as 3 children, the majority of the age at first marriage was 15-19 years and 20-24 years, the majority had an elementary education level, the majority had informal jobs and the majority had income less than Rp.1,950,000. Meanwhile, non-acceptor PUS have an average of 2 children born alive, the majority of them are 20-24 years old at first marriage, the majority of the education level is elementary school, the majority of the types of work are not working and the majority of the income is less than Rp.1,950,000. The results of Mann Whitney U show that Asymp. Sig (2-tailed) is 0.001 which is smaller than 0.05, which means that there is a significant difference between fertility rates in acceptors and non-acceptors of childbearing age in Golo Pongkor Village. Masalah kependudukan sering kali terjadi akibat jumlah penduduk yang terus meningkat. Salah satu faktor yang berkaitan terhadap permasalahan tersebut adalah fertilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan fertilitas pada pasangan usia subur akseptor dan non akseptor (unmet need) di Desa Golo Pongkor. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 181 pasangan usia subur yang terdiri dari 115 akseptor dan 66 non akseptor. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Sampel dalam penelitian ini ditemukan 53 responden akseptor kb dan 40 responden non akseptor. Sumber data pada penelitian ini yaitu diperoleh melalui observasi, wawancara terkait informasi yang dibutuhkan dengan bantuan instrumen (kuisioner) dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis inferensial uji beda dengan menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukan bahwa PUS akseptor kb memiliki rata-rata jumlah anak lahir hidup sebanyak 3 anak, mayoritas usia kawin pertama 15-19 tahun dan 20-24 tahun, mayoritas tingkat pendidikan terakir SD, mayoritas memiliki pekerjaan informal dan mayoritas pendapatan kurang dari Rp.1.950.000. Sedangkan PUS non akseptor rata-rata memiliki anak lahir hidup sebayak 2 anak, mayoritas usia kawin pertama 20-24 tahun, mayoritas tingkat pendidikan terakhir SD, mayoritas jenis pekerjaan yaitu tidak bekerja dan mayoritas pendapatan kurang dari Rp.1.950.000. Hasil Mann Whitney U menunjukan bahwa Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,001 yaitu lebih kecil dari 0,05, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat fertilitas pada pasangan usia subur akseptor dan non akseptor di Desa Golo Pongkor.
Co-Authors -, Fatimatuzahroh Adip Wahyudi Ahmad Wildan Hamdani Ahmed Djoumoi Akemat Rio Setiawan Alfyananda Kurnia Putra Anditya Bagus Krisna Mukti Anggit Priadmojo Apsari, Radite Wanudya Atmaja, Martha Abymanyu Ragil Aziizah, Rizka Nuur Betty Masruroh Budijanto Budijanto Budijanto, Budijanto Dicky Arinta Dwiyono Hari Utomo Elvira Kurnia Ramadhani Fahmi, Nur Fakhruddin, Mohammad Thofiqo Farah Nurin Shabrina Fatiya Rosyida, Fatiya Febri Putranto, FX Gugus Firmansyah, Ryan Haikal Fuad Maysa Hadi Soekamto Hidayatullah, Ilham Adenan I Komang Astina Ibrahim, Ananda Ravelio Nur Ike Sari Astuti Inanditya Widiana Putri Indraningrum Shrestha, Maria Emerita Istiawati, Novia Fitri Jazilah, Fatimatun Kornelia Sastri Listyo Yudha Irawan Maghfiroh, Ainun Mashafi, Ahmad Maulana, Feri Fahrian Maulana, Royan Gilbran Melati Julia Rahma Mohamad Arif Mohammad Zulfi Hidayatullah Muhammad Naufal Islam Muhammad Nurwiseso Wibisono Muhammad Rafi' Attamimi Muhammad Zainul Muttaqin Muhammad Zaki Gymnastiar Putra Muhammad Zaki Gymnastiar Putra Nailul Insani Nisa, Azizah Kholifatul Nisa’, Hamidatun Nona Ida Nurnaningsih Novia Fitri Istiawati Novia Fitri Istiawati Nurwidayanto, Moch. Alfin Oraby, Ghada Abd Elsattar Mohammed Pokhrel, Leela Balab Prananda Anugrah Prista, Dynda Purwanto Purwanto Purwanto Puspita, Rafika Tri Putranto, Mahendra Pramuditya Ramadhan, Aditya Ramadhani Lausi Mkumbachi Robby Hilmi Rachmadian Sahrina, Alfi Saputri, Nuke Aulia Satti Wagistina Sefhia Dwi Pitaloka Setiawan, Akemat Rio Shinta Dea Simprosa Advensia Seneng Singgih Susilo Soebijanto, Agoes Soelistijo, Djoko Sonia Nabailah Swastika Dhesti Anggriani Theresya Yozha Toni Tanto Tuti Mutia Umi Farida Vira Setia Ningrum Wenni Wulandhari Wira Andhika Ariwangga Yunita Eka Yuswanti Ariani Wirahayu Zur’ata Asykurian