Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search
Journal : Majalah Farmaseutik

Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Antibiotik Profilaksis Terhadap Kejadian Infeksi Luka Operasi Pada Pasien Bedah Digestif di Salah Satu Rumah Sakit Tipe B Kabupaten Sleman Dhannia Fitratiara; Ika Puspitasari; Titik Nuryastuti
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.63691

Abstract

Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah penyebab infeksi nosokomial yang sering terjadi pada luka bekas sayatan setelah operasi. Penggunaan antibiotik profilaksis bedah dapat efektif mengurangi tingkat ILO dengan pemilihan antibiotik yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran rasionalitas penggunaan antibiotik profilaksis, mengetahui angka kejadian ILO, mengetahui hubungan rasionalitas penggunaan antibiotik profilaksis terhadap kejadian ILO, dan mengetahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian ILO pada pasien bedah digestif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional deskriptif-analitik dengan desain cross sectional melibatkan pasien bedah digestif yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medik pasien rawat inap selama periode 1 Januari-31 Desember 2019 di salah satu RS tipe B Kabupaten Sleman. Terdapat 110 pasien menjalani bedah digestif yang masuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini. Rasionalitas penggunaan antibiotik profilaksis berdasarkan metode Gyssens (kategori 0) pada penelitian ini sebesar 20,9% (23 pasien). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketidakrasionalan penggunaan antibiotik profilaksis dengan kejadian ILO (P=0,712). Faktor risiko ILO yang teridentifikasi berdasarkan analisis bivariat adalah komorbiditas, prosedur operasi bersamaan, dan sifat operasi. Sedangkan analisis multivariat menunjukkan bahwa prosedur operasi bersamaan memiliki hubungan yang bermakna dengan angka kejadian ILO. Individu dengan prosedur operasi bersamaan memiliki risiko hampir 8 kali lebih tinggi untuk mengalami ILO (OR 7,625; CI 95% 1,370-42,423; p = 0,020).
Prevalensi Bakteri Resisten Karbapenem di RSUP Dr. Sardjito Periode Januari-Agustus 2020 Firdhani Satia Primasari; Ika Puspitasari; Titik Nuryastuti
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 3 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i3.65823

Abstract

Salah satu kasus resistensi yang memerlukan perhatian khusus saat ini adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik golongan karbapenem. Adanya resistensi terhadap penggunaan antibiotik karbapenem dan belum ditemukannya antibiotik baru menjadikan cakupan pilihan antibiotik menjadi cukup sulit. Banyak negara telah melaporkan kejadian resistensi bakteri karbapenem dan jumlahnya terus mengalami peningkatan. Di Indonesia, data tersebut masih sangat minim dan belum banyak yang mengkaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya prevalensi dari tiga macam bakteri, yaitu Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, dan Enterobacterales spp yang resisten terhadap antibiotik karbapenem. Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif yang mengambil data hasil uji sensitivitas isolat Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, dan Enterobacterales (Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli) periode Januari-Agustus 2020. Prevalensi dihitung dengan membandingkan jumlah bakteri yang resisten karbapenem terhadap total isolat bakteri yang ada. Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa prevalensi dari ketiga macam bakteri tersebut fluktuatif tiap bulannya. Di mana didapatkan pola bahwa antara bulan April-Mei prevalensi ketiga bakteri resisten karbapenem tersebut mengalami penunurunan kemudian untuk mengalami peningkatan untuk Pseudomonas aeruginosa dan Acinetobacter baumannii.  Prevalensi bakteri resisten karbapenem tertinggi ditemukan pada Acinetobacter baumannii dengan rentang prevalensi antara 46,43%-70%, diikuti Pseudomonas aeruginosa dengan prevalensi sebesar 12,82%-23,33%, dan Enterobacterales dengan prevalensi 0,73%-8,24%.
Kontaminasi Bakteri Pada Pencampuran Sediaan Intravena dan Lingkungan Pencampuran Sediaan Intravena di Rumah Sakit Meilia Nhadia Amalia; Fita Rahmawati; Titik Nuryastuti
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 4 (2022): in press
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i4.66407

Abstract

Pencampuran sediaan intravena yang tidak dilakukan secara aseptik berisiko tinggi menyebabkan infeksi nosokomial karena adanya kontaminasi bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang mengontaminasi sediaan intravena dan lingkungan pencampuran sediaan intravena. Penelitian ini dilakukan di RS Akademik UGM menggunakan desain cross sectional. Sejumlah 9 sampel uji kontaminasi bakteri yang terdiri dari 3 sampel sediaan intravena yang dicampurkan personel dari dua ruangan bangsal perawatan dan area Laminar Air Flow (LAF), sebanyak 4 sampel berupa bakteri dari swab telapak tangan dan mukosa hidung dari dua personel sebelum melakukan cuci tangan, dan 2 sampel berupa bakteri dari swab lingkungan pencampuran sediaan intravena. Kontaminasi bakteri dilihat melalui uji sterilitas metode inokulasi langsung dan identifikasi bakteri menggunakan reagen kit Analytical Profile Index (API) untuk bakteri gram negatif dan BBL Crystal untuk bakteri gram positif. Hasil penelitian ini tidak terdapat kontaminasi bakteri pada sediaan pencampuran intravena yang diuji sterilitasnya. Hasil swab tangan kedua personel ditemukan bakteri Staphylococcus epidermidis. Hasil swab mukosa hidung personel ditemukan bakteri Corynebacterium spp., Klebsiella pneumoniae, Kytococcus sedentarius, dan Staphylococcus epidermidis. Hasil swab lingkungan pada bangsal perawatan ditemukan bakteri Kytococcus sedentarius dan Staphylococcus epidermidis sedangkan di area clean room tidak ditemukan bakteri. Kontaminasi bakteri yang ditemukan bersifat patogen dan non patogen sehingga kebersihan personel maupun lingkungan perlu diperhatikan dalam proses pencampuran sediaan intravena
Evaluasi Kesesuaian Antibiotik Empiris Terhadap Clinical Outcome pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di RSUD Sijunjung, Sumatera Barat Yeli Trimayanti; Titik Nuryastuti; Nunung Yuniarti
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 3 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i3.67901

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kondisi ditemukannya mikroorganisme dalam jumlah sangat banyak pada urin sehingga menimbulkan infeksi pada saluran kemih. Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi pada pengobatan infeksi menimbulkan permasalahan, terutama resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik salah satunya disebabkan oleh peresepan antibiotik yang tidak sesuai yang dapat mempengaruhi clinical outcome pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian penggunaan antibiotik empiris yang digunakan terhadap clinical outcome pada pasien ISK di rawat inap RSUD Sijunjung, Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif-analitik dengan desain cohort retrospektif. Subjek penelitian pasien dewasa dengan ISK di rawat inap RSUD Sijunjung periode Januari 2018 - Desember 2019.  Dari 90 pasien ISK (121 regimen antibiotik) yang memenuhi kriteria inklusi. Pemberian antibiotik yang sesuai ditemukan sebanyak 67,77% (82 regimen) dan yang tidak sesuai 32,23% (39 regimen) yaitu 29,75% (36 regimen) dengan durasi pemberian terlalu singkat, 1,65% (2 regimen) interval tidak tepat dan 0,83% (1 regimen) dosis kurang. Hasil analisis dengan uji Fisher hubungan kesesuaian penggunaan antibiotik empiris terhadap clinical outcome pada pasien ISK di rawat inap RSUD Sijunjung tidak menunjukkan hasil yang bermakna secara statistik dengan nilai probabilitas 0,057 (p > 0,05) yang berarti kesesuaian terapi antibiotik empiris pada pasien ISK tidak berhubungan dengan clinical outcome pasien.
Evaluation the Rationality of Clinical Outcomes of Antibiotic Use and Patterns of Bacterial Resistance to Antibiotics in Children with Pneumonia Cindy Elvionita; Ika Puspita Sari; Titik Nuryastuti
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.76103

Abstract

Pneumonia is a respiratory infection that attacks the lungs in the lung parenchyma tissue or alveoli. Pneumonia is one of the leading causes of death in children worldwide. Rational use of antibiotics can reduce the risk of antibiotic resistance. This study used observational analytics with a retrospective cohort design. The research subjects were pediatric patients with a diagnosis of pneumonia who were hospitalized at Dr. Sardjito Yogyakarta period 1 January – 31 December 2020. The rationality of the use of antibiotics was evaluated using the Gyssens method. The clinical outcome observed was the patient's condition improving or not improving after 3 to 5 days of antibiotic administration. Chi-Square test to see the relationship of antibiotic rationality to clinical outcomes and multiple logistic regression analysis to analyze the relationship of confounding variables to clinical outcomes. From 141 patients, 211 antibiotic regimens were obtained, with details of 186 empiric antibiotics and 25 definitive antibiotics. The rational use of antibiotics in empirical and definitive antibiotics was 140 regimens (75.27%) and 22 regimens (88%). Total irrational antibiotics (category I-VI) from empirical and definitive antibiotics were 24.73% and 12%, respectively. There is a significant relationship between the rationality of antibiotics with clinical outcomes both empirical and definitive antibiotics (p<0.05). Meanwhile, for confounding variables, there was no significant relationship to the clinical outcome (p>0.05). The most common bacteria were Klebsiella pneumoniae and Acinetobacter baumanii. Klebsiella pneumoniae was the most resistant to ampicillin, ampicillin sulbactam and ceftriaxone antibiotics and Acinetobacter baumanii was the most resistant ampicillin.
Trend Antimicrobial Resistance Patterns in Patients with Septic at The Intensive Care Unit : A Five years Retrospective Study Nurkhalika, Rachmi; Sari, Ika Puspita; Nuryastuti, Titik
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i4.76105

Abstract

Sepsis is a potentially fatal medical condition characterized by decreased organ function, lower mortality, and increased resistance. Antibiotic resistance can develop as a result of overuse and inappropriate indications. The WHO AWaRe classification categorizes antibiotics based on their potency and potential impact on antimicrobial multidrug resistance (AMR). This classification will make it easier to organize and select antibiotics, as well as reduce the occurrence of resistance. The goal of this study was to identify the pattern of bacterial resistance to antibiotics in septic patients from 2017-2021, as categorized by the WHO AWaRe classification. This study used a descriptive, non-experimental design and was carried out at the UGM Academic Hospital. The information was collected retrospectively from the medical records of patients diagnosed with sepsis in the intensive care unit and treated between January 2017-December 2021, who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. According to the resistance pattern between 2017-2021, the gram-negative bacteria that caused sepsis were 55 isolates. The most common bacteria causing sepsis were Pseudomonas aeruginosa and Acinetobacter baumannii. When compared to antibiotics in the reserve category (meropenem and vancomycin), antibiotics in the access category (penicillin and/or beta-lactam inhibitors and first-generation cephalosporins), experienced the most resistance.
Gambaran Terapi dan Luaran Klinik Bedaquiline Pada Pasien MDR TB di RSUP Dr Kariadi Semarang Puspitasari, Niken; Puspitasari, Ika; Nuryastuti, Titik
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i1.77632

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian terbanyak di dunia. Bedaquiline adalah antimikroba baru yang mempunyai aktivitas spesifik melawan Mycobacterium tuberculosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran terapi dan luaran klinik Bedaquiline pada pasien MDR TB di RSUP Dr Kariadi Semarang. Subyek penelitian yaitu pasien MDR TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Juli 2021. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan metode univariat meliputi data karakteristik subyek, gambaran penggunaan obat, luaran klinik pasien. Terdapat 125 pasien MDR TB yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Rata-rata usia pasien 46,6 tahun ± 13,1 tahun; 57,6% merupakan laki-laki; 53,6% berpendidikan SMA; 67,2% pasien mempunyai pekerjaan; 8,2% pasien berstatus menikah; dan 88,0% pasien mempunyai IMT normal. Jenis obat tuberkulosis yang paling banyak digunakan bersamaan dalam regimen mengandung Bedaquiline yaitu Clofazimin (87,2%), Cycloserin dan Ethambutol (82,4%), Pyrazinamid (80,8%), Isoniazid (69,6%), Ethionamid (65,6%), Levofloxacin (64,8%) dan Linezolid (48,8%). Pasien mengalami konversi kultur sputum rata-rata 52,2 hari dengan SD 42 hari. Tingkat keberhasilan terapi mencapai 74,4% (pasien sembuh 73,6% dan pengobatan lengkap 0,8%). Pasien yang meninggal dunia sebanyak 18 pasien (14,4%); putus berobat 8 pasien (6,4%); dan gagal pengobatan 6 pasien (4,8%).
Penggunaan Seftriakson Vs Penisilin Pada Pasien Leptospirosis Berat: Tinjauan Naratif Yasin, Nanang Munif; Pujilestari, Dwi; Nuryastuti, Titik
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i3.80477

Abstract

Leptospirosis penyakit demam septik akut yang disebabkan bakteri leptospira interrogan. leptospirosis merupakan salah satu penyebab zoonosis terpenting morbiditas dan mortilitas. Tatalaksana leptospirosis dengan menggunakan panduan yang diatur oleh Kemenkes pada tahun 2017. Antibiotik yang digunakan yakni penisilin atau seftriakson. Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan antibiotik seftriakson di bandingkan penisilin dengan metode tinjauan naratif menggunakan artikel dari database Cochrane, Pubmed, dan Scopus. Pencarian artikel menggunakan kata kunci, leptospirosis, Weil’s syndrom, penisilin dan Seftriakson, case study, cohort dan Randomized Control Trial (RCT), yang terbit antara tahun 2012 hingga 2022. Hasil penyaringan didapatkan 8 artikel studi yang masuk kriteria inklusi dan eksklusi. Efektivitas antibiotik seftriakson lebih baik dari penisilin. Dengan luaran klinik pasien membaik. Kesimpulan pada studi tinjauan naratif ini, terapi leptospirosis selama rawat inap disesuaikan dengan kondisi klinik pasien. seftriakson dan penisilin merupakan antibiotik yang aman digunakan pada pasien leptospirosis. Penggunaan seftriakson lebih efektif digunakan sebagai pilihan terapi pada leptospirosis berat.
Gambaran Pengobatan Terapi Obat Antituberkulosis (OAT) Pada Pasien TB Koinfeksi HIV Di RSUD Abepura Jayapura Papua Anggraeni, Nuniek; Nuryastuti, Titik; Nurrochmad, Arief
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i1.82706

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi oportunistik yang banyak terjadi pada orang dengan HIV/AIDS, dan menjadi penyebab kematian utama. Pasien TB memerlukan terapi pemberian obat secara bersamaan dengan 4 macam obat Antituberkulosis (OAT), yang bila disertai dengan adanya koinfeksi HIV akan menambah jumlah pengobatan dengan ARV sehingga berisiko menyebabkan kegagalan terapi karena semakin banyak obat yang dikonsumsi dan dalam jangka waktu yang panjang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran terapi dan luaran klinik pada pasien TB koinfeksi HIV di RSUD Abepura Jayapura Papua. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan metode univariat meliputi data karakteristik subjek, gambaran penggunaan obat dan luaran klinik TB. Sampel terdiri dari 32 pasien TB koinfeksi HIV selama periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2021 yang baru terdiagnosis TB dan HIV secara bersamaan, mendapat terapi OAT dan belum pernah mendapat terapi ARV sebelumnya. Kelompok pasien TB koinfeksi HIV lebih banyak ditemukan pada kelompok usia muda dan produktif 18-40 tahun (93,75%), laki-laki (68,75%), pasien yang bersekolah pada tingkat menengah atas (68,75%), pasien yang belum menikah (62,50%), tidak bekerja (56,25%), dan banyak terjadi pada suku papua (90,63%). Lokasi anatomi yang paling banyak terjadi pada paru (75%), sediaan OAT yang paling banyak digunakan dalam bentuk kombipak (84,38%), paduan OAT yang banyak digunakan RHZE (93,75%) dengan durasi 6-8 bulan (50%). Tingkat keberhasilan terapi mencapai 62,5% (pasien sembuh 21,88% dan pengobatan lengkap 40,62%), dengan pasien putus pengobatan 37,5%.
Gambaran Efektivitas Terapi Antiretroviral Paduan Rejimen TLD (Tenofovir + Lamivudin+ Dolutegravir) pada Pasien HIV di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Susanti, Diah; Nuryastuti, Titik; Ikawati, Zullies
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 3 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i3.85457

Abstract

Dolutegravir (DTG) merupakan obat Antiretroviral (ARV) golongan integrase inhibitor (INSTI) terbaru yang pada tahun 2019 World Health Organization (WHO) merekomendasikannya sebagai pilihan terapi ARV lini pertama dan kedua pada pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV). Di Indonesia, DTG direkomendasikan pada Juli 2020 sebagai penyempurna pedoman rejimen ARV. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran efektivitas terapi ARV paduan rejimen TLD (Tenofovir + Lamivudin + Dolutegravir) yang merupakan rejimen pilihan dan alternatif baru pada pasien HIV di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan rancangan kohort retrospektif, menggunakan statistik univariat meliputi data karakteristik subjek dan efektivitas terapi ARV paduan rejimen TLD. Sampel penelitian ini terdiri dari 100 pasien HIV yang mulai menggunakan terapi ARV selama periode 1 April 2020 sampai dengan 30 September 2021. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien HIV baru yang mendapat terapi ARV paduan rejimen TLD dan berusia ≥18 tahun, sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien HIV yang menggunakan terapi ARV paduan rejimen TLD mengganti paduan rejimen sebelum enam bulan terapi. Pasien HIV yang menggunakan paduan rejimen TLD pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin laki-laki (77%), berusia produktif 20-49 tahun (89%), berpendidikan lulusan SLTA (51,8%), bekerja (68,9%), sudah menikah (48,5%) dan berasal dari luar kota Palembang (55%). Saat awal terdiagnosa HIV, pasien paling banyak pada stadium klinis satu (36,4%), status fungsional kerja (61%) dan ada infeksi oportunistik (61%). Hasil dari pemeriksaan viral load dan CD4 setelah enam bulan terapi yaitu lebih banyak pasien yang viral load < 200 kopi/ml (93,8%) dan kadar CD4 ≥ 200 mm3/sel (66,7%), hal ini menunjukkan bahwa terapi TLD efektif berdasarkan dari respon virologis dan imunologis yang baik. Namun dari hasil analisis hubungan karakteristik dengan viral load dan CD4, nilai P > 0,05 yang artinya karakteristik pasien tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil viral load dan CD4 setelah enam bulan terapi.
Co-Authors . Mursiti Abu Tholib Aman Ade Christanti Putri Sidabutar Afdina Melya Ganes Febiyanti Aisyah Nur Sapriati Altaufik Ngani Amaia, Devika N. Amalia Setyati Aman, Alia Hanifa Aminy, Sayyidah A. Anggraeni, Nuniek Annisa Aulia Savitri Annisa Somaningtyas Anton Pratama Apriyanto, Muchammad Arief Nurrochmad As, Musdalifa Atikana, Akhirta Atthobari Avanilla Fany Septyasari Bastiaan P. Krom, Bastiaan Bastian P. Krom Cicilia Widhi Astuti Cindy Elvionita Daru Estiningsih Dessy Kurnia Sari Devi Artami Susetiati Dewi Purbaningsih Dhannia Fitratiara Diah Susanti Diyan Ajeng Rossetyowati Diyan Ajeng Rossetyowati Djoko Wahyono Djoko Wahyono Dwi Utami Anjarwati Dwikisworo Setyowireni Edwin W. Daniwijaya Eggi Arguni Elya Antariksana Bachmida Emi Rusdiyati Endang Estriningsih Ervina Damayanti Estiningsih, Daru Estriningsih, Endang Firdhani Satia Primasari Fita Rahmawati Fita Rahmawati Galang Ridha Allatief Hakim, Mohamad Saifudin Hamzah, Hasyrul Hananun Zharfa Hanifah Handi Virawan Hardyanto Soebono Henk J. Busscher Henk J. Busscher, Henk J. Henny C. van der Mei Henny C. van der Mei, Henny C. Hera Nirwati Ika Puspita Sari Ika Puspita Sari Ika Puspita Sari IKA PUSPITA SARI Ika Puspita Sari Ika Puspita Sari Ika Puspita Sari Ika Puspitasari Ika Puspitasari Ika Puspitasari Ika Puspitasari Ilma Tazkiya Iman Iman Ishak SKM., MPH IWAN DWIPRAHASTO Kholidah, Siti Nurhayati Kris Kurniawan Kuwat Triyana LINDA SUKMARINI Linda, Vitia Ajeng Nur Lucky Herawati Luthvia Annisa Marselinus Edwin Widyanto Daniwijaya Maulidia, Faiqoh Nur Maulidiah, Rizka Mawarti, Yuli Meilia Nhadia Amalia Mubasysyir Hasanbasri Mujahidah, Mujahidah Mukhriani, Mukhriani Munifah Wahyuddin Mursiti, Mustofa, Handry Darussalam, Titik Nuryastuti, Mursiti, Mustofa Mustofa Nanang Munif Yasin Ni Luh Putu Vidya Paramita Niken Puspitasari Ning Rintiswati Nunung Yuniarti Nunung Yuniarti Nurkhalika, Rachmi Nurpagino, Bombong Prameshwara, Almarissa Ajeng Praseno Praseno Pratama, Anton Prawarni, Vidyadhari Puspa Prayoga, Muhammad Bagas Pujilestari, Dwi PUSPITA LISDIYANTI Qonita Imma Irfani Rachma Dewi Isnaini Putri Rahmawati, Fita Rakhmat Ari Wibowo Rebriarina Hapsari Retno Wahyuningrum Riandika, Andi Amelia Sari Rina Triasih Ritmaleni, Ritmaleni Rizal Fauzi Rizka Humardewayanti Asdie Rizka Humardewayanti Asdie Rizqi Nurul Khasanah Roel Kuijer Roel Kuijer, Roel SAMUEL BUDI Sapriati, Aisyah Nur Setiawati, Setiawati SHANTI RATNAKOMALA Subagus Wahyuono Supriyati Susi Iravati Sylvia Utami Tunjung Pratiwi Takushi Kaneko Tatang Irianti Tina Amnah Ningsih Titi Ira Pangestuti Tri Murti Andayani Tri Murti Andayani Tri Wibawa Triana Hertiani Tristina Devi Azzahra Untari, Febriana Vera Olfiana Wahyuddin, Munifah Wihda Yanuar Wihda Yanuar Yanuar, Wihda Yeli Trimayanti Yolanda Pitra Kusumadewi Yusrizal Djam’an Saleh ZULLIES IKAWATI