Claim Missing Document
Check
Articles

LAMA WAKTU PENGOMPOSAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERDASARKAN JENIS MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) DAN TEKNIK PENGOMPOSAN Ulfa Nurullita; - Budiyono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2012: SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.579 KB)

Abstract

Pada penelitian ini akan dicoba pemanfaatan mol untuk proses pengomposan. Jenis penelitianadalah pra eksperimental dengan tujuan mengetahui adanya perbedaan lama waktupengomposan sampah rumah tangga dengan penambahan berbagai jenis mol dan teknikpengomposan. Jenis mol yang digunakan berasal dari bahan sederhana yang banyak ditemui ditingkat rumah tangga, meliputi mol campuran (berisi kotoran sapi, dedak, mollase, EM4, danair), mol tape nanas, mol nasi basi, dan mol sludge. Teknik pengomposan yang dipilih adalahteknik keranjang takakura dan teknik drum berputar. Kualitas kompos yang dideskripsikanberupa bau, warna, dan bentuk fisik kompos. Lama pengomposan diperhitungkan berdasarkanwaktu yang diperlukan untuk penyusutan berat kompos menurun sampai dengan 60% dari beratawal. Untuk tiap jenis perlakuan berat sampah yang diujikan 1,5 kg. Hasil penelitianmenunjukkan suhu kompos sesuai untuk proses dekomposisi yaitu berkisar 30-38°C, pH sesuaiuntuk dekomposisi yaitu 7, bau kompos hanya ada 3 yang sesuai bau tanah yaitu mol campurandengan teknik keranjang takakura dan drum berputar serta mol tape nanas dengan teknikkeranjang takakura. Warna kompos semua sesuai warna tanah kecuali pada kelompok kontroldengan teknik keranjang takakura. Lama waktu pengomposan minimal 8 hari, maksimal 31hari, rata-rata 12,25 hari, dengan standar deviasi, 6,49. Uji anova dua arah disimpulkan adaperbedaan lama waktu pengomposan berdasarkan jenis mol (p value=0,000), ada perbedaanlama waktu pengomposan berdasarkan teknik pengomposan (p value=0,000), dan ada interaksiantara jenis mol dan teknik pengomposan (0,000).
Molecular Surveillance of Pyrethroid Resistance of Dengue Vector [Aedesaegypti] and its Implication To Public Health Sayono -; Ulfa Nurullita; Irfanul Chakim
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: Proceeding of International Seminar on Education Technology (ISET) 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.712 KB)

Abstract

Abstract.Resistance of Aedesaegypti mosquito to pyrehtoid compounds have been a common problem in controlling thisdisease among the tropical countries, including Indonesia. Knockdown resistance alleles of voltage-gated sodium channel gene have been proposed as an effective marker for early detection of this problem. This study aimed to understand the pyrethroid resistance status of Aedesaegypti population among Dengue endemic areas in Central Java Province. The house hold larval surveys were conducted in Temanggung, Kendal and Jepara districts and Semarang municipal based on the Dengue cases. Mosquito larvae were reared to be 3-5 days old imago stage in entomologic laboratory, and then subjected to molecular experiment for detection of kdr alleles of domain II VGSC gene. This study found two single nucleotide polymorphisms, namely S989P and V1016G. These SNPs indicated that Aedesaegypti population has developed resistant to pyrethroid compounds. Generally, we found the high percentage of those SNPs, namely 26 and 93 percents. It is an important data input for public health officer in planning of Dengue prevention.
MANIPULASI WAKTU TINGGAL DAN TEBAL MEDIA FILTER TEMPURUNG KELAPA TERHADAP PENURUNAN BOD (BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND) DAN TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR LIMBAH RUMAH TANGGA Ulfa Nurullita; Mifbakhuddin -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2010: Kesehatan Masyarakat, Olahraga, Gizi, dan Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Air limbah rumah tangga yang belum terolah di wilayah Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Semarang pada pemeriksaan pendahuluan mempunyai nilai BOD 700,3 mg/l dan TSS 311 mg/l. Nilai ini menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi, telah melebihi ambang batas yang diperbolehkan yaitu BOD maksimal 50-150 mg/l, TSS maksimal 200 mg/l. Kualitas air limbah mempunyai BOD dan TSS melebihi batas, akan berisiko menimbulkan dampak buruk kualitas lingkungan. Trickling filter merupakan salah satu pengolahan limbah cair secara biologis dengan memanfaatkan teknologi biofilm. Bahan yang digunakan sebagai media trickling filter harus kuat, keras, tahan tekanan, tahan lama, tidak mudah berubah dan tidak mudah menyumbat pada media trickling filter. Bahan yang biasa digunakan adalah batuan. Pada penelitian ini akan dicoba digunakan media filter berupa tempurung kelapa yang mempunyai sifat sesuai syarat media filter. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperiment semu dengan rancangan non randomized pretest-postest control group design. Sampel air limbah diambil dari saluran air limbah rumah tangga di Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Koa Semarang. Hasil: sebelum perlakuan (kontrol), BOD tertinggi 196,5 mg/l, terendah 121,6 mg/l. TSS tertinggi 222,4 mg/l, terendah 209,4 mg/l. suhu tertinggi 27,5ºC, terendah 27 ºC. pH semua sama yaitu 7. Setelah perlakuan rata-rata BOD tertinggi 112,68 mg/l, terendah 61,58 mg/l, rata-rata TSS tertinggi 129,8 mg/l, terendah 79,35 mg/l, suhu dan pH tidak mengalami perubahan. Prosentase penurunan BOD tertinggi 63,22%, terendah 39,94 %), prosentase penurunan TSS tertinggi 64,32 mg/l, terendah 41,32 %. Uji t untuk sampel berpasangan pada semua perlakuan didapatkan nilai p semua kurang dari 0,05, artinya ada perbedaan yang signifikan nilai BOD maupun TSS antara sebelum dan sesudah pengolahan. Untuk penurunan BOD pada berbagai lama waktu tinggal dan ketebalan media filter didapatkan nilai p=0,000 sedangkan pada TSS nilai p= 0,000 sehingga ada interaksi antara faktor lama waktu tinggal dan  ketebalan media filter pada penurunan BOD maupun TSS. Simpulan: ada perbedaan yang signifikan nilai BOD maupun TSS antara sebelum dan sesudah pengolahan, ada interaksi antara faktor lama waktu tinggal dan  ketebalan media filter pada penurunan BOD maupun TSS.
EFEKTIFITAS VARIASI PENAMBAHAN KOTORAN SAPI, DEDAK, MOLLASE DAN EM4 TERHADAP PENURUNAN VOLUME SAMPAH ORGANIK DAN SAMPAH CAMPURAN Ulfa . Nurullita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 1. No. 1. Tahun 2003
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.026 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.1.1.2003.%p

Abstract

ABSTRACT Background: with field competition to throw waste away, motivates the need to treat the waste accurately. One of the treatments is to change waste into compos By composing, waste volume will decrease. If this thing can be applied in the Final waste Disposal so the field will be able to accommodate more waste. As a result of it, the effective term of final waste spot field can be prolonged. Naturally, waste can decay be decomposing but it takes a relatively long time. Furthermore, it takes treatment to speed up composing process. Object: the purpose of this research is to know waste Volume decrease of composing process with addition of various inoculan, such as bran, cow feaces, mollase and EM4 (Effective Microorganism 4) That contain a lot of micro organism and water that will help the leaching process. Method: type of this research is explanatory research with quasi experiment method, the design is pre-post test Control group design. There are 5 treatments, 3 replications and one control group. Results: Test result with one way anova indicate that there is a difference in organic waste volume decrease with addition of various inoculan and control. The difference of the biggest volume disease is on first treatment (63,7%), that is the addition of cow faeces, bran, mollase, EM4 and waster. This variety can work maximally. in control, the volume decrease is 51, 7%. One way Anova test towards organic-an organic waste indicate that there is no difference of waste volume decrease in many various inoculan and control. The difference of the biggest volume decrease is on fifth treatment (69%r), in control the volume decrease is 53%. This indicates that inoculan can not work within anorganic materials. Conclusion: The first treatment decreases the biggest volume. This variety can work maximally, Cow faeces and water will help the leachating process, especially for carbon material. Mollase and bran are food substance and source of energy for waste decomposer microorganisms, EM4 contain microorganisms that function as decomposers. But on organic-an organic waste inoculan can not work within an organic materials. Key words: Compos, cow faeces, mollase, Effective Microorganism 4.
Pengetahuan Warga tentang Bahaya Keselamatan dan Bahaya Kesehatan yang Terjadi pada Banjir (Studi di Daerah Rawan Banjir di Bandarharjo Semarang) Ulfa Nurullita; Gina Malika Ritonga; Mifabkhuddin Mifbakhuddin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 16. No. 3. Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.014 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.16.3.2021.154-159

Abstract

Latar belakang: Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, kejadian bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang cukup besar yaitu kejadian banjir. Pada awal tahun 2020 tercatat bahwa terjadi 67 peristiwa banjir di Indonesia dan mengakibatkan korban meninggal dunia paling banyak yaitu sebanyak 86 orang. Tujuan: Menggambarkan pengetahuan warga tentang bahaya keselamatan dan bahaya kesehatan yang terjadi saat banjir karena air pasang.  Metode: Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Variabel berupa pengetahuan bahaya keselamatan dan pengetahuan bahaya penyakit saat banjir diperoleh dengan angket. Subjek penelitian yaitu warga RW 1 Kelurahan Bandarharjo Semarang berjumlah 92 orang. Hasil: Mayoritas responden mendapatkan informasi melalui seseorang yaitu keluarga, kerabat, dan tenaga kesehatan dengan jumlah 62 (67,4%) orang. Banjir terjadi hampir setiap bulan dengan ketinggian setengah meter dan surut dalam satu hari. Tinggi genangan air banjir yang dianggap merugikan menurut warga yaitu setinggi 0,5 meter karena dapat mengganggu aktivitas warga. Dampak banjir yang paling dirasakan oleh warga yaitu kerusakan properti. Kesimpulan: Pengetahuan warga RW 1 Kelurahan Bandaharjo mengenai bahaya keselamatan dan bahaya kesehatan yang terjadi saat banjir termasuk dalam katagori baik.
INDIKATOR PENCEMARAN UDARA BERDASARKAN JUMLAH KENDARAAN DAN KONDISI IKLIM (Studi di Wilayah Terminal Mangkang dan Terminal Penggaron Semarang) Irma Dita Kurniawati; Ulfa Nurullita; M Mifbakhuddin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 12. No. 2. Tahun 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.941 KB)

Abstract

Latar Belakang : Salah satu penyebab pencemaran udara adalah meningkatnya jumlah kendaraan di Indonesia. Jumlah kendaraan di Indonesia tahun 2016 mencapai 124.215 juta unit, naik 10-15 %. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pencemaran udara merupakan faktor risiko gangguan kesehatan terbesar di dunia, diperkirakan data  tahun 2016 sekitar 6,5 juta orang meninggal tiap tahun akibat paparan polusi udara. Faktor yang berhubungan dengan konsentrasi pencemar udara adalah jumlah kendaraan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, hujan, dan topografi.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan jumlah kendaraan dan kondisi iklim dengan konsentrasi CO, mengukur konsentrasi SO2 dan NO2 di Terminal Mnagkang dan Terminal Penggaron Semarang. Metode:Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Obyek dan sampel penelitian yaitu udara di lokasi penelitian diukur dalam kurun waktu 1 jam. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah kendaraan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin, sedangkan variabel terikat adalah konsentrasi karbon monoksida. Analisis data menggunakan korelasi person dan rank spearman. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kendaraan tidak padat(65,0%) dengan nilai p 0,000, sebagian besar suhu udara rendah(55,0%) dengan nilai p 0,221, kelembaban udara tinggi(100%) dengan nilai p 0,006, dan kecepatan angin tenang(100%) dengan nilai p 0,597. Hasil ukur di Terminal Mangkang SO2 <27,8 g/Nm3 dan NO2 28,9 g/Nm3, di Terminal Penggaron SO2 <27,3 g/Nm3 dan NO2 16,0 g/Nm3. Kesimpulan: Ada hubungan jumlah kendaraan dan kelembaban udara dengan konsentrasi karbon monoksida (p<0,05), tidak ada hubungan antara suhu udara dan kecepatan angin dengan konsentrasi karbon monoksida (p>0,05).
ANALISIS ASPEK FAKTOR LINGKUNGAN FISIK PADA INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN JOMBLANG KECAMATAN CANDI SARI KOTA SEMARANG Ulfa Nurullita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 4. No. 2. Tahun 2008
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.235 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.4.2.2008.%p

Abstract

Background: Tofu industrial was one of kind the informal industrial. In the works of process, the workers will get the work load and additional load was causes &om work areas. One of tofu industrial was in KelurahanJomblang, it controll just go from public health facility wich didn't do routine, it is just observed from disease aspect of generally case appear, was Dermatitis, it didn't reached controlling of by work health and safety up till now. Methode: The total of samples are 42 people. The kind of research was deskriptif. The factors were onserved are lighting intensity (with luxmeter), sound intensity (with sound level meter), heat skess (withquestemp), smell (with sense of smell), ventilation (with meter), complaint about the comfortable production room and sickness complaint from employee (with questioner). Result: lighting intensity range 78,6 lux (2 locations more over minimum), sound intensity range 95,7 dBA (all of industries more over limit value), heat stress range 42,4"C(all ol industries over limit value), humadity range 43,8Yo (all of them under the limit value), the broad ventilation range 29,4o/o from the floorspace (3 locations which do not fulfill condition), the complaint about less complexion intensity are 8 people (19W, about sound intensity (noise) are 39 people (92,9yo), about heat stress are 38 people (90,5yo), the majority of disease complaint about 17 people (40,5o/o) was kutu air.
PENGARUH BEBAN KERJA DAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PEKERJA BAGIAN ARC FURNACE DAN ROLLING MILL PT INTI GENERAL YAJA STEEL SEMARANG Ulfa Nurullita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 4. No. 1. Tahun 2007
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.21 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.4.1.2007.%p

Abstract

Background: The optimal work efficiency can be achieved if there is a beneficial balance of workload, added workload causecl by work environment, and work capacity. One of the factors of added workload caused by work environment is physical factor, such as air temperature, lighting, dampness, air rapidity, noise, mechanical vibration, radiation and air pressure. Metal foundry industry is closely related to dominant physicalenvironment factor, such as heat pressure, noise, and lighting. Those factors affect on one's physical performance especially workers' blood pressure and pulse. Objective of this research is to analyze lhe effect ofworkload and physical environment factor on workers'blood pressure, pulse, as well as fatigue level in Arc Furnace ancl Rolling Mill department, PT Inti General Yaja Steel Semarang. Method used in this research is thequasi experiment with one group pre and post test design. Research samples are 47 people who are selected by inclusion criteria. Heat pressure and noise are measured in the middle of first ffice hours at l0 a.m. approximately, while blood pressure and pulse are measurecl before and after working in the first ffice hours or at break hours. Result of this research shows that blood pressure in average before working is(systole:119,7 mmHg, diastole:84 mmHg), higher than afterworking (systole:107,2 mmHg, diastole:78,9 mmHg). The average of pulse before working is (8 1,5 times/minute), lower than after working (87,5times/minute). It can be concluded that there is difference of blood pressure before working and after working (systole; p- Wilcoxon Sign Ranks = 0,001, tliatole; p- ll/ilcoxon Sign Ranl<s,:0,003). There is dffirence of pulse before working and after working (p-paired t test: 0,001). Workers' blood pressure is degrading, while their pulse is rising, this is due to the fact that workers have already dealt with workload, heat pressttre and noise in work environment.Keywords: blood pressure, pulse, physical environment
PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER TERHADAP PERSENTASE PENURUNAN KESADAHAN CaCO3 AIR SUMUR ARTETIS Ulfa Nurullita; Rahayu Astuti; Mohammad Zaenal Arifin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 6. No. 1. Tahun 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.275 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.6.1.2010.%p

Abstract

Latar Belakang: Air sumur artetis banyak yang yang bersifat sadah, salah satu cara untuk menurunkan adalah filtrasi dengan karbon aktif. Penelitian ini akan menganalisis penurunan kesadahan CaCO3 dengan karbon aktif dengan waktu kontak 10 menit, 20 menit,30menit dan 40 menit. Tujuan: Mengetahui pengaruh lama kontak karbon aktif dalam menurunkan kesadahan CaCO3 air sumur artetis. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan Randomized pretes-postes control group design. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama kontak air sadah dengan karbon aktif yaitu selama 10 menit, 20 menit, 30 menit dan 40 menit, variabel terikat adalah penurunan kesadahan air sumur artetis, dan variabel pengganggu adalah pH dan suhu. Uji Normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan data berdistribusi normal, sehingga uji yang digunakan adalah Uji One Way Anova. Hasil: penurunan kesadahan CaCO3 tertinggi 475,6 mg / l pada lama kontak 40menit (91%), terendah 206,0 mg / l pada waktu kontak 10 menit (45%). Hasil uji Anova didapatkan nilai p = 0,000 artinya ada pengaruh lama kontak karbon aktif dalam menurunkan kesadahan CaCO3 air sumur artetis.Kesimpulan: Penurunan kesadahan tertinggi terjadi pada lama kontak 40 menit yaitu rata-rata sebesar 91%.Kata kunci:Kesadahan, Lama kontak dengan karbon aktif, Penurunan kesadahan.
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN SANITASI LAPAS TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT HERPES DI LAPAS WANITA KELAS II A SEMARANG Agus Wirawan; Ulfa Nurullita; Rahayu Astuti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.085 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background. Year 2009, 80% from 176 inmate in women prisons Semarang had a history of herpes simplex disease. Based on these issues it is necessary to research on the effects of personal hygiene and sanitation on the incidence of herpes simplex Correctional Institution in prisons IIA class women Semarang Objective. To identify the relationship between personal hygiene and sanitation of prisons with the incidence of herpes simplex on the citizens in women prisons IIA class Semarang. Methods. Type of research is explanatory research method used to test independent variables (personal hygiene and sanitation of prisons) and dependent variable (incidence of herpes simplex infection). with a sample of 51 persons. The method used is through a questionnaire and interview survey using a cross sectional approach. Results. Chi square test the relationship between personal hygiene with the incidence of herpes simplex p value (0.506) is greater than the value of α (0.05) good categories as many as 49 people (96.1%). While the statistical analysis using Chi square test for the relationship between sanitation with the occurrence of herpes simplex p value (0.221) is greater than the value of α (0.05), minimum score category 2, the maximum score of 3, an average of 2.59 with standard deviation of 0.49. Conclusion. There was no significant relationship between personal hygiene and sanitation with the incidence of herpes simplex disease. Keyword. Personal hygiene and sanitation of prisons, with herpes simplex infection. ABSTRAK Latar Belakang. Tahun 2009, 80% dari 176 warga binaan di Lapas wanita Semarang mempunyai riwayat menderita penyakit herpes simplek. Berdasarkan masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh higiene perorangan dan sanitasi Lapas terhadap kejadian herpes simplek di Lapas wanita kelas IIA Semarang Tujuan. Mengetahui hubungan higiene perorangan dan sanitasi Lapas dengan kejadian herpes simplek pada warga binaan di Lapas wanita kelas IIA Semarang Metode. Jenis penelitian explanatory research yaitu Metode yang digunakan untuk menguji variabel bebas ( higiene personal dan sanitasi Lapas) dengan variabel terikat ( kejadian infeksi herpes simplek). dengan sampel sejumlah 51 orang. Metode yang digunakan adalah metode survey melalui kuesioner dan wawancara menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil. Uji Chi square hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian penyakit herpes simplek didapatkan nilai p (0,506) lebih besar dari nilai α (0,05) katergori baik sebanyak 49 orang (96,1%). Sedangkan hasil analisis statistik dengan uji Chi square untuk hubungan antara sanitasi dengan kejadian penyakit herpes simplek didapatkan nilai p (0,221) lebih besar dari nilai α (0,05),kategori skor minimum 2, skor maksimum 3, rata-rata 2,59 dengan standar deviasi 0,49. Kesimpulan. Tidak ada hubungan yang signifikan antara higiene perseorangan dan sanitasi dengan kejadian penyakit herpes simplek Kata Kunci., higiene perseorangan dan sanitasi Lapas, dengan Infeksi herpes simplek
Co-Authors - Budiyono - Machmudah A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abd. Rasyid Syamsuri Adilla Putri Aprizkia Agus Suherman Agus Wirawan Aksi Muhammad Qodir Alvinna Mawaddah Dian Wahyuni Anak Agung Gede Sugianthara Anjas Surtiningrum Aprillia Gretha Dewi Pramono Ari Suwondo Arief Nugroho ARIF RAHMAN, MUHAMMAD Arti, Dwi Windu Kinanti Astuti Pavilianingtyas Atira Salsabila Avista Ayu Sulistyawati Ayu Fitriya Rusanto Ayu Yulistyawati Bejo Waluyo Budi Supriyanto Danny Irvanto Dayu Yunita Putri Deni Febe Fidiana Dera Alfiyanti Didik Sumanto Dina Dwi Nuryani Dwi Windu Kinanti Arti Estri Irawati Eva Ahza Niswatu Fikri Farah Fathia Fauzia Fariz Bin Seh Abubakar, Sayid Fiki Imania Ghaitsa Zahira Gina Malika Ritonga Harahap, Zoky Abadi Idayanti . . Ika Istirokah Indah Nurhayati Inge Laura Noreza Irfanul chakim Irma Dita Kurniawati Irmawati, Isti Jevina Noraisa Hida Kharisma Akbar Yudantara Kusumaningrum, Manik Lifia Ayu Wulandari Linda Ayu P Lusi Wulandari M Mifbakhuddin Mahda, Mahda Maulina, Tia Ayu Maya Sari Mifbakhuddin - Mifbakhuddin M Mifbakhuddin Mifbakhuddin, Mifbakhuddin Mifbakhuddin Mifbakhudin Mifbakhuddin, Mifabkhuddin Mohammad Zaenal Arifin Mugi Hartoyo Mugi Hartoyo Mugram Rashid Samual Muhammad Iqbal Rasyid Laziale Neha Azizatun Nisa Neni Susilaningsih Ninik Pujiati Noer Elok Faikoh, Noer Elok Nor Okta Maulina Nur Zaini Rohman Nurina Dyah Larasaty, Nurina Dyah Pingping Salsabila Pristiani, Sisilia Niken Rahayu Astuti Rahayu Astuti Ratih Sari Wardani Retno Krestanti Raras Nastiti Retno Krestanti RN Riausah Anjani Rizky Wahyudi Salsabela Ratna Duhita Alri Sayono Sayono Sayono Septiani Pujiyasari, Septiani Silviana Dekayati, Silviana Sisilia Niken Pristiani Siti Aminah Siti Aminah Sri Darmawati Sri Hartini Sri Hartini Mardi Asih, Sri Hartini Sri Rejeki Sulistiyani, Sulistiyani Talitha Olivia Sandra, Divi Triamanda, Rona Zulfa Trixie Salawati Virliana Chika Amalia Wa Asria Wahyu Handoyo, Wahyu Wulandari Meikawati Yundari, Yundari