Claim Missing Document
Check
Articles

Becupin Tradition: The Efforts of Young Generation in Maintaining the Existence of Malay Culture in Kapuas Hulu Ramadhan, Iwan; Hardiansyah, Muhammad Agus; Imran, Imran; Firmansyah, Haris; Aditya, Mega Cantik Putri
Jurnal Mamangan Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 158/E/KPT/
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/mamangan.v12i1.6625

Abstract

Becupin tradition is a Malay ethnic cultural heritage from Kapuas Hulu, namely an entertainment program that is held at the first wedding of the Malay ethnic Kapuas Hulu. In its development, this tradition has begun to be forgotten by the community, because it is no longer attractive, people prefer entertainment events by hiring local singers or artists. more modern both the music and the singer. The purpose of this study is to describe the becupin tradition which has begun to be eroded by the times, and the efforts of the younger generation to maintain the becupin tradition as part of the Kapuas Hulu Malay ethnic culture. The method used in this study is a descriptive qualitative method, providing an overview of the processes, implementation, and efforts made by the young generation to maintain the existence of local cultural traditions by collecting observations and reinforced by interviews with informants who have been determined by the researcher. The results of this study are the process of performing the becupin tradition with the staging that has been prepared by the wedding event committee, then the implementation is carried out at the reception and the evening after the reception event, while the value contained in this becupin tradition is to provide advice to the bride and groom so that they can maintain their marriage until the end of their lives, as well as the efforts made by the Malay community of Kapuas Hulu is to provide flexibility for the younger generation to become committee members and become actors in this tradition so that they can survive amidst the flow of modernization. This research is one of the studies that is still lacking in exploring Malay ethnic cultural traditions, especially in riverside communities in Kapuas Hulu.
PERGESERAN MAKNA TRADISI TEMU MANTEN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA DI DUSUN WONOSARI DESA TEBANG KACANG KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA Ermawati, Eka; Chalimi, Ika Rahmatika; Firmansyah, Haris
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) Vol 11, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jppk.v11i1.52052

Abstract

AbstractMarriage is a form of sacred bond in unifying relationships,namely the relationshipbetween men and women and also a bond in uniting two different families.in Javanesetraditional it has a unique traditional, namely Temu Manten. This study aimed to describethe shift in the meaning of Temu Manten in Javanese traditional marriages in WonosariHamlest, Tebang Kacang Village, Sungai Raya District, Kubu Raya Regency. This studyused a qualitative method with a descriptive-ethnographic approach. Data collectiontechiques used were observation guidelines, interview guidelines, and documentationtools. The data analysis during collection, data presentation or data display, and drawingconclusions or verification. Validation data used were the source and techniquetriangulation. Based on research conducted by Temu Manten Tradition, starting from theprocession of the Bride and Groom, Balangan Gantal, Wiji Dadi, Sindur, Dulangan,Kacar-Kucur, and Sungkeman procession. There was a shift in meaning in bridalprocession, which originally used Kembar Mayang and now it does not use it. And in WijiDadi procession, which originally used Kembar Mayang and now it does not use it. Andin Wiji Dadi procession, where the groom"™s feet are washed by his family, now his wifewashes his feet. The conclusion in this study is that those who experience a shift inmeaning in the procession of the bride and groom which originally used KembarMayang, now does not use it. And in Wiji Dadi procession, the firsh one who washes thethe feed of the groom"™s family and now his feed are washed by his wife.Keywords: Tradition, Wedding, Java.
Analisis Minat Belajar Pada Materi Sejarah Indonesia Terhadap Peserta Didik Di Kelas X TKJ SMK Putra Khatulistiwa Pontianak Tresa vianus, Tresa Tresa; Sulistyarini, Sulistyarini; Firmansyah, Haris
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 7 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11350858

Abstract

Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui dan memahami proses belajar mengajar pada pembelajaran sejarah serta minat peserta didik terhadap materi sejarah indonesia dikelas X TKJ SMK Putra Khatulistiwa Pontianak. Metode penelitian didalam skripsi ini menggunakan metode kualitatif berupa pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah guru sejarah dan siswa kelas X TKJ SMK Putra Khatulistiwa Pontianak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan prinsip observasi, wawancara, dan pencatatan. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah model interaktif yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Teknik validasi menggunakan segitiga teknis dan segitiga temporal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran mata pelajaran sejarah, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran. Minat siswa dalam mempelajari sejarah Indonesia menurun karena tidak semua siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini disebabkan penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif dan bervariatif. Guru masih mengupayakan untuk menjadikan kelas lebih aktif, produktif, kreatif dan inovatif, agar suasana kelas menjadi lebih hidup dan peserta didik merasa lebih bergairah terhadap pembelajaran sejarah. Kata Kunci: Minat Belajar, Materi Sejarah Indonesia, Pembelajaran Sejarah.
Pengaruh Bahan Ajar Handout Terhadap Minat Belajar Sejarah Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Mandor B Kubu Raya Adveniati, Angelia Ovi; Firmansyah, Andang; Firmansyah, Haris
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 7 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11054938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penggunaan bahan ajar handout terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Mandor B Kubu Raya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design dengan rancangan non equivalent control group design. Populasi penelitian ini terdiri dari 41 siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Mandor B Kabupaten Kubu Raya. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, pedoman observasi, dan kuesioner berupa post-test. Berdasarkan hasil analisis data, hasil uji normalitas menyatakan bahwa hasil residual berdistribusi normal dengan nilai 0,01 > 0,05, sedangkan hasil uji hipotesis menyatakan Ho ditolak dan Ha diterima berdasarkan nilai sig. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari data post-test, terjadi peningkatan minat belajar sebesar 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan bahan ajar pembelajaran handout dapat meningkatkan minat belajar siswa meskipun dalam kategori rendah. Jadi dengan menggunakan bahan ajar handout pada pelajaran sejarah dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan minat belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Mandor B Kabupaten Kubu Raya. Kata kunci: Bahan ajar, handout, pelajaran sejarah
Implementasi Nilai-Nilai Multikultural Pada Pembelajaran Sejarah Kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Novitasari, Intan; Firmansyah, Andang; Firmansyah, Haris
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 7 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11332607

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi nilai-nilai multikultural pada pembelajaran sejarah kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Sumber data berupa dua guru sejarah, satu waka kurikulum, satu waka kesiswaan dan al-islam kemuhammadiyahan dan enam belas peserta didik kelas X. Teknik dan alat pengumpulan data berupa observasi dengan panduan observasi, wawancara dengan panduan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan (1) Situasi dan kondisi keragaman yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak terjaga dengan baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya perpecahan atau konflik kultural di lingkungan sekolah. (2) Proses implementasi nilai-nilai multikultural pada pembelajaran sejarah kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak dilakukan dengan cara penyampaian materi pembelajaran oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab, diskusi dan evaluasi. (3) Kendala yang dialami guru dalam implementasi nilai-nilai multikultural pada pembelajaran sejarah kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak yaitu terdapat beberapa peserta didik yang masih pasif dalam mengikuti pembelajaran sejarah dan belum memahami apa yang dimaksud dengan multikultural serta nilai-nilainya.
Utilization of Opu Daeng Manambon's Biography as a Source of Local History at SMA Negeri 1 Mempawah Hilir Bimantoro, Farhan Prassetyo; Firmansyah, Haris; Chalimi, Ika Rahmatika
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2024): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/hj.v12i2.7999

Abstract

This research was conducted to determine the use of Opu Daeng Manambon's biography as a source local history at SMA Negeri 1 Mempawah Hilir . Using this type of research qualitative with descriptive methods. Data sources include interviews with history teachers and curriculum head of SMA Negeri 1 Mempawah Hilir, Mrs. Purmiasih, S.Pd, and Mrs. Agustina, S.Pd, students of XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mempawah Hilir, caretaker of the grave of Opu Daeng Manambon Datuk Gusti Amridudin and royal relatives from the Amantubillah Palace, Mrs. Elisa Ruqiyah. Data collection includes observation, interviews, and documentation. The stages of data analysis include data collection, data reduction, data presentation, and verification/conclusion. Data validity techniques use source triangulation and technical triangulation. The research results show that there are three stages in the use of Opu Daeng Manambon's biography, namely: planning, implementation and evaluation stages. Several obstacles were also found , such as limited space for local history in the history syllabus and the impact of the Covid-19 pandemic. Evaluation of learning outcomes is carried out by creating historical comics or poetry.
TRADISI MASYARAKAT SAMBAS: IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DAN EKSISTENSINYA Januardi, Arif; Superman, Superman; Firmansyah, Haris
Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Vol 13, No 1 (2022): Edisi April 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j-psh.v13i1.52469

Abstract

This study aims to describe in detail the traditions that are still developing and identify the values of local wisdom contained in the traditions of the Sambas community and their existence. the method used in this research is qualitative research, the research location is in Sambas Regency, the research subject is the Sambas community who still carries out the tradition. The tradition of white flour and saprahan is the identity of the Sambas community which has been passed down from generation to generation until now because we can see it because it has a philosophical meaning and is considered to have positive values in society. The values of local wisdom contained in the plain flour and saprahan traditions such as religious values and social values, the existence of the plain flour and saprahan traditions in the Sambas Malay community have become a must to be implemented by every Sambas Malay community. This is because it is considered that the tradition has become a cultural heritage that deserves to be preserved and maintained as well as an inherent pride in the Sambas community.
Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Pontianak di Sekolah Menangah Atas Firmansyah, Haris; Silahudin, Rahmad; Ikramullah, Faiz; Kamariah, Kamariah
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3526

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. nilai-nilai kearifan lokal yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah di Pontianak. b. kemampuan guru dalam memberikan gambaran kearifan lokal dalam pembelajaran sejarah siswa kelas 11 SMA Negeri 10 Pontianak. Dan c. Mendeskripsikan kendala dan solusi dalam proses pembelajaran sejarah berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal bagi siswa kelas 11 SMA Negeri 10 Pontianak. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam penelitiannya dan Subjek atau informan ini dipilih berdasarkan pengetahuan, pengelolaan, informasi dan data-data yang bisa mereka pertanggungjawabkan untuk menunjang penelitian yang dilakukan di SMA N 10 Kota Pontianak dengan meneliti mengenai Analisis nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran siswa kelas 11 SMA N 10 Pontianak. Adapun hasil penelitian ini sebagai berikut: Nilai-nilai kearifan lokal yang dapat digunakan dalam pembelajarn sejarah di Pontianak ialah nilai pendidikan moral yang terkandung dalam historiografi berdirinya Kesultanan Pontianak, nilai pendidikan adat dan tradisi yang dapat kita cari dengan menggali nilai-nilai kekeluargaan pada Suku Melayu, Dayak maupun Tionghoa, nilai religi yang terdapat dalam tradisi-tradisi masyarakat lokal di Kalimantan Barat seperti tradisi Saprahan, Upacara arakan pengantin dan lain sebagainya. Kemampuan Guru dalam memberikan gambaran kearifan lokal dalam pembelajaran sejarah siswa kelas 11 SMA N 10 Pontianak sudah bisa dikatakan baiak walaupun masih ada beberapa hal yang belum maksimal. Dan kendala dalam pembelajaran sejarah berbasis kearifan lokal pada pembelajaran sejarah adalah kreatfitas guru dalam mengolah sumber kearifan local serta motivasi belajar siswa dalam belajar juga turut menjadi kendala.Kata Kunci: kearifan lokal, pembelajaran sejarah, guru AbstractThe purpose of this study is to find out: a. the values of local wisdom that can be used in history learning in Pontianak. b. the teacher's ability to provide an overview of local wisdom in learning the history of grade 11 students of SMA Negeri 10 Pontianak. And c. Describe obstacles and solutions in the history learning process based on the values of local wisdom for grade 11 students of SMA Negeri 10 Pontianak. Qualitative research methods with a descriptive approach in their research and this subject or informant is selected based on knowledge, management, information and data that they can account for to support research conducted at SMA N 10 Pontianak City by researching about the analysis of local wisdom values in the learning of grade 11 students of SMA N 10 Pontianak. The results of this study are as follows: The values of local wisdom that can be used in historical learners in Pontianak are the value of moral education contained in the historiography of the establishment of the Pontianak Sultanate, the value of traditional education and traditions that we can look for by exploring family values in the Malays, Dayaks and Chinese, religious values contained in the traditions of local people in West Kalimantan such as the Saprahan tradition,  Bridal arakan ceremony and so on. The teacher's ability to provide an overview of local wisdom in learning the history of grade 11 students of SMA N 10 Pontianak can already be said to be baiak even though there are still some things that are not optimal. And the obstacle in learning history based on local wisdom in history learning is the credibility of teachers in processing sources of local wisdom and student learning motivation in learning is also an obstacle.Keywords: Local wisdom, history learning, teacher
Pemanfaatan Cagar Budaya ‘SDN 14 Pontianak’ Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah pada Kelas XI SMA Islam Bawari Rahmah, Khofifah Nur; Firmansyah, Andang; Firmansyah, Haris
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3616

Abstract

AbstrakPenelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui (1) Perencanaan pemanfaatan Cagar Budaya di SDN 14 Pontianak, (2) Bagaimana pelaksanaan pemanfaatan Cagar Budaya di SDN 14 Pontianak, (3) Cara evaluasi setelah pemanfaatan Cagar Budaya, dan (4) Apa saja hambatan atau kendala saat memanfaatkan sumber daya alam. belajar sejarah yang memanfaatkan SDN 14 Pontianak. Peneliti menggunakan metode deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah delapan (8) siswa, 1 (satu) narasumber dan 1 guru Sejarah Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data termasuk observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan Ada beberapa relik yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar mata pelajaran sejarah, guru menggunakan SDN 14 Pontianak dengan menyajikan video pembelajaran kepada siswa ketika materi pembelajaran mengambil tempat dimana mereka semua dapat memahami dan memiliki minat terhadap sejarah SDN 14 Pontianak. Kendala yang dihadapi saat menggunakan SDN 14 Pontianak adalah masalah teknis seperti pemadaman dan kurangnya proyektor dimana guru menangani masalah teknis dengan membawa foto cetak dan menunjukkannya kepada siswa.Kata Kunci: Sumber Belajar Sejarah, Pembelajaran Sejarah, Warisan Budaya SDN 14 Pontianak AbstrakThis research is intended to find out (1) Planning for the use of Cultural Conservation at SDN 14 Pontianak, (2) How to implement the utilization of Cultural Conservation at SDN 14 Pontianak, (3) How to evaluate after utilization of Cultural Conservation, and (4) What are the obstacles or obstacles when utilizing natural resources. learning history that utilizes SDN 14 Pontianak. The researcher uses a descriptive method using a qualitative approach. The subject of this research were eight (8) students, one (1) resource person and 1 teacher of Engineering History used in data collection including observation, interviews, and documentation. The results of the study indicate There are several relics that can be used as studying resources in history subjects, teachersuse SDN 14 Pontianak by presenting learning videos to students when the learning material takes a place where they can all understand and have an interest in the history of SDN 14 Pontianak. The obstacles faced when using SDN 14 Pontianak are technical problems such as blackouts and the lack of a projector where the teacher handles the technical problem by bringing printed photos and showing them to students.Keywords: History Learning Resources, History Learning, Cultural Heritage SDN 14 Pontianak