Moneca Diah Listiyaningsih
Universitas Ngudi Waluyo

Published : 53 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)

Yoga Ibu Hamil TM III untuk Mengurangi Nyeri Punggung dan Membantu Persalinan Aman dan Nyaman Moneca Diah Listiyaningsih; Nurul Khomariah; Azelia Dwijayanti; Yulia Nur Khayati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 5 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2023
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v5i1.2299

Abstract

Prenatal yoga is a skill to cultivate the mind, in the form of a comprehensive personality development technique and readiness for pregnant women both physically, psychologically and spiritually. Pregnant women are said to be physically ready if they are not easily tired, weak, have increased flexibility and endurance and decreased back pain. Problems of third trimester pregnant women at PMB Fatma Baradja, STr.Keb Most mothers complain of lower back pain and feel anxious before delivery. Implementation at PMB Fatma Baradja, STr.Keb by providing health education about third trimester yoga for pregnant women to reduce back pain and help deliver safe and comfortable deliveries. At the time of conducting health education, demonstrations of third trimester yoga movements were also carried out for 15 pregnant women. The instrument used was a questionnaire about third trimester yoga knowledge in pregnant women. The knowledge of third trimester pregnant women about yoga before health education was carried out was still lacking, namely 10 mothers (66.67%), while 5 mothers (33.33%) had good knowledge. Knowledge after health education has increased knowledge, namely 15 mothers (100%) mothers with good knowledge about third trimester yoga as an effort to reduce back pain and mothers have understood and can practice third trimester yoga movements. Health education activities about yoga in the third trimester as an effort to reduce back pain and help safe and comfortable deliveries are a means of education and discussion that can provide many benefits for third trimester pregnant women so they can deal with back pain problems that are experienced independently. ABSTRAK Prenatal yoga merupakan keterampilan mengolah pikiran, berupa teknik pengembangan kepribadian secara menyeluruh dan kesiapan ibu hamil baik fisik, psikologis dan spiritual. Ibu hamil dikatakan siap secara fisikapabila tidak mudah lelah, lemas, fleksibilitas dan daya tahan tubuh meningkat dan penurunan nyeri punggung. Permasalahan ibu hamil Trimester III di PMB Fatma Baradja, STr.Keb sebagian besar ibu mengeluh nyeri punggung bawah dan merasa cemas saat menjelang persalinan. Pelaksanaan di PMB Fatma Baradja, STr.Keb dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang yoga ibu hamil Trimester III  untuk mengurangi nyeri punggung dan membantu persalinan aman dan nyaman. Pada saat melakukan pendidikan kesehatan juga dilakukan demonstrasi gerakan yoga trimester III pada 15 ibu hamil. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan yoga trimester III pada ibu hamil. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang yoga pada ibu hamil sebelum dilakukan pendidikan kesehatan masih kurang yaitu 10 ibu (66,67%), sedangkan 5 ibu (33,33%) pengetahuan baik. Pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan yaitu 15 ibu (100%) ibu dengan pengetahuan baik tentang yoga trimester III sebagai upaya mengurangi nyeri punggung serta ibu telah memahami dan dapat mempraktikkan gerakan yoga trimester III. Kegiatan pendidikan kesehatan tentang yoga trimester III sebagai upaya mengurangi nyeri punggung dan membantu persalinan aman dan nyaman ini menjadi sarana edukasi dan diskusi yang dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu hamil trimester III sehingga dapat mengatasi masalah nyeri punggung yang di alami secara mandiri
Penanaman Nilai – Nilai Anti Korupsi Melalui Sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi di Lingkungan SMK Wahyu Kristiningrum; Moneca Diah Listiyaningsih; Ika Niilawati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 5 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2023
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v5i1.2333

Abstract

UU No. 30 of 2002, Article 13, states that the KPK has the authority to organize anti-corruption education programs at every level of education. Efforts to implement an anti-corruption education program were followed up by establishing cooperation between the Ministry of National Education and several educational institutions (elementary, junior high, and high school) and universities. Students will be the next generation of the nation, so they must be introduced to the application of anti-corruption educational values starting from small things: examples of daily habits that turn out to be seeds of committing acts that lead to acts of corruption without them knowing it, for example, cheating during exams, skipping classes, collecting assignments not on time, arriving late to school, and others. To cultivate anti-corruption education among students, good cooperation is needed from all parties, including educators, who must become role models for their students by being anti-corruption. The implementation of the activity was carried out at SMK Perintis 29 Ungaran using the method of implementing socialization about instilling anti-corruption values. The data collection instrument is a questionnaire. Characteristics of adolescents based on gender, mostly women (77.3%) and men (22.7%) Knowledge about instilling anti-corruption values before being given health promotion, namely that most of them are knowledgeable enough (59.09%), and after being given health promotion, most of them experienced an increase in becoming well-informed (65.91%). Instilling anti-corruption values among students is an important thing to do so that they get used to doing the right things, not against anti-corruption values.   ABSTRAK UU No. 30 tahun 2002 pasal 13 menyatakan bahwa KPK memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan program pendidikan anti korupsi pada setiap jenjang pendidikan. Upaya penyelenggaraan program pendidikan anti korupsi ditindaklanjuti dengan dilakukannya kerjasama antara Depdiknas dengan beberapa lembaga pendidikan  (SD, SMP, SMA) maupun perguruan tinggi. Pelajar akan menjadi generasi penerus bangsa sehingga harus dikenalkan penerapan nilai-nilai pendidikan anti korupsi mulai dari hal-hal kecil dari contoh kebiasaan sehari-hari yang ternyata bisa menjadi bibit melakukan perbuatan yang mengarah pada perbuatan korupsi tanpa mereka menyadarinya, misalnya mencontek ketika ujian, membolos, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, datang terlambat ke sekolah dan lain lainnya. Untuk membudayakan pendidikan antikorupsi di kalangan pelajar, maka diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak termasuk pendidik untuk menjadi role model bagi siswanya dengan berprilaku antikorupsi.Pelaksanan kegiatan dilaksanakan di SMK Perintis 29 Ungaran dengan metode pelaksanaan sosialisasi tentang penanaman nilai-nilai antikorupsi. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner Karakteristik remaja berdasarkan jenis kelamin sebagian besar perempuan (77,3%) dan laki-laki (22,7 %.) Pengetahuan tentang penanaman nilai-nilai anti korupsi sebelum diberi promosi kesehatan yaitu sebagian besar berpengetahuan cukup (59,09%) dan setelah diberikan promosi kesehatan sebagian besar menagalami peningkatan menjadi berpengetahuan baik (65,91%). Penanaman nilai-nilai anti korupsi dikalangan pelajar merupakan hal yang penting untuk dilakukan supaya membiasakan diri agar pelajar melakukan hal-hal benar tidak bertentangan dengan nilai-nilai anti korupsi.
Pendewasaan Usia Perkawinan ( PUP ) Dengan Pendekatan Active Learning di SMK PGRI 1 Salatiga Listiyaningsih, Moneca Diah; Veftisia, Vistra; Ismiriyam, Fiktina Vifri
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 2 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment November Vol.2 No.2
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.034 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i2.755

Abstract

Teenage marriage is still common in Indonesia, even though the impact of it is obvious. This marriage can also cause mental, social and economic problems that may lead to domestic violence. The factor of teenagers’ less knowledge about the age of safe marriage has not been widely understood, so many teenagers are easily influenced by unhealthy relationship, and some of them decide not to continue their study. The implementation of the activity was carried out at SMK PGRI 1 Salatiga with the method of providing health education about PUP by using an active learning approach divided into 3 stages of implementation. The data collection instrument was questionnaires. Before being given the health education about PUP, a small proportion of them had less knowledge about the age of marriage with the score of 67, namely 13 students (14.3%), 2 students (2.2%) got 50 and 58 score (2.2%), most students or 31 students (34.1%) got 75 score, 18 students (19.8%) got 83 score, 20 students (22.0%) got 92 score, and 4 students (4.4%) got 100 score. After getting the health education, 35 students (38.5%) got 83 score, 32 students (35.2%) got 92 score, and 3 students (3.3%) got 100 score. However there were still some students who had less knowledge getting 67 score as many as 4 students (4.4%) and 58 score as many as 3 students (3.3%). Marriage Age Maturing (PUP) is a program that can be implemented to increase students’ knowledge about marriage.AbtrakPernikahan remaja masih banyak terjadi, meskipun dampak pernikahan pada usia remaja ini sudah nyata terlihat. Masalah lainnya adalah masalah mental,sosial dan ekonomi yang bisa berdampak pada kekerasan dalam rumah tangga. Faktor pengetahuan remaja tentang usia perkawinan yang aman belum banyak dipahami, sehingga banyak remaja yang mudah terpengaruh oleh pergaulan yang bebas, dan banyak juga yang memutuskan untuk tidak melanjukankan sekolah. Pelaksanan kegiatan dilaksanakan di SMK PGRI 1 Salatiga dengan metode pemberian promosi kesehatan Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) dengan pendekatan active learning yang terbagi menjadi 3 tahap pelaksanaan. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Sebelum diberikan promosi kesehatan pendewasaan usia perkawinan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang tentang usia perkawinan dengan nilai 67 yaitu 13 siswa (14.3%), nilai 50 dan 58 sebanyak 2 siswa (2.2%), siswa memiliki pengetahuan baik tentang usia perkawinan paling banyak siswa mendapat nilai 75 sebanyak 31 siswa (34.1%), nilai 83 sebanyak 18 siswa (19.8%), nilai 92 sebanyak 20 siswa (22.0%) dan ada yang mendapat nilai 100 sebanyak 4 siswa (4.4%)’. Sesudah diberi promosi kesehatan yang memiliki pengetahuan baik tentang usia perkawinan dengan nilai 83 sebanyak 35 siswa (38.5%), nilai 92 sebanyak 32 siswa (35.2%), dan yang mendapat nilai 100 sebanyak 3 siswa (3.3%). Namun masih ada siswa dengan pengetahuan kurang yang mendapat nilai 67 yaitu sebanyak 4 siswa (4.4%) dan nilai 58 3 siswa (3.3%). Pendewasaan Usia Pernikahan ( PUP ) merupakan salah satu program yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pernikahan.
Penguatan Literasi Media Sosial Bagi Perkembangan Anak Usia Dini Putri, Risma Aliviani; Diah, Moneca; Fauziah, Syifa
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.3 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.822 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i1.1108

Abstract

 Technology is getting more and more developed well such as gadgets, laptops, household electronics, electronic devices to work and so on, for the last few most trending at this time is gadgets. It seems that gadged itself can have such a huge impact on value and culture. Social media literacy must be planted early, because with social media literacy, children will understand what the benefits and impacts of social media and children are farthest from the negative impacts.  Implementation of activities held at TK Pelangi Nusantara 05 with the method of providing health education and strengthening about early childhood development and social media divided into 2 stages of implementation. Data collection instruments in the form of questionnaires.  The knowledge of parents after being given early childhood development information mostly has good knowledge of 27 people (69.23%) and enough knowledge of 12 people (30.77%). knowledge of parents after being given social media education is mostly knowledgeable 28 (71.8%)  (28.2%).  This social media literacy strengthening activity becomes a means of communication, education and discussion that is able to provide education and forgiveness for parents in efforts to supervise, mentor and provide solutions for the use of social media that is appropriate and effective for early childhood development.AbstrakTeknologi semakin lama semakin berkembang dengan baik seperti gawai, laptop, alat elektronik rumah tangga, alat elektronik untuk bekerja dan lain sebagainya, untuk beberapa terakhir yang paling trend pada saatini adalah gawai. Sepertinya gadged sendiri dapat memberikan dampak yang begitu besar pada nilai dan kebudayaan.Literasi media sosial harus ditanam sejak dini, karena dengan adanya literasi media sosial, anak akan memahami apa manfaat dan dampak dari media sosial dan anak pun terjauh dari dampak negatifnya.  Pelaksanan kegiatan dilaksnakan di TK Pelangi Nusantara 05 dengan metode pelaksanaan pemberian pendidikan kesehatan dan penguatan  tentang perkembangan anak usia dini dan media sosial yang terbagi menjadi 2 tahap pelaksanaan. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner.  Pengetahuan orang tua sesudah  diberikan informasi perkembangan anak usia dini sebagian besar memiliki pengetahuan baik sejumlah 27 orang  (69,23%) dan  pengetahuan cukup 12 orang (30,77%). pengetahuan orang tua sesudah  diberikan edukasi media sosial sebagian besar berpengetahuan baik 28 (71,8%)  cukup (28,2%).  Kegiatan penguatan literasi media sosial ini menjadi sarana komunikasi, edukasi dan diskusi  yang  mampu  memberikan edukasi dan maafaat bagi orangtua dalam  upaya pengawasan, pendampingan dan memberikan solusi penggunaan media sosial yang tepat dan efektif bagi perkembangan anak usia dini.
Skrinning Status Gizi Remaja dan Upaya Pencegahan Anemia di SMK Perintis 29 Widyaningsih, Ari; Isfaizah; Moneca Diah Listiyaningsih; Yulia Nur Khayati; Wahyu Kristiningrum
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 5 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2023
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v5i2.2564

Abstract

Iron deficiency anemia is estimated to be the single largest cause of morbidity and mortality in adolescents. Anemia that occurs can cause decreased reproductive health, motoric and mental development, hampered intelligence, decreased learning achievement, decreased fitness levels and not achieving maximum height. The results of interviews with the school principal and guidance and counseling teachers at SMK Perintis 29 showed that the problem currently faced by partners is that cases of anemia in adolescent girls have not been identified because Hb screening examinations have never been carried out which are known to be effective in identifying the incidence of anemia in adolescent girls. The solution to the problem is Hemoglobin screening to increase adolescent awareness about the importance of anemia and the factors that influence it. The anemia screening activity began with registration of 30 young female screen participants, followed by TB and BB checks, Hb and blood pressure checks. The results of the activity showed that all teenage girls in grades X and The next community service activity focuses on empowering students with adolescent anemia to increase adolescent diet knowledge and skills.   ABSTRAK                 Anemia defisiensi besi diperkirakan menjadi satu-satunya penyebab terbesar kesakitan dan kematian pada remaja. Anemia yang terjadi dapat menyebabkan menurunnya kesehatan reproduksi, perkembangan motorik, mental, kecerdasan terhambat, menurunnya prestasi belajar, tingkat kebugaran menurun dan tidak tercapainya tinggi badan maksimal. Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru BK di SMK Perintis 29 didapatkan data bahwa masalah yang dihadapi mitra saat ini adalah belum teridentifikasinya kasus anemia pada remaja putri karena belum pernah dilakukan pemeriksaan skrinning Hb yang diketahui efektif mengidentifikasi kejadian anemia remaja putri. Solusi permasalahan yang dilakukan adalah skrinning Hemoglobin untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya anemia serta faktor yang mempengaruhinya. Kegiatan skrinning anemia dimulai dengan registrasi peserta skrinnin sebanyak 30 remaja putri, dilanjutkan dengan pemeriksaan TB dan BB, Pemeriksaan Hb dan tekanan darah. Hasil kegiatan didapatkan bahwa semua remaja putri kelas X dan XI (100 %) di SMK Perintis 29 mengikuti kegiatan screening, 8 diantaranya mengalami anemia dan sebanyak 10 remaja berstatus gizi kurus. Kegiatan pengabdian masyarakat selanjutnya berfokus pada pemberdayaan siswa dengan anemia remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diet remaja.
Pijat Oksitosin pada Ibu Postpartum sebagai Upaya Meningkatkan Produksi Asi Feni Noviyani; Moneca Diah Listiyaningsih; Munasifah
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i1.3140

Abstract

Breast milk not coming out is a condition where breast milk is not produced or there is little milk production. This is due to the influence of the oxytocin hormone which is not working enough due to the lack of stimulation from the baby's sucking which activates the work of the oxytocin hormone. One of the actions that need to be taken to maximize the quality and quantity of breast milk is back massage. Problems of postpartum mothers in the Sakura Room RST dr. Asmir Salatiga lacks knowledge about how to increase breast milk production with oxytocin massage. The activities were carried out in the Sakura Room, RST. Dr. Asmir Salatiga by providing health education about oxytocin massage as an effort to increase breast milk production. During the health education, oxytocin massage demonstrations were also carried out on 20 postpartum mothers. The instrument used was a questionnaire regarding knowledge of oxytocin massage. Knowledge of postpartum mothers before health education was in the good category of 13 mothers (65%), in the sufficient category of 7 mothers (35%). After health education was carried out, there was an increase in knowledge, namely 20 mothers (100%) mothers with good knowledge about oxytocin massage as an effort to increase breast milk production.This health education activity about oxytocin massage as an effort to increase breast milk production is a means of education and discussion that can provide many benefits for postpartum mothers. Because with this activity, mothers' knowledge about oxytocin massage has increased and they can overcome the problem of inadequate breast milk production that they experience independently by doing oxytocin massage.   ABSTRAK                 ASI tidak keluar adalah kondisi tidak diproduksinya ASI atau sedikitnya produksi ASI. Hal ini disebabkan pengaruh hormon oksitosin yang kurang bekerja sebab kurangnya rangsangan isapan bayi yang mengaktifkan kerja hormon oksitosin. Salah satu tindakan yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas ASI, yaitu pemijatan punggung. Permasalahan ibu postpartum di Ruang Sakura RST dr. Asmir Salatiga adalah kurangnya pengetahuan tentang cara meningkatkan prouksi ASI dengan pijat oksitosin Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Ruang Sakura , RST. Dr.Asmir Salatiga dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat oksitosin sebagai upaya meningkatkan produkasi ASI. Pada saat melakukan pendidikan kesehatan juga dilakukan demonstrasi gerakan pijat oksitosin pada 20 ibu postpartum. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan pijat oksitosin. Pengetahuan ibu postpartum sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dalam kategori baik  13 ibu ( 65%), kategori cukup 7 ibu (35%). Pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan yaitu 20  ibu (100%) ibu dengan pengetahuan baik tentang pijat oksitosin sebagai upaya untuk meningkatkan produksi ASI. Kegiatan pendidikan kesehatan tentang pijat oksitosin sebagai upaya meningkatkan produksi ASI  ini menjadi sarana edukasi dan diskusi yang dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu postpartum . Karena dengan adanya kegiatan ini pengetahuan ibu  tentang pijat oksitosin mengalami peningkatan dan dapat mengatasi masalah kurang lancarnya produksi ASI yang di alami secara mandiri dengan melakukan pijat oksitosin.
Peningkatan Kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam Melakukan Surveilan pada Program Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sragen Mulyasari, Indri; Puji Afiatna; Moneca Diah Listiyaningsih; Anisa Puspitasari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i1.3189

Abstract

Nutrition surveillance data related to stunting is important as a basis for program formulation. The skills of the data collection team in nutrition surveillance determine the quality of the data. One of the roles of the family assistance team is to collect data using both interviews and anthropometric measurements. Lack of skill in collecting data can lead to misinterpretation, which can lead to ineffective nutrition programs. Training activities for family support teams related to interview techniques and anthropometric measurements were carried out to overcome these problems. The methods used were lectures, demonstrations, and simulations. The results of the activity are expected to improve the skills of the family support team in collecting nutrition surveillance data. After the activity, the knowledge of the family support team increased. The skills of the family support team still need to be refreshed regularly because there are still misperceptions related to interview techniques. In addition, anthropometric measurement errors were still found, especially in measuring mid-upper arm circumference and height.   ABSTRAK Data surveilan gizi terkait stunting penting sebagai dasar perumusan program. Keterampilan tim pengumpul data dalam surveilan gizi menentukan kualitas data. Salah satu peran TPK adalah mengumpulkan data baik menggunakan metode wawancara maupun pengukuran antropometri. TPK yang kurang terampil dalam mengumpulkan data dapat menyebabkan interpretasi yang keliru yang dapat menyebabkan program gizi menjadi kurang efektif. Kegiatan pelatihan bagi TPK terkait teknik wawancara dan pengukuran antropometri dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut. Metode yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi, dan simulasi. Hasil kegiatan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan TPK dalam mengumpulkan data surveilan gizi. Setelah kegiatan pengetahuan TPK meningkat. Keterampilan TPK masih perlu mendapatkan penyegaran secara berkala karena masih ditemukan kesalahan persepsi terkait teknik wawancara. Selain itu, masih ditemukan kesalahan pengukuran antropometri terutama pada pengukuran lingkar lengan atas dan tinggi badan. 
Co-Authors Agan Sridewi Agan Sridewi Aice Bela Fitriyani Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Andini Putri, Andini Andy Ulmi Aprilani Anggraini Khoirum Ningdiah Anggun Mita Arismaya Anis Pravitasari Anisa Puspitasari Ari Andayani Ari Andayani Ari Widyaningsih Ari Widyaningsih Arismaya, Anggun Mita Arrachim, Sakinah Atika Rizki Suryani Azelia Dwijayanti Bq. Yulia Sri A Cahyaningrum Chichik Nirmasari Chicin Jesika Ardiyanti Chusnul Khotimah Cici Prizkila Damayanty, Thisna Devitasari Yulistian Dewi Nurani Suci Dinianti, Ayustin Eni Tri Sudarman Eti Salafas Feni Noviyani Fiktina V Fiktina Vifri Ismiriyam Fitriyani, Aice Bela Fransiska Bertha Verdiawati Gresloan, Anny Hairunisa Hanifah Khoeriah Hanum, Puspita hapita Hapsari Windayanti Heni Mardalena Heni Setyowati Ida Nur Ramadhana Ida Ristiani Ika Niilawati Ika Nilawati Indri Mulyasari Irmasari - Isfaizah Isri Nasifah Kurniawati Lestari, Puji Lestari, Wahyu Indah Lisa Komalasari Mardianita Aulia Icwanti Misnawati Munasifah Murniati Sari Mursini Muzayarah Natalia Adhy Wulandari Natalia Ice Nelli Anggriyani Ni Kadek Cahyaningsih ningsih, Diah ayu Ninik Christiani Ninik Christiani, S.Si T., M.Kes Nova Oktaviani Noviyani, Feni Nurul Khomariah Oni Elena P. R, Arina Manasika Puji Afiatna Putri Alifia Akhmad Putri Alifia Akhmad Putri, Risma Aliviani Qonitatun, Anisa Rahmadhani, Tesa Dwiputri Ratna Ningrum, Riana Retno Sari Oktapianti Riandari, Dian Ayu Rini Septianasari Ryan Nabela Maha Rani Sari, Eva Desita Shofiula, Niswatul Jannah Sinta Nuryah Siti Hardi Yanti Cahyati Susi Purwanti Susi Purwanti Syifa Fauziah Syifa Fauziah TATI NURHAYATI Uli Amri Ma’rifah Veftisia, Vistra Vivi Wulandar Wahyu Indah Lestari Wahyu Kristiningrum Widyaningsih, Ari Yola Sartika Yola Sartika yosi febri Yulia Nur Khayati