Claim Missing Document
Check
Articles

Efek Perubahan Sudut Kemiringan Terhadap Perpindahan Kalor dan Laju Aliran Air pada Untai Sirkulasi Alamiah Yogi Sirodz Gaos; Mulya Juarsa; Edi Marzuki; Januar Akbar
JURNAL TEKNOLOGI REAKTOR NUKLIR TRI DASA MEGA Vol 14, No 1 (2012): Pebruari 2012
Publisher : Pusat Teknologi Dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.635 KB)

Abstract

Pelajaran dari kasus kecelakaan PLTN Fukushima menunjukkan gagalnya sistem aktif, sehingga pengoptimalisasian sistem pasif menjadi suatu keharusan. Sistem pasif menerapkan hukum alamiah, dalam hal ini fenomena sirkulasi alamiah. Efisiensi sirkulasi alamiah dilakukan dengan mengidentifikasi nilai rugi kalor menggunakan Untai Simulasi Sirkulasi Alamiah (USSA-FT02). Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh nilai pemindahan kalor oleh air terhadap nilai rugi kalor yang terjadi pada sistem aliran tertutup dengan adanya distribusi kalor pada fluida kerja (air) . Komponen USSA FT- 02 terdiri atas pipa SS316 berdiameter 1 inchi, pre-heater, heater dan cooler. Variasi eksperimen adalah beda ketinggian antara sisi panas dan sisi dingin dengan mengubah sudut kemiringan loop, yaitu pada sudut 0o, 45o dan 90o. Temperatur outlet heater dan temperatur inlet cooler digunakan sebagai parameter yang diukur dan direkam dengan rentang waktu eksperimen selama 45 menit. Hasil eksperimen dan analisis berdasarkan perbedaan sudut kemiringan 0o, 45o dan 90o secara berturut-turut untuk laju aliran massa air meningkat, diperoleh rugi kalor tertinggi sepanjang pipa dari oulet heater ke inlet cooler menurun dari 12,3 W hingga 3,4 W seiring kenaikan sudut kemiringan. Kemudian persentase pemindahan kalor rata-rata yang diterima air pada bagian heater berdasarkan kenaikan sudut kemiringan secara berturut-turut meningkat dari 49,3%, 52,5% dan 55,7%.
Rancang Bangun Heater Element Segment pada Rangkaian Sistem Reactor Cavity Cooling RDNK Rahayu Kusumastuti Kusumastuti; Dedy Haryanto; Giarno Giarno; Bambang Heru; Ainur Rosidi; Mulya Juarsa; Sriyono Sriyono; Hendro Tjahjono; Surip Widodo; Ign. Djoko Irianto; Dwi Yuliaji; Edy Marzuki
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 23, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2021.23.1.6226

Abstract

RANCANG BANGUN HEATER ELEMENT SEGMENT PADA RANGKAIAN SISTEM REACTOR CAVITY COOLING RDNK. Proses pendinginan secara pasif menjadi perhatian khusus sejak kecelakaan PLTN Fukushima dan TMI-2, kecelakaan tersebut diakibatkan oleh gagalnya sistem pendingin aktif dimana pompa tidak berfungsi. Kemudian, aliran sirkulasi alam sebagai prinsip kerja sistem pendingin pasif juga digunakan pada model pendinginan di celah antara dinding luar Reactor Pressure Vessel (RPV) reactor High Temperature Gass Cooled Reactor (HTGR) dan beton penopang RPV. Riset terkait reactor cavity cooling system berbasis pendingin pasif dilakukan dengan membuat Untai Uji Reactor Cavity Cooling System-Reaktor Daya Non Komersial (RCCS-RDNK), namun saat dilakukan komisioning fungsi pemanasannya tidak optimal, temperatur yang ingin dicapai yaitu 300oC – 400oC pada permukaan simulator RPV HTGR tidak tercapai, sehingga dilakukan modifikasi pada sistem pemanas dengan heater element segments (HES) berbasis proses radiasi. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan analisis pada pengujian pemanasan HES hasil konstruksi hingga mencapai temperatur optimal. Metode eksperimen dilakukan dengan menghidupkan heater dan merekam perubahan temperatur pada titik pengukuran di bagian permukaan insulator brick (BRICK), permukaan dalam RPV (RPVD), permukaan luar RPV (RPVL) dan udara luar. Hasil pengujian menunjukkan, secara umum capaian maksimal temperatur pada bagian permukaan RPV sekitar 400oC, dengan temperatur permukaan brick sekitar 700oC. Hal ini menunjukkan bahwa, konstruksi pemanas HES dapat beroperasi optimal dan memenuhi kriteria simulasi pendingin pada RCCS HTGR.
Kajian Performa Passive Residual Heat Removal System (PRHRS) pada System-Integrated Advanced Modular Reactor (SMART) Putu Brahmanda Sudarsana; Wayan Nata Septiadi; Mulya Juarsa
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 23, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2021.23.2.6337

Abstract

SMART (System-Integrated Advanced Modular Reactor) merupakan desain reaktor multifungsi Generasi III+ tipe SMR (Small Modular Reactor) yang dikembangkan oleh KAERI (Korean Atomic Energy Research Institute) dengan kapabilitas produksi listrik 107 MWe dan energi termal 365 MWt. Sistem SMART meliputi berbagai fitur keselamatan untuk mengatasi LOCA (Loss of Coolant Accident) dan skenario kecelakaan lainnya. Salah satu dari fitur tersebut adalah Passive Residual Heat Removal System (PRHRS) atau sistem pembuang sisa panas pasif yang bekerja tanpa membutuhkan sumber daya elektrik. Sistem ini bekerja sesuai dengan prinsip sirkulasi alam sehingga bergantung pada aspek termal, tekanan, dan pengaruhnya terhadap aliran massa. Ketiga aspek tersebut dapat mempengaruhi kapabilitas pembuangan panas pada sistem. Data performa PRHRS reaktor SMART pada beberapa kondisi kecelakaan yang diperoleh melalui studi eksperimental maupun simulasi termohidrolika dianalisis pada kajian ini. Hasil analisis menunjukkan unjuk kerja pembuangan sisa panas yang baik oleh PRHRS SMART dengan waktu aktuasi yang tepat dan pendinginan yang stabil. Dengan kapabilitas multifungsi dan kemampuan pendinginan yang baik pada berbagai skenario kecelakaan, SMART memiliki potensi tinggi untuk kelak diterapkan di Indonesia.
STUDY ON BOILING PHENOMENA DURING HEAT TRANSFER IN BOTTOM REFLOODING SIMULATION EXPERIMENT Mulya Juarsa
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 9, No 2 (2008): Agustus 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2008.9.2.1797

Abstract

STUDI FENOMENA PENDIDIHAN SELAMA PERPINDAHAN PANAS PADAEKSPERIMEN SIMULASI BOOTOM REFLOODING. Studi untuk memahami fenomenapendidihan yang terjadi selama pembasahan ulang dari bawah pada permukaan panasmerupakan langkah penting dalam menganalisis perpindahan panas pendidihan yang terjadiselama proses flooding dalam peristiwa Post-LOCA. Peralatan eksperimen yang diberi namabagian uji QUEEN-II telah didesain, dikonstruksi dan diuji untuk penelitian quenching padaperpindahan panas pendidihan selama bottom reflooding. Eksperimen dilakukan denganmemanaskan batang panas SS316 hingga mencapai temperatur awal 850oC, kemudiandidinginkan oleh air dengan temperatur 90oC yang mengalir dari arah bawah. Hasil eksperimenmenunjukkan bahwa rejim pendidihan agak berbeda dibandingkan dengan hasil eksperimenterdahulu. Tiga perbedaan nilai fluks kalor kritis (FKK) yang diperoleh berdasarkan kurva didihsecara berturut-turut adalah 53.51 kW/m2, 58.45 kW/m2 and 67.31 kW/m2 yangmengindikasikan tiga perbedaan laju aliran massa air 0.015 kg/detik, 0.060 kg/detik dan0.140 kg/detik. Efek kenaikan laju aliran massa air sebesar 57% hanya menaikkan FKKsebesar 21%.
STUDI EKSPERIMENTAL QUENCHING PADA CELAH SEMPIT. Mulya Juarsa; A R Antariksawan
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.4.1719

Abstract

STUDI EKSPERIMENTAL QUENCHING PADA CELAH SEMPIT. Proses quenching sangat banyak dijumpai di berbagai bidang industri, termasuk bidang nuklir. Khususnya, proses quenching pada celah sempit terkait erat dengan fenomena kecelakaan parah di mana diasumsikan teras yang meleleh dapat terkumpul di bagian bawah bejana reaktor. Eksperimen dan analisis data hasil eksperimen proses quenching pada celah sempit ukuran 0,5 mm dan 7 mm telah dilakukan untuk memahami proses quenching berdasarkan perbedaan lebar celah. Untuk celah ukuran 7 mm, hasil eksperimen dapat digambarkan secara baik untuk beberapa korelasi yang ada, termasuk korelasi untuk pendidikan kolam, sedangkan untuk celah 0,5 mm, sebagian besar korelasi belum dapat menggambarkan hasil eksperimen. Proses quenching pada celah sangat sempit tersebut sangat dibatasi oleh CCFL dan kapilaritas yang sangat berbeda dengan pendidihan kolam. Oleh karena itu pula, quenching pada celah sempit terjadi lebih lama daripada celah yang lebih lebar.Koefisien perpindahan panas maksimum rata-rata untuk celah 7 mm dan 0,5 mm berturut-turut adalah 15 kW/m2k dan 3 kW/m2k.
SIMULATION OF OPERATIONAL CONDITIONS OF FASSIP-02 NATURAL CIRCULATION COOLING SYSTEM EXPERIMENTAL LOOP Dr.Anhar Riza Antariksawan; Surip Widodo; Mulya Juarsa; Dedy Haryanto; Mukhsinun Hadi Kusuma; Nandy Putra
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.664 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2018.19.1.4036

Abstract

The natural circulation is considered in the design of emergency passive core cooling system in a nuclear power plant. In that context, in order to investigate the characteristics of the natural circulation, FASSIP-02 experimental loop is designed. This paper simulates the various operational conditions with different condition of the heater power, the pipe insulation and the expansion tank's valve using RELAP5 code. The objective is to obtain the best operational conditions of FASSIP-02 once it is built. The simulation results show that the until 50,000 s the steady state condition could not be achieved yet when the heater power greater than 10 kW. The pipe insulation reduced the heat loss to the environment and in turn it causes faster increase of the water temperature inside the pipe. While, if the expansion tank's valve is closed during the operation, the pressure inside the loop would increase, faster when the heater power is higher. It is concluded that in all cases to avoid the saturation condition, the heater power should be maintained lower than 10 kW, especially when the loop pipe is insulated.
FENOMENA PERPINDAHAN PANAS PENDIDIHAN BERDASARKAN PERISTIWA LOCA DAN KECELAKAAN PARAH Mulya Juarsa; Kiswanta .; Edy S; Joko P W; Ismu H; Puradwi I W
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 11, No 1 (2010): Februari 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2010.11.1.584

Abstract

Penelitian dan pengembangan berdasarkan kejadianpada kasus kecelakaan PLTN TMI-2 telah banyak mengarah pada penelitian terkait performateras dan bejananya. Penelitian yang paling banyak dilakukan mengarah pada fenomenaperpindahan panas pendidihan, semenjak teras reaktor mengalami kehilangan pendinginan(post-LOCA) hingga kecelakaan parah (Severe Accident), yaitu lelehnya teras. Studiperpindahan panas pendidihan telah dilakukan melalui simulasi proses penggenangan terasdari bawah dan pendinginan pada celah sempit. Hasil penelitian secara eksperimental yangdilakukan BATAN terkait LOCA dan kecelakaan parah memberikan gambaran yang jelasbagaimana fenomena perpindahan panas pendidihan terjadi selama sekuen kecelakaan padareaktor nuklir, khususnya kecelakaan TMI-2. Pemetaan perpindahan panas selama pendidihan,berdasarkan data temperatur transien dibuat dalam bentuk kurva pendidihan yangmenunjukkan perbedaan fluks kalor pada tiga rejim pendidihan. Simulasi eksperimenal LOCAmenunjukkan nilai CHF (67,31 kW/m2) yang lebih kecil dibandingkan nilai CHF (262 kW/m2)untuk peristiwa kecelakaan parah.
Analisis Eksperimental Fluks Kalor pada Celah Sempit Anulus Berdasarkan Variasi Suhu Air Pendingin Menggunakan Bagian Uji HeaTiNG-01 Bambang Riyono; Indarto; Sinta Tri Habsari; Mulya Juarsa; Kiswanta; Ainur R.; Edy S.; Joko P.W.; Ismu H.
Jurnal Rekayasa Proses Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.551 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.1895

Abstract

Eksperimen untuk mempelajari mekanisme perpindahan panas pendidihan pada celah sempit berdasarkan skenario kecelakaan parah PLTN TMI-2 perlu dilakukan untuk pemahaman terkait manajemen kecelakaan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh nilai fluks kalor dan fluks kalor kritis (FKK) selama proses perpindahan panas pendidihan pada celah sempit anulus. Metode penelitian secara eksperimen menggunakan bagian uji HeaTiNG-01dengan fluida pendingin adalah air. Eksperimen dilakukan dengan memvariasikan suhu air pendingin pada suhu 75C, 85C dan 95C, dan memanaskan batang panas hingga mencapai suhu awal 650C. Kemudian proses pendidihan selama pendinginan direkam berdasarkan suhu transien pada batang panas. Data suhu digunakan untuk menghitung nilai fluks kalor dan wall superheat, hasilnya direpresentasikan melalui kurva didih. Hasil penelitian menunjukkan nilai FKK suhu pendingin 750C lebih rendah dibandingkan FKK suhu pendingin 85C dan 95C, dimana nilai FKK untuk suhu pendingin 85C dan 95C agak berdekatan. Nilai FKK maksimum untuk suhu 75C adalah 230 kW/m2, sedangkan untuk suhu 95C adalah 282 kW/m2. Meskipun demikian korelasi FKK terhadap posisi aksial batang panas pada berbagai variasi suhu mengikuti korelasi polynomial. Peristiwa pendidihan pada celah sempit tidak termasuk kategori didih kolam dengan membandingkan area didih film hasil eksperimen menggunakan korelasi Bromley. Kata kunci : kecelakaan parah, anulus, fluks kalor, FKK, celah sempit, didih kolam Experiment to investigate the mechanism of boiling heat transfer in a narrow gap on severe accident scenarios of TMI-2 nuclear power plant is necessary to develop the understanding of the related accident management.The present study aimed to obtain heat flux value and critical heat flux (CHF) during boiling heat transfer process in a narrow gap of annulus. The study was experimentally carried out using the HeaTiNG 01 test with water as cooling fluid which temperature was varied at 75C, 85C dan 95C. The rod was heated to 650C. The boiling process during cooling was investigated by recording the transient temperature of the heated rod. The data was used to calculate the heat flux and wall superheat which results were represented in a boiling curve. The experimental results showed that the CHF value of the cooling media at 75C was lower compared with that of at 85C and 95C. It was found that the values of CHF at 85C and 95C were close. The maximum CHF value at 75C was 230 kW/m2, while at 95C was 282 kW/m2. The CHF values at various position of heated rod was found to follow polynomial correlation. By comparing the boiling film areas from experimental results with that of Bromley correlation, it was concluded that boiling process in a narrow gap could not categorized as pool boiling process. Keywords: severe accident, annulus, heat flux, CHF, narrow gap, pool boiling
Analisa karakteristik aliran pada fenomena sirkulasi alam fasa-tunggal di Untai FASSIP-01 Mod.2 Nathaniel Ezer Putra Darmawan; G.B. Heru K; Dedy Haryanto; Giarno .; I Nyoman Suprapta Winaya; I Ketut Gede Sugita; Putu Brahmanda Sudarsana; Mulya Juarsa
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 14 No 2 (2021)
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/jJEM.2021.v14.i02.p04

Abstract

FASSIP-01 rectangular loop is a facility which owned by PTKRN-BATAN that used for observe the phenomenon of natural circulation in large-scale. This natural circulation phenomenon will be applied as a passive cooling system in nuclear power plant that will be built up in Indonesia. Some FASSIP-01 experiments have done before, but those experiments show that the fluid flow in FASSIP-01 is not in optimal conditions because there are some errors happened and causes some losses. The second modification of FASSIP-01 rectangular loop has purpose to minimize losses happened in previous modification of FASSIP-01. The purpose of this research is to know the characteristics of flow and the trend of the data from the flow in FASSIP-01 mod.2 rectangular loop before do experiments. Simulations is done by using 2-dimensional images and varying the heating temperature at 353,15 K and 363,15 K and the cooler at temperatures of 278.15 K, 283.15 K, 288.15 K and 293.15 K. Based on the simulation results it is known that the velocity flow rate will increase if the temperature in the heating tank is increased, but will decrease if the temperature in the cooling tank is increased. The results of the calculation of the Reynold Number and Nusselt Number based on the velocity flow rate are 2973,668 the lowest and 5775,356 the highest and for the Nusselt number obtained 17,36 and the highest is 28,091.
Desain Dan Pengujian Kolektor Surya CPC Berselubung Kaca Sebagai Media Evaporasi Sistem ORC Dwi Yuliaji; Yogi Sirod Gaoz; Tachli Supriyadi; Roy Waluyo; Mulya Juarsa; Muhamad Yulianto
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 9 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.876 KB)

Abstract

Abstrak:Bagian dari kegiatan penelitian pembangkit Organic Rankine Cycle (ORC) dengan sumber kalor dari radiasi matahariadalah kolektor surya. Tujuan penulisan ini adalah menjelaskan disain kolektor surya dengan menggabungkan dua tipe,yaitu reflektor plat datar dengan concentrated parabolic collector (CPC).Bagian terpenting dari kolektor surya adalahselubung kaca pada receiver yang bertujuan sebagai media evaporasi pada system Organic Rankine Cycle(ORC).Geometri kolektor termal solar memiliki dimensi dengan panjang 1 m, tinggi 0,9 m, lebar alas 0,028 m, lebartutup 1,16 m. Concentrator merupakan bagian penangkap radiasi matahari dengan model semi silinder tipe CPCdengan bahan AISI 1015 yang dilapisi alumunium foil. Receiver menggunakan pipa tembaga 12,7mm, tebal 20mm,panjang total 3,46 m. Pipa tembaga dibungkus oleh pipa kaca diameter 51,4 mm, tebal 20mm. Dinding reflectormenggunakan AISI 201. Isolator terdiri dua lapisan, lapisan dalam menggunakan bahan polistirena foam tebal 20mmdan lapisan luar menggunakan Harmaflek tebal 20mm. Temperatur tertinggi pipa reciever sebelum dialiri fluida 104,4oCpada intensitas cahaya matahari 57,8 flux.Kata kunci: Kolektor surya, reflektor plat datar, concentrated parabolic collector (CPC), Organic Rankine Cycle (ORC)Abstract:A Part of the research activity for development of Organic Rankine Cycle (ORC) plant with a heat source from solarradiation aresolar collector. The purpose in this paper is to describe design of solar collector with combining two type ofreflector, flat type reflector and concentrated parabolic collector (CPC). Most important part of the solar collector is theglass layer on the receiver which intended as media evaporation in the ORC system. The geometries of solar collectorhave dimensions of length 1 m, height 0.9 m, width of pedestal 0,028 m, width 1.16 m for cap. Then, concentrator is thepart solar radiation catcher using semi-cylinder models type CPC with material AISI 1015 was coated by aluminum foil.Receiver uses a 12,7 mm copper pipe, 20mm thick, total length of 3.46 m. Copper pipe wrapped by a glass pipe withdiameter of 51,4mmand thickness 20mm. Wall reflector using AISI 201. Insulation consists of two layers with innerlayers using polystyrene foam material with a size of 20 mm thick and the outer layer usingHarmaflek with the size of20mm thick. Highest temperature on reciever pipe without fluid is 104,4oC at solar flux 57,8 flux.Keywords : solar collector, flat plate reflector, concentrated parabolic collector(CPC), Organic Rankine Cycle (ORC)
Co-Authors A R Antariksawan A. Hafid A.A, Andrea Shevaladze A.R, Esa Putra Abd. Rasyid Syamsuri Adhika E. P. Adhika E. P. Adhika Enggar Pamungkas Ahmad Rofiq Sofyan Ainur R. Ainur Rosidi Ainur Rosidi Ainur Rosidi Ainur Rosidi Ainur Rosidi Ainur Rosidi ainur rosidi Ainur Rosidi, Ainur Almadesya Rinaldi Almira Citra Amelia Amelia, Almira Citra Amirruddin Amirruddin Andi Sofrany Ekariansyah Andrea Shevaladze Al Amin Anggraini, Yeni Anhar R. Antariksawan, Anhar R. Anhar Riza Antariksawan Anhar Riza Antariksawan Anhar Riza Antariksawan Anhar Riza Antariksawan Arno, Giarno Arya Adhyaksa Waskita Baiquny, Ariq Hafizh Bambang Heru Bambang Riyono Budiman, Arif Adtyas Cukup Mulyana Cukup Mulyana D. H. Salimy Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Haryanto Deendarlianto Defri Sulaeman Dian Ariswara Dimas, Dimas Dinan Andiwijayakusuma Dr.Anhar Riza Antariksawan Dwi Yuliaji Edi Marzuki Edi Marzuki Edi Marzuki Edy Marzuki Edy S Edy S. Edy Sumarno, Edy Erlanda Kurnia Fauzi Ahmad Muda G B Heru Kusmoyo G. B. Heru K. G. B. Heru K. G. Bambang Heru K G. Bambang Heru K. G.B. Heru K G.B. Heru K Giarno . Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Gregorius Bambang Heru Gregorius Bambang Heru Gregorius Bambang Heru Gregorius Bambang Heru Kusnugroho Gunawan, Hyundianto Arif Hendro Tjahjono Hendro Tjahjono Hendro Tjahjono Hendro Tjahjono I Ketut Adi Sugita I Nyoman Suprapta Winaya I. D. Irianto Ign. Djoko Irianto Ignatius Djoko Irianto, Ignatius Djoko IGNB. Catrawedarma Indarto - Indarto - Indarto Indarto Indarto Indarto Intan Parwati Ismu H Ismu H. Ismu Handoyo Januar Akbar Joko P W Joko P.W. Joko Prasetio Joko Prasetio Joko Prasetio Witoko Joko Prasetyo Joko Prasetyo Joko Prasetyo Witoko K, G.B. Heru Keis Jury Pribadi Keis pribadi Kharisma, Sunandi Kiswanta Kiswanta - Kiswanta . Kiswanta Kiswanta, Kiswanta Kusigit Susanto KUSNUGROHO, GREGORIUS BAMBANG HERU Kussigit Santosa Santosa Lovini Gabriella N Lutfi Fitria Ningsih M Hadi Kusuma M. Hadi Kusuma Mahran Noufal Maryadi , Shendy Akbar Maryadi, Shendy Akbar Meikayani, Jentik Mokhamad Nur Khasan Moniaga, Prya Muhamad Yulianto Muhammad Hadi Kusuma Mukhsinun Hadi Kusuma Nandy Putra Nandy Putra Nandy Setiadi Djaya Putra Nasution, Annio Indah Lestari Nathaniel Ezer Putra Darmawan Nitiamijaya, Devita Oktaviandi, Ryan P, Adhika Enggar PAMUNGKAS, ADHIKA ENGGAR Prasetio, Dimas Prayogo, Kukuh Puradwi I W Puradwi Ismu Wahyono Putra, Esa Putra, Muhammad Ganjar Putu Brahmanda Sudarsana Putu Brahmanda Sudarsana Putut Hery Setiawan Rahayu Kusumastuti Rahayu Kusumastuti Rahayu Kusumastuti Kusumastuti Raldi Artono Koestor Renaldy Sharin Lesmana Restiya Maulana Rio Natanael Wijaya Ririn Fitriana Riska Khalisa Rosaldi Pratama Roswandi, Iwan Roy Waluyo Sanda Sanda Sinta Tri Habsari Siti mariam Sri Ismarwanti, Sri Sriyono Sriyono Sriyono Sriyono Suhendra Suhendra Sukmanto Dibyo Sumantri Hatmoko Sumantri Hatmoko Hatmoko Surip Widodo Surip Widodo Surip Widodo Surip Widodo Widodo Susyadi Susyadi Tachli Supriyadi Topan Setiadipura Totok Dermawan Try Hutomo Putra Try Hutomo Putra Veronica Indriati Sri Wardhani, Veronica Indriati Sri Wayan Nata Septiadi WITOKO, JOKO PRASETIO Yadi Yunus Yogi Sirod Gaoz Yogi Sirodz Gaos Yogi Sirodz Gaos, Yogi Sirodz Zuliantoni, Zuliantoni