cover
Contact Name
Hari Susanto
Contact Email
p3m.banten@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
p3m@poltekpel-banten.ac.id
Editorial Address
JL. Raya No.1, Karang Serang, Kec. Sukadiri, Tangerang, Banten 15330
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Marine Inside
ISSN : 27162656     EISSN : 29859638     DOI : 10.62391/ejmi
Core Subject : Engineering,
Jurnal Marine Inside adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan dan dikelola oleh Politeknik Pelayaran Banten. Jurnal ini merupakan media sarana publikasi berbagai macam penelitian dan pengembangannya di bidang Nautika, Permesinan Kapal, dan Manajemen Transportasi laut.
Articles 92 Documents
Assessing the role of the Automatic Identification System (AIS) in navigational safety: A case study of the General Cargo Vessel MV Guhi Mas Rahmawati, Tanti Diyah; Wahyuni, Anak Agung Istri Sri; Septia, Tika
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i1.122

Abstract

Shipping safety is fundamental to the maritime industry, and navigational systems are central to safe operations. In line with IMO/SOLAS requirements, the Automatic Identification System (AIS) supports collision avoidance, ship traffic services, navigational aids, search and rescue, and accident investigation. AIS continuously broadcasts a vessel’s identity, position, course, speed, and navigational status, enabling other ships and coastal stations to track targets and anticipate risk. Integrated with ECDIS, radar, and ARPA, AIS enhances situational awareness in meeting, crossing, and overtaking situations by providing parameters such as CPA (Closest Point of Approach) and ETA (Estimated Time of Arrival). This study analyzes the role of AIS in navigational safety on a general cargo vessel (MV Guhi Mas). The findings indicate that AIS is critical to safe navigation: it improves target identification around the vessel, facilitates real-time data exchange with VTS, strengthens decision-making on the bridge, and contributes to incident prevention and post-event analysis. Regulatory carriage requirements further underscore AIS as an essential instrument for reducing maritime accidents.   Keselamatan pelayaran merupakan fondasi industri maritim, dan sistem navigasi berperan sentral dalam operasi yang aman. Selaras dengan persyaratan IMO/SOLAS, Automatic Identification System (AIS) mendukung pencegahan tubrukan, layanan lalu lintas kapal, sarana bantu navigasi, pencarian dan penyelamatan (SAR), serta investigasi kecelakaan. AIS menyiarkan secara kontinu identitas kapal, posisi, haluan, kecepatan, dan status navigasi, sehingga kapal lain dan stasiun pantai dapat melacak target dan mengantisipasi risiko. Terintegrasi dengan ECDIS, radar, dan ARPA, AIS meningkatkan kesadaran situasional pada situasi berhadapan, bersilangan, dan menyalip dengan menyediakan parameter seperti CPA (Closest Point of Approach) dan ETA (Estimated Time of Arrival). Studi ini menganalisis peran AIS dalam keselamatan navigasi pada kapal general cargo (MV Guhi Mas). Temuan menunjukkan bahwa AIS krusial bagi navigasi aman: meningkatkan identifikasi target di sekitar kapal, memfasilitasi pertukaran data waktu nyata dengan VTS, memperkuat pengambilan keputusan di anjungan, serta berkontribusi pada pencegahan insiden dan analisis pascakejadian. Persyaratan pemasangan wajib dalam regulasi semakin menegaskan AIS sebagai instrumen esensial untuk menurunkan kecelakaan maritim.
Analisis bergesernya container saat pelayaran menggunakan metode fishbone pada kapal KM. Tanto Senang Maulana, David Maulana Salsabilla; Prasetyo, Anugrah Nur; Ratnaningsih, Dyah; Anak Agung Ngurah Ade Dwi Putra Yuda
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i1.124

Abstract

Pergerakan atau pergeseran kontainer selama pelayaran merupakan permasalahan serius yang dapat mengancam keselamatan kapal, muatan, dan awak, sekaligus menimbulkan kerugian finansial maupun operasional. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor utama penyebab pergeseran kontainer pada KM. Tanto Senang serta merumuskan rekomendasi pencegahan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan Fishbone Diagram untuk mengidentifikasi akar masalah. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, studi dokumentasi, serta telaah laporan operasional kapal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran kontainer dipicu oleh keterbatasan jumlah lashing gear, lemahnya pengawasan cargo watch, serta penerapan metode pemuatan yang tidak sesuai standar keselamatan. Rekomendasi yang diberikan mencakup inspeksi rutin terhadap lashing gear, peningkatan pencahayaan di area kerja, dan penerapan prosedur pemuatan sesuai standar operasional pelayaran.   Container shifting during sea voyages is a serious issue that can threaten the safety of the vessel, cargo, and crew, as well as cause significant financial and operational losses. This study aims to analyze the main factors contributing to container shifting on MV Tanto Senang and to provide preventive recommendations. A descriptive qualitative method was employed, utilizing a Fishbone Diagram to identify root causes. Data were collected through field observations, interviews, document reviews, and analysis of the vessel’s operational reports. The findings indicate that container shifting was caused by an insufficient number of lashing gear, inadequate cargo watch supervision, and unsafe loading practices. Recommendations include conducting regular inspections of lashing gear, improving lighting in work areas, and ensuring that loading procedures comply with maritime safety standards.
Evaluasi proses kepabeanan ekspor: Studi pengaruh kebijakan INSW terhadap efisiensi dan transparansi Prihandono, Boedi; Tumanggor, Arief Hidayat; Asnawi; Magdalena, Susiarni; Fadhillah, Muhammad Dhika Rizqi; Faiq, Dzaki Muzhaffar; Aisyah, Rif’at Zulian
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i1.125

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak implementasi kebijakan Indonesia National Single Window (INSW) terhadap efisiensi dan transparansi proses kepabeanan ekspor di Indonesia. Menggunakan pendekatan campuran (mixed-method), studi ini mengombinasikan analisis kuantitatif terhadap data waktu clearance dan biaya administrasi, serta pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pelaku usaha dan otoritas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi INSW mampu menurunkan rata-rata waktu penyelesaian kepabeanan dari 48 jam menjadi 36 jam, serta mengurangi biaya administrasi hingga 28%. Selain itu, peningkatan transparansi tercermin dari skor kepuasan pengguna terhadap akses informasi yang mencapai rata-rata 4,2 dari 5, meskipun masih terdapat kendala dalam kejelasan prosedur. Tantangan utama yang diidentifikasi meliputi kesiapan infrastruktur digital dan rendahnya tingkat pemahaman pelaku usaha terhadap sistem. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan peningkatan infrastruktur teknologi, penguatan literasi digital, dan penyederhanaan prosedur sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan penerapan INSW secara berkelanjutan.   This study aims to evaluate the impact of the implementation of the Indonesia National Single Window (INSW) policy on the efficiency and transparency of export customs processes in Indonesia. Utilizing a mixed-method approach, the research combines quantitative analysis of clearance time and administrative costs with qualitative insights gathered through interviews with business actors and relevant authorities. The findings reveal that the implementation of INSW successfully reduced the average customs clearance time from 48 hours to 36 hours and lowered administrative costs by up to 28%. Additionally, the system enhanced information accessibility, reflected in an average user satisfaction score of 4.2 out of 5, although some issues remain regarding procedural clarity. The main challenges identified include limited digital infrastructure readiness and low user understanding of the system. Accordingly, this study recommends strengthening technological infrastructure, improving digital literacy, and simplifying procedures to optimize the long-term implementation of the INSW policy.
Analisis tubrukan KM Leuser saat proses olah gerak labuh jangkar di Teluk Lamong Nursyamsu; Tumanggor, Arief Hidayat; Sutryani, Henni; Anggeranika, Vidiana; Agustien, Puspa Gina
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i2.126

Abstract

Tubrukan KM. Leuser saat proses olah gerak berlabuh jangkar di Teluk Lamong adalah tragedi yang penulis alami ketika melaksanakan praktek laut. Tanggal 12 Februari 2024 KM. Leuser sedang berolah gerak memasuki wilayah berlabuh jangkar di Teluk Lamong Surabaya, dengan situasi tempat berlabuh yang padat dan arus kencang. Pukul 14.18 WIB KM. Leuser menubruk buoy no 24 sehingga rantai buoy tersangkut di baling-baling kiri, kemudian rantai jangkar kapal kargo Lit Enterprise yang sedang berlabuh jangkar ikut tersangkut juga di baling-baling kiri KM. Leuser yang sempat menyebabkan lambung kapal bertubrukan satu sama lain. Selanjutnya Lit Enterprise tergandeng kapal KM. Leuser dan Lit Enterprise terbanting ke kapal MT. Lamiwuri yang sedang berlabuh jangkar dan menyebabkan sedikit deformasi. Dari hal tersebut penulis mengambil rumusan masalah bagaimanakah kronologi tubrukan KM. Leuser di Teluk Lamong, apa saja faktor penyebab terjadinya tubrukan tersebut, dan bagaimana upaya dan kebijakan dari instansi terkait untuk mencegah terulangnya tragedi tersebut. Penelitian sebelumnya hanya memfokuskan terhadap kronologi kejadian tubrukan serta pembahasan secara umum mengenai upaya pencegahan agar tragedi tubrukan tersebut tidak terulang lagi. Tanpa memberikan ditel mengenai kebijakan dan penanganan dari pihak syahbandar dan perusahaan terkait untuk penanggulangan agar tidak ada kejadian tubrukan seperti KM Leuser.
Identifikasi kerusakan kontainer pada saat pengiriman menggunakan Kapal MV Ifama Mas Rikardo, Dapid; Octavitri, Yollanda; Fajrin, Mohammad Navy Afrian
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i1.128

Abstract

Penelitian ini mengkaji penyebab kerusakan kontainer pada MV Ifama Mas di Pelabuhan Belawan serta merumuskan langkah pencegahan operasional. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan studi kasus melalui observasi lapangan, wawancara kru/tenaga bongkar muat, dan telaah dokumen prosedur. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi pola kerusakan dan faktor pemicunya. Hasil menunjukkan sebagian besar kerusakan telah terjadi pra-pemuatan—terutama sejak tahap gate-in/handling di pelabuhan asal (Tanjung Priok)—akibat pengganjalan (chocking) yang keliru, minim inspeksi awal, dan proses bongkar muat yang tergesa-gesa. Jenis kerusakan yang dominan meliputi penyok, lubang akibat korosi, dan kelemahan struktural pada panel/ujung kontainer. Di sisi lain, penerapan standar IMO serta kriteria IICL untuk inspeksi dan lashing belum optimal sehingga memperbesar risiko kerusakan saat penanganan dan penumpukan. Rekomendasi yang diusulkan meliputi pemeriksaan awal yang lebih ketat (gate-in checklist dan pre-lift survey), optimalisasi rencana penumpukan/stowage, pelatihan operator crane dan checker, serta pengawasan lashing yang disiplin sesuai standar internasional. Implementasi langkah-langkah tersebut diharapkan menurunkan insiden kerusakan, meningkatkan keselamatan kargo, dan memperbaiki efisiensi bongkar muat.   This study examines the causes of container damage on MV Ifama Mas at Belawan Port and proposes operational prevention measures. A qualitative case-study approach was used, combining field observations, crew/stevedore interviews, and a review of handling procedures. Descriptive analysis identified damage patterns and causal factors. Findings show that most damage occurred pre-loading—notably from the gate-in/handling stage at the origin port (Tanjung Priok)—due to incorrect chocking/blocking, insufficient pre-inspection, and rushed handling. Predominant damage types include dents, corrosion holes, and structural weaknesses on panels and end frames. Moreover, IMO standards and IICL criteria for inspection and lashing were not applied optimally, elevating risk during handling and stacking. Recommended actions include stricter pre-entry and pre-lift inspections (gate-in checklists and surveys), optimized stowage/yard stacking plans, targeted training for crane operators and checkers, and disciplined lashing oversight aligned with international standards. Implementing these measures is expected to reduce damage incidents, improve cargo safety, and enhance handling efficiency.
Analisis berat kapal kosong (Light Weight Tonnage/LWT) pada kapal penangkap ikan type longline di Dinas Perikanan Kabupaten Buton Selatan Samaluddin, Samaluddin; Djunuda, Rahmawati; Mubarak, Azhar Aras; Gamsir, La Ode Abdul
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i2.129

Abstract

Perancangan sebuah kapal harus memenuhi keinginan dari pemilik kapal dan memenuhi karakteristik fungsional tertentu, bentuk kekuatan lambung, distribusi berat dan ruang serta kinerja teknis lainnya. Kinerja teknis kapal diperoleh dengan melakukan analisis berat, hidrostatika, hidrodinamika. Perkiraan berat kapal harus diperhitungkan dengan lebih cermat karena berkaitan dengan sejumlah komponen berat dan letak titik berat yang menjadi dasar dari penentuan displacement kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan berat kosong kapal (light weight tonnage /LWT) pada kapal penangkap ikan type longline dinas perikanan kabupaten Buton Selatan. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi, pengukuran langsung, wawancara, dan dokumentasi, dilanjutkan dengan studi literatur yang berkaitan dengan perhitungan berat kapal dengan kontruksi fiberglass. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, dimana mendeskripsikan sesuatu yang dipelajari berdasarkan hal nyata dengan menarik kesimpulan dari fenomena yang diamati menggunakan statistika angka. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh berat kapal kosong sebesar 950,18 kg, dengan berat konstruksi kapal sebesar 415 kg, berat perlengkapan dan peralatan kapal sebesar 175,3 kg dan berat perlengkapan mesin penggerak sebesar 359,05 kg. Berat kapal kosong (light weight tonnage /LWT) yang telah dihasilkan ini berpengaruh terhadap performa kapal dalam berlayar.
Robot pengangkut sampah tenaga surya Nugraha, Rizki; Apriani, Yosi; Fadila, Fadila; Anwar, Wiwin Armoldo Oktaviani; Saleh, Zulkiffli
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i2.130

Abstract

Energi surya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah sampah yang ada di perairan. Penelitian ini menyajikan desain dan analisis kinerja robot pengumpul sampah bertenaga surya yang bertujuan untuk mengurangi sampah sungai di wilayah perairan. Metode eksperimental kuantitatif diterapkan untuk menilai integrasi sistem fotovoltaik 10 Wp dengan platform robotik berbasis mikrokontroler. Sistem ini menggunakan baterai VRLA 12V yang diisi melalui panel surya, daripada menggunakan panel sebagai sumber daya langsung. Hasil percobaan menunjukkan bahwa robot beroperasi selama satu jam dengan kebutuhan daya sekitar 27,82 W. Pengukuran mencatat arus 2,28 A dan tegangan 12,2 V. Panel surya menghasilkan output daya puncak 7,70 W pada pukul 11:00, sementara regulator tegangan berhasil menstabilkan output pada 14,4 V dengan output daya maksimum 20,73 W. Temuan ini menyoroti potensi energi matahari untuk mendukung teknologi lingkungan.
Evaluasi kelayakan fasilitas di PPN Palabuhanratu: Tinjauan terhadap dukungan infrastruktur bagi sistem logistik ikan nasional Gilar, Raqian; Farizhi, Azwin Jahid Al; Amelia, Aura Suci; Nazar, Alifa Fatimatun; Raihan, Bangbang; Desipa, Nova; Efendi, Maruf
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i2.131

Abstract

Ketersediaan fasilitas pelabuhan perikanan yang memadai menjadi faktor penting dalam mendukung Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN), khususnya dalam menjamin kelancaran aktivitas perikanan tangkap, distribusi hasil tangkapan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berperan sebagai simpul distribusi penting di wilayah selatan Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kelayakan fasilitas pelabuhan dalam rangka mendukung efektivitas SLIN dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi non-partisipatif, dokumentasi lapangan, dan kajian data sekunder, dengan informan yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas inti seperti dermaga, kolam pelabuhan, kantor syahbandar, TPI, cold storage, dan SPBUN umumnya sudah berfungsi dengan baik. Namun, terdapat beberapa kendala seperti kapasitas infrastruktur yang terbatas, belum optimalnya pemanfaatan layanan digital, dan lemahnya koordinasi antarunit kerja. Oleh karena itu, direkomendasikan adanya peningkatan kapasitas infrastruktur dan penguatan tata kelola pelabuhan agar PPN Palabuhanratu dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap sistem logistik perikanan nasional yang efisien, berkelanjutan, dan responsif terhadap kebutuhan industri perikanan.
Strategi pencegahan overpressure di jalur manifold melalui pengelolaan cargo heater di VLGC Rubra Kismantoro, Tri; Atlantic, Fikri Bahri
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i1.132

Abstract

Peningkatan kebutuhan energi global telah menjadikan liquefied petroleum gas (LPG) sebagai salah satu komoditas utama dalam sektor transportasi maritim. Namun, proses pengangkutan LPG memiliki tantangan tersendiri karena sifatnya yang mudah terbakar dan tekanan tinggi yang dapat membahayakan keselamatan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan Standard Operating Procedure (SOP) pada sistem cargo heater selama kegiatan ship-to-ship transfer di kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) Rubra, khususnya dalam mencegah lonjakan tekanan pada jalur manifold. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi selama pelaksanaan praktik laut. Analisis dilakukan menggunakan diagram sebab-akibat (fishbone diagram) untuk mengidentifikasi akar masalah yang meliputi kerusakan pada komponen flow tube cargo heater serta kurangnya pemahaman kru terhadap prosedur pembongkaran LPG. Temuan penelitian menunjukkan bahwa korosi dan keterbatasan perawatan rutin menjadi penyebab utama kerusakan sistem, sedangkan kurangnya pelatihan teknis menyebabkan kesalahan dalam pengoperasian cargo heater. Penelitian merekomendasikan penerapan SOP secara lebih disiplin dan penyusunan program pelatihan terstruktur bagi kru kapal untuk meningkatkan kompetensi teknis dan keselamatan kerja. Kesimpulannya, penerapan SOP yang tepat pada sistem cargo heater terbukti efektif dalam mencegah peningkatan tekanan pada jalur manifold, meningkatkan keselamatan operasional, serta mendukung kelancaran proses bongkar muat LPG secara keseluruhan.   The increasing global demand for energy has positioned liquefied petroleum gas (LPG) as a key commodity in the maritime transportation sector. However, the transportation of LPG presents specific challenges due to its flammable nature and the high pressure involved, which can pose serious safety risks. This study aims to evaluate the implementation of the Standard Operating Procedure (SOP) for the cargo heater system during ship-to-ship transfer operations on the Very Large Gas Carrier (VLGC) Rubra, with a particular focus on preventing pressure surges in the manifold line. A qualitative approach was employed, utilizing direct observation, in-depth interviews, and documentation during sea practice activities. Data were analyzed using a fishbone diagram to identify the root causes of problems, including damage to the cargo heater flow tube and insufficient crew understanding of LPG unloading procedures. The findings reveal that corrosion and inadequate maintenance are the primary causes of equipment failure, while a lack of technical training contributes to operational errors. The study recommends stricter SOP implementation and the development of structured training programs to enhance crew competence and operational safety. In conclusion, proper application of SOPs for cargo heaters is proven to be effective in preventing pressure increases in the manifold line, enhancing operational safety, and ensuring the smooth execution of LPG unloading operations.
Analisis SWOT dalam pengoperasian AIS dan protocol TCP/IP pada VTS Kasim Marine Terminal Satria, Budi; Simanjuntak, Marihot; Malau, April Gunawan; Fahcruddin, Imam
Journal Marine Inside Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v7i1.133

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi kinerja sistem Vessel Traffic Service (VTS) di Kasim Marine Terminal, sebuah terminal lepas pantai strategis yang berlokasi di Selat Sele dan dikelola oleh Petrogas (Basin) Ltd. VTS ini didukung oleh teknologi AIS, protokol TCP/IP, serta pemantauan cuaca terintegrasi untuk mendukung keselamatan dan kelancaran navigasi. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam studi ini, dengan metode analisis SWOT yang didasarkan pada data dari 56 responden, terdiri atas operator VTS dan pengelola terminal. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengidentifikasi kekuatan utama pada posisi geografis yang strategis, kompetensi personel, dan pemanfaatan teknologi yang memadai. Di sisi lain, tantangan yang dihadapi mencakup belum tersusunnya standar operasional prosedur (SOP), keterbatasan infrastruktur, dan minimnya pemahaman publik terhadap keberadaan VTS. Pemetaan posisi strategi menunjukkan bahwa sistem VTS berada pada kuadran Strengths–Opportunities (SO), yang mendorong pengembangan strategi pertumbuhan melalui pemanfaatan keunggulan internal dan peluang eksternal. Studi ini merekomendasikan penyusunan SOP, peningkatan dukungan regulasi, serta perbaikan teknis berkelanjutan guna mengoptimalkan fungsi VTS dan meningkatkan keselamatan pelayaran di wilayah operasional yang terpencil.   This study evaluates the operational effectiveness of the Vessel Traffic Service (VTS) implemented at Kasim Marine Terminal, a strategic offshore facility located in the Sele Strait and operated by Petrogas (Basin) Ltd. The VTS system incorporates AIS technology, TCP/IP protocols, and integrated weather monitoring to enhance maritime safety and navigation efficiency. A quantitative approach was employed using SWOT analysis, supported by data from 56 respondents consisting of VTS operators and terminal managers. Data were collected through observation, interviews, questionnaires, and document analysis. The findings highlight key strengths such as strategic location, competent personnel, and adequate technological integration. However, challenges remain, including the absence of formal standard operating procedures (SOPs), limited infrastructure, and low public awareness of the VTS system. The SWOT mapping places the system in the Strengths–Opportunities (SO) quadrant, suggesting a growth strategy by leveraging internal strengths and external opportunities. The study recommends developing operational standards, enhancing policy support, and investing in ongoing technical improvements to optimize the role of VTS in ensuring navigational safety at remote terminals.

Page 9 of 10 | Total Record : 92