Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Pelatihan Pemanfaatan Bonggol Jagung Sebagai Media Pembuatan Jamur Janggel Di Desa Gantiwarno Lampung Timur Sari, Wiwin Rita; Yanti, Fitri April; Ayuwanti, Irma; Perdana, Ryzal
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2: November 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v3i2.444

Abstract

Mayoritas masyarakat di Desa Pemberwarno bermata pencaharian sebagai petani, baik sebagai petani jagung, ubi kayu, dan padi. Harga panen yang tidak stabil cenderung membuat masyarakat kecewa karena tidak jarang memenuhi harga yang tidak sesuai ekspektasi. Oleh karena itu, masyarakat harus jeli dalam mengantisipasi hasil panen yang tidak memuaskan salah satunya dengan mengolah limbah tanaman untuk dimanfaatkan menjadi penghasilan tambahan. Limbah jagung misalnya dapat dimanfaatkan sebagai media pembuatan jamur janggel. Jagung biasanya dijual setelah melalui proses penggilingan hingga biji jagung terlepas dari tongkolnya. Setelah itu tongkol jagung atau biasa disebut janggel digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak secara tradisional dan dibuang begitu saja tanpa ada gunanya. Oleh karena itu tujuan pengabdian ini adalah memberikan pembinaan kepada masyarakat agar memperoleh nilai tambah pendapatan melalui pemanfaatan tongkol jagung sebagai media pembuatan jamur janggel. Hasil yang didapat menunjukkan peningkatan penjualan jamur jejel yang cukup besar dengan harga perkilogram mencapai 35 ribu hingga 40 ribu rupiah. Untuk pemasarannya masih sebatas pasar tradisional.Training on the Utilization of Corn Cobs as Media for Making Janggel Mushrooms in the village ofgantiwarno, East LampungAbstractMajority of the people in Pemberwarno village livelihood as farmers, both as corn, cassava, and rice farmers. Unstable harvest prices tend to make people disappointed because it is not uncommon to meet prices that do not match expectations. Therefore, the public must be smart in anticipating unsatisfactory crops one of them by treating crop waste to be utilized to be additional income. Corn waste, for example, can be used as a medium for making mushroom janggel. Corn is usually sold after going through the milling process until the seeds of corn are separated from the cobs. After that corncobs or commonly called janggel used as fuel for cooking traditionally and just thrown away without any use. Therefore, the purpose of this dedication is to provide training to the public in order to obtain value-added income through the utilization of corncob as a medium for making mushroom janggel. The results obtained indicate a considerable increase of sales of mushrooms jejel with perkilogram prices reached 35 thousand to 40 thousand dollars. For marketing is still limited to traditional markets. 
Optimalisasi Pembelajaran Sains Terapan Konteks Teknologi Ramah Lingkungan Berbasis Keterampilan Hidup Guru Sekolah Indonesia Malaysia Wardana, Rendy Wikrama; Yanti, Fitri April; Dharmayana, I Wayan; Risdianto, Eko; Heryensi, Elza; Sartika, Rita; Handayani, Rinda Fitri
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2024): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i3.2142

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi optimalisasi pembelajaran sains terapan dengan fokus pada teknologi ramah lingkungan di sekolah Malaysia dengan penekanan pada pengembangan keterampilan hidup guru. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sains terapan konteks teknologi ramah lingkungan berbasis keterampilan hidup bagi guru sekolah di Malaysia. Kegiatan berupa penguatan dan implementasi pembelajaran sains secara kontekstual sebagai upaya pengembangan keterampilan hidup guru dengan aspek yang diukur berupa social, personal, dan specific skill.  Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, eksperimen dan demonstrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sains terapan berbasis teknologi ramah lingkungan berhasil meningkatkan keterampilan social 85%, personal 90%, dan specific skill 80% dengan rata-rata peningkatan yang sangat baik setelah mengikuti implementasi pembelajaran sains secara kontekstual. Guru menjadi lebih percaya diri dalam menerapkan konsep teknologi ramah lingkungan serta lebih terampil dalam mengintegrasikan teori dan praktik di kelas.Tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan program termasuk keterbatasan infrastruktur dan resistensi terhadap perubahan dalam metode pengajaran. Solusi yang diusulkan termasuk peningkatan infrastruktur teknologi dan pelatihan berkelanjutan yang lebih luas untuk guru, serta peningkatan sosialisasi program untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan program. Optimization of Applied Science Learning in The Context of Environmentally Friendly Technology Based on The Life Skills of Indonesian School Teachers in Malaysia Abstract This research explores the optimization of applied science learning with a focus on environmentally friendly technology in Malaysian schools with an emphasis on developing teachers' life skills. The aim of this research is to implement applied science learning in the context of environmentally friendly technology based on life skills for school teachers in Malaysia. Activities include strengthening and implementing contextual science learning as an effort to develop teachers' life skills with aspects measured in the form of social, personal and specific skills.  The methods used in this training activity are lecture, discussion, question and answer, experiment and demonstration methods. The results of the research show that the implementation of applied science learning based on environmentally friendly technology succeeded in increasing social skills by 85%, personal skills by 90%, and specific skills by 80% with a very good average increase after following the implementation of contextual science learning. Teachers became more confident in applying environmentally friendly technology concepts and more skilled in integrating theory and practice in the classroom. Challenges faced during program implementation included limited infrastructure and resistance to changes in teaching methods. Proposed solutions include improved technology infrastructure and broader ongoing training for teachers, as well as increased program outreach to support program success and sustainability.