Perokok aktif menghirup asap rokok melalui saluran yang biasa disebut asap arus utama, terdapat penyaring pada rokok filter yang mampu mengurangi sampai 70% kadar bahan berbahaya, sehingga hanya sekitar 30% saja bahan berbahaya yang diserap oleh perokok aktif tersebut. Perokok pasif, akan menyerap seluruh asap rokok melalui saluran asap arus samping tanpa adanya penyaringan, sehingga resiko gangguan sistem pernapasan perokok pasif 4-6 lebih besar dari perokok aktif. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui efektivitas kitosan cangkang bekicot (Achatina Fulica) sebagai spraysorbent dan mengetahui konsentrasi optimum spraysorbent yang dapat mereduksi zat pada asap rokok. Riset diawali dengan preparasi cangkang bekicot, isolasi kitin dari serbuk cangkang bekicot melalui: deproteinasi, demineralisasi dan depigmentasi. Kitosan cangkang bekicot dihasilkan melalui deasetilasi. Kitosan yang diperoleh diuji kadar air, kadar abu, dan dikarakterisasi dengan FTIR secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui derajat deasetilasi. Dilanjutkan pembuatan spraysorbent, pengambilan sampel asap rokok, serta karakterisasi GC-MS dan SEM. Hasil yang diperoleh yaitu mutu kitosan cangkang bekicot yang dihasilkan telah sesuai mutu standar SNI No. 7949:2022 dengan derajat deasetilasi 87,98%. Konsentrasi spraysorbent optimal yaitu 100.000 ppm dengan persen penyisihan nikotin sebesar 92,14% dan morfologi permukaan masker yang dilapisi spraysorbent serta dilewatkan asap rokok terlihat partikel senyawa asap rokok menempel dan tereduksi