p-Index From 2020 - 2025
11.022
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Theologia Jurnal Jaffray Wawasan : Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Kurios Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Pusaka : Jurnal Khazanah Keagamaan Jurnal Teologi Berita Hidup VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Integritas: Jurnal Teologi Meteor STIP Marunda JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat AL-ADABIYA: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan Jurnal Abdi: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Sport Science: Jurnal Sain Olahraga dan Pendidikan Jasmani QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies SANCTUM DOMINE: Jurnal Teologi JURNAL TERUNA BHAKTI Luxnos : Jurnal Sekolah Tinggi Teologi Pelita Dunia JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Studia Philosophica et Theologica Areopagus : Jurnal Pendidikan dan Teologi Kristen Jurnal Teologi Cultivation Didache: Journal of Christian Education Te Deum (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan Mahabbah: Journal of Religion and Education IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Transformasi Fondasi Iman Kristen dalam Pelayanan Pastoral di Era Society 5.0 Journal of Religious and Socio-Cultural Didache : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen THRONOS: Jurnal Teologi Kristen Jurnal Salvation PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi/Kependetaan DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan JURNAL MISIONER Millah: Journal of Religious Studies Servire: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Rerum: Journal of Biblical Practice Indonesian Journal of Religious EDUKASI SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social
Claim Missing Document
Check
Articles

MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA: Kajian Tentang Toleransi Dan Pluralitas Di Indonesia Juli Santoso; Timotius Bakti Sarono; Sutrisno Sutrisno; Bobby Kurnia Putrawan
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.167

Abstract

The reality of progress which is the wealth of the nation has been misinterpreted by religious groups that divide the nation. The reality today is that religion has become a commodity that exploits "bottenless" substandard morality like barbarians who are as violent as early humans. Spiritual leaders should not use the congregation as a commodity for self-popularity and hedonism, on the contrary, church leaders should make God's people truly have an attachment to God and not this world. Religious moderation is to minimize violence against different beliefs. This article aims to offer religious moderation that builds tolerance and plurality in Indonesia. Realitas kemajukan yang merupakan kekayaan bangsa sudah disalahartikan oleh kelompok agamis yang memecah belah bangsa. Realitas saat ini agama menjadi komoditas yang mengeksplotasi moralitas yang “bottenless” dibawah standar bagaikan bar-bar yang beringas seperti manusia purba. Para pemimpin rohani seharusnya tidak memanfaatkan jemaat sebagai komoditas popularitas diri dan hidup hedon sebaliknya pemimpin gereja harus membuat umat Tuhan sungguh-sungguh memiliki kemelekatan dengan Tuhan bukan dunia ini. Moderasi agama adalah meminimalis akan kekerasan terhadap kepercayaan yang berbeda. Artikel ini bertujuan menawarkan moderasi beragama yang membangun toleransi dan pluralitas di Indonesia.
Pandangan Martin Luther tentang Pembenaran oleh Iman dalam Yakobus 2:14-26 Maria Payer; Antonius Missa; Bobby Kurnia Putrawan
EPIGRAPHE (Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani) Vol 6, No 2: November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v6i2.252

Abstract

In this paper, the authors explain that the views of a reforming theologian named Martin Luther once stated that the letter of James "mangles the Scripture and thereby opposes Paul and all Scripture" and called this letter an epistle of straw. ' (straw letter). Luther's statement was prompted by his doubts about the letter of James, which emphasizes good works more than faith. Although James himself did not mean it that way, Luther's view has prompted many theologians who interpret James' teaching on faith and works specifically discussed in chapter 2 to contradict Paul's teaching of justification by faith alone in Christ (Rom 3:24,28). Here the authors discuss the reflection on Martin Luther's views with James 2:14-26 regarding justification by faith.AbstrakDalam tulisan ini, para penulis menjelaskan bahwa pandangan seorang teolog reformasi yang bernama Martin Luther pernah menyatakan bahwa surat Yakobus ini adalah ’’mangles the Scripture and there by opposes Paul and all Scripture’’ dan menyebut surat ini sebagai ’’an epistle of straw’’ (surat jerami). Pernyataan Luther ini didorong oleh keraguannya kepada surat Yakobus yang lebih menekankan perbuatan baik daripada iman. Meskipun Yakobus sendiri tidak bermaksud demikian, namun pandangan Luther ini  telah mendorong banyak teolog yang menafsirkan ajaran Yakobus mengenai iman dan perbuatan yang dibahas khusus dalam pasal 2 ini bertentangan dengan ajaran Paulus mengenai pembenaran hanya oleh iman kepada Kristus (Rm. 3:24,28). Disini  para penulis membahas refleksi pandangan Martin Luther dengan Yakobus 2:14-26 mengenai pembenaran oleh iman.
Abraham's Legacy: Togetherness of Christian and Islamic Faith Bobby Kurnia Putrawan; Edward Everson Hanock
Jurnal Theologia Vol 33, No 1 (2022)
Publisher : The Faculty of Islamic Theology and Humanities, UIN Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/teo.2022.33.1.10575

Abstract

This article is a study about Abraham, known as the ancestor obtained by Isaac and Ishmael. His offspring are already widespread. With all the inheritance given to them, get Abraham to start life in a different land and with different blessings. Here is the crucial point. The difference seems to have proved the fact that as a result of Abraham coming from fellowship and brotherhood remain intertwined and maintained, because these two things are also Abraham's legacy. Through literature studies, some data about Abraham are described in a narrative manner with the aim of being based on Abraham's inheritance, namely blessings, descent and land implemented correctly and proportionally. What is presented in this review article on two dimensions of inheritance: spiritual and community. Spiritual, from a biblical perspective, speaks of a promise, while the community is more towards the vision of sociology and managerial pluralism
MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA: Kajian Tentang Toleransi Dan Pluralitas Di Indonesia Juli Santoso; Timotius Bakti Sarono; Sutrisno Sutrisno; Bobby Kurnia Putrawan
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.167

Abstract

The reality of progress which is the wealth of the nation has been misinterpreted by religious groups that divide the nation. The reality today is that religion has become a commodity that exploits "bottenless" substandard morality like barbarians who are as violent as early humans. Spiritual leaders should not use the congregation as a commodity for self-popularity and hedonism, on the contrary, church leaders should make God's people truly have an attachment to God and not this world. Religious moderation is to minimize violence against different beliefs. This article aims to offer religious moderation that builds tolerance and plurality in Indonesia. Realitas kemajukan yang merupakan kekayaan bangsa sudah disalahartikan oleh kelompok agamis yang memecah belah bangsa. Realitas saat ini agama menjadi komoditas yang mengeksplotasi moralitas yang “bottenless” dibawah standar bagaikan bar-bar yang beringas seperti manusia purba. Para pemimpin rohani seharusnya tidak memanfaatkan jemaat sebagai komoditas popularitas diri dan hidup hedon sebaliknya pemimpin gereja harus membuat umat Tuhan sungguh-sungguh memiliki kemelekatan dengan Tuhan bukan dunia ini. Moderasi agama adalah meminimalis akan kekerasan terhadap kepercayaan yang berbeda. Artikel ini bertujuan menawarkan moderasi beragama yang membangun toleransi dan pluralitas di Indonesia.
Implikasi pelbagai tafsir teologi Kristen mengenai Covid-19 di Indonesia Antonius Missa; Susanti Embong Bulan; Yusak Tanasyah; Bobby Kurnia Putrawan
Te Deum (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 12 No 1 (2022): Juli-Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v12i1.221

Abstract

Berbagai aliran dalam gereja memahami Firman Tuhan sesuai dengan doktrin masing-masing gereja yang berdampak pada beragamnya penafsiran teologi Kristen mengenai Covid-19. Tujuan penelitian ini mencari latar belakang teologis atas pelbagai pandangan Covid-19 yang berkembang selama masa pandemi dan bagaimana implikasinya bagi orang Kristen di Indonesia. Melalui penelitian kualitatif deskriptif, maka peneliti menemukan sintesis teologis tentang pandemi memberikan implikasi terhadap pandangan orang memahami pandemi Covid-19. Hal ini yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lain yang banyak membahas dari pandangan kesehatan, sosial, psikologi sementara peneliti memaparkan dari bentuk pelbagai tafsir yang ada di kalangan teologi Kristen. Penemuan penelitian ini adalah pemahaman teologis seseorang berimplikasi pada pemahamannya melihat pandemi Covid-19 dan juga antivirus. Berbagai pandangan teologis menjelaskan tentang Covid-19; ada yang setuju untuk menerima vaksin dan ada juga yang menolak vaksin karena alasan teologis.
Pengaruh Perubahan Cara Latihan Terhadap Mental Dan Stamina Dalam Menjaga Kekuatan Fisik Dan Tehnik Para Olahragawan Di Masa Pandemi Covid-19 Bobby Kurnia Putrawan; Jerry Sucipto Thauwrisan
Ilmu Olahraga Vol 23 No 1 (2023): Sport Science: Jurnal Sains Olahraga dan Pendidikan Jasmani
Publisher : Pusat Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/JSOPJ.23012023.04

Abstract

For an athlete, physical and technical exercise is something that must be done every day in order to be able to increase the ability and strength of the athlete. Unfortunately, unexpectedly, the COVID-19 virus outbreak that hit especially in Indonesia in 2020 made all activities have to be done at home. Studying, working, worshiping, even practicing sports are required from home. With this changing situation, the Indonesian National Sports Committee (abbreviated as KONI) as the only organization that is responsible for managing, fostering, developing & coordinating the entire implementation of the sporting achievements of each member in Indonesia must find a way out so that all athletes immediately adapt and are able to run exercise program properly while maintaining their physical fitness in the midst of the current Corona virus (Covid-19) pandemic. With the change in the way of training online, KONI hopes that it can run well while seeing how it impacts the mentality of each athlete. The purpose of this study is to see how the exercise mechanism of the athletes, even in a completely different way, still meets the targets that have been set by each coach.
Makna Ketaatan Abraham dalam Mempersembahkan Ishak: Analisa Naratif dari Kejadian 22:1-19 Solingkari Halawa; Bobby Kurnia Putrawan
Jurnal Salvation Vol. 3 No. 2 (2023): Januari 2023
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v3i2.67

Abstract

Abstract: In Abraham's life, obedience was the principle that motivated his life. He willingly obeyed God, not out of law, but out of love. In the course of his life, Abraham was an obedient and God-fearing man. In addition, the story in Genesis chapter 22 becomes a severe test in Abraham's life, where God commanded Abraham to sacrifice his only son as a burnt offering (Gen 22:2a). This article aims to find the meaning of Abraham's obedience in offering Isaac in Genesis 22:1-19. The method used is narrative analysis. The result is in this case explaining how the life of Abraham who always feared God as evidence of faith in God. Abraham's life can be a guide for the Christian life today. In this context, Abraham is an example of faith, how people live in obedience to God by giving the best, namely the most beloved son in Abraham's life.Abstrak: Dalam kehidupan Abraham, ketaatan merupakan prinsip yang memotivasi kehidupannya. Ia dengan rela menaati Allah, bukan karena hukum, melainkan karena kasih. Di dalam perjalanan hidupnya, Abraham adalah seorang yang taat dan takut kepada Tuhan. Selain itu, kisah di Kejadian pasal 22 menjadi ujian yang berat dalam hidup Abraham, dimana Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anaknya yang tunggal menjadi kurban bakaran (Kej 22:2a). Artikel ini bertujuan menemukan makna ketaatan abraham dalam mempersembahkan ishak di Kejadian 22:1-19. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dekriptif dengan pendekatan hermeneutik analisa naratif. Hasilnya adalah dalam hal ini ini menjelaskan bagaimana ketaatan Abraham dalam mempersembahkan Ishak si Kejadian 22:1-19. Kehidupan Abraham yang taat akan Allah sebagai bukti iman kepada Allah. Kehidupan Abraham dapat menjadi pedoman bagi kehidupan orang Kristen pada zaman sekarang ini. Dalam konteks ini, Abraham menjadi contoh teladan iman, bagaimana umat hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dengan memberikan yang terbaik, yaitu anaknya yang paling dikasihi dalam hidup Abraham.
Suatu Tinjauan Historis Terhadap Aktifitas Penginjilan John Calvin Timotius Timotius; Sutrisno Sutrisno; Bobby Kurnia Putrawan
Jurnal Teologi Cultivation Vol 6, No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v6i2.1044

Abstract

Penginjilan adalah tugas yang diembankan pada seluruh umat Allah di mana pun mereka berada, yaitu tugas untuk mengomunikasikan suatu berita dari Pencipta kepada manusia yang berdosa.  Berkaitan dengan John Calvin, para sejarawan dan teolog menganggap, Calvin tidak memiliki aktifitas penginjilan ke negara lain. Menurut Davies, Calvin tidak memiliki aktifikas penginjilan ke negara lain, dikarenakan bagi Calvin gereja saat ini tidak perlu lagi melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus karena Amanat Agung Tuhan Yesus sudah berakhir pada zaman para rasul, karena bagi Calvin Amanat Agung hanya bersifat sementara. Sebaliknya Jean Francois Zorn melihat bahwa Calvin memiliki aktifitas penginjilan ke negara lain. mereka yang menganggap Calvin tidak memiliki aktifitas penginjilan karena salah memahami Calvin. Penelitian ini mengunakan metode literatur. Penulis akan menelusuri sumber-sumber primer dan sekunder untuk melihat apakah Calvin memiliki aktifitas penginjilan. Penulis akan menyelidiki lebih dalam dan luas lagi berkaitan dengan konsep penginjilan Calvin, situasi sosial dan politik pada zaman Calvin, dan aktifitas penginjilan yang pernah Calvin lakukan baik langsung atau tidak langsung. Hasil penelitian, Penulis tidak menyetujui apa yang dikatakan oleh Davies. Menurut penulis, Calvin memiliki aktifitas penginjilan di Geneva maupun ke negara lain. Mereka yang menganggap Calvin tidak memiliki aktifitas penginjilan, dikarenakan salah memahami Calvin. Di akhir tulisan ini penulis akan menunjukkan bahwa Calvin memiliki aktifitas penginjilan ke negara lain. Evangelism is a task assigned to all God's people wherever they are, namely the task of communicating a message from the Creator to sinful humans. Regarding John Calvin, historians and theologians assume, Calvin did not have evangelistic activities to other countries, according to Davies, Calvin has no evangelistic activities to other countries. Because, for Calvin the church today no longer needs to carry out the Great Commission of the Lord Jesus because the Great Commission of the Lord Jesus has ended in the days of the apostles, because for Calvin the Great Commission is only temporary. On the other hand, Jean Francois Zorn saw that Calvin had evangelistic activities to other countries. those who think Calvin has no evangelistic activity because they misunderstand Calvin. This research uses the literature method. The author will explore primary and secondary sources to see if Calvin had any evangelistic activity. The author will investigate more deeply and more broadly with regard to Calvin's evangelistic concept, the social and political situation at Calvin's time, and the evangelistic activities that Calvin had carried out either directly or indirectly. The results of the study, the author does not agree with what was said by Davies. According to the author, Calvin has evangelistic activities in Geneva and in other countries. Those who think Calvin has no evangelistic activity, are misunderstanding Calvin. At the end of this paper the author will show that Calvin has evangelistic activities to other countries.
Parenting Training About Educating Children in the Digital Age at Gereja Utusan Pantekosta “Harvest” Madiun Iswahyudi Iswahyudi; Bobby Kurnia Putrawan; Widjaja Sugiri
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Oktober 2022)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.851 KB) | DOI: 10.46362/servire.v2i2.35

Abstract

Gaget is a child's problem at this time and on the other hand, parents are busy with their own activities and let their children get addicted to gadgets. Thus, the purpose of this PkM is to conduct parenting training for parents about educating children. The method used is seminars. While the results of PkM are increasing parents' awareness of how gadgets affect children, and how to overcome children's addiction to gadgets and apply parenting according to the God’s Word. Gaget menjadi permasalahan anak pada saat ini dan di lain pihak, orang tua sibuk dengan kegiatannya sendiri dan membiarkan anaknya kecanduan gadget. Dengan demikian, tujuan PkM ini adalah melakukan pelatihan kepada orang tua untuk parenting tentang mendidik anak. Metode yang dilakukan adalan seminar. Sedangkan hasil PkM adalah peningkatan kesadaran orang tua apa pengaruh gadget kepada anak, serta bagaimana mengatasi kecanduan anak terhadap gadget dan menerapkan pola asuh menurut Firman Tuhan.
Peran Orangtua Dalam Mendidikan Anak Remaja Oktavianus Rangga; Bobby Kurnia Putrawan
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2022): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Oktober 2021)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.465 KB) | DOI: 10.46362/servire.v2i1.94

Abstract

Di dalam artikel ini yang mejadi inti pokok pembahas adalah bagaimana Etika Kristen melihat atau menandang karakter anak-anak remaja di era sekrang dengan perkembangan dunia teknologi hal inilah yang menjadi salah satu tempat mereka mengakses video porno sehingga timbullah keinginan tahuan dalam kehidpan nyata pergaulan bebas dan jatuh dalam dosa. Remaja yang identik dengan pencarian jati diri adalah kelompok yang paling rentan mengalami krisis karakter yang disebabkan oleh krisis identitas diri ini. Menjadi seorang remaja Kristen tidaklah cukup tanpa sungguh-sungguh memahami identitas dirinya sebagai seorang pengikut Kristus. Sebab hanya dengan memahami identitas diri itulah, remaja Kristen akan mampu memiliki karakter yang berkualitas yakni karakter Kristus yang direfleksikan melalui seluruh kehidupannya sehari-hari
Co-Authors Abraham Pontius Sitinjak Agung, Robert Agus Santoso Agus Santoso Alisaid Prawiro Negara Alisaid Prawiro Negoro Amos Neolaka Amran Simangunsong Andreas Setiawan Andreas Setiawan Anjai Silalahi Antonius Missa Arif Gulo Arif Yupiter Gulo Ayuk, Ayuk Ausaji Christiani Hutabarat Daryanto Daryanto Daryanto Daryanto Dian Paskarina Diana Tjoeng Dwi Meinanto Ebenhaezer I. Nuban Timo Ebenhaizer I. Nuban Timo Edi Sugianto Edim Bahabol Edward Everson Hanock Eunike, Pratiwi Fatu, Sergi George, Annie Gerald Laoh Gulo, Arifman Gumono, Abednego Tri Haisoo, Musa Halawa, Solingkari Hartawidjaja, Hartawidjaja Hengki Wijaya Hermawan, Yoan Jessica Horas Manalu Hutahean, Mangala Batara Ida Ayu Putu Sri Widnyani Imron Widjaja Intan Anggreni Iswahyudi Iswahyudi ISWAHYUDI ISWAHYUDI Iswahyudi Iswahyudi Jemmy Suhadi Jerry Sucipto Thauwrisan Juli Santoso Krisdiantoro, Andreas Bayu Lasmaria Nami Simanungkalit Lie, Sioe Maria Payer Marthin Steven Lumingkewas Missa, Antonius Mudakir Napitupulu, Pieter Anggiat Ndolu, Yopie Noya, Ludwig Beethoven Jones Oktavianti, Nelci Oktavianus Rangga Paskarina, Dian Peni Hestiningrum Pieter Anggiat Napitupulu Prihantoro, Yogi Purba, Junita Ramot Peter Robby Robert Repi Santoso * Setiawan, Ruthnawaty Setiawan, Samuel Tanasyah Sijabat, Panderaja Simanjuntak, Marudut Bernadtua Sindoro, Pujiastuti Liza Situmorang, Citra Pangalinan Solingkari Halawa Susanti Embong Bulan Susanti Embong Bulan Sutrisno Sutrisno Sutrisno Sutrisno Sutrisno Sutrisno Sutrisno, Sutrisno Tan, Juan Ananta tanasyah, yusak Tandana, Ester Agustini Timotius Bakti Sarono Timotius Timotius Timotius, Timotius Tindoilo, Dian Paskarina Uroko, Favour C. Widjaja Sugiri Yan Kristianus Kadang Yerlin Vinni Sutri Yusak Tanasyah yusak tanasyah