Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PERAN ORANG TUA DALAM MELAKUKAN FINANCIAL EDUCATION PADA ANAK USIA DINI Pujianti, Tiara; Syaodih, Ernawulan; Djoehaeni, Heny
Edukids: Jurnal Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan Anak Usia Dini Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Prodi PGPAUD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.811 KB) | DOI: 10.17509/edukid.v16i2.19796

Abstract

Tingkat literasi keuangan di Indonesia, menurut hasil survei yang dilakukan oleh OJK menunjukkan sebesar 29.7%. Untuk meningkatkan financial education perlu diawali oleh orang tua yang menjadi pendidik pertama di keluarga dalam memberikan pengetahuan mengenai financial education pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam melakukan financial education pada anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi dengan empat responden yang berdomisili di Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua dalam melakukan financial education meliputi: 1) kegiatan yang dilakukan orang tua berupa persiapan diskusi antara ayah dan ibu, persiapan untuk sumber materi, menyampaikan materi diantaranya konsep tentang uang, menabung, kebutuhan dan keinginan, dan lembaga keuangan, cara orang tua melakukan financial education, waktu dalam pelaksanaan financial education, penggunaan media, serta tujuan melakukan financial education pada anak; 2) kendala-kendala yang dialami dalam pelaksanaan financial education diantaranya pengetahuan yang kurang, mood anak, dan faktor lingkungan. Adapun solusinya adalah mengalihkan perhatian anak, adanya peran ayah sebagai mediator, dan mengkomunikasikan apa yang diajarkan. Direkomendasikan bagi orang tua untuk memperhatikan dan mengkaji kembali mengenai materi financial education yang dapat dijadikan pedoman dalam mengenalkan financial education. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan variasi teknik penelitian yang lain dengan cakupan yang lebih luas.
THE IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL IN ENVIRONMENT EDUCATION IN KINDERGARTEN Djoehaeni, Heny
EDUTECH Vol 15, No 1 (2016): MEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN TERBARU
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edutech.v15i1.2233

Abstract

Abstract. This research is encouraged by environmental issues that occurred recently, so these require a full concern from various fields, including the education field. Environmental education taught from early age will foster young learner's positive attitude towards the environment. Therefore, to deal with these issues, it is required an environmental education learning model that can be used as guidelines by teacher. This research used Contextual-Inquiry Based Learning Model that oriented to child's daily environment. Environmental education should be introduced at an early age, so it is very important to implement Contextual-Inquiry Based Learning Model in kindergarten's Environmental Education. In conducting this research, the planning of Environment Education learning using Contextual-Inquiry Based Learning Modelthe implementation of the Environment Education learning using Contextual-Inquiry Based Learning Model the evaluation of Environment Education using Contextual-Inquiry Based Learning Model The method used is descriptive analytical method. The results in this research revealed that the plan developed by teachers in the implementation of Contextual-Inquiry Based Learning Model in teaching environmental education refers to Regulation of Ministry of  National Education No. 58 of 2009 as well as the local content of environmental education. Implementation of learning was conducted through three main stages, namely the introduction, core and closing. While the assessment was carried out using  techniques and procedures to the characteristics of early childhood and learning needs.Keywords: Contextual-Inquiry Based Learning Model, environmental education, early childhood.Abstrak. Penelitian dilatarbelakangi oleh permasalahan lingkungan hidup yang terjadi dewasa ini, yang memerlukan perhatian dari berbagai sektor termasuk sektor pendidikan. Pendidikan lingkungan yang ditanamkan sejak usia dini akan menumbuhkan sikap positif anak terhadap lingkungan hidup. Untuk itu diperlukan sebuah model pembelajaran pendidikan lingkungan hidup yang dapat dijadikan pedoman oleh guru. Model yang dikembangkan adalah Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) yang berorientasi pada keseharian anak. Mengingat bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup sejatinya ditanamkan sejak usia dini, maka sangat penting kiranya untuk mengimplementasikan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Kanak Kanak. Secara lebih khusus  perencanaan pembelajaran Pendidikan lingkungan Hidup dengan menggunakan model  pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) pelaksanaan pembelajaran Pendidikan lingkungan Hidup dengan menggunakan model  pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)bagaimana penilaian pembelajaran Pendidikan lingkungan Hidup dengan menggunakan model  pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan yang dikembangkan oleh guru dalam implementasi model pembelajaran CTL dalam pembelajaran pendidikan lingkungan hidup mengacu pada Permendiknas No 58 tahun 2009 serta Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup. Pelaksanaan ditempuh melalui tiga tahapan utama yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Sementara penilaian dilakukan menggunakan teknik dan prosedur yang relevan dengan karakteristik anak usia dini,  serta kebutuhan pembelajaran. Kata Kunci : pembelajaran Contextual Teaching Learning, pendidikan lingkungan hidup, anak usia dini.
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Djoehaeni, Heny
EDUTECH Vol 13, No 1 (2014): DINAMIKA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edutech.v13i1.3216

Abstract

Abstract, Issues relating to the environment is a global issue that demands attention from various sectors including education . Sullivan in Bezzina (2006 ) states that the environmental crisis is a social issue and not a matter of merely natural . Environmental education has a very important role in addressing environmental problems that arise at this time . Although the policy published by the government of West Java, but at the level of implementation required a learning model which could be a reference to the teacher in implementing the learning of Environmental Education in Early Childhood Education. The method used in this study is Research and Development with the following phases: preliminary study include literature studies , field surveys and preparation of the initial product . The development phase includes limited testing and trials as well as broader validation phase . Result shows that Environmental Education in Early Childhood education is still not optimal . Learning model is developed with the model based on Contextual Inquiry process . Implementation of Contextual Inquiry-based learning model in the Learning Environment Education in Early Childhood Education can improve children's learning outcomes , especially in the sphere of competence of knowledge , attitudes and skills which refers to the Local Content Curriculum Environmental Education. .Keywords : Environmental Education, Early childhood Education, CurriculumAbstrak, masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan merupakan isu global yang menuntut perhatian dari berbagai sektor termasuk pendidikan. Sullivan di Bezzina ( 2006) menyatakan bahwa krisis lingkungan merupakan masalah sosial dan bukan semata-mata sesuatu yang alami. Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki peran yang sangat penting dalam menangani masalah lingkungan yang muncul saat ini. Meskipun kebijakan diterbitkan oleh pemerintah Jawa Barat, tetapi pada tingkat implementasi diperlukan model pembelajaran yang dapat menjadi acuan untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup pada Pendidikan Anak Usia Dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan dengan tahap-tahap berikut: studi pendahuluan meliputi studi literatur, survei lapangan dan penyusunan produk awal. Tahap pengembangan termasuk pengujian terbatas dan uji coba serta tahap validasi yang lebih luas. Hasil menunjukkan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup pada Pendidikan Anak Usia Dini masih belum optimal. Sebuah model pembelajaran dikembangkan dengan model yang didasarkan pada proses inkuiri kontekstual. Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri kontekstual pada Pendidikan Lingkungan Hidup pada Pendidikan Anak Usia Dini dapat meningkatkan hasil belajar anak-anak, terutama pada ranah kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mengacu pada Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup.Kata Kunci: Pendidikan Lingkungan Hidup, Pendidikan Anak Usia Dini, kurikulum
Integrated Islamic School Curriculum Analysis Investigated from The Perspective of Students’ Skill in The Industrial Revolution 4.0 Era Tini, Wulan; Djoehaeni, Heny
International Conference on Elementary Education Vol. 2 No. 1 (2020): Proceedings The 2nd International Conference on Elementary Education
Publisher : Elementary Education Study Program School of Postgraduate Studies Universitas Pendidikan Indonesia in collaboration with UPI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.882 KB)

Abstract

The industrial revolution 4.0 progressively evolves and eventually evokes significant changes within the education field. Advanced technology and information drive the education field towards the digitized direction. The 21st century demands students to possess skills of the 4C’s which scopes the critical thinking, collaboration, communication, and creativity skills. Consequently, the rapid development of science and technology in the 21st century set out the field to more complicated challenges, such as inevitable curriculum changes. Integrated Islamic School Curriculum is the embodiment of scientific and religious knowledge combination as its distinctive characteristic. Simultaneously, the advanced era of the industrial revolution 4.0 requires the curriculum to undertake adjustments. Henceforth, this research strives to discover and analyze the ability of integrated Islamic schools in accommodating challenges and demands of the industrial revolution 4.0 era
Survey Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Pasta Pembersih Sepatu (Papepa) Asep Deni Gustiana; Heny Djoehaeni; Euis Kurniati
Jurnal Manajemen Bisnis Performa Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/performa.v17i1.6927

Abstract

ABSTRAK  Pasta pembersih sepatu (PAPEPA) merupakan produk yang berguna untuk membersihkan sepatu dengan jenis sneakers. Papepa dipasarkan sejak tahun 2018, diperlukan evaluasi produk yang didasarkan pada keinginan konsumen. Dikarenakan konsumen merupakan penunjang utama berjalannya suatu usaha. Oleh karena itu maka perlu dilakukannya survey kepuasan konsumen terhadap produk papepa. Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk akan menguntungkan penjual dikarenakan pembeli akan membeli kembali produk tersebut serta secara sukarela akan mempromosikannya. Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan responden sebanyak 100 orang yang mengisi kuesioner yang telah disediakan. Instrument penelitian merujuk pada dimensi kepuasan pelanggan yang dikemukakan oleh Tjiptono (2014). Hasil survey menyatakan bahwa sebanyak 81% responden menyatakan sangat puas terhadap produk papepa serta 19% menyatakan puas. Pada setiap indikator, hasil survey rata-rata berada pada kategori sangat puas. Solusi yang dapat diberikan sebagai bahan evaluasi produk yaitu pertama konsistensi komposisi pada setiap tube hendaknya ditetapkan sehingga kualitas produk setiap tube sama. Kedua yaitu hendaknya produk dipasarkan diberbagai market place sehingga konsumen lebih mudah membeli produk papepa.Kata Kunci: sepatu, pembersih, kepuasan konsumen ABSTRACT Shoe cleaning paste (PAPEPA) is a product that is useful for cleaning sneakers with types of sneakers. Papepa has been marketed since 2018, a product evaluation is required based on consumer desires. Because consumers are the main support for the running of a business. Therefore, it is necessary to conduct a consumer satisfaction survey of Papepa products. Consumers who are satisfied with a product will benefit the seller because the buyer will buy back the product and will voluntarily promote it. The method used is a survey method with 100 respondents who filled out the questionnaire provided. The research instrument refers to the dimensions of customer satisfaction suggested by Tjiptono (2014). The survey results stated that as many as 81% of respondents said they were very satisfied with papepa products and 19% said they were satisfied. For each indicator, the average survey results are in the very satisfied category. The solution that can be given as material for product evaluation is first the consistency of the composition for each tube should be determined so that the product quality for each tube is the same. Second, the product should be marketed in various market places so that consumers will find it easier to buy Papepa products.Keywords: shoes, cleaning, satisfaction consumer
Pendampingan Orang Tua dalam Membatasi Penggunaan Gawai Pada Anak Usia Dini Novi Hidayati; Heny Djoehaeni; Badru Zaman
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i1.3004

Abstract

Penggunaan gawai semakin diadopsi dan digunakan oleh anak sejak dini sehingga orang tua memainkan peranan penting dalam membentuk penggunaan gawai yang aman dan sehat agar terhindar dampak negatif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pendampingan orang tua dalam membatasi, mengatur, dan mengelola penggunaan gawai pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis grounded theory melalui open coding, focus coding, axial coding, dan theoretical coding. Subjek pada penelitian ini adalah tiga orang tua yang memiliki anak dengan usia 2- 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua memberikan pendampingan dengan membatasi, mengatur, dan mengelola penggunaan gawai. Adapun batasan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya dalam penggunaan gawai yaitu, batasan waktu, batasan aplikasi, batasan jarak, batasan konten, dan batasan perangkat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi orang tua mengenai batasan-batasan yang dapat digunakan untuk membentuk penggunana gawai yang aman, nyaman, dan sehat bagi anak.
How Parental Co-Viewing Can Reduce the Adverse Effects of Gadgets in Early Children Novi Hidayati; Heny Djoehaeni; Badru Zaman
THUFULA Vol 10, No 2 (2022): ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Publisher : PIAUD IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thufula.v10i2.16295

Abstract

This research is motivated by parents' concerns about the dangers posed by gadgets, parental co-viewing has been suggested as a way to prevent negative harm from gadgets. The purpose of this study was to determine parental co-viewing and involvement in the use of gadgets in reducing the dangers caused by gadgets. This study uses a qualitative method with a case study research design on three parents who have children aged 2-5 years. The data collection technique uses interviews and field notes which are then processed using grounded theory analysis techniques. The results of this study indicate that parents use parental co-viewing because through this parental mediation parents will know and supervise children's digital activities so that they can reduce the dangers of gadgets. In addition, this parental co-viewing also increases the closeness of parents with their children. Activities carried out by parents with their children are watching educational videos on the YouTube application and playing game on educational game applications. Parental Co-viewing can be a guide for parents to help early childhood to avoid the dangers posed by the device because parents can organize and know the content that will be accessed by their children.
Identifikasi Strategi Guru dalam Mengembangkan Spatial Awareness Anak di PAUD Ayu Hopiani; Heny Djoehaeni
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i2.3606

Abstract

Spatial awareness merupakan kemampuan seseorang untuk memahami kesadaran tubuh dan mengklasifikasikan lingkungan fisik atau dunia sekitar. Spatial awareness ini seringkali terdengar seperti kemampuan yang sangat dasar dan bisa didapatkan secara otomatis oleh anak dalam aktivitas sehari-hari. Namun, kemampuan ini perlu distimulasi dengan baik karena dapat menjadi modal awal dalam memahami tentang dunia spasial dan konsep matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi guru dalam mengembangkan spatial awareness anak di PAUD. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan teknik pengumpulan data berupa Focus Group Discussion (FGD), wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, menujukkan bahwa guru menggunakan beberapa strategi untuk mengembangkan spatial awareness pada anak, diantaranya yaitu melalui bermain bebas, games, kegiatan senam, berbaris, dan bermain dengan media loose parts. Selain itu, para guru juga menggunakan musik serta gerak dan lagu sebagai strategi untuk mengembangkan spatial awareness anak. Pemilihan strategi yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik anak dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Pembelajaran Daring di PAUD Menggunakan Media Loose parts Nurniawati Nurniawati; Heny Djoehaeni; Leli Kurniawati
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i2.3585

Abstract

Loose parts merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman nyata dengan bermain pada anak secara langsung. Namun pandemi Covid-19 membuat pembelajaran di sekolah beralih dari luring ke daring. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring menggunakan media loose parts. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus pada tiga orang guru PAUD yang bekerja di sekolah dengan latar belakang berbeda. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara serta dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran daring di PAUD menggunakan media loose parts dilakukan dengan cara menggunakan platform zoom meeting, membagikan modul kepada orang tua siswa dan melaksanakan PTM terbatas. Sedangkan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaannya adalah kurangnya motivasi anak, pendampingan guru serta orang tua dan media loose parts. Dengan begitu guru mencari solusi untuk mengatasi masalahnya yaitu menambah waktu zoom meeting atau PTM, mengadakan pertemuan orang tua dan program guru kunjung.
Kemampuan Berpikir Kritis Anak Usia Dini dalam Pelaksanaan Pembelajara Tari Dhea Ardiyanti; Leli Kurniawati; Heny Djoehaeni
JECIE (Journal of Early Childhood and Inclusive Education) Vol. 7 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Program Studi PG PAUD - FKIP - UNIPAR JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/jecie.v7i1.1194

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis anak yang dapat dilakukan dengan pembelajaran tari. Penelitia ini berlandaskan pada fenomena yang banyak terjadi di lapangan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tari yang masih bersifat konvensional. Hal ini justru bertolak belakang dengan upaya pengoptimalan kemampuan berpikir kritis anak. Sejatinya, pengembangan kemampuan berpikir kritis pada anak sejak dini sangat diperlukan melalui kegiatan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan. Salah satunya yaitu dengan pembelajaran tari kreatif WEDCFORTING. Fenomena yang terjadi di lapangan, diungkap peneliti dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data-data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi, dokumentasi dan studi literatur. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dengan tahapan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian terungkap bahwasanya pembelajaran tari kreatif WEDCFORTING yang meliputi tahapan warming up, exploration, developing skills, creating, form, dan presenting memberikan kesempatan pada anak untuk dapat mengembangkan keterampilan menganalisis, keterampilan mensintesis, keterampilan dalam mengidentifikasi masalah, keterampilan menyimpulkan, dan keterampilan mengevaluasi serta menilai. Dengan ini maka pembelajaran tari kreatif WEDCFORTING dapat dijadikan rujukan dalam melaksanakan pembelajaran