Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DENGAN ENZIM PAPAIN PADA PROSES BATING TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK Santika, Faidha; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.589 KB)

Abstract

Bating merupakan salah satu tahapan proses penyamakan yang bertujuan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh zat kulit yang bukan kolagen. Papain merupakan bahan alami yang mengandung enzim  protease cukup tinggi yang dapat menghilangkan zat non  kolagen dalam kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dengan konsentrasi enzim papain terbaik terhadap kualitas kulit ikan nila samak. Penelitian ini menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama perendaman menggunakan enzim papain dilakukan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama perendaman menggunakan konsentrasi enzim papain terbaik sebesar 1,5% berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas fisik yaitu kekuatan tarik, kemuluran dan kekuatan sobek dan tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas fisik suhu kerut dan kualitas kimia kadar krom oksida. Kulit ikan nila samak dengan perlakuan lama perendaman 45 menit pada proses bating memiliki kekuatan fisik dan kimia terbaik yaitu, kekuatan tarik (2046,9 N/cm2); kemuluran (69,2%); kekuatan sobek (445,5 N/cm); suhu kerut (101oC) dan kadar krom oksida (3,57%). Bating was one of the stages of the process of tanning that aims to eliminate some or all non collagen substances of the skin. Papain was a natural ingredient that contains enzymes of protease high enough which can be able to eliminate non collagen substances of the skin. The purpose of this research were to know the effect of long soaking with best papain enzyme concentration to quality of tanned tilapia skin. This research used completely randomized design (CRD) with long soaking treatments on the bating process with three replications. Results of this research showed that difference of long soaking with five treatments were 15; 30; 45; 60; 75 minutes that used papain best 1,5% had significant effect (P<0.05) for physical quality were tensile strength, elongation, and tear strength. Meanwhile had not siginificant effect (P<0.05) for the physical quality was shrinkage temperature and chemical quality was contains of chrome oxide. Tanned tilapia skin with long soaking 45 minutes on the process of bating had the best of physical and chemical quality were the tensile strength (2046.9 N/cm2); elongation (69.2%);  tear strength (445.5 N/cm); shrinkage temperature (101oC) and contains of chrome oxide (3.57%).
PENGARUH PENAMBAHAN KARAGINAN, EGG WHITE DAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI TERHADAP KUALITAS GEL SURIMI IKAN KURISI (Nemipterus nematophorus) Latifa, Bina Nur; Darmanto, YS; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.502 KB)

Abstract

Surimi merupakan lumatan daging yang telah mengalami proses pencucian, pengepresan dan pembekuan. Kekuatan gel surimi mengalami penurunan selama proses pembuatan surimi, seperti pada proses pencucian dan pemanasan. Penambahan bahan tambahan pangan diharapkan dapat membantu  memperbaiki kekuatan gel dan menambah kandungan gizi pada surimi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan bahan tambahan karaginan, egg white dan isolat protein kedelai terhadap kualitas gel dari surimi ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus). Penelitian ini menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penambahan bahan tambahan karaginan, egg white dan isolat protein kedelai dan dilakukan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan tambahan yang berbeda memberikan perbedaan yang nyata (P<0,5) terhadap nilai gel strength, derajat putih, nilai expressible moisture content (EMC), kadar protein, dan uji sensori (kenampakan, uji lipat dan uji gigit). Surimi ikan Kurisi dengan penambahan isolat protein kedelai 12% merupakan produk yang terbaik dengan kriteria mutu: kekuatan gel 1275,47 g.cm; kenampakan 7,80; uji lipat 8,13; uji gigit 8,13; uji derajat putih 69,02; kadar protein 19,39%; kadar air 79,25%; EMC 11,77% dan pH 6,91.  Surimi is minced fish that has been mechanically washed, pressed, and then frozen.  Gel forming ability decreased during the manufacturing process of surimi, as washing and heating process. The addition of food additives in an attempt to improve gel forming ability and enhance nutritional content of surimi. The aim of this research was to determine the effect of carrageenan, egg white and soy protein isolate addition on gel forming ability of threadfin bream (Nemipterus nematophorus) surimi. Research method used was Completely Randomized Design (CRD) with carrageenan, egg white and soy protein isolate addition treatments and done in triplicate. Results of this research showed that different food additives addition had significantly (P<0.05) for gel strength, whiteness, expressible moisture content (EMC), protein content, sensoric test (appearance, folding test, and teeth cutting test). Threadfin bream surimi with 12% soy protein isolate adding was the best product which had the quality criteria : gel strength 1275,47 g.cm; appearance 7,80; folding test 8,13; teeth cutting test 8,13; whiteness 69,02; protein content 19,39%; water content 79,25%; EMC 11,77% and pH value 6,91. 
EFEKTIVITAS LARUTAN DAUN KEDONDONG (Spondias sp.) SEBAGAI PEREDUKSI KADAR FORMALIN PADA FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk.) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Dwimayasanti, Rany; Ma'ruf, Widodo Farid; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.234 KB)

Abstract

Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) merupakan salah satu bahan pangan yang sering dikonsumsi masyarakat. Formalin termasuk bahan kimia yang banyak digunakan sebagai bahan pengawet ikan. Salah satu cara untuk menanggulangi formalin adalah menggunakan daun kedondong yang mengandung saponin sehingga dapat mereduksi kadar formalin.Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi larutan daun kedondong dan lama perendaman yang terbaik dalam mereduksi formalin. Penelitian utama untuk mengetahui pengaruh penyimpanan suhu dingin terhadap kadar formalin fillet ikan Bandeng. Penelitian ini bersifat experimental laboratories. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x3. Parameter yang diukur adalah kadar formalin, pH, kadar air, dan nilai organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan penyimpanan dingin (0, 3, dan 6 hari) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) pada kedua perlakuan terhadap kadar formalin (Fhitung (68,7917) > Ftabel (5,14)), pH (Fhitung (90,79) > Ftabel (5,14)), kadar air (Fhitung (305,53) > Ftabel (5,14)), dan nilai organoleptik yaitu kenampakan (X2hitung  (101.096)> X2tabel (3,8146)), bau (X2hitung  (124.200) > X2tabel (3,8146)), serta tekstur (X2hitung  (101.746) < X2tabel (3,8146)).Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan larutan daun kedondong efektif dan mempunyai pengaruh positif dalam mereduksi kadar formalin mencapai 62,6% pada fillet ikan Bandeng. Milkfish (Chanos chanos Forsk) is one of the food material often consumed in the society. Formalin including chemicals ingredients used as preservatives fish.One way to reduce formalin is to use Ambarella leaf containing saponins that can reduce formalin levels. This study aims consists of the preliminary research and the main research. The preliminary research to determine the best concentration and immersion time of Ambarella Leaf in reducing formalin. The main research to determine the best concentration and immersion time of Ambarella leaf in reducing formalin, and cold temperature storage effects on levels of formalin Milkfish. This research is experimental laboratories. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) 2x3 factorial. Parameters measured were levels of formaldehyde, pH, water content, and organoleptic value. The results showed that cold storage (0, 3 and 6 days) gave significant effect (P <0,05) in both treatment on levels of formalin (Fvalue (68.7917)> Ftable (5.14)), pH (Fvalue (90.79)> Ftable (5.14)), water content (Fvalue (305.53)> Ftable (5.14)), and the organoleptic value are appearance (X2value (101.096)> X2table (3.8146)), odour (X2value (124.200)> X2table (3.8146)), and texture (X2value (101.746)> X2table (3.8146). Based on the results of this study, it can be concluded that the use of ambarella leaf solution is effective and have a positive influence in reducing formalin level reach 62.6% in Milkfish.
PENGARUH LAMA PENGUKUSAN ADONAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KIMIA KERUPUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Zulistyanto, Danis; Riyadi, Putut Har; Amalia, Ulfah
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 4 (2016): Wisuda Periode Bulan Oktober 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.038 KB)

Abstract

Kerupuk ikan diolah dengan metode pengolahan suhu tinggi salah satunya tahap pengukusan adonan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi terbaik daging ikan lele pada pembuatan kerupuk ikan dan mengetahui pengaruh lama pengukusan adonan terhadap kualitas kerupuk ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Lele Dumbo. Metode penelitian yang digunakan bersifat experimental laboratories dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan adalah lama peangukusan adonan yang berbeda antara lain 45, 60, dan 90 menit. Parameter yang diamati adalah karakteristik kerupuk ikan baik fisik maupun kimia melalui pengujian organoleptik, uji kemekaran, kadar air, kadar abu, kadar protein dan asam amino lisin. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama pengukusan adonan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas fisik dan kimia. Kerupuk dengan lama pengukusan adonan selama 45 menit memiliki kualitas terbaik dengan kriteria: uji organoleptik 8.45 , daya kemekaran 39%, kadar air 7,98%, kadar abu 1,66%, kadar protein 11,88%, asam amino lisin 50,03 mg/g.
ANALISA TATA LETAK PABRIK PENGALENGAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE WINQSB Zulkarnain, Ahmad Zakki; Dewi, Eko Nurcahya; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.961 KB)

Abstract

Pengaturan tata letak fasilitas mencoba memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material dan sebagainya, agar diperoleh tata letak pabrik yang effektif dan effisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan usulan tata letak dengan menggunakan metode CRAFT dan memanfaatkan software WinQSB yang terdiri dari koordinat tata letak awal, jarak antar departemen dan frekuensi perpindahan barang. Agar proses produksi lebih effektif dan produktivitas pabrik meningkat. Hasil penelitian menghasilkan usulan layout yang lebih effektif dan effisien dengan total cost 12617.50 m dibandingkan dengan total cost tata letak awal sebesar 14717.50 m. Hasil tersebut didapat dengan menukarkan 2 departemen yaitu departemen sortasi dan print kaleng dengan menggunakan metode CRAFT yang memanfaatkan software WinQSB. Usulan tata letak software WinQSB juga menghasilkan konsep penyederhanaan yang meliputi nilai Efifisiensi waktu 98% sudah dapat menghantarkan rajungan dalam kualitas produk yang baik dan nilai effisiensi pekerja 92% sudah mengacu pada SSOP dan GMP, sehingga layak dilakukan pada industri perikanan. Dari analisa didapatkan bahwa tata letak software WinQSB lebih effektif dan effisien, dibandingkan dengan tata letak awal. The layout setting of facilities in a factory was tried to use the area for the machines arrangement and the smooth movement displacement of materials, storing materials, the layout of the factory land can be more efficiently. This experiment was aimed to get the layout recommendation with CRAFT method and WinQSB software that consists of initial coordinate layout, the distance between departments, and the material displacement frequency. To get the efficient processing and factory productivity increase. The results showed that layout recommendation with total cost 12617.50 m is more efficient than the initial layout 14717.50 m. That results is obtained by exchanged of 2 departments which are sortation deparment and can printing department by using CRAFT method and WinQSB software. WinQSB software layout recommendation also produce effective simply concept, because efficiency value of time are 98% can lead to a better quality of the products and efficiency value of workers 92% it has refered to SSOP and GMP, so that proper to do in the fisheries industry. From analysis above can be concluded that the layout setting that used WinQSB software are more effective and efficient compared to the initial layout.
PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN KONSENTRASI LARUTAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) Sari, Kartika Anjar; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.813 KB)

Abstract

Kerang darah merupakan salah satu hasil laut yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan memiliki sifat menetap (Filter feeders). Cara hidup dari kerang darah yang menetap menyebabkan banyaknya kandungan logam berat yang terdapat dalam tubuhnya. Pada penelitian ini dilakukan cara mereduksi logam berat dalam tubuh kerang dengan menggunakan bahan sekuestran asam sitrat yang ada dalam buah jeruk nipis. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh perbedaan lama waktu perebusan dan konsentrasi larutan jeruk nipis terhadap kadar kadmium dan timbal pada kerang darah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) pola Faktorial 2x3 dengan perlakuan lama waktu perebusan kerang darah(0, 15, 30 dan 45 menit)dan konsentrasi larutan jeruk nipis 1:1. Parameter yang diukur adalah kadar kadmium, timbal, kadar air, pH, kadar abu, kadar asam sitrat, dan nilai organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu perebusan yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kadar kadmium (59,33%; 60,67%; 63,33%), kadar timbal (29,67%; 44,39%; 69,67%), kadar air (8,94%; 8,82%; 8,72%), kadar abu (1,28%; 1,24%; 1,14%), kadar asam sitrat (4,33%; 7,19%; 11,60%), dan nilai pH (5,96; 5,12; 5,07). Hasil parameter uji organoleptik memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap tekstur namun tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kenampakan, rasa dan bau. Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari banyaknya penurunan kadar kadmium dan timbal, maka dapat disimpulkan bahwa perebusan selama 30 menit dan konsentrasi larutan jeruk nipis 1:1 pada kerang darahmerupakan pengaruh perlakuan yang paling efektif untuk kualitas organoleptik kerang darah. Blood cockle is one of the many seafood consumed by the community and has settled (Filter feeders). The behaviour of blood cockle as filter feeder caused a large number of deposits that settled the heavy metals contained in its body. This research was conducted on how to reduce heavy metals in blood cockle using sequestran citric acid in lime. The purpose of this research is to know the influence of the difference boiling time and lime extract concentrationtoled and cadmium levelof blood cockle. Experimental design used is Completing Randomised Design using Factorial pattern 2x3 with the factor of boiling time treatment blood cockle (0,15,30 and 45 minutes) and the concentration of lime extract was 1:1. The parameters measured include the levels of cadmium, lead, water content, pH, ash levels, levels of citric acid, and organoleptic. The results showed that different boiling time gives a significant influence (P < 0.05) on the levels of cadmium (59.33%; 60.67%; 63.33%), levels of lead (29.67%; 44.39 69.67%;%), moisture content (8.94%; 8.82%; 8.72%), ash levels (1.28% 1.24%; 1.14%), citric acid levels (4.33%; 7.19%; 11.60%), and the value of pH (5.96; 5.12; 5.07). based on organoleptic-test the results showed significant influence (P<0.05) on the texture but provides no significant (P>0.05) on the appearance, taste and smell. Based on the research results reduction of cadmium and lead level, it can be concluded that the boiling time for 30 minutes and lime extract concemtration of blood cockle was 1:1 the most effective treatment while keeping the blood cockle for its organoleptic quality.
PEPTIDA BIOAKTIF UNTUK PENURUNAN TEKANAN DARAH DARI HIDROLISA LIMBAH PERIKANAN : KAJIAN PUSTAKA Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2018): JANUARI 2018
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.246 KB)

Abstract

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal (kronis) yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Saat ini telah banyak diciptakan obat-obatan sebagai upaya untuk mencegah morbiditas dan mortalitas hipertensi. Penggunaan obat antihipertensi tersebut mahal dan memiliki efek samping yang beragam, seperti batuk kering dan mengganggu fungsi ginjal.  Di sisi lain, limbah perikanan seperti kulit, tulang, sirip, kepala, jeroan, daging merah, telur dan ekor dapat dirubah menjadi FPH dengan aktifitas ACEi dan antihipertensi. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa peptide ACEi dari limbah perikanan mempunyai hasil hidrolisis yang optimal dengan enzim dari subtrat mikroba misalnya alcalase, neutrase, thermolysin. Perbedaan dampak dari ACEi berhubungan dengan perbedaan sekuens peptida dan berat molekul. Sekuens peptide ACEi terdiri dari asam amino hydrophobic (proline) dan asam amino aliphatic (isoleucine dan leucine) pada N terminal.
PENGARUH PENAMBAHAN TELUR RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS MIE BASAH Syahbuddin, Sarwono Azmi; Riyadi, Putut Har; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.688 KB)

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) adalah salah satu komoditas perikanan yang saat ini banyak diminati di pasar internasional. Rajungan menghasilkan limbah proses yang terdiri dari 57% cangkang, 3% body reject, dan air rebusan 20%. Mie atau mie basah adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan dan di masak dalam air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan telur rajungan dalam proses pembuatan mie basah dan mengetahui karakteristik mie telur rajungan yang meliputi uji organoleptik, proksimat dan uji Tensile Strength (gaya putus). Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan konsentrasi telur rajungan 0%, 1%, 2%, 3%, dan 4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi telur rajungan pada mie telur rajungan memberikan perbedaan sangat nyata (P<0,05) terhadap uji organoleptik dan gaya putus (tensile strength). Nilai tertinggi berdasarkan uji organoleptik kenampakan 6,27, bau 6,33, rasa 6,6, warna 6,13 dan tekstur 7,87 pada konsentrasi 4%. Untuk gaya putus (tensile strength) yang terbaik dengan nilai 2,39 N pada konsentrasi 4%.  Sedangkan pengujian kimiawi mie rajungan pada konsentrasi 4% yaitu kadar air 64,62%, kadar protein 19,58%, kadar lemak 5,81% dan kadar abu 2%. Konsentrasi telur rajungan pada proses pembuatan mie rajungan yang terbaik adalah 4%. Swimming crab (Portunus pelagicus) is the one of fisheries commodity that is popular in international market. Swimming crab produce by product consisting of 57% shell, 3% body reject and 20% cooking water. Wet noodles or noodles are long, thin dough that has been rolled, dried and cooked in water. The purpose of this study was to determine the effect of crab eggs in the process of making a wet noodle and egg noodle crab investigate the characteristics which include organoleptic test, proximate and Tensile Strength test (breaking force). The method is used experimental laboratory with experimental design completely randomized design (CRD). Treatment applied is the difference crab eggs concentration of 0%, 1%, 2%, 3% and 4%. The results showed that different swimming crab egg concentration crab on crab eggs gave significant value (P <0.05)  on the organoleptic and breaking force (tensile strength). The high effect value of organoleptic test 6.27 based on organoleptic appearance, smell of 6.33, 6.6 flavor, color and texture 6.13 7.87 at a concentration of 4%. For breaking force (tensile strength) is best with a value of 2.39N at a concentration of 4%. While the chemical testing of crab noodles at a concentration of 4% is 64.62% moisture, 19.58% protein content, fat content 5.81% and 2% ash content. The concentration of crab eggs in the process of making the best crab noodle is 4%.
PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN TERHADAP KUALITAS IKAN PETEK (Leiognathus splendens) PRESTO MENGGUNAKAN ALAT “TTSR” Susilo, Tri Wisnu; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.152 KB)

Abstract

Ikan petek memiliki potensi untuk dikembangkan karena ketersediaan yang melimpah dan kandugan protein yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu optimum pemasakan menggunakan alat “TTSR” agar diperoleh ikan petek duri lunak dengan nilai mutu proksimat dan organoleptik yang baik. Perlakuan tahap I adalah dengan membandingkan kualitas pemasakan menggunakan autoclave dan “TTSR”. Perlakuan tahap II yang diterapkan adalah waktu pemasakan 20 menit, 40 menit, dan 60 menit, pada tekanan 2 atm menggunakan “TTSR”. Hasil penelitian tahap I menunjukkan pemasakan terbaik menggunakan “TTSR” dengan waktu pemasakan lebih cepat, nilai Fh 14 menit, Jh 1.93 dan Fo 0.048 menit. Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa lama waktu pemasakan menggunakan alat “TTSR” memberikan perbedaan nyata (P<0,05) terhadap uji organoleptik dan kelunakan tulang. Nilai tertinggi berdasarkan uji organoleptik kenampakan 7.97, bau 7.87, rasa 7.7, tekstur 7.63, dan lendir 9 pada waktu pemasakan 40 menit. Kekerasan tulang yang terbaik dengan nilai 0.64 kgF pada waktu pemasakan 60 menit. Hasil pengujian kimiawi pada ikan petek duri lunak dengan waktu pemasakan 60 menit yaitu kadar air 65.20%, kadar protein 19.21%, dan kadar lemak 4.76%. Waktu pemasakan terbaik yang digunakan untuk memasak ikan petek duri lunak menggunakan alat “TTSR” adalah 60 menit. Ponyfish has the potential to be developed because of the availability of abundant and high protein content. The purpose of this study was to determine the optimum cooking time using “TTSR” to obtain soft spines ponyfish with proximate test result and good quality of organoleptic test. The study phase I is to compare the quality of cooking using autoclave and “TTSR”. The study phase II applied is cooking using “TTSR” 20 minutes, 40 minutes and 60 minutes, at a pressure 2 atm. The results of research I showed the best cooking using “TTSR” with time cooking faster, Fh 14 minutes, Jh 1,93 and Fo 0.048 minutes. The results of research II showed that the various of pressure cooking using “TTSR” give significant difference (P<0.05) for organoleptic tests and the bone kekerasan. The highest value based on organoleptic was appearance 7.97, flavour 7.87, taste 7.7, textures 7.7, and mucus 9 at 40 minutes cooking time. The best bone kekerasan with value 0.64 kgF at 60 minutes cooking time. While chemical tests on soft spines ponyfish with 60 minutes cooking times that is the water content was 65.20%, 19.21% protein and 4.76% fat content. The best cooking time used was 60 minutes to produced soft spines ponyfish  by using “TTSR”. 
ANALISA PROFIL ASAM AMINO dan KUALITAS IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commersonii) ASAP MENGGUNAKAN METODE PENGASAPAN YANG BERBEDA Sekar Pangestuti, Lintang Ayu; Agustini, Tri Winarni; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan Tenggiri merupakan ikan yang memiliki nilai komersial yang tinggi. Kandungan protein pada Ikan Tenggiri Asap berpeluang sebagai alternatif sumber protein hewani. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pengasapan yang berbeda terhadap profil asam amino dan kualitas ikan Tenggiri asap dan untuk mengetahui metode pengasapan yang tepat untuk memaksimalkan kandungan asam amino dan kualitas ikan Tenggiri asap. Materi dalam penelitian ini adalah ikan Tenggiri yang diasapi menggunakan dua metode pengasapan yang berbeda dengan tempurung kelapa sebagai bahan bakarnya. Penelitian bersifat eksperimental lapangan dengan membandingkan 2 macam perlakuan yaitu metode tungku tradisional (Tr) dan Smoking Cabinet (SC). Parameter yang diamati berupa uji profil asam amino dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dan uji kualitas ikan asap (organoleptik, kadar air, kadar protein dan kadar fenol) data diolah statistika menggunakan uji Independent Sample T test. Hasil penelitian menunjukkan Ikan Tenggiri asap memiliki 14 jenis asam amino yaitu 8 asam amino esensial dan 6 asam amino  non esensial. Nilai organoleptik, kadar air, kadar protein dan kadar fenol berturut-turut adalah 8,12 ≤ µ ≤ 8,47; 63,84%; 24,57%; 1087 ppm untuk Tr dan 8,26 ≤ µ ≤ 8,53; 62,23%; 25,24%; 1130 ppm untuk SC. Data menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0,05) untuk kadar air dan kadar protein sedangkan organoleptik dan kadar fenol menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P<0,05) untuk organoleptik dan fenol. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua metode pengasapan Tr dan SC memberikan pengaruh terhadap profil asam amino, kadar air dan kadar protein ikan Tenggiri asap, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap kualitas pada nilai organoleptik dan kadar fenol. Proses pengasapan dengan Tr dan SC memiliki kelebihan dan kekurangan, SC lebih baik dalam mempertahankan kualitas tetapi Tr lebih baik dalam mempertahankan profil Asam Amino. 
Co-Authors - Sumardianto Abdul Rosyid Adhitya Wahyu Darmawan Agus Sabdono Agus Setiawan Agus Triyanto Ahmad Jauharul Farid Ahmad Zakki Zulkarnain, Ahmad Zakki Alismi M Salanggon Andhi Prasetiyo Utomo Anggraeni, Novia Anjani, Gemala Antonius Budi Susanto apri dwi anggo apri dwi anggo Ardila Tri Maharani Arlina Hidayati Asriani Hasanuddin Azra, Mohamad Nor Bayu Kumayanjati Bina Nur Latifa Candra Ardianto Delianis Pringgenies Dewanto, Didit Kustantio Dhoni Prasetyawan Diah Nur Aisyah Tri Meiyani Diana Rachmawati Diana, Fifi Atma Nur Didit Kustantio Dewanto Didit Kustantio Dewanto Didit Kustantio Dewanto Didit Kustantio Dewanto Dolorosa, Roger G. Egi Lukiasa Ramasari Eko Nurcahya Dewi Eko Susanto Eko Susanto Ernawati Ernawati Fahmi, Akhmad Suhaeli Faidha Santika, Faidha Faik Kurohman Fajar, Rahmadian Fauzi, Adnan Ferdianto, Richki Finarti Finarti Fitria Nurika Candra Fronthea Swastawati Hendika Aris Prakoso, Hendika Aris Heny Aprianita Herbowo, Muhammad Seno Ima Wijayanti Indah Kesuma Insivitawati, Era Irawati Mei Widiastuti Johannes Hutabarat Kartika Anjar Sari Laras Rianingsih Liberta Ibi Patria Lintang Ayu Sekar Pangestuti Livia Ayu Nanda Luthfiyatul Habibah Nurlisa Ma'ruf, Widodo Farid Mahardhika, Rizki Marchella Dharma Arumsari May Valdi Harris, May Valdi Medi Prasetyo Mimin Sugiarti Moh. Awaludin Adam Mohamad Nico Muliadin Muliadin Muliadin Muliadin Napitupulu, Romauli Juliana Nikmatullah, Muhammad Novia Anggraeni Nur Rohmat Nurina Almas Shabrina Nurmanita Rismaningsih Ocky Karna Radjasa Pinandoyo Pinandoyo Pradipta Ferry Saputra Prasetyo, Dwi Yanuar Budi Priangga Murti Setyana Puji A Sitorus Puji Widyastuti Putra, Masteria Yunovilsa Rany Dwimayasanti Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Reska Wijayanto Ria Hastrini Rica Rahmayati ridho somat Rita Dwiyani Setyawati Romadhon Romadhon Roni Hermawan Roni Hermawan Roni Hermawan Roni Hermawan Rosihun, Muhammad Rukmana Rahayu Lestari Salim Ari Wibowo Samliok Ndobe Sanjaya, Yulian Dani Sari Aswani Sarrah Nadhifah Azmy Sarwono Azmi Syahbuddin Seto Windarto Siti Aisiah Siti Nur Chotimah Slamet Budi Prayitno Slamet Suharto, Slamet Stevy Imelda Murniati Wodi Subagiyo Subagiyo Subagyo Subagyo Subianto, Purwanti Fadiah Kusuma Sari Tika Kusmaryanti Tri Winarni Agustini Tri Wisnu Susilo Ulfah Amalia Vivi Endar Herawati Wendy Alexander Tanod Widodo Farid Ma’ruf Wulansari, Devi y S Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Zulistyanto, Danis