Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Penatalaksaan Fisioterapi pada Pasien Pneumothorax Dextra Et Causa Tuberculosis dengan Pemasangan Water Seal Drainage di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga: Case Report Rosyad, Hanif Ar; Wijianto, W; Hartoto, Joko Sri
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2025: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Pneumothoraks adalah keadaan di mana terdapat ruang di dalam kantong pleura. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah pada pernapasan, pasokan oksigen, atau kedua-duanya. Gejala yang dialami dengan kesulitan untuk bernapas, kulit yang berubah menjadi kebiruan, pernapasan yang cepat, keterbatasan dalam bergerak, serta nyeri di dada yang berasal dari paru-paru akibat adanya udara di ruang pleura. Pneumotoraks terjadi akibat infeksi tuberculosis (TB) pada paru-paru dan pleura serta berdampak pada sekitar 1,5% dari semua pasien. Teknik Pursed Lip Breathing dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah pembersihan saluran pernapasan yang tidak efektif pada pasien pneumotoraks. Latihan Ekspansi Toraks, baik yang dilakukan secara aktif maupun pasif, dapat membantu memperbaiki kondisi dinding dada, dan pijatan lembut dapat digunakan untuk merelaksasi otot-otot pernapasan yang tegang.Case Presentation: Pasien berusia 34 tahun dengan keluhan batuk, sesak, dan saat menarik napas terasa dada sebelah kanan terasa berat dan tidak full mengembang saat menarik napas. Nilai sesak dengan borg scale didapatkan skor 5, heart rate 84x/menit, respiratory rate 24x/menit, mMRC dengan skor 2. Ekspansi thoraks pada axilla 1,5 cm, ICS 4 didapati 1,5 cm, processus xipoid 2 cm.Management and Outcome: Setelah pemberian intervensi Pursed Lip Breathing, Thoracic Expansion Exercise dan Gentle Massage selama 3 hari dan dilakukan evaluasi, didapati penurunan derajak sesak dari 5 menjadi 3, peningkatan kemampuan fungsional dengan mMRC dari 2 menjadi 1, dan peningkatan ekspansi sangkar thoraks pada ICS 2, ICS 4 dan prosesus xiphoideus.Discussion: Rehabilitasi paru-paru memiliki manfaat yang signifikan dalam mengurangi gejala sesak napas, serta meningkatkan kekuatan dan stamina otot. PLB dan TEE sering dilakukan dalam program rehabilitasi paru-paru dan selama aktivitas kehidupan sehari-hari karena mengurangi laju pernapasan saat istirahat, meningkatkan saturasi oksigen dan volume tidal. Begitu juga dengan Gentle Massage efektif pada peningkatan aliran darah dan suhu kulit, serta pengaktifan sistem limfatik.Conclusion: Manajemen fisioterapi untuk pasien yang mengalami Pneumothoraks menunjukkan hasil yang baik dalam mengurangi kesulitan bernapas, meningkatkan ekspansi dada, dan memperbaiki kemampuan fungsional paru-paru, sehingga secara keseluruhan pasien menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Management Fisioterapi pada Kasus Tennis Elbow di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Apriyanto, Gusti Dwi; Wijianto, W; Setiawan, Galih Adhi Isak
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2025: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Degenerasi tendon yang paling sering terjadi pada siku adalah tennis elbow. Kelainan ini menyebabkan nyeri pada sisi lateral siku. Nyeri ini terutama terjadi pada epicondylus lateralis dan otot ekstensor pergelangan tangan. Kelainan ini terutama terjadi pada pemain tenis lapangan atau pada orang-orang yang sering menggunakan lengan bawah dalam posisi pronasi, seperti ibu rumah tangga, tukang, pemahat, montir, dan orang lain yang sering menggunakan pergelangan tangan dalam posisi ekstensi jari.Case Presentation: Desain penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus bertujuan untuk mengetahui manajemen fisioterapi pada kasus tennis elbow. Penelitian di lakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada seorang laki-laki berinisial Tn. NK berusia 31 tahun, merupakan seorang content creator dan beralamatkan Gunung Kidul, Yogyakarta, Jawa Tengah. Pasien masuk ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan keluhan nyeri pada area siku pada saat di gerakan.Management and Outcome: Pasien diberikan ultrasound, Tens dan myofascial release selama 4 minggu 4x pertemuan dengan dosis dosis 3 kali dalam 2 minggu setiap sesinya 10-15 menit. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan Range Of Motion (ROM), Manual Muscle Testing, Numeric Rating Scale dan kemampuan fungsional.Conclusion: Setelah diberikan intervensi berupa TENS, ultrasound dan myofascial release sebanyak 4x pertemuan didapatkan hasil perubahan yang cukup signifikan.