Claim Missing Document
Check
Articles

Surian (Toona sinensis (A. Juss.) M. Roem.) Flowers: Morphology,Phenology, and Insects Visitors Agus Astho Pramono; Endah R Palupi; Iskandar Zulkarnaen Siregar; Cecep Kusmana
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4288.335 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2016.4.2.67-79

Abstract

Efforts to improve the productivity of a seed source require a deep understanding of reproductive characteristics and environmental factors that affect the seed production. This study aimed to investigate the characteristics of reproduction which include 1) the characteristics of flower morphology and phenology, and 2) the identification of flower visitors of surian. Studies conducted in the smallholder forest in Sumedang, West Java. Surian flowers were compound flower that arranged in panicles shape.When a flower blooms,  petals do not open fully, formed like a tube. Male flowers are smaller than female flowers and never bloom, and the male flowers fall first. Branching patterns of surian flower panicle is thyrses, and flowers bloom not simultaneously. The development of flower from buds to bloom takes approximately 12 days, the flowers bloom 1-3 days, development of fruit until ripe takes 5-5.5 months. It is found 12 species of insects visiting flowers, 11 species are considered very small. Insects those are found in large quantities were Thrips and three species of Nitidulidae.
Pendugaan Parameter Genetik, Korelasi Antar Karakter Fenotipik serta Hubungan Kekerabatan Genetik Populasi Bibit Surian (Toona sinensis Roem) Yayat Hidayat; Murdaningsih Haeruman K.; Suseno Amien; Iskandar Zulkarnaen Siregar
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1161.454 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v1i1.1851

Abstract

An  experiment to estimate genetic parameter, correlation among traits and genetic relationship of seedling population of Toona siensis Roem that progeny halfsib from 13 parent trees came from four sertified seed stands of surian in Java island was carried out in nursery et ex Faculty of Forestry Winayamukti University Jatinangor, from January until February 2010.  The experment  was arrenge in a randomized block design with four seed stand as treatments and five replications.  The observation was performed on 17 phenotipic  traits of surian seedling six month old after spin out.   The data were analyzed using anova, correlation, pricipal component analysis, and cluster analysis. The results showed that the characters have a large genetic variance, high heritability and high genetic advance were character of the total height, clear leave hight, the robustness of the stem, leaf length and leaf lamina shape. Characters that have a positive phenotypic and genotypic correlation and significant to the total height were clear leave height, colar diameter, leaf length, shoot length, number of leaves, length of leaflets, width of leaflets, distance first leaflet to petiol, and distance widest point of laminae to petiol. Characters that have a positive phenotypic and genotypic correlation and significant to the colar diameter were total height, shoot length, number of levaes, shoot length, number of leaves, length of leaflets, width of leaflets, distance first leaflet to petiol, and distance widest point of laminae to petiol. Group of seedlings from TBI Kendal has a closer genetic relationship to the group of seedlings from TBS Jatinangor, whereas the group of seedlings from TBI Sumedang have a closer genetic relationship with TBI Tasikmalaya.*****Penelitian yang bertujuan untuk menduga parameter genetik, korelasi antar karakter dan hubungan kekerabatan genetik populasi bibit dari keturunan halfsib 13 genotip pohon induk surian yang berasal dari empat populasi tegakan benih surian bersertifikat di Pulau Jawa telah dilakukan di persemaian eks Fakultas Kehutanan Unwim Jatinangor pada Januari hingga Juni 2010. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat populasi tegakan benih sebagai perlakuan yang diulang lima kali. Pengamatan dilakukan terhadap 17 karakter fenotipik pertumbuhan bibit surian umur enam bulan setelah sapih. Analisis data dilakukan melalui analisis ragam, analisis korelasi, analisis komponen utama dan analisis klaster. Hasil penelitian menunjukan bahwa  karakter yang memiliki varians genetik luas, heritabilitas tinggi dan kemajuan genetik tinggi  adalah karakter tinggi total, tinggi bebas daun, kekokohan batang, panjang daun dan bentuk lamina daun. Karakter yang memliki korelasi fenotipik dan genotipik searah dan nyata dengan karakter tinggi total adalah karakter tinggi bebas daun, diameter batang, panjang daun, panjang pucuk, jumlah daun, panjang anak daun, lebar anak daun, jarak anak daun pertama terhdap petiol, panjang petiol dan jarak titik lamina terlebar terhadap petiol. Karakter yang memiliki korelasi fenotipik dan genotipik searah dan nyata dengan karakter diameter batang bibit adalah karakter tinggi total, panjang pucuk, jumlah daun, panjang anak daun, lebar anak daun, jarak anak daun pertama terhadap petiol, dan jarak titik lamina terlebar terhadap petiol. Kelompok bibit asal TBI Kendal memiliki hubungan kekerabatan genetik yang lebh dekat dengan kelompok bibit asal TBS Jatinangor, sedangkan kelompok bibit asal TBI Sumedang memiliki hubungan kekerabatn genetik lebih dekat dengan TBI Tasikmalaya.
Peranan Burung sebagai Agen Penyebaran Benalu pada Jati di Kebun Benih Klonal (KBK) Padangan, Perum Perhutani Zainal Muttaqin; Sri Wilarso Budi R.; Basuki Wasis; Iskandar Z. Siregar; Corryanti Corryanti
ZOO INDONESIA Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v25i2.3358

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk menelaah peranan burung sebagai agen penyebaran benalu yang menginfeksi tegakan jati di Kebun Benih Klonal (KBK) Padangan. Rancangan penelitian berupa Petak Contoh Pengamatan (PCP) terdiri atas Petak Ukur Pengamatan (PUP-PUP) berukuran 50m x 50m sebanyak empat PUP dalam unit PCP dibedakan pada tingkat serangan benalu ringan, sedang, berat dan kontrol. Metode penilaian peranan burung menggunakan focal animal sampling dengan cara pengamatan perilaku burung yang berinteraksi dengan jenis benalu dominan Dendrophthoe pentandra pada jati; dilengkapi inventarisasi jumlah, kelimpahan relatif, dan penyebarannya menggunakan metode IPA (Index ponctualle de’Abondance). Hasil pengamatan menunjukkan terdapat tiga kelompok peranan burung sebagai agen penyebaran benalu ialah: 1) specialist frugivor ialah pemakan buah yang menangani buah benalu secara lengkap dengan cara defekasi, regurgitasi, dan pecking meliputi cabai jawa (Dicaeum trochileum), cabai polos (Dicaeum concolor), cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum), dan khusus cucak kutilang (Pynonotus aurigaster) yang menangani buah benalu secara regurgitasi dan pecking dianggap sebagai secondary dispersers, 2) generalist frugivor yang menangani buah benalu secara tidak lengkap dianggap penyebar tambahan (occasionally dispersers) meliputi madu sriganti (Nectarinia jugularis), cinenen pisang (Orthotomus sutorius), madu jawa (Aethopyga mystacalis), 3) opportunistic frugivor yang tidak menangani buah benalu atau berkaitan tidak langsung dengan penyebaran biji benalu sebanyak 13 jenis burung lainnya. Parameter populasi burung menurut jumlah, kelimpahan relatif dan penyebarannya yang luas mencakup lima urutan teratas ialah cabai jawa (D. trochileum), madu sriganti (N. jugularis), bondol jawa (Lonchura leucogastroides), sepah hutan (Pericrocotus flammeus), cucak kutilang (Pynonotus aurigaster).
ADAPTABILITY OF WHITE JABON (Anthocephalus cadamba MIQ.) SEEDLING FROM 12 POPULATIONS TO DROUGHT AND WATERLOGGING Dede J. Sudrajat; Iskandar Z. Siregar; Nurul Khumaida; Ulfah J. Siregar; Irdika Mansur
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 37, No 2 (2015): JUNE
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v37i2.455

Abstract

The study was carried out for investigation of the adaptability of white jabon seedlings from 12 populations to drought and water logging stresses in a controlled green house. The results showed that the adaptive responses of white jabon seedling to drought and waterlogging stresses were affected by genotype (population). The drought and waterlogging stresses significantly inhibited plant growth, biomass accumulation and allocation, leaf area, also decreased chlorophyll content, increased carotenoids contents, and accumulated free proline. Relative water content and specific leaf area tended to be higher in waterlogging and declined in drought stresses.  The result clearly indicated that white jabon seedlings were more adaptive to waterlogging than to drought stresses. Moreover, there were different responses to drought and waterlogging stresses between the twelve populations. Kampar, Gowa, Kuala Kencana and OKI populations exhibited higher growth performance and stress tolerance index to be adapted to waterlogging stress, while Gowa, Pomalaa and Kampar populations had relatively better growth performance in the drought stress.
KANDUNGAN MINYAK MALAPARI (Pongamia pinnata (L.) Pierre) DARI PULAU JAWA SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKU BIODIESEL Aam Aminah; Supriyanto Supriyanto; Iskandar Zulkarnaen Siregar; Ani Suryani
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 4 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2017.35.4.255-262

Abstract

Malapari (Pongamia pinnata (L.) Pierre) adalah salah satu bahan baku biodiesel yang paling potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini secara alami tersebar mulai dari Sumatera sampai Papua, namun belum diketahui informasi mengenai kandungan minyak dan sifat fisiko-kimia minyak malapari khususnya yang ada di Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi kimia biji malapari, mengidentifikasi komposisi asam lemak dari minyak biji yang dihasilkan dan mengkarakterisasi sifat fisiko-kimia minyaknya. Penentuan komposisi kandungan kimia biji malapari dilakukan dengan analisis proksimat. Analisis sifat fisiko-kimia minyak biji malapari dilakukan dengan metode pengujian ASTM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi Batukaras merupakan populasi yang paling baik sebagai sumber bahan baku biodiesel karena mempunyai nilai kadar minyak tertinggi. Keunggulan lain dari populasi Batukaras memiliki nilai berat jenis, viskositas, dan bilangan asam yang terendah. Minyak malapari didominasi oleh asam lemak oleat dan linoleat yang merupakan asam lemak tidak jenuh yang berpotensi untuk biodiesel. Berdasarkan nilai asam lemak (oleat dan linoleat) dan sifat fisiko kimia (berat jenis dan nilai kalor) minyak mentah malapari dari kelima populasi telah memenuhi syarat untuk dijadikan bahan baku biodiesel.
Peranan Burung sebagai Agen Penyebaran Benalu pada Jati di Kebun Benih Klonal (KBK) Padangan, Perum Perhutani Zainal Muttaqin; Sri Wilarso Budi R.; Basuki Wasis; Iskandar Z. Siregar; Corryanti Corryanti
ZOO INDONESIA Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v25i2.3358

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk menelaah peranan burung sebagai agen penyebaran benalu yang menginfeksi tegakan jati di Kebun Benih Klonal (KBK) Padangan. Rancangan penelitian berupa Petak Contoh Pengamatan (PCP) terdiri atas Petak Ukur Pengamatan (PUP-PUP) berukuran 50m x 50m sebanyak empat PUP dalam unit PCP dibedakan pada tingkat serangan benalu ringan, sedang, berat dan kontrol. Metode penilaian peranan burung menggunakan focal animal sampling dengan cara pengamatan perilaku burung yang berinteraksi dengan jenis benalu dominan Dendrophthoe pentandra pada jati; dilengkapi inventarisasi jumlah, kelimpahan relatif, dan penyebarannya menggunakan metode IPA (Index ponctualle de’Abondance). Hasil pengamatan menunjukkan terdapat tiga kelompok peranan burung sebagai agen penyebaran benalu ialah: 1) specialist frugivor ialah pemakan buah yang menangani buah benalu secara lengkap dengan cara defekasi, regurgitasi, dan pecking meliputi cabai jawa (Dicaeum trochileum), cabai polos (Dicaeum concolor), cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum), dan khusus cucak kutilang (Pynonotus aurigaster) yang menangani buah benalu secara regurgitasi dan pecking dianggap sebagai secondary dispersers, 2) generalist frugivor yang menangani buah benalu secara tidak lengkap dianggap penyebar tambahan (occasionally dispersers) meliputi madu sriganti (Nectarinia jugularis), cinenen pisang (Orthotomus sutorius), madu jawa (Aethopyga mystacalis), 3) opportunistic frugivor yang tidak menangani buah benalu atau berkaitan tidak langsung dengan penyebaran biji benalu sebanyak 13 jenis burung lainnya. Parameter populasi burung menurut jumlah, kelimpahan relatif dan penyebarannya yang luas mencakup lima urutan teratas ialah cabai jawa (D. trochileum), madu sriganti (N. jugularis), bondol jawa (Lonchura leucogastroides), sepah hutan (Pericrocotus flammeus), cucak kutilang (Pynonotus aurigaster).
Metabolite Profiling of Ebony (Diospyros celebica Bakh) Leaves and Wood Extracts Using LC-MS/MS Dien Atin Boritnaban; Alfi Hudatul Karomah; Dewi Anggraini Septaningsih; Muhammad Majiidu; Fifi Gus Dwiyanti; Iskandar Zulkarnaen Siregar; Mohamad Rafi
Indonesian Journal of Chemistry Vol 22, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijc.68529

Abstract

Ebony (Diospyros celebica Bakh) is an endemic forest tree species found in Sulawesi whose basic information on its metabolite profile is still lacking. The objective of this research was to separate and identify putatively metabolite present in the leaves and wood of ebony across Sulawesi. Separation and identification of ebony metabolites were carried out using UHPLC-Q-Orbitrap HRMS analysis. Using ultrasonication with ethanol as the extracting solvent, we used powdered ebony leaves and wood. The results showed that the metabolites contained in the leaves and wood of ebony were 59 metabolites. About 14 compounds were found in the leaves and wood, 21 compounds in the wood, and 24 compounds in the leaves. The identified metabolites are flavonoids, terpenoids, amino aldehydes, alkaloids, quinones, steroids, amino acids, fatty acids, and saccharides. Clustering of ebony using principal component analysis obtained leaves and wood groups using peak area of known compounds as the variable.
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN KERANGAS Kissinger Kissinger; Ervizal AM. Zuhud; Latifah K. Darusman; Iskandar Z. Siregar
Jurnal Hutan Tropis Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Hutan Tropis Volume 1 Nomer 1 Edisi Maret 2013
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v1i1.1479

Abstract

Identifikasi tumbuhan obat dari hutan kerangas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan metode wawancara semi terstruktur.  Penduduk desa yang tinggal di sekitar hutan kerangas diwawancarai menyangkut pengetahuan etnobotani. Penelitian dilakukan di satu lokasi utama hutan kerangas, yaitu Desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Tiga lokasi penelitian dipilih sebagai lokasi referensi penelitian:  i) Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, ii) Nyaru Menteng Kalimantan Tengah, iii) Tanjung-Kelanis Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan kerangas kerangas memiliki 36 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pengobatan. Beberapa potensi bioaktivitas yang dapat dikembangkan berdasarkan pengetahuan tradisional di antaranya adalah sebagai antibakteri, antioksidan, antimalaria, antihipertensi, dan andiabetes. Di samping itu, terdapat manfaat lain dari penggunaan atau keberadaan jenis tumbuhan hutan kerangas. Penduduk desa menggunakan berbagai jenis tumbuhan untuk bahan perabotan, pangan, penggunaan spiritual, tanaman hias, bahan pewarna, bahan kerajinan dan kayu bakar. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan di hutan kerangas mempunyai fungsi potensial sebagai sumber penghasil tumbuhan bermanfaat.Kata kunci: keanekaragaman jenis, tumbuhan obat, manfaat, hutan kerangas
Spatial Variability of Fruit and Seedling Growth of Mindi (Melia azedarach L.) in Community Forest, West Java, Indonesia Laswi Irmayanti; Iskandar Zulkarnaen Siregar; Prijanto Pamoengkas
Journal of Tropical Life Science Vol. 5 No. 3 (2015)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.05.03.09

Abstract

Mindi (Melia azedarach L.) is mostly found in community forests of West Java. One of the important factors affecting productivity of community forests is the use of quality seed. Due to scarcity of seed sources, however, seed quality is not easily available. Currently, community forests serve also as ad hoc seed sources that are usually without appropriate quality assessment. This research was aimed to determine baseline information on spatial variability of mindi fruits collected from five seed sources, and seedling growths treated in seven different growing media consisting mixtures of soil, rice husk, sand and cattle manure. Five mindi populations were selected in the following villages: Nagrak (Bogor), Babakan Rema (Kuningan), Padasari (Sumedang), Sukakarya (Bogor) and Gambung (Bandung). The results showed that variability of seed dimension (CV=4.82-14.37%) and seedling growth (11.79-21.77%) were moderate. The mindi fruits from Nagrak were found to be the biggest in terms of size (1.22 ± 0.17 cm), weight (0.40 ± 0.04 g), and seed set (85.47 ± 15.09%). In addition, the seedling growth from Nagrak was also better than those of other villages showing its potential for future seed sources. Growing media containing cattle manure were observed consistently to be the best for seedling growth. The findings are useful in supporting scientifically the selection of seed sources from community forests.
Analysis and review of the possibility of using the generative model as a compression technique in DNA data storage: review and future research agenda Muhammad Rafi Muttaqin; Yeni Herdiyeni; Agus Buono; Karlisa Priandana; Iskandar Zulkarnaen Siregar
International Journal of Advances in Intelligent Informatics Vol 9, No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/ijain.v9i3.1063

Abstract

The amount of data in this world is getting higher, and overwriting technology also has severe challenges. Data growth is expected to grow to 175 ZB by 2025. Data storage technology in DNA is an alternative technology with potential in information storage, mainly digital data. One of the stages of storing information on DNA is synthesis. This synthesis process costs very high, so it is necessary to integrate compression techniques for digital data to minimize the costs incurred. One of the models used in compression techniques is the generative model. This paper aims to see if compression using this generative model allows it to be integrated into data storage methods on DNA. To this end, we have conducted a Systematic Literature Review using the PRISMA method in selecting papers. We took the source of the papers from four leading databases and other additional databases. Out of 2440 papers, we finally decided on 34 primary papers for detailed analysis. This systematic literature review (SLR) presents and categorizes based on research questions, namely discussing machine learning methods applied in DNA storage, identifying compression techniques for DNA storage, knowing the role of deep learning in the compression process for DNA storage, knowing how generative models are associated with deep learning, knowing how generative models are applied in the compression process, and knowing latent space can be formed. The study highlights open problems that need to be solved and provides an identified research direction.
Co-Authors . Yulianti Aam Aminah Aam Aminah Abdul Munif Aditya Nugroho Adzkia, Ulfa Agus Astho Pramono Agus Buono Agus Purwito Agus Wahyudi Alami, Tegar Alfi Hudatul Karomah Ali Mukmin Aminah . Andi Sukendro Andry Indrawan Ani Suryani Ani Suryani Anita, Vilda Puji Dini Arida Susilowati Iswanto Arif Satria Arrofaha, Nawwall Atok Subiakto Ayyasy, Yahya Baiquni Rangkuti, Ahmad Basuki Wasis Budi Tjahjono BUDI TJAHJONO Cartealy, Imam Civi Cecep Kusmana Corryanti Corryanti Dede J Sudrajat Dede J. Sudrajat Dede J. Sudrajat Deden Derajat Matra Detty Sumiyati Dida Syamsuwida Dida Syamsuwida Dien Atin Boritnaban Divi Handoko Dodik Ridho Nurrochmat Edje Djamhuri Endah R Palupi Endah Retno Palupi Erdy Santoso Ervizal A.M. Zuhud Ervizal AMZU Eryna Elfasari Rangkuti Fifi Gus Dwiyanti Fifi Gus Dwiyati Fredisa, Yoga Harisson, Rhett D. Hartati Hartati Hartati, N Sri Henti Hendalastuti R., Henti Hendalastuti Henti Rosdayanti Henti Rosdayanti, Henti IBNUL QAYIM Imam Wahyudi Indrawan, Imam Wahyudi IPB, BPKB Irdika Mansur Irsyad Kamal Ishak Yassir Istomo . Karlisa Priandana Kaswanto, Regan L. Kissinger Kissinger Ko Harada Koichi Kamiya Kosasih, Akhmad Kustiyarini, Nur Fadila KUSUMADEWI SRI YULITA Laswi Irmayanti Laswi Irmayanti, Laswi Latifah K. Darusman Latifah K. Darusman Lina Karlinasari Lutfy Abdulah Majiidu, Muhammad Matra, Deden Derajat Mohamad Rafi Mr. Kissinger Muhammad Majiidu Muhammad Rafi Muttaqin Muharam, Karima Fauziah Murdaningsih Haeruman K. Muttaqin, Muhammad Rafi Nasution, Tegar Alami Nelly Anna Nurhasybi Nurhasybi Nurul Khumaida Nyoto Santoso Prijanto Pamoengkas Putra, Heriansyah Rachmat, Henti Hendalastuti Rahila Junika Tanjungsari Rahman, Mohamad Miftah Rangkuti, Reyhan Abdillah RIKA RAFFIUDIN rima siburian Rina Mardiana Septaningsih, Dewi Anggraini Silalahi, Mangarah Siregar, Ulfa Juniarti Siregar, Ulfah J Situmorang, Rizki Andista Pandapotan Slamet, Alim Setiawan Sri Wilarso Budi Supatmi Supatmi Supriyanto Supriyanto Supriyanto Supriyanto Supriyanto Suria Darma Tarigan Suryanto Suryanto Suseno Amien Susila, Susila Syaiful Anwar Syamsidah Rahmawati, Syamsidah Tedi Yunanto Tedi Yunanto Ulfah Juniarti Siregar Ulfah, Mariyana Ulfah, Mariyana Utami, Anisa Dwi Wati, Ridha Wijayanto, Nurheni WINDRA PRIAWANDIPUTRA, WINDRA Wisnu Ananta Kusuma Yayat Hidayat Yulianti Bramasto Zainal Muttaqin