Muhammad Husaini
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Tingkat Penerapan Penggunaan Pestisida Kimia pada Usahatani Sayuran Di Desa Telaga Langsat Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dea Ermaliyanda; Eka Radiah; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i1.763

Abstract

Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Dalam setiap usaha budidaya sayuran, petani sering menghadapi kendala yang dapat menyebabkan rendahnya kualitas dan kuantitas produk sayuran. Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk sayuran, pestisida insektisida untuk mengendalikan serangga, herbisida, untuk mengendalikan gulma, rodentisida, untuk tikus dan insektisida buat memberantas hama jamur. Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat penerapan penggunaan pestisida digunakan adalah skor yang didapat dibagi dengan skor ideal dikali 100%. Untuk metode penarikan contoh penelitian ini menggunakan metode survey, untuk mengetahui persentase (%) tinggi rendahnya tingkat penerapan pestisida kimia mengacu pada penelitian terdahulu yaitu tingkat penerapan tekhnologi usahatani padi oleh Misrinawati (2016) dengan angka persentase dikatakan tinggi jika ≥ 77,78 % dan rendah jika ≤ 77,78 %, untuk mengetahui tujuan kedua yaitu, hubungan antara tingkat penerapan yang diperoleh dengan harga pestisida dan pengalaman UT digunakan  uji korelasi dwiserial karena didasarkan atas 2 kriteria penilaian yaitu tinggi dan rendah atau skala ordinal, tekhnik korelasi ini disediakan untuk menyelidiki ada tidaknya korelasi antara 2 gejala dengan harga pestisida (skala rasio) dan pengalaman petani (skala interval). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tingkat penerapan penggunaan pestisida secara waktu, dosis dan frekuensi adalah sudah sesuai dengan anjuran baik dari label atau dari penyuluh dengan persentase Tingkat penerapan penggunaan pestisida kimia menurut penggunaan pestisida yang digunakan petani berdasarkan hasil penelitian adalah pada waktu dan cara penggunaan pestisida adalah 85,93% pada dosis penggunaan pestisida sebesar 94,23% dan pada frekuensi penggunaan pestisida sebesar 93,33%. Faktor harga pestisida kimia, dan pengalaman usahatani berhubungan secara siginifikan dengan tingkat penerapan penggunaan pestisida kimia. Sementara kebiasaan petani tidak berhubungan secara signifikan.Kata Kunci: korelasi dwiserial -1, skala rasio-2, skala interval-3
ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JAMUR TIRAM DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TIMUR KOTA BANJARBARU Marni Marni; Muhammad Husaini; Abdurrahman Abdurrahman
Frontier Agribisnis Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i3.645

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembudidayaan usahatani jamur tiram. Menganalisis biaya yang dikeluarkan, serta peneriman, pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dan tingkat kelayakan usaha budidaya jamur tiram di Kelurahan Landasan Ulin Timur. Hasil dari penilitian ini adalah cara pembudidayan jamur tiram yang baik di lakukan dengan menyiapkan kubung terlebih dahulu selanjutnya dilakukan pemeliharaan pada baglog jamur tiram meliputi penyiraman, menjaga kebersihan serta pengaturan suhu, selanjutnya dilakukan pemanenan dimana mencabut jamur tiram yang tumbuh pada baglog. Dengan kata lain bahwausahatani jamur tiram sudah sesuaidengan ajuran secara teoritis. Total biaya yang dikeluarkan meliputi biaya eksplisit terdiridari(biaya log, biaya penyusutan kubung, biaya penyusutan rak, biaya penyusutan alat, biaya tenaga kerja luar keluarga, dan biaya air serta biaya listrik)yaitusebesarRp13.690.015. Sementara biaya implisit terdiridari(biaya tenaga kerja dalam keluarga, biaya sewa lahan milik sendiri dan bunga modal) sebesar Rp 3.995.287/usahatani. Penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 29.440.476/usahatani, sehingga besarnya pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 15.750.462/usahatani. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 11.755.174/usahatani, dengan nilai RCR yang diperoleh sebesar 1,63. Hal ini berarti bahwa usahatani jamur tiram layak untuk diusahakan, karena nilai RCR > 1.Kata Kunci : analisis, efektivitas, produksi, biaya
Analisis Produksi dan Risiko Produksi Cabai di Kelurahan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Ananda Dea Saprila; Muhammad Husaini; Luthfi Fatah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i1.5984

Abstract

Kelurahan Syamsudin Noor di Kecamatan Landasan Ulin merupakan salah satu sentra produksi cabai. Terdapat beberapa kendala dalam produksi cabai, diantaranya hama, penyakit dan penggunaan faktor-faktor produksi yang dilakukan petani kurang tepat. Kendala tersebut menunjukan bahwa terdapat risiko pada proses produksi cabai. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi cabai dan menganalisis pengaruh penggunaan faktor faktor produksi terhadap risiko produksi cabai. Jumlah populasi petani cabai yang ada di kelurahan tersebut sebanyak 54 petani. Dari jumlah tersebut diambil sebanyak 31 petani dengan teknik simple random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas (logaritma natural) dengan model persamaan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan benih, pupuk kandang, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi cabai, sementara penggunaan pupuk kimia tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi cabai. Peningkatan penggunaan benih dan pupuk kimia berpengaruh signifikan terhadap peningkatan risiko produksi (risk inducing factor) cabai. Peningkatan penggunaan pestisida dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap penurunan risiko produksi (risk reducing factor) cabai, sementara pupuk kandang tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan risiko produksi (risk reducing factor) cabai di Kelurahan Syamsudin Noor.
Analisis Usahatani Semangka di Desa Muning Tengah Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Latifah Latifah; Muhammad Husaini; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10354

Abstract

Tanaman semangka sebagai salah satu komoditas yang banyak diusahakan para petani di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dengan jumlah produksi mencapai 146.690 kw. Dalam usahatani semangka diperlukan biaya yang cukup besar, sementara pada sisi yang lain yaitu produksi dan harganya relatif berfluktuasi, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis biaya, pendapatan, penerimaan, keuntungan, serta kelayakan usahatani semangka. Penelitian dilaksanakan di Desa Muning Tengah Kecamatan Daha Selatan pada bulan Oktober 2022 sampai Februari 2023 dengan periode analisis dari bulan Juni hingga September 2022. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 13 petani dan dipilih dengan teknik simple random sampling (acak sederhana). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total yang diperlukan dalam usahatani semangka terdiri dari biaya eksplisit dan implisit yakni sebesar Rp 12.420.461,54/usahatani dan Rp 5.736.688,98/usahatani sehingga diperoleh biaya total sebesar Rp 18.157.150,52/usahatani. Produksi rata-rata 10.769,23 kg per usahatani dengan harga jual Rp 2.838,46 per kg sehingga diperoleh penerimaan petani semangka sebesar Rp 31.453.846,15 per usahatani. Pendapatan sebesar Rp 19.033.384,62 per usahatani, serta keuntungan yang diperoleh petani semangka sebesar Rp 13.296.695,63 per usahatani. Berdasarkan perbandingan antara biaya dengan penerimaan diperoleh nilai RCR sebesar 1,73 yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan oleh petani akan diperoleh penerimaan sebesar 1,73 rupiah dengan kata lain usahatani semangka ini layak dan menguntungkan untuk diusahakan
Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi Unggul di Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka Herni Safitri; Yudi Ferrianta; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8274

Abstract

Ketahanan pangan rumah tangga petani padi unggul sebagai sebuah sistem dibentuk dari berbagai sub-sistem yaitu ketersediaan, akses pangan dan sub-sistem konsumsi pangan. Masing-masing sub- sistem tersebut dibentuk dari berbagai indikator. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka. Dengan metode survei, populasi dalam penelitian ini berjumlah 83 petani padi unggul yang terdiri dari 5 RT, masing-masing RT satu kelompok tani. Peneliti menentukan sampel sebanyak 45 orang yang diambil secara acak menggunakan metode simple random sampling. Ketahanan pangan rumah tangga petani padi unggul signifikan temasuk kedalam kategori rentan pangan dengan nilai indeks rata-rata sebesar 0,69. Rendahnya nilai rata-rata indeks ketahanan pangan, disebabkan oleh rendahnya indeks sub-sistem ketersediaan pangan yaitu sebesar 0,72, indeks akses pangan sebesar 0,63 dan indeks konsumsi pangan sebesar 0,71. Rendahnya indeks sub-sistem tersebut disebabkan oleh rendahnya indeks indikatornya. Indeks indikator pembentuk ketersediaan yang berjumlah 8 indikator hampir seluruhnya termasuk kedalam rentan pangan, kecuali indikator pembelian beras yang termauk kedalam tahan pangan. Hal yang sama dengan indeks indikator pembentuk akses pangan dan konsumsi pangan hampir seluruhnya termasuk kedalam krietria rentan pangan kecuali indikator konsumsi yaitu konsumsi sayur-sayuran dengan nilai indeks sebesar 0,86 dan termasuk kedalam kriteria tahan pangan. Berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai thit sebesar 3,990. Jika angka tersebut dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 1,681 angka tersebut lebih besar dari angka t hit, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1) diterima, dengan kata lain bahwa ketahanan pangan rumah tangga petani padi unggul di Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka signifikan termasuk kedalam kriteria rentan pangan.
Analisis Nilai Tambah Pengolahan Sambal Cabai Hiyung (Studi Kasus: Kwt Karya Maju Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan) Nurul Jannah; Muhammad Husaini; Yusuf Azis
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10345

Abstract

Cabai hiyung merupakan cabai jenis cabai rawit yang hanya dapat tumbuh di salah satu Desa yaitu Desa Hiyung yang terletak di Kabupaten Tapin. Seringkali harga cabai melambung sampai harga yang sangat tinggi, tetapi terkadang turun menjadi harga yang sangat rendah bahkan tidak mampu menutupi biaya produksi. Oleh karena itu, perlu adanya terobosan baru dengan memanfaatkan sumber daya yang ada agar membantu para petani cabai untuk mengatasi fluktuasi harga dan daya simpan cabai tersebut. Adapun salah satu inovasi tersebut adalah pembuatan hasil produksi cabai hiyung menjadi sambel cabai hiyung, sehingga nilai jual maupun nilai tambah hasil produksi meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan.dan. keuntungan serta untuk menganalisis nilai tambah cabai hiyung menjadi salah satu produk yaitu sambel cabai rawit hiyung. Berdasarkan hasil penelitian dari pengolahan sambal cabai hiyung dapat diketahui yaitu, total biaya yang di keluarkan adalah Rp 3.821.666,99/bulan dengan bahan baku sebesar 25 kg, penerimaan total yang diperoleh mencapai Rp 8.500.000,00/bulan dari hasil produksi sebanyak 425 botol, maka keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 4.678.333,01 setiap bulannya. Nilai tambah yang diperoleh dari hasil analisa selama satu bulan dengan menggunakan 1 kg cabai rawit hiyung sebagai bahan baku utama dengan harga awal Rp 60.000/kg menjadi sebesar Rp 196.800/kg atau sebesar 63,76%.
PEMASARAN HASIL TANAMAN KARET (LATEKS) DI DESA BIIH DAN DESA SUNGAI BESAR KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN Novita Ariani; Emy Rahmawati; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 1, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i4.627

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lembaga pemasaran dan saluran pemasaran yang terlibat dalam pemasaran hasil tanaman karet (lateks) dan mengetahui besarnya biaya, margin dan keuntungan pemasaran serta besarnya bagian (share) harga yang diterima oleh pelaku pemasaran hasil tanaman karet (lateks) di Desa Biih dan Desa Sungai Besar Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Waktu penelitian dari bulan Februari hingga Juli 2017. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata – rata biaya pemasaran terbesar adalah sebesar Rp 1.795/kg pada saluran I dipengumpul dengan produk slab. Untuk margin pemasaran terbesar terletak pada saluran III di UPH produk sheet sebesar Rp 10.500/kg. Keuntungan terbesar terletak pada saluran II di UPH produk sheet sebesar Rp 8.248/kg. Share harga tingkat petani terbesar terletak disaluran I dan II dengan produk lump sebesar 64,71%. Profit share terbesar terletak pada saluran III di UPH produk sheet sebesar 54,99%. Cost share terbesar terletak pada saluran I dipengumpul produk slab sebesar 51,89%.Kata kunci: tanaman karet, lateks, pemasaran, profit share, cost share 
Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi terhadap Produksi Padi Unggul di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar Ambiya Noor; Muhammad Husaini; Abdullah Djafar
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.782

Abstract

Usahatani padi sawah merupakan usahatani yang banyak dilakukan oleh masyarakat Kalimantan selatan. Padi sawah merupakan komoditi penting. Untuk meningkatkan produktivitas padi sawah, maka digunakan varietas padi unggul. Salah satu varietas unggul yang bisa ditanam di lahan rawa lebak dangkal dan beririgasi adalah varietas Ciherang. Dalam berusahatani padi sawah terdapat keterbatasan biaya dan jumlah input yang menjadi permasalahan yang dialami oleh petani. Untuk itu petani harus efisien dalam penggunaan input dan biaya. Tujuan dari penelitian ini pertama, untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor lahan, tenaga kerja, pupuk anorganik, benih dan insektisida terhadap produksi. Kedua, untuk mengetahui ifaktorl iinefisiensi rteknis, umurl, pengalamanl berusahatani padi unggul, jumlah tanggungan dan lama pendidikan yang berpengaruhi iterhadap inefisiensil teknis usahatanil padi sawah varietas Ciherang. Ketiga, tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi dari penggunaan faktor-faktor produksi. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.  Jumlah sampel sebanyak 30 orang petani responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi Ciherang dengan metode OLS adalah faktor lahan dan benih dengan koefisien masing-masing sebesar 0,679 dan 0,343. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi batas (frontier) adalah lahan, tenaga kerja, benih dan insektisida dengan koefisien sebesar 0,644, 0,323, 0,348 dan 0,231. Faktor umur dan tingkat pendidikan berpengarruh negatif terghadap inefisiensi teknis dengan koefisien masing-masing sebesar 0,026 dan 0,106 sedangkan pengalaman berusahatani padi unggul berpengaruh positif, dengan koefisien sebesar 0,039. Petani yang mencapai tingkatk efisiensi teknis sebanyak 40%, efisiensi alokatifg sebanyak 3% dan efisiennsi ekonomii tidak ada yang mencapai tingkat efisiensi. Sehingga secara keseluruhan usahatani padi Ciherang di Desa Penggalaman belum efisien.Kata kunci: efisiensi ekonomi, faktor produksi, inefisiensi teknis, MLE, OLS
Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Susu Kedelai di Banjarmasin Istiqomah Istiqomah; Luthfi Fatah; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.6038

Abstract

Susu kedelai merupakan salah satu produk olahan dari biji kedelai, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah. Produk susu kedelai umumnya dijual di pinggir jalan, sehingga perlu strategi pemasaran agar terjadi peningkatan jumlah yang dipasarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang diciptakan pengolahan kedelai menjadi susu kedelai dan strategi pemasarannnya. Penelitian dilakukan di Kota Banjarmasin dimulai dari bulan Februari 2020 sampai dengan Februari 2021. Populasi penelitian ini terdiri dari seluruh industri rumahtangga susu kedelai di Banjarmasin yang berjumlah sebanyak 60 orang, dari jumlah populasi tersebut diambil sebanyak 30 orang dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Untuk mengetahui nilai tambah digunakan metode Hayami, sedangkan untuk mengetahui strategi pemasaran digunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah pengolahan kedelai sebanyak 10.72 kg menjadi susu kedelai sebanyak 59,56 liter sebesar Rp41.311,83/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 58,21%. Nilai faktor konversi yang diperoleh sebesar 5,5%, dengan kata lain setiap satu kg kedelai akan menghasilkan berupa susu kedelai sebanyak 5,5 liter. Berdasarkan analisis SWOT strategi pemasaran susu kedelai di Banjarmasin berada dikuadran I atau strategi agresif yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas produksi susu kedelai untuk pemasaran yang lebih luas, mengoptimalkan saluran distribusi untuk memperluas pemasaran produk, serta meningkatkan kualitas pelayanan yang baik untuk menambah konsumen.
Kontribusi Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga dan Perekonomian Daerah Kabupaten Tanah Laut Muslima Hidayati; Luthfi Fatah; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1938

Abstract

Perkebunan kelapa sawit merupakan sub-sektor pertanian yang dianggap memiliki potensi yang cukup besar di kabupaten Tanah Laut.  Komoditas ini berperan penting untuk meningkatkan pendapatan yang selanjutkan akan meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga.  Selain hal tersebut komoditas ini juga dapat memperbaiki perekonomian masyarakat secara keseluruhan.  Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan rumahtangga petani kelapa sawit, mengetahui kontribusi pendapatan perkebunan kelapa sawit terhadap pengeluaran pangan, mengetahui kontribusi perkebunan kelapa sawit terhadap perekonomian daerah Kabupaten Tanah Laut. Metode analisis data yang digunakan berupa nilai indeks dan kontribusi pendapatan kelapa sawit terhadap pengeluarangkonsumsisdancperekonomian daerah.  Hasil riset menunjukkanebahwan rumahtangga petaniskelapa sawit tergolong kedalam kriteria tahan pangan dengan indeks total sebesar 0,71, karena semua sub-sistem dalam sistem ketahanan pangan semuanya tergolong kedalam tahan pangan. Kontribusi pendapatan kepala sawit terhadap pengeluaran pangan sebesar 97,33% hal ini menunjukkan bahwa pendapatan kelapa sawit masih mampu memenuhi kebutuhan pangan rumahtangga petani. Kontribusi kelapa sawit terhadap perekonomian daerah dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) total masih tergolong rendah yaitu sebesar 0,014%. Hal yang sama dengan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian hanya sebesar 0,073%.Kata kunci: kelapa sawit, ketahanan pangan, PDRB, kontribusi