Claim Missing Document
Check
Articles

Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya di Area Duizen Vierkanten Paal Kota Pontianak sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Firmansyah, Haris
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v5i1.3554

Abstract

One of the historical relics is a cultural heritage building. Cultural heritage buildings located around student are necessary and important to be introduced to them so that they will be interested in studying history. In the city of Pontianak itself, there are cultural heritage buildings that student need to study as a source of historical learning, namely the cultural heritage buildings located in the Duizen Vierkanten Paal area as a Dutch historical heritage. This study aims to identify the sites of cultural heritage buildings in the Duizen Vierkanten Paal area of Pontianak City and how to use them in learning history at SMA Negeri 3 Kota Pontianak City. This research uses descriptive research with a qualitative approach. Data was collected through literature study, observation, and interviews. The interactive analysis technique of the three components of the analysis used is data reduction, data presentation and conclusion drawing or verification. The results of this study are 1) Duizen Vierkanten Paal is the center of the Colonial government (Eropesche Bestuur) for Westersche Afdeeling van Borneo. There are several cultural heritage buildings left by the Dutch colonial government, including: The Old Bank Indonesia Building (De Javasche Bank Office Pontianak Branch), the Old Post Office (post telegraph office), the Kwarda Pramuka Building West Kalimantan and the Pontianak 14 State Elementary School (Holland Inlandsche School).  2) For the use of cultural heritage buildings located in the Duizen Vierkanten Paal area, teachers can implement it in the form of outdoor learning-based history learning.Salah satu peninggalan sejarah adalah bangunan cagar budaya. Bangunan cagar budaya yang terdapat di sekitar siswa perlu dan penting untuk dikenalkan kepada mereka sehingga meraka akan tertarik untuk mempelajari sejarah. Di Kota Pontianak sendiri terdapat bangunan cagar budaya yang perlu dipelajari oleh siswa sebagai sumber pembelajaran sejarah yakni bangunan cagar budaya yang terdapat di area Duizen Vierkanten Paal sebagai peninggalan sejarah Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi situs bangunan cagar budaya yang terdapat di area Duizen Vierkanten Paal Kota Pontianak dan bagaimana pemanfaatannya dalam pembelajaran sejarah pada SMA Negeri 3 Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, observasi, dan wawancara. Teknik analisis interaktif dari tiga komponen analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1) Duizen Vierkanten Paal merupakan wilayah yang pusat pemerintahan Kolonial (Eropesche Bestuur) untuk Westersche Afdeeling van Borneo. Terdapat beberapa bangunan cagar budaya peninggalan pemerintahan Koolonial Belanda yakni antara lain: Gedung Bank Indonesia Lama (Kantor De Javasche Bank Cabang Pontianak), Kantor Post Lama (post telegraf kantoor), Gedung Kwarda Pramuka Kalimantan Barat dan Sekolah Dasar Negeri 14 Pontianak (Holland Inlandsche School). 2) Untuk pemanfaatan bangunan cagar budaya yang terdapat di area Duizen Vierkanten Paal ini guru bisa melaksanakannya dalam bentuk pembelajaran sejarah berbasis Outdoor Learning.
Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Buruh Pikul Di Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Tahun 1990 2000 Kevins*, Ligorius; Zakso, Amrazi; Mirzachaerulsyah, Edwin; Firmansyah, Andang; Firmansyah, Haris
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 9, No 3 (2024): Agustus, Education, Social Issue and History Education.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v9i3.32699

Abstract

Kecamatan Entikong merupakan salah satu daerah perbatasan yang terdapat di wilayah Kalimantan Barat. Masyarakat yang masih serumpun dengan masyarakat Malaysia dari bahasa, adat, dan suku. Seperti yang kita ketahui bahwa daerah perbatasan memiliki tingkat pekerjaan yang beragam mulai dari perdagangan, pasar, dan jasa. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi pekerjaan yang berada dibidang jasa yaitu buruh pikul. Penelitian yang berjudul Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Buruh Pikul di Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Tahun 1990-2000 memiliki tujuan khusus, yaitu Mengetahui Dinamika Sosial Ekonomi Di Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Tahun 1990-2000. Mengetahui Aktivitas Sosial dan Ekonomi Masyarakat Buruh Pikul di Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Tahun 1990-2000. Mengetahui Dampak Sosial Ekonomi Di kawasan Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau dengan keberadaan Masyarakat Buruh Pikul Tahun 1990-2000. Metode penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah yang terdiri dari pemilihamn topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan yang terjadi dalam sosial ekonomi yang dialami oleh masyarakat buruh pikul pada tahun 1990-2000. Karena rata-rata kecamatan yang berdekatan dengan Kecamatan Entikong lebih menyukai produk Malaysia. Untuk bisa mengeluarkan produk tersebut dibutuhkan buruh pikul guna membantu mengeluarkan barang dari Malaysia ke Indonesia dengan jumlah yang telah ditentukan bos ataupun toke.
Perkembangan Kerajaan Matan Pada Masa Gusti Muhammad Saunan (Tahun 1922-1942) Ketapang Kalimantan Barat Rifaldi*, Muhamad; Firmansyah, Haris; Putri, Astrini Eka
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 9, No 3 (2024): Agustus, Education, Social Issue and History Education.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v9i3.30769

Abstract

This research aims to find out the history of various periods in several different periods in the Matan Ketapang Kingdom, West Kalimantan, especially in the period 1922-1942, this is an effort to pass on memories to the next generation. This research method itself uses historical research which consists of Topic Selection, Heuristics, Verification, Interpretation, and Historiography. Heuristics or source collection in this research uses oral sources and secondary sources in the form of books related to the Matan Kingdom, both the history of the founding of the Matan Kingdom and how the Matan Kingdom moved from its previous location. Then in the results of this research it was discovered how the arrival of the Dutch and Japanese made people's lives very miserable, where they lived with burdensome "Blasting" taxes. Furthermore, 1922 was the year that Panembahan Gusti Muhammad Saunan was appointed King. During the Panembahan Gusti government, Muhammad Saunan, who was so wise and firm, certainly won the hearts of the people of Ketapang because he never flinched when facing attacks from the invaders. Then, this research also provides knowledge that the last king who ruled in the Matan Ketapang Kingdom, West Kalimantan, namely Gusti Muhammad Saunan, was classified as a modern king because he had educational provisions that could not be underestimated, this he got when he was sent to school at a Dutch school at that time. still a teenager. Until the end of his term of office, due to the foreman tragedy, to be precise, he no longer served as King in 1942 because he was reported to have died and then there was no one left in the Matan Kingdom.
Efektivitas Media Film Battle Of Surabaya Terhadap Sikap Nasionalisme Peserta Didik Pada Pembelajaran Sejarah Kelas XI SMA Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya Putri*, Wella Prasetya; Chalimi, Ika Rahmatika; Putri, Astrini Eka; Firmansyah, Andang; Firmansyah, Haris
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.27092

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efektivitas media film Battle of Surabaya terhadap sikap nasionalisme peserta didik pada pembelajaran sejarah kelas XI SMA Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan bentuk Quasi Eksperimental Design tipe Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian adalah peserta didik kelas XI IIS SMA Kemala Bhayangkari. Terdapat dua sampel pada penelitian, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil dengan teknik Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Data penelitian diperoleh melalui angket, observasi serta dokumentasi. Analisis dari perolehan data penelitian menggunakan uji regresi linear sederhana, uji T-Test independent dan uji effect size. Hasil dari penelitian menunjukkan, pertama sikap nasionalisme peserta didik sebelum menggunakan media film Battle of Surabaya sebenarnya sudah ada namun hanya sebagian dari enam indikator sudah dimiliki peserta didik dengan diperoleh hasil rata-rata Pretest kelas eksperimen sebesar 123.32, dan untuk Pretest kelas kontrol sebesar 109.25. Kedua, sikap nasionalisme peserta didik sesudah menggunakan media film Battle of Surabaya kelas eksperimen hasil rata-rata angket mengalami peningkatan Post Test sebesar 123.55 sedangkan untuk Post Test kelas kontrol sebesar 106.70. Ketiga, hasil uji hipotesis memakai T-Test independent didapatkan nilai signifikansi (sig.2 tailed) 0.000 0.05, maka diartikan penggunaan media film Battle of Surabaya efektif terhadap sikap nasionalisme dan berdasarkan perhitungan uji effect size sikap nasionalisme peserta didik menggunakan media film Battle of Surabaya adalah 1,132.
Analisis Minat Membaca Buku Sejarah Siswa Sekolah Menengah Atas Firmansyah, Haris
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) minat membaca buku sejarah siswa sekolah menengah atas, (2) kendala dalam menumbuhkan minat membaca buku sejarah pada siswa sekolah menengah atas, dan (3) upaya guru mata pelajaran sejarah dalam menumbuhkan minat membaca buku sejarah siswa sekolah menengah atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif Lokasi penelitian ini berada di kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Rasau Jaya Dalam mengumpulkan data-data dan informasi, peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun aktivitas dalam analisis data dalam penelitian antara lain reduction data, display data, dan conclusion drawing/verification. (1) Minat membaca buku sejarah pada siswa kelas dapat di katakan bahwa hanya beberapa siswa yang suka membaca buku sejarah, (2) Adapun faktor – faktor yang menjadi kendala dalam menumbuhkan tingkat minat baca, yaitu: Sistem Pembelajaran, Siswa Lebih Menyukai Sosial Media, Tidak Ada Minat Membaca dan Lingkungan. dan (3) Upaya yang dilakukan guru mata pelajaran sejarah dalam menumbuhkan minat membaca buku sejarah, yakni: Sistem Pembelajaran Sejarah yang Lebih Menarik, Media dan Model Pembelajaran yang Menarik dan Studi Literatur di Perpustakaan.
Pengaruh Penggunaan Teknologi Digital dalam Pembelajaran Sejarah terhadap Berpikir Sejarah Peserta didik Firmansyah, Haris
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.11015

Abstract

Penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran sejarah telah menjadi topik yang semakin relevan dalam konteks pendidikan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak penggunaan teknologi digital dalam meningkatkan kemampuan berpikir sejarah siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur untuk mengumpulkan informasi dari berbagai artikel terkait. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa integrasi teknologi digital dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengalaman belajar yang lebih interaktif dan mendalam. Namun, terdapat kekhawatiran bahwa ketergantungan pada teknologi digital dapat mengurangi kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan kritis secara mandiri, terutama dalam analisis sumber sejarah. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran sejarah terhadap kemampuan berpikir sejarah siswa secara menyeluruh. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi pendidik dalam mengembangkan strategi yang efektif dalam mengintegrasikan teknologi digital dalam pembelajaran sejarah guna memaksimalkan potensi siswa dalam memahami dan menganalisis konteks sejarah dengan lebih baik.
Analisis Penerapan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Sejarah Firmansyah, Haris
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.11189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pendekatan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran sejarah di SMA N 1 Rasau Jaya. Pembelajaran sejarah tradisional sering kali tidak mampu mengajak siswa untuk terlibat secara aktif dan kritis, sehingga diperlukan metode yang lebih interaktif. Metode inkuiri memungkinkan siswa untuk menjadi peneliti sejarah mereka sendiri, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan bukti, dan mencapai kesimpulan secara mandiri. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri yang diterapkan oleh Bapak Reyhan Ainun Jafi berhasil meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini meliputi kompetensi guru, motivasi siswa, fasilitas pendukung, dan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, penerapan pendekatan inkuiri dapat menjadi lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pelajaran sejarah. Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi pengembangan praktik pembelajaran sejarah yang lebih efektif dan berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa.
Pemanfaatan Museum Provinsi Kalimantan Barat Sebagai Sumber Belajar Sejarah Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Pontianak Kumala Dewi, Ratih; Chalimi, Ika Rahmatika; Firmansyah, Haris
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.13777

Abstract

Penelitian ini didorong pada kurang optimalnya pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran sejarah. Tujuan dari penelitian ini untuk memaksimalkan ketersediaan sumber belajar pada wilayah sekolah yaitu museum Provinsi Kalimantan Barat. Metode kualitatif dimanfaatkan pada penelitian ini dengan berfokuskan pada pengetahuan mendalam terkait fenomena pengalaman realitas yang dirasakan individu serta menjelaskan dan mencerna sesuatu yang tidak terlihat dari pengalaman subjektif individu yang mencakup analisis data. Aktivitas analisis yang dilaksanakan peneliti meliputi: wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa museum Provinsi Kalimantan Barat memaikan peran penting dalam mempertahankan warisan budaya dan sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah. Dengan adanya museum Provinsi Kalimantan Barat ini, peserta didik dapat mengetahui dan memahami peninggalan lokal yang tersedia di Kalimantan Barat dan bangga dengan budaya yang ada serta dapat melestarikan sejarah lokal
Enhancing Historical Understanding through Local Wisdom Based Learning: A Case Study in Senior High Schools Firmansyah, Haris; Ramadhan, Iwan; Wiyono, Hadi
Diakronika Vol 25 No 1 (2025): DIAKRONIKA
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/diakronika/vol25-iss1/477

Abstract

In the growing concern over students’ detachment from historical content and the weakening of cultural identity, contextualizing history education through local wisdom emerges as a pedagogical imperative. This study explores how integrating local wisdom into history education can enhance student engagement, historical comprehension, and emotional connection to the subject at SMA N Kota Pontianak. Using a qualitative case study approach, data were collected through classroom observations, teacher interviews, and student reflections. The results demonstrate that local wisdom-based learning enriches historical understanding by linking curriculum content to students’ cultural heritage through folklore, oral traditions, and community narratives. Students showed increased motivation, active participation, and a stronger emotional bond with historical topics, reinforcing their cultural pride and sense of identity. While aligning with existing research on contextual learning, this study offers a novel contribution by examining the affective dimension of learning and its implementation in a multicultural, local Indonesian context. It highlights the strategic role of teachers in adapting local narratives into history lessons. It underscores the pedagogical value of local wisdom for fostering critical thinking, cultural awareness, and identity-based meaning-making. Despite challenges such as limited teaching resources and diverse interpretations of local traditions, the study concludes that local wisdom-based learning represents a powerful approach to revitalizing history education. It recommends that curriculum developers and educators systematically integrate local wisdom to promote more relevant, reflective, and inclusive learning experiences.
SOCIALIZATION OF TRI DHARMA MONITORING INSTRUMENTS HIGHER EDUCATION FOR STUDY PROGRAMS IN THE FKIP ENVIRONMENT OF TANJUNGPURA UNIVERSITY Firmansyah, Haris; Riyanti, Dwi; Ariyati, Eka; Nurdini M., Asriah; Bunau, Eusabinus; Yunitaningrum, Wiwik; Pranata, Rio; Sahidi, Sahidi
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 8 No. 4 (2024): DESEMBER
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/abdidos.v8i4.2496

Abstract

The Community Partnership Program (PKM) aims to increase the understanding of study programs at the Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) Tanjungpura University regarding the implementation and monitoring of the Tri Dharma of Higher Education, which includes education, research, and community service. This activity involves the socialization of monitoring instruments designed by the Faculty Quality Assurance Unit (UPMF) to evaluate the quality of academic and managerial services within FKIP. The approach used in this PKM includes socialization and Focus Group Discussion (FGD) which allows participants to provide input related to the instruments that have been socialized. The results of the PKM showed that the participants, consisting of the Head of Department, Head of Study Program, and representatives of the Quality Assurance Group, gained an in-depth understanding of the importance of monitoring and evaluation to ensure the quality of the Tri Dharma. Feedback from the FGD is also used to improve the monitoring instrument to be more relevant to the context of the study program. With effective monitoring instruments, it is hoped that the study program at FKIP Tanjungpura University can improve the quality of education, research, and community service according to the set standards, support the improvement of the quality of higher education, and make a positive contribution to the community.