Claim Missing Document
Check
Articles

PENGGUNAAN KAYU SECANG (Caesalpinia sappan) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI RAPID DALAM PEWARNAAN KULIT SAMAK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Application of Sappan Wood as anAlternative of Replacement for Rapid in Nila(Oreochromis niloticus)Coloring Skin Luthfiyatul Habibah Nurlisa; Putut Har Riyadi; Romadhon Romadhon
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 1 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.228 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.1.34-40

Abstract

ABSTRAK   Proses penyamakan memerlukan biaya yang cukup mahal, hal tersebut dikarenakan dalam proses penyamakan umumnya masih mengandalkan bahan impor. Bahan pewarnaan yang digunakan pada industri penyamakan kulit sebagian besar berupa pewarna sintetis impor yang sebagian besar mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan, tidak ramah lingkungan dan mahal. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan bahan alami kayu secang yang digunakan untuk bahan pewarna dasar sebagai penggantikan bahan pewarna sintetis rapid yang menghasilkan produk berkualitas baik sesuai standar nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit ikan Nila tersamak dengan perlakuan pewarnaan menggunakan larutan kayu secang 20% memiliki kualitas samak  yang terbaik. Uji hedonik parameter warna 3,933, parameter serat daging 4,467, parameter kulit 4,233 dan parameter sisik/nerf 4,467. Ketahanan gosok cat basah 4,500, ketahanan gosok cat kering 4,333, kekuatan tarik 1364,920 N/cm2 , kemuluran 58,327%, kekuatan sobek 208,640 N/cm2. Hasil penelitian ini memenuhi syarat mutu Kulit Ular Air Tawar Samak Krom  (SNI 06-4586-1998).   Kata kunci : Pewarnaan, Larutan Kayu Secang, Kualitas Samak, Ikan Nila   ABSTRACT   Tanning are expensive process, its because tanning process still using import substance. Coloring substance that usually use in tanning is import synthethic stain which is can cause environmental contamination, health problem and expensive. The purpose of this research is using Sappan wood as base coloring substance to replace rapid sintetis colour which produce product that have a good quality that met with the standart. The optimal concentration of Sappan wood solution was 20%, which resulted in hedonic test ( color value 3,933 ; meat fibers value 4,467; skin value 4,233 ; nerf value 4,467), 4,500 for paint abrasive resistance by wet cloth value, 4,333 for paint abrasive resistance by dry cloth value, 1364,920 N/cm2 for tensile strength value, 58,327% for elongation at break value and 208,640 N/cm2 for tear strength value. All of the test result met the SNI 06-4586-1998 (Quality of Chrome Tanning Freshwater Snake Skin). Keywords : Coloring, Sappan Wood Solution, Tanning Quality, Nila Fish 
PENGARUH PERBEDAAN BAHAN PENYAMAK TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN PARI MONDOL (Himantura gerrardi) TERSAMAK The Effect of Different Tanning Materials towards Leather Quality of Tanned Mondol Stingray (Himantura gerrardi) Tika Kusmaryanti; Ratna Ibrahim; Putut Har Riyadi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 2 (2016): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.764 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.2.140-147

Abstract

 Usaha penyamakan kulit ikan Pari umumnya dilakukan oleh usaha kecil menengah dan hanya menggunakan metode aldehid dengan bahan samak formalin, Selain itu juga belum diketahui kualitas kulit ikan Pari Mondol tersamak yang menggunakan bahan samak krom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan penggunaan jenis bahan penyamak terhadap kualitas fisik dan kimiawi kulit ikan Pari Mondol tersamak. Materi penelitian berupa kulit ikan Pari Mondol (Himantura gerrardi) dan bahan samak. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratoris. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan bahan samak yang berbeda, yaitu formalin, krom, dan kombinasi. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Variabel mutu yang diamati adalah kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, ketebalan, suhu kerut, ketahanan bengkuk (bengkok), pH dan kadar air. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan perbedaan diantara perlakuan diuji dengan Uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan bahan penyamak menyebabkan pengaruh nyata terhadap nilai kekuatan tarik, kekuatan sobek dan ketebalan tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai pH, kadar air dan ketahanan bengkuk. Produk yang terbaik yaitu kulit ikan Pari Mondol yang disamak dengan bahan samak kombinasi antara krom dan mimosa, yang sebagian persyaratan mutunya sudah memenuhi persyaratan mutu kulit ikan Pari tersamak menurut SNI 06-6121-1999. Kata kunci: Kualitas, kulit Ikan Pari, penyamak  ABSTRACT Meanwhile the quality of Stingray tanned leather which using chrome tannin materials was not yet known. This research aims to determine the effect of different types used tannin materials towards physical and chemical quality of Stingray leather quality. The materials used in this research isStingray (Himantura gerrardi) skin and tannin materials. The study was conducted with laboratory experimental method. The experiments was designed according to the Randomized Block Design with different tanning materials (formalin, chrome, and chrome-combination). Each treatment was done with in triplicate. The quality variables that measured were tensile strength, elongation, tear strength, thickness, shrinkage temperature, bent resistance, pH and moisture content. Data were analyzed using Analysis of Variance. To find the difference between treatments, the data were tested with Honestly Significant Difference Test . The results showed that various of tannin materials gave significant effects to the values of tensile strength, tear strength and thickness however there was not any significant effect on bent resistance, moisture content and pH value. The best product were Stingray tanned leather with chrome-combination tannin material, which partially quality requirements has been comply with Stingray tanned leather quality requirements according to SNI. Keywords: Quality, stingray skin, tanning
PERBEDAAN SUHU PENGOLAHAN DENGAN METODE STEAM JACKETED SEDERHANA TERHADAP MUTU MINYAK DARI LIMBAH KEPALA IKAN MACKEREL Different Processing Temperatures of Simple Steam Jacketed Method toward Quality of Crude Fish Oil from Head Wasteof Mackerel Rukmana Rahayu Lestari; Ratna Ibrahim; Putut Har Riyadi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 2 (2016): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.807 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.2.78-83

Abstract

 Proses pengolahan minyak ikan kasar dengan metode steam jacketed di salah satu perusahaan pengolahan hasil perikanan menggunakan bahan baku campuran limbah padat pengalengan ikan Mackerel dengan suhu yang tinggi 90-100 °C menghasilkan produk yang belum memenuhi persyaratan mutu minyak ikan secara nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu pengolahan minyak ikan kasar ≤ 85 °C dari kepala ikan Mackerel tanpa insang dengan metode steam jacketed sederhana terhadap mutu produknya serta untuk mengetahui suhu dan lama waktu pengolahan yang menghasilkan minyak ikan kasar yang memenuhi persyaratan mutu secara nasional maupun internasional. Materi penelitian berupa kepala ikan Mackerel tanpa insang. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratoris. Percobaan dirancang dengan Rancangan Percobaan Kelompok dengan perlakuan suhu berbeda (85 °C, 75 °C, dan 65 °C). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Variabel mutu yang diamati adalah asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan iod, kadar air, rendemen dan nilai sensori, serta uji profil asam lemak untuk produk yang terbaik. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan perbedaan diantara perlakuan diuji dengan Uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan suhu pengolahan minyak ikan kasar dari kepala ikan Mackerel tanpa insang dengan metode steam jacketed sederhana memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan iod, dan rendemen, tetapi tidak menyebabkan perbedaan nyata terhadap nilai sensori. Mutu produk terbaik yaitu produk yang diolah pada suhu 65 °C selama 20 menit, produk tersebut mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6.  The process of crude fish oil processing using the steam jacketed method in a fish product processing company which uses the raw material of solid mixed waste of canned Mackerel at 90-100 °C result in the products which have not fulfilled the requirement of national fish oil quality. The purpose of this research is to figure out the effect of processing temperature difference in the processing of crude fish oil below or at 85 °C from gill-less Mackerel fish head using the simple steam jacketed method on the quality of the processing products. This research is also intended to figure out the temperature and duration for the processing which produces the crude fish oil to fulfill both national and international quality standard.The research materials were gill-less Mackerel fish heads. The research was conducted using laboratory experimental method. The experiments were designed into Randomized Block Design with difference temperatures (85 °C, 75 °C, and 65 °C). Each of the temperature treatments was made in triplicate. The quality variables to be observed were free fatty acid value, peroxide value, iodine value, moisture content, yield and sensory value. The quality variables which made the best treatment was then tested using the fatty acid profile test for the best crude fish oil product. The data obtained were analyzed using ANOVA, and the difference among the treatments were tested using HSD test.The research result showed that the temperature difference in crude fish oil processing from gill-less Mackerel fish heads using the simple steam jacketed method gave significantly different effect on free fatty acid value, peroxide value, iodine value, and yield. However, did not give significantly different effect on sensory value. The best product quality was obtained from the product which was processed at 65 °C for 20 minutes, the product contains fatty acid omega-3 and omega-6. 
The Utilization Lizardfish As Base Material for Fish Jelly Processing With Arrrowroot Starch Addition Putut Har Riyadi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 2, No 1 (2006): Jurnal Saintek Perikanan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.814 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.2.1.8-21

Abstract

Processing of lizardfish (Saurida tumbil) for fish jelly product one of alternative product diversification that expect to be an acceptable product to the society. In Japan, Lizardfish has become generally used as raw material for producing fish jelly product. Meanwhile, arrow roots starch is considered to be the best choice for alternative substitute material of wheat in large scale. This research was aimed to observed the proper heating temperature and concentration of arrowroot starch and effect of the period of storage on quality of the fish jelly product. The research using laboratoriy experimental method. The result showed that different concept  of  arrowroot starch gave significant  effect on the gel strength,  elasticity, WHC, whiteness,  expcep  for  pH,  folding  test  (p<0,05).  The  concentration  of  arrowroot  starch  (10%)  gave highest gel strength on optime heat temperature 90 oC. The lenght of storage had significant effect to the quality  of  fish  jelly  product.  The  longer  the  storage  time  to  be  held,  lower  the  value  gel  strength, elasticity, WHC, whiteness and folding test.   Key words : Lizardfish, fishjelly product, arrowroot starch
KARAKTERISTIK KULIT SAMAK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN BATING AGENT ALAMI DARI PANKREAS SAPI (Characteristics of Tilapia Fish Leather with Natural Bating Agent from Bovine Pancreatic) Ahmad Jauharul Farid; Putut Har Riyadi; Ulfah Amalia
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 10, No 2 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.233 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.10.2.80-83

Abstract

ABSTRAK Bating atau pembuangan protein merupakan salah satu tahapan dari proses penyamakan dimana bating bertujuan untuk menghilangkan protein non kolagen (elastin, globular dan epidermis) yang tidak dibutuhkan oleh kulit dalam proses penyamakan. Beberapa bating agent alami yang dapat digunakan pada proses penyamakan kulit yaitu enzim papain, ragi tempe, nanas dan pankreas sebagai pengganti bating agent oropon yang mahal dan masih impor. Penelitian ini menggunakan pankreas sapi yang menghasilkan enzim proteolitik berfungsi menghidrolisis protein non kolagen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi yang sesuai dalam pembuatan bating agent dan mengetahui pengaruh lama perendaman bating agent pankreas sapi terhadap kualitas dari kulit ikan nila samak. Parameter pengujian adalah kemuluran, kekuatan sobek, kekuatan tarik dan kadar krom oksida. Penelitian menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu lama perendaman (20, 40, 60, dan 80 menit) dan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi bating agent alami 1% dengan lama perendaman 60 menit berpengaruh nyata terhadap kulit samak ikan nila yang dihasilkan yaitu kekuatan tarik sebesar 1.805,20 N/cm2, kemuluran 71,37%, kekuatan sobek  371,02 N/cm2 dan kadar krom oksida 3,66%. Kata kunci : bating agent, pankreas sapi, karakteristik, kulit ikan nila samak Bating or disposal protein is one of the stages of the tanning process which aims to eliminate protein bating non-collagen which is not needed by the leather in the tanning process. Some bating natural agent that can be used in the tanning process, the enzyme papain, tempe, pineapple and pancreas instead of bating agent oropon expensive and still imported. This research used bovine pancreatic proteolytic enzymes that can hydrolyzes non-collagen proteins. The purpose of this study was to determine the appropriate concentration bating agent in the manufacture and the effect of soaking time bovine pancreatic bating agent on the quality of tilapia fish skin leather. Parameter testing is elongation, tear strength, tensile strength and levels of chromium oxide. Research using experimental designs completely randomized design (CRD) one factor was the soaking time (20, 40, 60, and 80 minutes) with three replications. The results showed the 1% concentration of bating agent with 60 minutes soaking affects tilapia fish leather were 1.805,20 N/cm2 of tensile strength, 71,37% of elongation, 371,02 N/cm2 of tear strength and 3,66% of chromium oxide content.  Keywords : material bating, bovine pancreas, characteristics, tilapia fish leather  
PENGARUH BATING AGENTDARI RAGI TEMPE (Rhizopus oligosphorus) TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK The Effect of Bating Agent from Ragi Tempe(Rhizopus oligosphorus) to the Quality of Nila (Oreochromis niloticus) Leather Arlina Hidayati; Putut Har Riyadi; Laras Rianingsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 1 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.579 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.1.26-33

Abstract

ABSTRAK   Isolat Rhizopus oligosphorus, mengandung enzim protease yang mudah diperoleh dalam bentuk ragi tempe dan terjangkau harganya sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bating agent komersial yang harganya mahal serta tidak ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Rhizopus oligosphorus sebagai bating agent terhadap kualitas kulit ikan Nila (Oreochromis niloticus) samak dan mencari konsentrasi dan lama bating terbaik dari isolat Rhizopus oligosphorus sebagai bating agent. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan isolat Rhizopus oligosphorus dari ragi tempe komersial merk RAPRIMA. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental lapangan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan Pola Faktorial yaitu faktor A (konsentrasi isolat Rhizopus oligosphorus: 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5%) dan Faktor B (Lama bating : 30 menit, 60 menit dan 90 menit). Parameter yang di uji adalah kadar protein terlarut pada limbah bating, kadar krom, kadar abu, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan suhu kerut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai kadar protein terlarut pada limbah bating antara 0,28 – 1,08%; kadar krom 2,19 – 2,43%; kadar abu 4,38% – 4,95%; kekuatan tarik 1647,43 – 2161,93 N/cm2; kemuluran 90,36 – 109,11%; kekuatan sobek 297,94 – 472,85 N/cm; dan suhu kerut 98,33 – 101 0C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perbedaan konsentrasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein terlarut, kadar krom, kadar abu, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan suhu kerut. Sedangkan faktor lama bating berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein terlarut, kadar krom, kadar abu, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan suhu kerut. Interaksi kedua faktor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein terlarut, kadar krom, dan kekuatan tarik, kekuatan sobek. Perlakuan terbaik yaitu pada penggunaan konsentrasi Rhizopus oligosphorus 2% dengan lama bating 90 menit dengan suhu kerut (1010C), protein terlarut (0,88%) dari limbah bating dan telah memenuhi persyaratan mutu untuk kekuatan tarik (2161,93 N/cm2), dan kekuatan sobek (441,31N/cm) untuk kulit Ular Air Tawar (SNI 06-4586-1998), namun tidak memenuhi persyaratan mutu kulit dari nilai kemuluran (92,73%), kadar krom (2,36%) dan kadar abu (4,84%).   Kata kunci : Kulit ikan Nila, Bating agent, Protease, Rhizopus oligosphorus   ABSTRACT   Rhizopus oligosporus isolate have the protease enzyme. This isolate is easily to find in the market in the form of termpeh starter and cheap so it can be used as an alternative to the commercial bating agent that are expensife and not environmentally friendly. The aim of the research is to know the effect of Rhizopus oligosphorus as bating agent to the quality of leather and to find the best concentration and duration of bating from tempeh starter as bating agent. The material used in this research were Nila (Oreochromis niloticus) skin and isolate of Rhizopus oligosphorus from commercial tempeh starter RAPRIMA. The research method used was experimental field. Analysis data in this research used an completely randomized factorial experimental design. Factor A (concentrations of isolate Rhizopus oligosphorus: 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; and 2,5%) and factor B (duration of bating : 30 minute, 60 minute and 90 minute). The parameter tested in this reseacrh are soluble protein from bating waste, chrome content, ash content, tensile strength, % elongation, tearing strength, and shrinkage temperature. Based on the result, the value of soluble protein from bating waste 0,28 – 1,08%; chrome content 2,19 – 2,43%; ash content 4,38% – 4,95%; tensile strength 1647,43 – 2161,93 N/cm2; % elongation 90,36 – 109,11%; tearing strength 297,94 – 472,85 N/cm; and shrinkage temperature 98,33 – 101 0C. The results of the research showed that concentration of Rhizopus oligosphorus, had significantly (P<0.05) for soluble protein from bating waste, chrome content, ash content, tensile strength, % elongation, tearing strength, and shrinkage temperature. Meanwhile duration of bating factor had significantly (P<0.05) for soluble protein from bating waste, chrome content, ash content, tensile strength, % elongation, tearing strength, and shrinkage temperature. Interaction of each factor had significantly (P<0.05) for soluble protein from bating waste, chrome content, tensile strength, and tearing strength. Concentration of Rhizopus oligosphorus 2,0% with duration 90 minute was the best treatment with shrinkage temperature (1010C), soluble protein content (0,88%) and fulfilled the quality criteria tensile strength (2161,93 N/cm2), tearing strength (441,31 N/cm) for Fresh Water Snake Leather (SNI 06-4586-1998). However not fulfilled in elongation at break (92,73%),chrome content (2,36%) and ash content (4,84%). Keywords : Nila’s skin, Bating Agent, Protease, Rhizopus oligosphorus 
Aplikasi Metode TTSR (Tekanan Tinggi Suhu Rendah) Dalam Pengolahan Bandeng Duri Lunak apri dwi anggo; Putut Har Riyadi; Laras &#039;- Rianingsih; Ima &#039;- Wijayanti
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i1.2058

Abstract

Pengolahan bandeng duri lunak sangat rentan untuk menurunkan kualitas nutrisi produk yang dihasilkan. Telah dilakukan percobaan tentang penggunaan tekanan yang berbeda pada pengolahan bandeng duri lunak menggunakan metode TTSR (Tekanan Tinggi Suhu Rendah). Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pengolahan bandeng duri lunak biasa dengan metode TTSR serta mengkaji pengaruh perbedaan tekanan pada pengolahan bersuhu rendah (+100oC) terhadap kualitas bandeng duri lunak yang dihasilkan. Bahan baku penelitian adalah ikan bandeng dengan berat 200-250g dari Semarang. Alat yang digunakan adalah seperangkat peralatan autoclave termodifikasi, thermocouple serta beberapa peralatan uji fisik dan kimiawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan metode pemasakan memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas bandeng duri lunak yang dihasilkan. Tekanan yang berbeda selama pengolahan bersuhu rendah belum bisa menurunkan kekerasan tulang sampai batas yang dikehendaki. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa semua parameter diterima konsumen, tetapi untuk nilai kekerasan tulang menunjukkan nilai tinggi yang berarti tulang tersebut masih keras. Perbedaan perlakuan memberikan berpengaruh nyata terhadap penurunan available lysin, protein terlarut dan nilai proksimatnya. Kata Kunci: Bandeng duri lunak, suhu, tekanan, autoclave termodifikasi.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Karang Lunak Asal Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia Didit Kustantio Dewanto; Finarti Finarti; Roni Hermawan; Samliok Ndobe; Putut Har Riyadi; Wendy Alexander Tanod
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.812 KB) | DOI: 10.15578/jpbkp.v14i2.583

Abstract

Bioaktif antioksidan merupakan substansi yang penting bagi kesehatan manusia. Karang lunak telah diketahui memproduksi bioaktif dengan keragaman struktur dan aktivitas biologi, termasuk memproduksi bioaktif antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bioprospeksi karang lunak dari perairan Teluk Palu sebagai penghasil antioksidan. Penelitian meliputi pengambilan sampel, identifikasi, ekstraksi (maserasi) karang lunak, skrining konstituen kimia, pengujian aktivitas antioksidan (penangkapan radikal DPPH), dan penentuan IC50. Pengambilan sampel dilakukan di Teluk Palu, pesisir desa Kabonga Besar, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Berdasarkan bentuk koloni monomorfik, tujuh sampel karang lunak yang digunakan pada penelitian ini termasuk dalam genus Sinularia, Dampia dan Sarcophyton. Analisis konstituen kimia mengindikasikan adanya senyawa saponin, fenolik, triterpenoid, dan alkaloid. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, menunjukkan ekstrak kasar karang lunak menunjukkan persentase inhibisi radikal DPPH yang lemah. Hasil pengujian aktivitas antioksidan (metode DPPH) dari fraksi hasil partisi tujuh ekstrak kasar karang lunak berpotensi sebagai antioksidan dengan kategori kuat sampai lemah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak karang lunak asal Teluk Palu berpotensi sebagai sumber antioksidan. Karang lunak di pesisir Desa Kabonga Besar didominasi oleh genus Sinularia. Antioxidant Activity of Soft Corals Extracts from Palu Bay, Central Sulawesi, IndonesiaAbstractThe antioxidants substances are important for human health. Soft corals have been known to produce compounds with a variety of structural and biological activities, including bioactive antioxidants. The aim of this research was to obtain information of soft coral bioprospection from Palu Bay as an antioxidant. The research included sampling, identification, extraction (maceration) of soft corals, screening of chemical constituents, antioxidant activity assay (DPPH’s radical scavenger), and determination of IC50. Soft coral samples were collected from Palu Bay, coastal village of Kabonga Besar, Donggala District, Central Sulawesi. Based on the shape of the monomorphic colony, seven soft coral samples that were used in this study belong to the genus Sinularia, Dampia and Sarcophyton. Analysis of chemical constituents indicated the presence of saponin compounds, phenolics, triterpenoids, and alkaloids. The results of the antioxidant activity by DPPH method showed that soft coral crude extracts have a weak percentage of DPPH’s radical inhibition, while the results of the fraction had potential to be antioxidants with strong to weak categories. From the results of this study, it concluded that the soft coral extracts from Palu Bay have the potential as a source of antioxidants. The genus Sinularia dominates soft coral on the coast of Kabonga Besar Village.
PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PEMINYAKAN TERHADAP KUALITAS KULIT SAMAK IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk.) Puji A Sitorus; Putut Har Riyadi; Eko Susanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9641

Abstract

Peminyakan merupakan bagian dari proses penyamakan kulit yang bertujuan untuk menempatkan molekul minyak pada ruang yang terdapat di antara serat-serat kulit dan dapat berfungsi sebagai pelumas sehingga kulit lebih lemas, lunak dan mudah dilekuk-lekukkan. Peminyakan dapat menggunakan berbagai macam minyak, salah satunya yaitu minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit mampu mengubah kulit yang kasar dan keras menjadi kulit yang lebih lembut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan minyak kelapa sawit terhadap kualitas dari kulit samak ikan Bandeng. Penelitian dilakukan menggunakan konsentrasi minyak 4%, 8% dan 12% dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit dengan konsentrasi berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan kadar lemak. Kulit samak ikan Bandeng dengan konsentrasi minyak kelapa sawit 4% merupakan produk yang terbaik dengan kriteria mutu: kekuatan tarik (2003,59 N/cm2 ), kekuatan sobek (325,87 N/cm2 ), kadar lemak (2,97%) dan uji fotomikrograf.
Pemanfaatan Nanokalsium Tulang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Beras Analog dari Berbagai Macam Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Novia Anggraeni; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Putut Har Riyadi
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 5, No 4 (2016): November 2016
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.886 KB) | DOI: 10.17728/jatp.187

Abstract

Perkembangan konsumsi masyarakat terhadap pangan semakin meningkat. Pengkayaan produk pangan menjadi poros utama yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah penyediaan pangan yang memiliki kandungan gizi tinggi, menyehatkan, dan diterima konsumen. Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat yang rendah kalori. Tulang ikan yang melimpah juga memiliki kandungan protein dan kalsium yang tinggi yang diperlukan oleh tubuh. Saat ini persediaan beras nasional semakin menurun. Beras analog merupakan beras tiruan yang dapat mengatasi permasalahan kebutuhan beras nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi nanokalsium tulang ikan terhadap kandungan kalsium dan fosfor beras analog ubi jalar. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang ikan Nila (Oreochromis niloticus), ubi jalar (Ipomoea batatas L.) putih, kuning, dan ungu, dengan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan yang dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Parameter pengujian yaitu uji SEM, PSA, proksimat, kalsium, fosfor, hedonik, dan indeks glikemik Data dianalisis menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan uji BNJ untuk menementukan beda nyata.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ubi jalar berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap; kadar kalsium, fosfor, dan sensori. Beras analog ubi ungu dengan penambahan nanokalsium 5% memiliki hasil terbaik dari semua parameter, dengan IG (Indeks Glikemik) 19,19 (kategori rendah) dan BG (Beban Glikemik) 7,21 (kategori rendah).AbstractThe development of domestic consumption on food is developing. The food enrichment becomes principal axis to be done to overcome the problem of food supply which has high nutritional ingredients, healthy, and broadly accepted by consumers. Sweet potato is one source of carbohydrates which has low calories. Fish bones contain high protein and calcium for the human consumption. Currently, the national rice supply decreases. Artificial rice is artificial rice that can overcome the problems of the national rice supply. The aim of this study were to determine the effect of fish bone nano calcium concentration into the calcium and phosphorus content of sweet potato analog rice. The material used in this study were tilapia (Oreochromis niloticus) bone, sweet potato (Ipomoea batatas L.) white, yellow, and purple, with completely randomized design with triplication. All samples were analysed for SEM, PSA, proximate calcium, phosphorus, sensory test, and index glycemic. Data were analyzed using ANOVA, followed by HSD test for determining a real difference. The results showed that the various sweet potato significantly affects (P <0.05) into: calcium content, phosphorus content, and sensory test. The purple sweet potato analog rice with the addition of 5% nanocalsium was the best results of all the parameters, with Glycemic Index of 19.19 (low category) and Glycemic Load of 7.21 (low category).
Co-Authors - Sumardianto Abdul Rosyid Adhitya Wahyu Darmawan Agus Sabdono Agus Setiawan Agus Triyanto Ahmad Jauharul Farid Ahmad Zakki Zulkarnain, Ahmad Zakki Alismi M Salanggon Andhi Prasetiyo Utomo Anggraeni, Novia Anjani, Gemala Antonius Budi Susanto apri dwi anggo apri dwi anggo Ardila Tri Maharani Arlina Hidayati Asriani Hasanuddin Azra, Mohamad Nor Bayu Kumayanjati Bina Nur Latifa Candra Ardianto Delianis Pringgenies Dewanto, Didit Kustantio Dhoni Prasetyawan Diah Nur Aisyah Tri Meiyani Diana Rachmawati Diana, Fifi Atma Nur Didit Kustantio Dewanto Didit Kustantio Dewanto Didit Kustantio Dewanto Didit Kustantio Dewanto Dolorosa, Roger G. Egi Lukiasa Ramasari Eko Nurcahya Dewi Eko Susanto Eko Susanto Ernawati Ernawati Fahmi, Akhmad Suhaeli Faidha Santika, Faidha Faik Kurohman Fajar, Rahmadian Fauzi, Adnan Ferdianto, Richki Finarti Finarti Fitria Nurika Candra Fronthea Swastawati Hendika Aris Prakoso, Hendika Aris Heny Aprianita Herbowo, Muhammad Seno Ima Wijayanti Indah Kesuma Insivitawati, Era Irawati Mei Widiastuti Johannes Hutabarat Kartika Anjar Sari Laras Rianingsih Liberta Ibi Patria Lintang Ayu Sekar Pangestuti Livia Ayu Nanda Luthfiyatul Habibah Nurlisa Ma'ruf, Widodo Farid Mahardhika, Rizki Marchella Dharma Arumsari May Valdi Harris, May Valdi Medi Prasetyo Mimin Sugiarti Moh. Awaludin Adam Mohamad Nico Muliadin Muliadin Muliadin Muliadin Napitupulu, Romauli Juliana Nikmatullah, Muhammad Novia Anggraeni Nur Rohmat Nurina Almas Shabrina Nurmanita Rismaningsih Ocky Karna Radjasa Pinandoyo Pinandoyo Pradipta Ferry Saputra Prasetyo, Dwi Yanuar Budi Priangga Murti Setyana Puji A Sitorus Puji Widyastuti Putra, Masteria Yunovilsa Rany Dwimayasanti Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Reska Wijayanto Ria Hastrini Rica Rahmayati ridho somat Rita Dwiyani Setyawati Romadhon Romadhon Roni Hermawan Roni Hermawan Roni Hermawan Roni Hermawan Rosihun, Muhammad Rukmana Rahayu Lestari Salim Ari Wibowo Samliok Ndobe Sanjaya, Yulian Dani Sari Aswani Sarrah Nadhifah Azmy Sarwono Azmi Syahbuddin Seto Windarto Siti Aisiah Siti Nur Chotimah Slamet Budi Prayitno Slamet Suharto, Slamet Stevy Imelda Murniati Wodi Subagiyo Subagiyo Subagyo Subagyo Subianto, Purwanti Fadiah Kusuma Sari Tika Kusmaryanti Tri Winarni Agustini Tri Wisnu Susilo Ulfah Amalia Vivi Endar Herawati Wendy Alexander Tanod Widodo Farid Ma’ruf Wulansari, Devi y S Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Zulistyanto, Danis